BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
D. Pembahasan
1. Analisis Kemampuan Literasi Matematika
Jawaban-jawaban siswa dalam mengerjakan tes ini dapat
dikelompokkan menjadi 3, selanjutnya akan dideskripsikan
jawaban-jawaban siswa tersebut.
a. Level 3
Gambar 4.4 Jawaban Tes Siswa A (1) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 4.5 Jawaban Tes Siswa A (2)
Dari pekerjaan siswa nomor 1 diatas, terlihat bahwa
penyampaian informasi siswa mengenai apa yang diperoleh dari
permasalahan yang diberikan masih kurang lengkap. Namun,
siswa menuliskan dengan jelas variabel-variabel yang dipakai
memiliki pengertian seperti apa. Sebelumnya, siswa
80
undangan sehingga penulisan πΏββ oleh siswa memiliki arti turunan
pertama dari πΏβ. Penulisan πΏββ akan bermakna lain jika siswa
sebelumnya tidak mendefinisikan variabel πΏβ. Interpretasi gambar
yang dibuat oleh siswa merupakan satu poin tambahan untuk
mendukung pendefinisian variabel yang telah dituliskan
sebelumnya.
Siswa dapat menjawab sesuai dengan prosedur atau
langkah-langkah yang tepat dan berurutan. Penggunaan operasi,
bahasa simbol, formal, dan teknis sudah baik. Walaupun
penyampaian strategi memecahkan masalah dan alasan yang
diberikan masih kurang lengkap namun siswa dapat menerapkan
strategi tersebut sehingga dapat menyelesaikan masalah yang
diberikan. Siswa juga dapat mengomunikasikan hasil perhitungan
mereka dan menginterpretasikan kembali ke permasalahan yang
diberikan. Selain itu, siswa juga menggunakan alat matematika
untuk memastikan kebenaran dari solusi yang telah ia kerjakan
sebelumnya (tanpa alat).
Gambar 4.6 Jawaban Tes Siswa A (3)
Gambar 4.7 Jawaban Tes Siswa A (4)
Berdasarkan pekerjaan siswa nomor 2 diatas,
82
permasalahan yang diberikan masih kurang lengkap.
Pendefinisian variabel sudah tepat. Siswa dapat menjawab
dengan langkah-langkah yang berurutan namun tidak disertai
dengan alasan yang lengkap. Pada permasalahan, siswa diberikan
suatu grafik yang belum diketahui bentuk persamaan/fungsinya.
Siswa diminta untuk menentukan fungsi dari grafik yang
diberikan terlebih dahulu. Langkah ini disebut juga representasi
grafik menjadi kalimat matematika. Siswa menentukan fungsi
dengan benar dan langkah-langkah yang dituliskan sesuai dengan
pengetahuan yang telah mereka pelajari sebelumnya.
Terdapat langkah siswa yang kurang tepat, yaitu terkait
dengan mensubstitusikan nilai π₯ yang diperoleh sehingga
menghasilkan solusi yang diminta. Setelah menemukan nilai π₯
yang memenuhi, siswa tidak melakukan substitusi nilai π₯ ke
persamaan π(π₯). Siswa melakukan langkah yang kurang tepat,
yaitu mensubstitusikan nilai π₯ = 0 ke persamaan πβ²(π₯) dan
proses perhitungannya kurang tepat. Solusi yang dituliskan juga
kurang jelas, nilai 100.000 tidak dituliskan dengan jelas dari mana
asalnya. Akibatnya solusi yang didapatkan kurang tepat.
Gambar 4.8 Jawaban Tes Siswa B (1)
Berdasarkan pekerjaan siswa B nomor 1, terlihat bahwa
penyampaian informasi siswa mengenai apa yang diperoleh dari
permasalahan yang diberikan singkat dan masih kurang lengkap.
Siswa tidak mendefinisikan variabel-variabel yang dituliskan
dengan lengkap sehingga terdapat beberapa langkah yang kurang
jelas. Siswa juga tidak menginterpretasikan apa saja yang
diketahui ke dalam bentuk gambar. Siswa dapat menjawab sesuai
dengan prosedur atau langkah-langkah yang berurutan.
Penyampaian strategi memecahkan masalah dan alasan yang
diberikan masih kurang lengkap serta penggunaan operasi,
84
Pada poin c) yang dituliskan oleh siswa, substitusi nilai π yang
seharusnya adalah 54
π tetapi siswa menuliskan 54π. Kedua hal tersebut memiliki makna yang sangat berbeda. Selain itu,
Penggunaan operasi, bahasa simbol, formal, dan teknis yang
kurang tepat adalah sebagai berikut.
a) 162 π 2 β 2 yang seharusnya 162
π2 β 2 atau 162πβ2β 2; b) 2π. 2 yang seharusnya 2π2; dan
c) 2π yang seharusnya π2.
Dari jawaban yang dituliskan, siswa tidak
mengomunikasikan solusi atau hasil perhitungan dan tidak
menginterpretasikan kembali ke permasalahan yang diberikan.
Selain itu, siswa juga tidak menggunakan alat matematika untuk
memastikan kebenaran dari solusi yang telah ia kerjakan
sebelumnya (tanpa alat).
Gambar 4.9 Jawaban Tes Siswa B (2)
Berdasarkan pekerjaan siswa nomor 2 diatas,
penyampaian informasi mengenai apa yang diperoleh dari
permasalahan yang diberikan masih kurang lengkap.
Pendefinisian variabel sudah tepat. Siswa dapat menjawab
dengan langkah-langkah yang berurutan namun tidak disertai
dengan alasan yang lengkap. Pada permasalahan, siswa diberikan
suatu grafik yang belum diketahui bentuk persamaan/fungsinya.
Siswa diminta untuk menentukan fungsi dari grafik yang
diberikan terlebih dahulu. Langkah ini disebut juga representasi
86
dengan benar dan langkah-langkah yang dituliskan sesuai dengan
pengetahuan yang telah mereka pelajari sebelumnya.
Terdapat langkah siswa yang kurang tepat, yaitu terkait
dengan mensubstitusikan nilai π₯ yang diperoleh sehingga
menghasilkan solusi yang diminta. Setelah menemukan nilai π₯
yang memenuhi, siswa tidak melakukan substitusi nilai π₯ ke
persamaan π(π₯). Siswa melakukan langkah yang kurang tepat,
yaitu mensubstitusikan nilai π₯ = 0 ke persamaan πβ²(π₯) dan
proses perhitungannya kurang tepat. Solusi yang dituliskan juga
kurang jelas, nilai 100.000 tidak dituliskan dengan jelas dari mana
asalnya. Akibatnya solusi yang didapatkan kurang tepat.
c. Level 1
88
Gambar 4.11 Jawaban Tes Siswa C (2)
Berdasarkan pekerjaan siswa C nomor 1 diatas, terlihat
bahwa siswa mengerjakan tes tidak menggunakan prosedur atau
langkah-langkah yang tepat yang sesuai dengan materi yang telah
dipelajari. Siswa menuliskan dugaan jawaban mereka yang sesuai
dengan informasi yang telah diberikan, tidak ada prosedur
menyelesaikan permasalahan yang diberikan. Siswa dapat
menginterpretasikan informasi yang mereka peroleh dalam
bentuk gambar. Untuk penulisan kata-kata dan pemberian alasan
(komunikasi) yang dituliskan oleh siswa sudah baik, namun untuk
penyampaian strateginya masih kurang sesuai dengan ide
penyelesaian yang sesuai dengan pokok bahasan turunan.
Dari jawaban yang dituliskan, siswa tidak
mengomunikasikan solusi atau hasil perhitungan dan tidak
menginterpretasikan kembali ke permasalahan yang diberikan.
Siswa menuliskan bagaimana cara menjawab permasalahan
yang diberikan tanpa mengomunikasikan solusi yang diperoleh.
Selain itu, siswa juga tidak menggunakan alat matematika untuk
memastikan kebenaran dari solusi yang telah ia kerjakan
90
Gambar 4.12 Jawaban Tes Siswa C (3)
Gambar 4.13 Jawaban Tes Siswa C (4) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
penyampaian informasi mengenai apa yang diperoleh dari
permasalahan yang diberikan sudah cukup lengkap. Pendefinisian
variabel sudah tepat. Namun, penyampaian strateginya masih
kurang tepat, tidak sesuai dengan apa yang telah dipelajari
sebelumnya.
Pada permasalahan, siswa diberikan suatu grafik yang
belum diketahui bentuk persamaan/fungsinya. Oleh karena itu,
siswa diminta untuk menentukan fungsi dari grafik yang
diberikan terlebih dahulu. Langkah ini disebut juga representasi
grafik menjadi kalimat matematika. Berdasarkan jawaban tes
siswa C diatas, siswa tidak menentukan fungsi dengan benar.
Siswa hanya merepresentasikan dan menuliskan kembali apa
yang mereka pahami dari grafik yang diberikan, tanpa melihat
informasi tambahan berupa kalimat yang ada pada permasalahan.
Hal ini dapat dilihat dari cara siswa merepresentasikan grafik ke
dalam kalimat matematika. Dari permasalahan yang diberikan,
dituliskan bahwa grafik yang diberikan merupakan biaya yang
diperlukan oleh Suho untuk memproduksi satu buah lemari 3
pintu. Selanjutnya siswa harus menemukan suatu fungsi yang
akan digunakan untuk menentukan biaya produksi minimum
yang diperlukan oleh Suho dalam kurun waktu 1 tahun untuk
92
Pemahaman siswa yang kurang tepat terkait dengan
permasalahan yang diberikan mengakibatkan
langkah-langkah/prosedur yang dilakukan oleh siswa juga kurang tepat.
Selain itu, siswa juga tidak menggunakan langkah-langkah
penyelesaian pokok bahasan turunan. Hal ini terlihat tidak adanya
penggunaan bahasa simbol, teknis, dan formal yang terdapat pada
pokok bahasan turunan.
2. Analisis korelasi minat membaca dengan nilai tes kemampuan literasi
matematika
Pada proses literasi matematika, kegiatan membaca perlu
dilakukan oleh seseorang sebelum memulai proses literasi matematika
lainnya. Kegiatan membaca merupakan suatu aspek penting dalam
menentukan apakah seseorang menggunakan kemampuan literasi
matematikanya atau tidak dalam melaksanakan kehidupannya.
Membaca hanyalah langkah awal yang perlu dilakukan sebelum
melakukan proses literasi matematika. Terdapat faktor-faktor lain
yang mempengaruhi kemampuan literasi matematika, yaitu
kemampuan pokok yang mendasari proses matematika. Kemampuan
pokok tersebut adalah komunikasi, matematisasi, representasi,
penyampaian strategi, penalaran dan pemberian alasan, penggunaan
operasi, bahasa simbol, teknis, dan formal, serta penggunaan alat
matematika.
diperoleh bahwa koefisien korelasi antara minat membaca dengan
nilai tes kemampuan literasi matematika adalah sebesar 0,269. Hal ini
menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif namun tidak
signifikan antara minat membaca dengan nilai tes kemampuan literasi
matematika. Selain itu, dengan koefisien determinasi (πΎπ·) dapat
diketahui seberapa berpengaruhnya minat membaca terhadap nilai tes
kemampuan literasi matematika. Pengaruh minat membaca terhadap
nilai tes kemampuan literasi matematika hanya sebesar 7,24%.
Sedangkan 92,76% dipengaruhi oleh faktor-faktor lainnya. Faktor
lainnya yang mempengaruhi kemampuan literasi matematika adalah
pengetahuan dan keterampilan seseorang dalam matematika serta cara
seseorang menjelaskan matematika kepada orang lain baik dalam
bentuk lisan maupun tulisan.
Menurut Farida Rahim (2007:28), minat membaca adalah
suatu gairah atau keinginan besar yang dimiliki oleh seseorang untuk
membaca suatu bahan bacaan tanpa paksaan orang lain disertai
melakukan usaha-usaha besar untuk mendapatkan bahan bacaan yang
ingin mereka baca bagaimanapun caranya. Berdasarkan hal tersebut,
seseorang yang memiliki minat membaca tinggi akan berusaha
mendapat bahan bacaan dan akan membaca bahan bacaan tersebut
94
Tidak dapat dipungkiri, terdapat seseorang yang memiliki
minat membaca yang tinggi namun mudah melupakan informasi apa
saja yang diperoleh dari kegiatan membacanya. Hal ini dapat menjadi
dampak yang buruk dalam kemampuan literasi matematikanya. Atau
sebaliknya, seseorang yang memiliki minat membaca rendah namun
memiliki daya tangkap dan analisis yang baik sehingga dapat
berdampak baik bagi kemampuan literasi matematikanya.
Berdasarkan hal tersebut, dapat diketahui bahwa minat membaca tidak
berkorelasi secara signifikan dengan kemampuan literasi matematika
karena siswa yang memiliki minat membaca tinggi belum tentu
memiliki daya tangkap dan analisis yang tinggi juga dan terdapat
siswa yang memiliki minat membaca yang rendah namun daya
tangkap dan analisisnya baik sehingga berpengaruh baik juga terhadap
kemampuan literasi matematikanya. Selain itu, karena instrumen
minat membaca secara umum yang dipakai pada penelitian ini yang
hasilnya akan dihubungkan dengan kemampuan literasi matematika
siswa mengakibatkan tidak ada hubungan yang signifikan antara
minat membaca dengan kemampuan literasi matematika.
Berdasarkan penelitian yang berjudul βProfil Kemampuan Literasi Matematika Siswa Berkemampuan Matematis Rendah dalam Menyelesaikan Soal Berbentuk PISAβ oleh Ahmad Khoirudin, Rina Dwi Setyawati dan Farida Nursyahida, faktor-faktor yang
adalah sebagai berikut:
a. Materi yang dipilih untuk tes kemampuan literasi matematika.
Siswa-siswa cenderung dapat mengerjakan soal dengan materi
tertentu yang sering diberikan oleh guru.
b. Pembelajaran matematika di kelas dengan metode yang menarik
menjadikan siswa mudah memahami materi yang sedang
dipelajari. Akibatnya, siswa tidak kesulitan dalam mengerjakan
soal matematika yang diberikan.
c. Lingkungan kelas dan teman-teman yang ada di kelas tersebut
sangat bepengaruh dalam meningkatkan konsentrasi belajar di
kelas.
d. Dukungan dari keluarga untuk belajar. Kemampuan literasi
matematika siswa akan meningkat jika adanya dukungan dari
keluarga untuk terus belajar (belajar tidak hanya dilakukan di
sekolah saja).
e. Kemampuan siswa itu sendiri. Kemampuan masing-masing siswa
pastilah berbeda-beda dalam hal memahami suatu informasi
sehingga akan mempengaruhi tinggi rendahnya kemampuan
literasi matematika juga.
f. Kesiapan siswa secara fisik dan mental dalam pelaksanaan tes.
96
tes siswa harus menyiapkan diri secara fisik dan mental terlebih
dahulu.
Selain itu, penelitian yang berjudul βFaktor-Faktor yang
Memengaruhi Capaian Literasi Matematika Siswa Indonesia dalam PISA 2012β oleh Rogers Pakpahan, menuliskan bahwa faktor utama yang mempengaruhi capaian literasi matematika siswa Indonesia
peserta PISA 2012 adalah sebagai berikut:
a. Jati diri. Faktor jati diri yang mempengaruhi berkaitan dengan
jenjang pendidikan, pendidikan TK, dan kedisiplinan masuk
sekolah.
b. Kondisi sosial ekonomi dan budaya. Lingkungan sosial budaya
yang mempengaruhi adalah kondisi rumah tinggalnya, artinya
peserta tinggal dengan siapa dan tingkat pendidikan
orangtuanya. Untuk hal ekonomi, orangtua yang bekerja
seharian berpengaruh terhadap capaian siswa.
c. Kepemilikan komputer beserta software yang berkaitan dengan
matematika yang digunakan untuk proses pembelajaran dan
kepemilikan buku-buku.
Jadi berdasarkan pembahasan diatas, minat membaca bukan
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kemampuan literasi
matematika siswa. Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi
kemampuan literasi matematika, diantaranya adalah daya tangkap dan
dan teman, dan jati diri.