• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

B. Pembahasan

Pada bagian ini peneliti akan membahas hasil penelitian untuk menjawab rumusan masalah yang telah dibuat yaitu bagaimana pengembangan perangkat pembelajaran pada topik bilangan bulat menggunakan PPR dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing, bagaimana kualitas perangkat pembelajaran pada topik bilangan bulat menggunakan PPR dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing, bagaimana respon guru dan siswa terhadap perangkat pembelajaran pada topik bilangan bulat menggunakan PPR dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing. Peneliti mengembangkan perangkat pembelajaran berdasarkan prosedur penelitian dan pengembangan menurut Sugiyono.

Perangkat pembelajaran diujicobakan di SMP Negeri 1 Yogyakarta pada tanggal 23 Juli 2018, 26 Juli 2018, 30 Juli 2018, dan 2 Agustus 2018 dengan 34 siswa kelas VIIB. Ujicoba produk dilaksanakan sebanyak 4 kali pertemuan, pertemuan kelima diadakan ulangan harian untuk materi bilangan bulat, dan pertemuan keenam diadakan kegiatan remedial bagi siswa yang nilai ulangannya belum memenuhi KKM yaitu 68. Setiap

pembelajaran dilaksanakan dengan alokasi waktu 2×40 menit, ulangan harian dilaksanakan dengan waktu 60 menit, dan kegiatan remedial dilaksanakan diluar jam pembelajaran. Ulangan harian diadakan pada 6 Agustus 2018 dan remedial diadakan pada 13 Agustus 2018 . Kegiatan remedial dilaksanakan karena terdapat 10 anak yang belum mecapai kriteria kentutasan minimal. Pelaksana ujicoba perangkat pembelajaran adalah guru matematika kelas VII B SMP Negeri 1 Yogyakarta dan peneliti sebagai observer keterlaksanaaan pembelajaram yang dikembangkan oleh peneliti. Pada pertemuan pertama keterlaksanaan pembelajaran mencapai 83,8%, pertemuan kedua 82,4%, pertemuan ketiga 94,1%, dan pertemuan keempat mencapai 95,6%. Rata-rata keterlaksanaan pembelajaran mencapai dari 4 pertemuan mencapai 89% yang termasuk dalam kategori sangat baik. Berikut adalah pembahasan dari hasil penelitian pengembangan perangkat pembelajaran pada materi bilangan bulat dengan menggunakan pendekatan PPR dan model pembelajaran inkuiri terbimbing.

1. Pengembangan Perangkat Pembelajaran a. Potensi dan Masalah

Peneliti menggunakan teknik wawancara untuk mengetahui potensi dan masalah yang dialami siswa kelas VII. Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan, potensi yang didapatkan oleh peneliti yaitu guru pernah melakukan pembelajaran dengan pendekatan PPR, namun dalam pelaksanaannya ada beberapa tahap yang belum terlaksana dengan maksimal, serta siswa memiliki semangat belajar

yang tinggi. Sedangkan masalah yang muncul adalah beberapa siswa masih perlu pendampingan belajar yang mendalam. Banyak siswa masih kesulitan untuk memahami materi bilangan bulat, meskipun materi bilangan bulat sudah diajarkan di bangku Sekolah Dasar. Selain itu, karena terbatasnya alat peraga yang dimiliki oleh sekolah, membuat guru tidak sering menggunakan alat peraga untuk membantu siswa dalam memahami konsep, khususnya pada materi bilangan bulat. Melihat potensi dan masalah yang telah diperoleh, peneliti merancang perangkat pembelajaraan yang akan diterapkan pada kegiatan pembelajaran matematika.

b. Pengumpulan Data

Pada tahap ini, peneliti mencari informasi dari berbagai sumber untuk mencari solusi dalam mengatasi masalah-masalah yang telah diperoleh. Peneliti mengembangkan perangkat pembelajaran menggunakan pendekatan Peradigma Pedagogi Reflektif dan model pembelajaran Inkuiri Terbimbing pada materi bilangan bulat di kelas VII B SMP Negeri 1 Yogyakarta. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah wawancara, observasi uji coba produk, kuesioner respon siswa, soal ulangan harian lembar validasi dan dokumentasi yang berupa video serta rekaman.

c. Desain Produk

Berdasarkan hasil wawancara, peneliti merancang pembelajaran menggunakan Paradigma Pedagogi Reflektif dan model

pembelajaran Inkuiri Terbimbing pada materi bilangan bulat, dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan guru dan siswa serta mengatasi masalah-masalah yang diperoleh dari hasil wawancara. Desain perangkat pembelajaran yang dirancang peneliti meliputi silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), bahan ajar, Lembar Kerja Siswa (LKS), dan instrumen penilaian competence, conscience, compassion.

d. Validasi Desain Produk

Desain produk yang telah dibuat oleh peneliti selanjutnya divalidasi oleh ahli yang sudah berpengalaman dalam bidangnya yaitu dosen Pendidikan Matematika dan guru Matematika. Validasi desain dilakukan untuk mengetahui layak atau tidaknya sebuah produk digunakan, serta memberi penilaian terhadap produk yang telah dirancang. Hasil validasi dapat dilihat pada tabel 4.1 yang tergolong dalam kategori sangat baik. Lembar validasi dapat dilihat pada lampiran 4 halaman 142.

e. Revisi Desain Produk

Setelah produk divalidasi, selanjutnya dilakukan perbaikan pada produk sesuai dengan saran atau masukan dari para ahli. Hal ini bertujuan agar perangkat pembelajaran menjadi lebih baik dan layak untuk diujicobakan. Revisi atau perbaikan dapat dilihat pada tabel 4.2.

f. Ujicoba Produk

Desain perangkat pembelajaran yang telah divalidasi kemudian diujicobakan pada siswa kelas VII B SMP Negeri 1 Yogyakarta dengan jumlah 34 siswa yang terdiri dari 18 siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan. Guru matematika sebagai pelaksana ujicoba produk dengan mengajarkan materi bilangan bulat yang berpedoman pada perangkat pembelajaran yang telah dibuat oleh peneliti. Penerapan pendekatan Paradigma Pedagogi Reflektif dan model pembelajaran Inkuiri Terbimbing tampak pada kegiatan pembelajaran. Proses ini dapat dilihat melalui observasi ujicoba produk yang dilakukan saat proses pembelajaran. Penggunaan alat peraga dalam kegiatan pembelajaran sudah optimal, siswa merasa terbantu dengan dalam memahami konsep penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat, dan dapat menumbuhkan keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran.

g. Revisi Produk

Setelah dilakukan ujicoba produk, peneliti melakukan perbaikan terhadap kelemahan-kelemahan dalam produk yang telah didesain yaitu perangkat pembelajaran menggunakan pendekatan PPR dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing pada materi bilangan bulat.

2. Kualitas Perangkat Pembelajaran

Perangkat pembelajaran telah diujicobakan dalam proses pembelajaran selama 4 kali pertemuan, 1 kali ulangan harian, dan 1 kali remedial. Berikut ini adalah penjelasan mengenai kualitas perangkat pembelajaran menggunakan PPR dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing pada materi bilangan bulat.

a. Silabus

Silabus yang dikembangkan oleh peneliti menggunakan pendekatan PPR yang memuat tahapan konteks, pengalaman, refleksi, aksi, dan evaluasi. Tahapan tersebut terbagi dalam kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Pada kegiatan inti terhadap tahapan pengalaman yang dirancang menggunakan model pembelajaran inkuiti terbimbing. Silabus yang dikembangkan telah divalidasi oleh ahli yaitu dosen Pendidikan Matematika dan guru matematika. hasil dari validasi silabus diperoleh skor rata-rata 4,25 yang termasuk dalam kategori sangat baik sesuai dengan tabel 3.10. b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

RPP yang dikembangkan oleh peneliti dirancang untuk 4 kali pertemuan dan berpedoman pada silabus yang telah dibuat untuk materi bilangan bulat. Langkah-langkah pembelajaran yang terdapat dalam RPP ini sesuai dengan tahapan PPR yaitu konteks, pengalaman, refleksi, aksi, dan evaluasi yang dikemas dalam 3 tahap kegiatan, yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan

penutup. Pada kegiatan inti terdapat tahap pengalaman yang menggunakan model pembelajaran inkuiri yan terdiri dari 5 tahap yaitu merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, menguji hipotesis, dan menarik kesimpulan. Berdasarkan validasi dari para ahli yaitu dosen dan guru matematika, diperoleh skor rata-rata 4,31 yang termasuk dalam kategori sangat baik sesuai dengan tabel 4.1. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru, RPP yang digunakan sudah baik dan dapat digunakan sebagai panduan dalam kegiatan belajar mengajar di kelas.

c. Lembar Kerja Siswa (LKS)

LKS dikembangkan berdasarkan pendekatan PPR dan model pembelajaran inkuiri terbimbing. LKS yang telah divalidasi oleh ahli, diperoleh skor 4,28 yang termasuk dalam kategori sangat baik sesuai dengan tabel 3.10. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru dan siswa diperoleh bahwa LKS yang digunakan sudah baik dan dapat membantu siswa dalam memahami materi bilangan bulat. Hasil kuesioner respon siswa diperoleh bahwa LKS yang telah didesain menarik untuk digunakan.

d. Bahan Ajar

Bahan ajar digunakan untuk mempermudah guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Peneliti mengembangkan bahan ajar pada materi bilangan bulat. Bahan ajar telah divalidasi oleh ahli dan

diperoleh skor 4,9 yang termasuk dalam kategori sangat baik sesuai pada tabel 3.10.

e. Alat Peraga

Alat peraga yang dikembangkan oleh peneliti bertujuan untuk mempermudah siswa dalam mempelajari konsep penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Hasil validasi oleh ahli diperoleh skor 4,75 yang termasuk dalam kategori sangat baik sesuai pada tabel 3.10. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru dan siswa siperoleh bahwa alat peraga yang telah didesain dapat menambah pengalaman siswa dalam belajar bilangan bulat, dan memudahkan siswa dalam memahami konsep penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat.

Hasil kuesioner respon siswa diperoleh bahwa alat peraga yang di desain dapat memudahkan siswa dalam belajar bilangan bulat. f. Instrumen Penilaian

Penilaian dirancang berdasarkan penilaian dalam PPR yang mencakup 3 aspek yaitu competence, conscience, dan compassion. Penilaian competence telah divalidasi dan diperoleh skor 4,62 yang termasuk dalam kategori sangat baik, instrumen conscience diperoleh skor 4,71 dengan kategori sangat baik, dan instrumen compassion diperoleh skor 4,87 dengan kategori sangat baik

1) Aspek competence a) Ulangan Harian

Ulangan harian dilaksanakan pada tanggal 6 Agustus 2018 di kelas VII B SMP Negeri 1 Yogyakarta dengan jumlah anak sebanyak 34 orang. Ulangan harian ini bertujuan untuk mengukur kemampuan siswa terkait materi yang telah dipelajari yaitu bilangan bulat. Hasil yang diperoleh terdapat 24 siswa atau 70,6 % yang tuntas dan 10 siswa atau 29,4% yang belum tuntas atau belum memenuhi KKM. Hasil pekerjaan siswa dapat dilihat pada lampiran 20. Berikut adalah persentase ketuntasan ulangan harian siswa

Tabel 4 4 Persentase Ketuntasan Ulangan Harian Kriteria Jumlah Siswa Persentase

Tuntas 24 70,6%

Remidi 10 29,4%

Total 34 100%

b) Remedial

Kegiatan remedial dilaksanakan pada 13 Agustus dengan 10 orang siswa yang mengikuti remedi materi bilangan bulat. Hasil remedial diperoleh bahwa semua siswa tuntas dan memenuhi KKM. Hasil penkerjaan siswa dapat dilihat pada lampiran 21. Berikut adalah persentase ketuntasan remedial siswa.

Kriteria Jumlah Siswa Persentase

Tuntas 10 100%

Remidi 0 0%

Total 10 100%

2) Aspek conscience

Penilaian conscience merupakan aspek yang menekankan pada suara hati, sikap yang dinilai yaitu percaya diri, teliti, dan tanggungjawab. Adapun teknik penilaian conscience adalah dengan observasi pada saat proses pembelajaran. Penilaian ini dilakukan oleh 2 observer yakni peneliti dan rekan mahasiswa dari pertemuan pertama sampai pertemuan keempat. Berikut ini adalah hasil penilaian conscience.

Pertemuan Pertama

Tabel 4.5 Penilaian Conscience Pertemuan Pertama Aspek

Penilaian conscience

Perolehan Nilai

Baik Cukup Kurang Jumlah Siswa (%) Jumlah Siswa (%) Jumlah Siswa (%) Percaya Diri 28 82,3 5 14,7 1 2,9 Teliti 10 29,4 15 44,1 9 26,5 Tanggung Jawab 26 76,5 8 23,5 0 0

Berdasarkan tabel diatas, pada pertemuan pertama siswa yang percaya diri dengan kategori baik ada 28 siswa atau 82,3%, kategori cukup ada 5 siswa atau 14,7%, kategori kurang ada 1 siswa atau 2,9%. Siswa yang teliti dengan kategori baik ada 10 siswa atau 29,4%, kategori cukup ada 15 siswa atau 44,1%,

kategori kurang ada 9 siswa atau 26,5%. Siswa yang bertanggungjawab kategori baik ada 26 siswa atau 76,5%, kategori cukup ada 8 siswa atau 23,5%, dan tidak ada siswa yang menunjukkan kategori kurang.

Pertemuan Kedua

Tabel 4.6 Penilaian Conscience Pertemuan Kedua Aspek

Penilaian conscience

Perolehan Nilai

Baik Cukup Kurang Jumlah Siswa (%) Jumlah Siswa (%) Jumlah Siswa (%) Percaya Diri 29 85,3 4 11,8 1 2,9 Teliti 17 50 12 35,3 5 14,7 Tanggung Jawab 28 82,4 6 17,6 0 0

Berdasarkan tabel diatas, pada pertemuan kedua siswa yang percaya diri dengan kategori baik ada 29 siswa atau 85,3%, kategori cukup ada 4 siswa atau 11,8%, kategori kurang ada 1 siswa atau 2,9%. Siswa yang teliti dengan kategori baik ada 17 siswa atau 50%, kategori cukup ada 12 siswa atau 35,3%, kategori kurang ada 5 siswa atau 14,7%. Siswa yang bertanggungjawab kategori baik ada 28 siswa atau 82,4%, kategori cukup ada 6 siswa atau 17,6%, dan tidak ada siswa yang menunjukkan kategori kurang.

Pertemuan Ketiga

Tabel 4.7 Penilaian Conscience Pertemuan Ketiga Aspek

Penilaian conscience

Perolehan Nilai

Baik Cukup Kurang Jumlah Siswa (%) Jumlah Siswa (%) Jumlah Siswa (%) Percaya Diri 30 88,2 4 11,8 0 0 Teliti 17 50 15 44,1 2 5,9 Tanggung Jawab 21 61,8 13 38,2 0 0

Berdasarkan tabel diatas, pada pertemuan ketiga siswa yang percaya diri dengan kategori baik ada 30 siswa atau 88,2%, kategori cukup ada 4 siswa atau 11,8%, dan tidak ada siswa yang menunjukkan kategori kurang. Siswa yang teliti dengan kategori baik ada 17 siswa atau 50%, kategori cukup ada 15 siswa atau 44,1%, kategori kurang ada 2 siswa atau 5,9%. Siswa yang bertanggungjawab kategori baik ada 21 siswa atau 61,8%, kategori cukup ada 13 siswa atau 38,2%, dan tidak ada siswa yang menunjukkan kategori kurang.

Pertemuan Keempat

Tabel 4.8 Penilaian Conscience Pertemuan Keempat Aspek

Penilaian conscience

Perolehan Nilai

Baik Cukup Kurang Jumlah Siswa (%) Jumlah Siswa (%) Jumlah Siswa (%) Percaya Diri 29 85,3 5 14,7 0 0 Teliti 19 56 12 35,2 3 8,8 Tanggung Jawab 30 88,2 3 8,8 1 2,9

Berdasarkan tabel diatas, pada pertemuan keempat siswa yang percaya diri dengan kategori baik ada 29 siswa atau 85,3%, kategori cukup ada 5 siswa atau 14,7%, dan tidak ada siswa yang menunjukkan kategori kurang. Siswa yang teliti dengan kategori baik ada 19 siswa atau 56%, kategori cukup ada 12 siswa atau 35,2%, kategori kurang ada 3 siswa atau 8,8%. Siswa yang bertanggungjawab kategori baik ada 30 siswa atau 88,2%, kategori cukup ada 3 siswa atau 8,8%, dan kategori kurang ada 1 siswa atau 2,9%.

3) Aspek compassion

Penilaian compassion merupakan aspek yang menekankan pada kerja sama (saling membantu), menghargai, dan peduli. Aspek compassion juga dinilai pada saat proses pembelajaran di dalam kelas dengan 2 observer. Berikut ini adalah hasil dari penilaian compassion.

Pertemuan Pertama

Tabel 4.9 Penilaian Compassion Pertemuan Pertama Aspek

Penilaian compassion

Perolehan Nilai

Baik Cukup Kurang

Jumlah Siswa (%) Jumlah Siswa (%) Jumlah Siswa (%) Kerjasama 25 73,5 8 23,5 1 2,9 Menghargai 31 91,2 3 8,8 0 0 Peduli 24 70,6 6 17,6 4 11,8

Berdasarkan tabel diatas, pada pertemuan pertama siswa yang menunjukkan sikap kerjasama dengan kategori baik ada 25 siswa atau 73,5%, kategori cukup ada 8 siswa atau 23,5%, dan pada kategori kurang ada 1 siswa atau 2,9%. Siswa yang menunjukkan sikap saling menghargai dengan kategori baik ada 25 siswa atau 73,5%, dalam kategori cukup ada 8 siswa atau 23,5%, dan 1 siswa atau 2,9% dengan kategori kurang. Siswa yang menunjukkan sikap peduli dengan kategori baik ada 24 siswa atau 10,6%, kategori cukup ada 6 siswa atau 17,6%, dan 4 siswa atau 11,8% dalam kategori kurang.

Pertemuan Kedua

Tabel 4.10 Penilaian Compassion Pertemuan Kedua Aspek

Penilaian compassion

Perolehan Nilai

Baik Cukup Kurang

Jumlah Siswa (%) Jumlah Siswa (%) Jumlah Siswa (%) Kerjasama 29 85,2 4 11,8 1 2,9 Menghargai 29 85,2 5 14,7 0 0 Peduli 28 82,3 4 11,8 2 5,9

Berdasarkan tabel diatas, pada pertemuan kedua siswa yang menunjukkan sikap kerjasama dengan kategori baik ada 29 siswa atau 85,2%, kategori cukup ada 4 siswa atau 11,8%, dan pada kategori kurang ada 1 siswa atau 2,9%. Siswa yang menunjukkan sikap saling menghargai dengan kategori baik ada 29 siswa atau 85,2%, dalam kategori cukup ada 5 siswa atau 14,7%, dan tidak ada siswa yang menunjukkan kategori kurang. Siswa yang menunjukkan sikap peduli dengan kategori baik ada 28 siswa atau 82,3%, kategori cukup ada 4 siswa atau 11,8%, dan 2 siswa atau 5,9% dalam kategori kurang.

Pertemuan Ketiga

Tabel 4.11 Penilaian Compassion Pertemuan Ketiga Aspek

Penilaian compassion

Perolehan Nilai

Baik Cukup Kurang Jumlah Siswa (%) Jumlah Siswa (%) Jumlah Siswa (%) Kerjasama 30 88,2 4 11,8 0 0 Menghargai 26 76,5 8 23.5 0 0 Peduli 17 50 17 50 0 0

Berdasarkan tabel diatas, pada pertemuan ketiga siswa yang menunjukkan sikap kerjasama dengan kategori baik ada 30 siswa atau 88,2%, kategori cukup ada 4 siswa atau 11,8%, dan tidak ada siswa dalam kategori kurang. Siswa yang menunjukkan sikap saling menghargai dengan kategori baik ada 26 siswa atau 76,5%, dalam kategori cukup ada 8 siswa atau 23,5%, dan tidak ada siswa yang menunjukkan kategori kurang. Siswa yang menunjukkan sikap peduli dengan kategori baik ada 17 siswa atau 50%, kategori cukup ada 17 siswa atau 50%, dan tidak ada siswa yang menunjukkan kategori kurang.

Pertemuan Keempat

Tabel 4.12 Penilaian Compassion Pertemuan Keempat Aspek

Penilaian compassion

Perolehan Nilai

Baik Cukup Kurang Jumlah Siswa (%) Jumlah Siswa (%) Jumlah Siswa (%) Kerjasama 27 79,4 7 20,6 0 0 Menghargai 26 76,5 8 23,5 0 0 Peduli 28 82,3 5 14,7 1 2,9

Berdasarkan tabel diatas, pada pertemuan keempat siswa yang menunjukkan sikap kerjasama dengan kategori baik ada 27 siswa atau 79,4%, kategori cukup ada 7 siswa atau 20,6%, dan tidak ada siswa dalam kategori kurang. Siswa yang menunjukkan sikap saling menghargai dengan kategori baik ada 26 siswa atau 76,5%, dalam kategori cukup ada 8 siswa atau 23,5%, dan tidak ada siswa yang menunjukkan kategori kurang. Siswa yang menunjukkan sikap peduli dengan kategori baik ada 28 siswa atau 82,3%, kategori cukup ada 5 siswa atau 14,7%, dan ada 1 siswa atau 2,9% yang menunjukkan kategori kurang.

3. Respon Guru dan Siswa a. Respon Guru

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan guru yang dilaksanakan setelah uji coba produk, guru merasa senang dan tidak mengalami kesulitan dalam melaksanakan pembelajaran dengan pendekatan PPR dan model pembelajaran inkuiti terbimbing. Guru menjelaskan bahwa dengan PPR yang memuat kegiatan refleksi, sangat membantu guru untuk melihat respon siswa terhadap pembelajaran yang dilakukan, sehingga dengan refleksi siswa, guru dapat memperbaiki kegiatan pembelajaran yang sesuai untuk siswa. Menurut guru, siswa menjadi aktid dan melatih kerjasama antar siswa, siswa yang awalnya tidak mau kerjasama akhirnya juga mau bekerjasama. Pengalaman belajar siswa sudah menumbuhkan nilai-nilai kemanusiaan, menurut guru tingkat kepercayaan diri siswa kelas VIIB sangat tinggi, meskipun jawabannya kurang tepat tetapi siswa tetap percaya diri. Siswa dapat memahami materi yang diajarkan menggunakan PPR, namun ada beberapa siswa juga yang masih sulit memahami. Alat peraga yang digunakan sudah baik dan dapat membantu guru dalam melaksanakan pembelajaran.

b. Respon Siswa

Berdasarkan kuesioner respon siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran menggunakan pendekatan PPR dan model pembelajaran inkuiri terbimbing diperoleh skor rata-rata 93,27 yang termasuk dalam kategori baik. Hasil perhitungan kuesioner siswa dapat dilihat pada lampiran 30.

Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa siswa kelas VII B SMP Negeri 1 Yogyakarta, diperoleh bahwa siswa merasa senang dengan pembelajaran yang dilakukan. Siswa merasa lebih senang dengan kegiatan diskusi karena mereka dapat belajar banyak hal diantaranya melatih tanggung jawab, saling menghargai teman, kekompakan, dan siswa menjadi lebih paham dengan materi yang diajarkan. Siswa merasa alat peraga yang digunakan dapat membantu memahami materi, namun ada salah satu siswa yang merasa alat peraganya tidak membantu karena sulit untuk pemakaiannya. Siswa sudah melakukan kegiatan refleksi dengan jujur, refleksi dapat membantu siswa untuk menarik makna dari kegiatan pembelajaran yang telah diterimanya, namun ada juga siswa yang merasa bingung untuk melakukan refleksi. Menurut siswa, tugas aksi yang diberikan membuat siswa mengetahui kegunaan bilangan bulat dalam kehidupan sehari-hari. Hasil wawancara dapat dilihat pada lampiran 26.

Berdasarkan hasil refleksi siswa yang dilakukan pada setiap pertemuan, peneliti dapat melihat respon siswa terkait pembelajaran yang dilakukan. Berikut adalah hasil refleksi siswa. Dapat dilihat pada lampiran 23.

1) Pertemuan pertama

Pada pertemuan pertama, semua siswa menuliskan materi yang telah mereka dapatkan yaitu tentang membandingkan bilangan bulat, cara membandingkan bulat. Ada 28 siswa yang merasa senang, 2 siswa merasa pembelajaran yang diterimanya seru, 3 orang siswa mengatakan bingung dan pusing, dan 1 orang yang merasa kesusahan. Kesulitan yang mereka hadapi selama pembelajaran diantaranya kesulitan merangkai kata, kurang teliti, dan kurang bisa memahami soal. Hal-hal yang akan siswa lakukan untuk mengatasi kesulitan tersebut diantaranya, membaca buku matematika, belajar, berdiskusi, dan bertanya. 2) Pertemuan kedua

Pada pertemuan kedua, refleksi dilaksanakan secara lisan, siswa dapat menyebutkan sifat-sifat operasi penjumlahan bilangan bulat yaitu komutatif, asosiatif, tertutup, dan identitas penjumlahan, sifat operasi pengurangan bilangan bulat yaitu tertutup dan identitas. Siswa merasa senang dalam pembelajaran, ada juga yang merasa kesulitan dan bingung dalam mengikuti pembelajaran. manfaat yang mereka dapatkan

dalam mengikuti pembelajaran diantaranya menjadi lebih tahu tentang sifat-sifat penjumlahan dan pengurangan, melatih konsentrasi, mengasah otak, dan dapat melatih kerjasama dalam kelompok.

3) Pertemuan ketiga

Pada pertemuan ketiga, siswa menyebutkan manfaat dari perkalian diantaranya, memudahkan menghitung, berguna dalam kehidupan sehari-hari, dapat menghitung dengan cepat, dan semakin paham tentang perkalian dan sifat-sifatnya. Nilai-nilai yang siswa dapatkan dalam pembelajaran yaitu menghargai sesama, kerjasama, disiplin, dapat belajar bersama, dan dapat saling mengutarakan pendapat. Namun ada kesulitan yang dialami siswa diantaranya, bingung dalam memahami sifat distributif perkalian, perkalian campuran, kurang teliti dalam menghitung, sulit menjelaskan kepada teman, dan bingung pada tabel pengecekan sifat-sifat operasi hitung perkalian bilangan bulat.

4) Pertemuan keempat

Pada pertemuan keempat ada berbagai perasaan siswa yaitu 24 siswa merasa senang, 4 orang merasa biasa saja, 1 orang merasa kegiatan pembelajaran menumbuhkan kerjasama, dan 5 orang merasa bingung. Manfaat yang siswa rasakan setelah mempelajari bilangan bulat diantaranya siswa menjadi lebih

paham dan dapat menerapkan materi yang didapatkan dalam kehidupan sehari-hari. Mendapatkan pengalaman dan ilmu baru, dan dapat belajar dengan teman satu sama lain. Niat yang akan dilakukan siswa yang mencerminkan nilai kemanusiaan diantaranya, mengajari teman yang belum paham tentang operasi hitung pada bilangan bulat, melatih kerjasama agar menjadi lebih dekat dengan teman, menggunakan dalam kehidupan sehari-hari, dan belajar lebih baik.

Dokumen terkait