• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

C. Pembahasan

Penelitian mengenai upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui modelProblem Based Instructionpada siswa kelas IVA SD Negeri Tukangan dilaksanakan selama 2 siklus yang terdiri dari 4 pertemuan. Hal tersebut dikarenakan setelah melakukan 4 kali pertemuan selama 2 siklus hasil penelitian telah mencapai indikator keberhasilan yang telah ditetapkan.Proses pembelajaran pada kelas IVA SD Tukangan dilakukan sesuai dengan fase PBI (Ibrahim, 2008 :10) diantaranya adalah 1) Mengorientasikan siswa kepada masalah, 2) mengorganisasikan siswa kepada masalah, 3) membantu penyelidikan mandiri atau kelompok, 4) mengembangkan serta menyajikan hasil karya dan 5) menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan adanya peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS menggunakan model Problem Based Instruction dengan media gambar pada setiap siklusnya. Hal ini terlihat pada setiap siklus yang mengalami ketuntasan belajar yang semakin meningkat serta memenuhi indikator keberhasilan penilitian yang telah ditetapkan yaitu 75% dengan kriteria ketuntasan minimal sebesar≥ 70.

Hasil belajar IPS pada pra tindakan sebanyak 8 atau sebesar 32% siswa yang memperoleh nilai diatas ketuntasan minimal. Tingkat keberhasilan belajar siswa yang berhasil mencapai nilai kriteria ketuntasan minimal tersebut termasuk kedalam kategori tingkat rendah. Siswa yang memperoleh nilai dibawah ketuntasan minimal sebanyak 17 siswa atau sebesar 68%. Tingkat keberhasilan belajar siswa yang belum mencapai nilai kriteria ketuntasan

minimal termasuk dalam kategori tinggi. Nilai rerata yang diperoleh dalam pra tindakan hasil belajar IPS sebesar 60.Banyak siswa mengaku sulit untuk mengidentifikasi masalah sehingga mereka kesulitan untuk membuat solusi masalah tersebut.

Hasil belajar IPS siswa kelas IV SD Negeri Tukangan pada siklus I sebanyak 14 atau sebesar 56% siswa telah mencapai nilai kriteria ketuntasan minimal dari seluruh siswa yaitu 25 orang. Tingkat keberhasilan belajar siswa yang telah mencapai nilai kriteria ketuntasan minimal dalam kategori sedang. Ada sebanyak 11 orang yang belum mencapai nilai kriteria ketuntasan minimal atau sebesar 44%. Dengan hasil tersebut maka, tingkat keberhasilan belajar siswa yang belum mencapai nilai kriteria ketuntasan minmal termasuk kedalam kategori sedang. Dengan rata-rata kelas sebesar 67.6.

Dari data hasil pra tindakan dan siklus pertama dapat diketahui hasil belajar IPS siswa kelas IV SD Negeri Tukangan meningkat. Hal tersebut dapat diketahui dari peningkatan kriteria keberhasilan belajar siswa dari pra tindakan siswa yang telah memenuhi kriteria ketuntasan minimal dalam kategori rendah menjadi kategori sedang pada siklus I. Kriteria keberhasilan belajar tersebut meningkat dikarenakan kriteria keberhasilan siswa yang belum mencapai nilai ketuntasan minimal menurun dari kategori tinggi pada pra tindakan menjadi kategori sedang pada siklus I.

Dalam siklus I ini siswa telah mampu bekerja sama secara kelompok. Hal ini sesuai dengan pendapat Trianto (2007: 94) pembelajaran berdasarkan masalah membuat siswa bekerja sama satu dengan yang lain, paling sering

secara berpasangan atau dalam kelompok kecil. Bekerja sama memberikan motivasi secara berkelanjutan.Berpedoman dari hasil tersebut, maka penelitian dilanjutkan kesiklus II karena pada siklus I ini belum mencapai indikator keberhasilan yang telah ditetapkan pada penelitian ini.

Pada siklus II ini siswa lebih bersemangat dalam mengikuti proses pembelajaran karena ada aturan baru setiap ada yang mengemukakan pendapatnya maka akan diberi poin dan pada akhir pembrlajaran akan mendapatkan reward.Perbedaan siklus I dan II ini adalah materi,media gambardan aturan pemberian reward kepada kelompok yang aktif dalam proses pembelajaran. Siklus II ini menggunakan materi masalah sosial dilingkungan sekitar. Pada siklus kedua sebanyak 22 siswa atau 80%mendapatkan nilai mencapai kriteria ketuntasan minimal. Tingkat keberhasilan belajar siswa yang mencapai ketuntasan minimal dalam kategori tinggi. Sementara, siswa yang belum mencapai kriteria ketuntasan minima sebanyak 3 siswa atau sebesar 12%. Dengan tingkat keberhasilan belajar siswa yang belum mencapai kriteria ketuntasan minimaldalam kategori rendah.Dalam siklus kedua ini rata-rata yang diperoleh sebesar 81.6.

Hasil belajar IPS menggunakan model Problem Based Instruction

dengan median gambar dikelas IVA SD Negeri Tukangan mengalami peningkatan dari pra tindakan dan siklus I ke siklus II. Hal tersebut dapat dilihat dari data kriteria keberhasilan belajar siswa. Pada pra tindakan siswa yang mencapai ketuntasan minimal sebesar 32% dalam kategori sedang meningkatmenjadi 56 % dalam kategori tinggi pada siklus I.Pada siklus kedua

hasil belajar IPS kelas IV SD Negeri Tukangan mengalami peningkatan kembali menjadi 88% dalam kategori tinggi. Sementara itu, untuk siswa yang belum mencapai ketuntasan minimal mengalami penurunan dari pra tindakan ke siklus I dan siklus II. Dalam pra tindakan siswa yang belum mencapai ketuntasan minimal sebesar 68% dengan kategori tinggi menurun menjadi 44% dengan kategori sedang pada siklus I. Pada siklus II siswa yang belum mencapai ketuntasan minimal menjadi 12% dengan kategori rendah. Untuk nilai rata-rata kelas meningkat dari 60 dalam pra tindakan meningkat menjadi 67.6 pada siklus I dan pda siklus II menjadi 81.6. Dalamn pra tindakan, siklus I dan siklus II ada beberapa anak yang mengalami kenaikan ataupun penurunan didalam siklus I ataupun siklus II. Penyebab hal itu, dikarenakan karakteristik siswa serta faktor-faktor belajar masing-masing siswa berbedda- beda.

Dalam siklus I dan II siswa telah mampu membuat pemecahan masalah yang komplek dari masalah-masalah social yang disajikan oleh guru. Hal ini juga sesuai dengan pendapat Gijselaers dalam Fathurrohman (2015: 113) penerapan PBI menjadikan peserta didik mampu mengidentifikasi informasi yang diketahui dan diperlukan serta strategi yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah. Jadi, penerapan PBI dapat meningkatkan kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan masalah.

Untuk aktivitas siswa pada siklus I mendapatkan skor 30 dengan kategori baik. Pada siklus kedua aktivitas siswa meningkat dengan mendapatkan skor 36 dalam kategori sangat baik.Aktifnya siswa selama proses

belajar mengajar merupakan salah satu indikator adanya keinginan atau motivasi siswa untuk belajar. Hal ini sesuai dengan pernyataan yang diungkapkan oleh Rousseuau (dalam Sardiman 2012:96), yaitu bahwa tanpa adanya aktivitas, proses belajar tidak mungkin akan terjadi.

Dalam penelitian ini sudah sesuai dengan pendapat Hamalik (2009: 112) yang menyatakan bahwa hasil belajaradalah bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti.

Dokumen terkait