• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Deskripsi Hasil Penelitian

1. Siklus I

a. Perencanaan

Rancangan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas, dengan tahapan sebagai berikut:

1) Mengidentifikasi masalah dan menganalisa alternatif pemecahan masalah.

2) Menentukan model dan media pembelajaran yang tepat.

3) Mencari kompetensi dasar dan standar kompetensi yang sesuai. 4) Mempersiapkan Indikator dan materi pembelajaran IPS.

5) Menyusun RPP sesuai indikator yang telah ditetapkan dan skenario pembelajaran dengan menggunakan model problem based instructiondengan media gambar.

6) Mempersiapkan sumber dan media pembelajaran.

7) Mempersiapkan alat evaluasi hasil belajar yang berupa tes tertulis. 8) Mempersiapkan lembar observasi guna mengamati aktivitas siswa. b. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan merupakan implementasi atau penerapan rancangan yang telah ditetapkan yaitu mengenai tindakan kelas (Arikunto, 2009: 18). Dalam pelaksanaan tindakan ini sebagai pelaksanaan adalah guru dibantu peneliti. Pelaksanaan melaksanakan pembelajaran berdasarkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang disiapkan oleh peneliti. Selama proses pembelajaran peneliti dibantu oleh seorang pengamat untuk mengamati siswa di kelas..

c. Observasi

Observasi merupakan suatu teknik yaitu kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat (Arikunto, 2009: 19). Kegiatan ini dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Observasi ini dilaksanakan secara kolaboratif dengan guru serta dibantu oleh seorang pengamat didalam kelas untuk mengamati proses pembelajaran IPS pada siswa kelas V SDN Tukangan. Observasi ini menitik beratkan pada aktivitas siswadalam pembelajaran IPS melalui model Problem Based Instruction

d. Refleksi

Istilah refleksi berasal dari kata bahasa Inggris reflection, yang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia pemantulan. Menurut Kusumah (2010: 40) refleksi adalah perbuatan merenung atau memikirkan sesuatu atau upaya evaluasi yang dilakukan oleh para kolaborator atau partisipan yang terkait dengan suatu PTK yang dilaksanakan. Dalam penelitian ini refleksi dilakukan sebagai berikut.

a. Melakukan kegiatan evaluasi setelah proses tindakan.

b. Membahas hasil evaluasi, lembar kerja siswa, dan lembar observasi secara kolaboratif dengan guru dan pengamat.

c. Mengidentifikasi masalah yang timbul dalam siklus I.

d. Memperbaiki pelaksanaan tindakan untuk melakukan siklus selanjutnya.

Berdasarkan hasil refleksi peneliti dapat menentukan langkah yang akan dilakukan dalam siklus selanjutnya. Keputusan untuk menghentikan atau melanjutkan siklus disesuaikan dengan hasil pembelajaran yang diperoleh. Siklus dihentikan jika pembelajaran yang dilakukan sudah sesuai dengan rencana dan telah mampu meningkatkan hasil belajar yang diperoleh 75% siswa sudah memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal yaitu 70, jika belum mencapai 75% maka dilanjutkan ke siklus berikutnya.

E. Teknik Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono (2009: 308) Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian ini adalah memperoleh data. Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut.

a. Tes

Tes diartikan sebagai sejumlah pertanyaan yang membutuhkan jawaban, atau sejumlah pernyataan yang harus diberikan tanggapan dengan tujuan mengukur tingkat kemampuan seseorang atau mengungkap aspek tertentu dari orang yang dikenai tes (Jemari Mardapi, 2008:67). Sedangkan menurut Poerwanti (2008: 4-3) Tes adalah himpunan pertanyaan yang harus dijawab, pertanyaan-pertanyan yang harus dipilih atau ditanggapi, atau tugas-tugas yang harus dilakukan peserta tes dengan tujuan mengukur suatu aspek tertentu.

Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes yang berfungsi untuk mengetahui seberapa besar peningkatan prestasi belajar IPS pada siswa kelas IV SD Tukangan dalam proses pembelajaran menggunakan PBI dan media gambar.

b. Observasi

Observasi adalah cara dan teknik pengumpulan data dengan melakukan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala atau fenomena yang ada pada objek penelitian. Menurut Suharsimi (2013: 272) dalam menggunakan metode observasi, cara

yang paling efektif adalah dengan memberikan format atau blangko sebagai instrumen. Format berisi item-item yang berisi tingkah laku atau kejadian yang digambarkan akan terjadi. Dalam melakukan observasi, tidak hanya mencatat tetapi juga mengadakan pertimbangan kemudian memberikan penilaian secara ke dalam suatu skala bertingkat.

c. Dokumentasi

Penelitian tindakan kelas ini menggunakan dokumentasi dalammengumpulkan data. Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenaivariabel berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti,notulen rapat, agenda, dan sebagainya (Suharsimi Arikunto, 2013: 274).Pengumpulan data menggunakan dokumentasi dalam penelitian inidiperoleh dari nilai yang sudah ada (nilai ulangan akhir semester 1).

d. Wawancara

Menurut Esterberg dalam Sugiyono (2008:72) mengungkapkan wawancara adalahmerupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu. wawancara dapat dilakukan secara terstruktur dan tidak terstruktut, dan dapat dilakukan dengan tatap muka (face to face) maupun menggunakan telepon (Sugiyono, 2006; 138- 140).

1) Wawancara Terstruktur

Pada wawancara ini digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh. Dalam prakteknya selain membawa instrument sebagai pedoman wawancara, maka pengumpul data juga dapat menggunakan alat bantu seperti tape recorder, gambar, brosur dan amterial lain yang dapat membantu dalam wawancara.

2) Wawancara tidak Terstruktur

Wawancara tidak terstruktur maksudnya adalah wawancara yang bebas di mana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik (Suharsimi Arikunto, 2002: 136). Instrumen dalam penelitian ini terdiri dari:

Tes diberikan pada akhir tindakan dengan tujuan untuk mengetahui hasil belajar yang dicapai pada setiap tindakan. Berikut ini kisi-kisi soal tes yang akan digunakan sebagai berikut:

Tabel 2. Kisi-Kisi Soal Tes

No Indikator Bentuk Soal Teknik Penilaian Tingkat Kognitif Nomor Soal a. mengidentifikasi penyebab masalah- masalah sosial dilingkungan tempat tinggal . b. Mencontohkan berbagai macam masalah- masalah sosial dilingkungan tempat tinggal c. Memecahkan masalah untuk mengatasi masalah- masalah sosial dilingkungan tempat tinggal. Pilihan Ganda, jawaban singkat dan uraian Tes C1 C2 C3 C4 Pilihan ganda 1-10 Uraian 1 dan 2 Uraian 3 dan 4 Uraian 5 2. Instrumen Non-Tes

Dalam penelitian ini instrument non-tes yang digunakan adalah lembar observasi. Lembar observasi dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas siswa selama pembelajaran IPS dengan menggunakan model PBI dan

media gambar. Lembar observasi berbentuk rating scale yang digunakan selama proses pembelajaran IPS dengan menggunakan model PBI dengan media gambar.

G. Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan deskriptif kualitatif, dan deskripsi kuantitatif. Analisis deskriptif kualitatif digunakan untuk menggambarkan keadaan yang terjadi selama proses pembelajaran IPS menggunakan model PBI dengan media gambar. Sementara analisis deskriptif kuantitatif digunakan untuk menunjukan hasil peningkatan belajar IPS setelah menggunakan model PBI dengan media gambar dengan melihat data berupa angka.

Hasil tes dari penelitian diolah agar dapat dibaca dan diberi makna. Oleh karena itu, dilakukan kegiatan memberi skor, mengubah skor menjadi nilai dan menentukan ketuntasan siswa setelah dilakukan tes. Dalam tes hasil belajar skor merupakan jawaban benar yang diperoleh siswa. Untuk mengubah skor menjadi nilai menggunakan acuandan skala tertentu.

Nilai = X Skala

Untuk mengetahui persentase ketuntasan belajar klasikal, menggunakan rumus sebagai berikut :

% ketuntasan belajar = jumlah siswa yang tuntas

jumlah seluruh siswa × 100%

Data hasil belajar siswa dapat dianalisis secara kuantitatif untuk memperoleh kesimpulan dengan menggunakan tabel sebagai berikut.

Tabel 3.Kriteria Tingkat Keberhasilan BelajarSiswa dalam Persen (%) Tingkat Keberhasilan % Kualifikasi

>80% Sangat Tinggi (SB) 60-79% Tinggi (B) 40-59% Sedang (C) 20-39% Rendah (K) <20% Sangat Rendah (Aqib, 2010:41)

Berdasarkan penghitungan hasil belajar siswa kemudian hasil tersebut dikonsultasikan dengan Kriteria Ketuntasan Minimal yang dapat dikelompokkan dalam dua kategori tuntas dan tidak tuntas, dengan kriteria sebagai berikut.

Tabel 4. Kualifikasi Kriteria Ketuntasan Belajar Siswa Kriteria ketuntasan minimal Kualifikasi

≥70 Tuntas

<70 Tidak tuntas

Sedangkan kriteria ketuntasan aktivitas siswa sebagai berikut: Tabel 5.Kriteria Ketuntasan Aktivitas Siswa

Skor Nilai

31≤ skor ≤40 Sangat Baik

21≤ skor <30 Baik

11≤ skor <20 Cukup 1≤ skor <10 Kurang

H. Indikator Keberhasilan

Pembelajaran IPS melalui modelProblem Based Instruction dengan media gambar dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD Tukangan dengan indikator yaitu 75% siswa kelas IV SDN Tukangan mengalami ketuntasan secara klasikal, artinya 75% dari siswa mencapai nilai KKM yaitu≥70.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Penelitian

1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Tukangan yang terletak di Jl. Suryopranoto No.59, Yogyakarta. Peneliti memilih lokasi ini secara random .SD Negeri Tukangan merupakan sekolah dengan kelas paralel. Masing-masing tingkatan kelas mempunyai 2 kelas yang terdiri dari kelas A dan B, sehingga keseluruhan ada 12 kelas. Selain itu, terdapat ruang kepala sekolah, ruang guru yang digabung dengan ruang TU, mushola, perpustakaan, ruang gugus kepramukaan, gudang, kantin yang berada di belakang sekolah, serta lapangan atau halaman sekolah. Keseluruhan bangunan di SD ini dalam kondisi baik. Tenaga pengajar dan karyawan di SD Negeri Tukangan Yogyakarta berjumlah 36 orang. Jumlah tersebut terdiri dari kepala sekolah, guru kelas, guru mapel tertentu seperti agama dan pendidikan jasmani dan kesehatan (penjas),petugas TU, dan karyawan yang lainnnya.

2. Deskripsi Subjek dan Objek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN Tukangansebanyak 25 siswa, yang terdiri dari 15 siswa perempuan dan 10 siswa laki-laki, tahun ajaran 2015/ 2016. Ibu Fatonah S.Pd merupakan guru kelas VI A SDN Tukanganyang mengajar kelas tersebut sekaligus melaksanakan pembelajaran IPS menggunakan model PBI dengan media gambar dalam penelitian ini. Sedangkan objek penelitiannya adalah peningkatan hasil

belajar IPS menggunakan model PBI dengan media gambar di kelas IV SD Negeri Tukangan Yogyakarta.

3. Kegiatan Awal Pra Tindakan

Kegiatan awal sebelum penelitian adalah melakukan pengamatan terhadap proses pembelajaran IPS kelas IVA di SD Negeri Tukangan Yogyakarta. Pengamatan awal dilakukan sebanyak 3 kali. Pengamatan dilakukan untuk mengetahui proses pembelajaran IPS di kelas IVA SD Negeri Tukangan Yogyakarta. Data awal berupa data hasil belajar IPS siswa kelas IVA SD Negeri Tukangan Yogyakarta diperoleh melalui tes. Hasil dari tesdigunakan untuk melihat kemampuan siswa sebelum dilakukan tindakan.

Kriteria keberhasilan dalam penelitian ini yaitu siswa kelas IVA SD Negeri Tukangan Yogyakarta mendapatkan nilai ≥70. Adapun hasil

pre-test siswa kelas IVA SD Negeri Tukangan Yogyakarta sebelum dilakukantindakan adalah sebagai berikut.

Tabel 6. Hasil Belajar IPS Pra Tindakan

No Kriteria Keberhasilan Pra Tindakan

Jumlah Siswa Persen (%)

1. Nilai≥ 70(Tuntas) 8 32 %

2 Nilai≤ 70(Belum Tuntas)

17 68%

Kemudian persen jumlah siswa yang mendapatkan nilai ≥70 dimasukan kedalam klasifikasi kategori nilai untuk hasil belajar IPS adalah sebagai berikut:

Tabel 7.Kriteria Tingkat Keberhasilan Belajar Siswa dalam Persen (%) Tingkat Keberhasilan % Kualifikasi Jumlah Siswa >80% Sangat Tinggi (SB) 0 60-79% Tinggi (B) 17 Orang (Belum Tuntas) 40-59% Sedang (C) 0 20-39% Rendah (K) 8 Orang (Tuntas) <20% Sangat Rendah 0

Berdasarkan kriteria tersebut, maka diperoleh datapre-test(sebelum diberi tindakan) yaitu ada 8 siswa atau sebesar 32 %(rendah) yang mendapatkan nilai ≥70, sedangkan 17 siswa atau sebesar 68 % (tinggi) mendapatkan nilai <70 . Nilai rata-rata klasikal kelas IV A SDN Tukangan sebesar 60. Dari data tersebut, nilai IPS siswa masih rendah, masih banyak yang mendapatkan nilai <70. Untuk lebih jelasnya akan ditampilkan dalam diagram sebagai berikut :

Hasil pengamatan terhadap pembelajaran IPS di SD Negeri Tukangan Yogyakakarta sebelum dilakukan tindakan, yaitu siswa cenderung pasif dan asyik berbicara sendiri di kelas. Kurangnya perhatian dan keaktifan siswa selama proses pembelajaran menyebabkan hasil belajar IPS siswa rendah. Selain itu, pembelajaran masih terpaku dengan buku teks.

B. Deskripsi Hasil Penelitian 1. Siklus I

Siklus I terdiri dari 2 pertemuan yang dilaksanakan pada Selasa, 3 Mei 2016 dan Rabu, 4 Mei 2016. Berikut akan dijabarkan mengenai kegiatan yang dilakukan pada siklus 1.

0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 Pra Tindakan Ju m la h S is w a

Gambar 7. Diagram Hasil Belajar IPS Pra Tindakan

Nilai 70 nilai < 70

a. Perencanaan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini antara lain sebagai berikut.

a. Menyusun RPP berdasarkan silabus 2006 (KTSP) dengan model PBI. RPP digunakan untuk 2 kali pertemuan.

b. Mempersiapkan sumber dan membuat media pembelajaran. c. Menyusun soal LKS danpost-test.

d. Menyusun lembar pengamatan.

e. Mendiskusikan dengan guru proses pembelajaran dengan menggunakan

PBI.

b. Perlakuan dan Pengamatan 1) Perlakuan

a) Siklus I pertemuan I

Hari/ Tanggal: Selasa, 3 Mei 2016 Waktu : 07.00–08.10 WIB. STANDAR KOMPETENSI

2. Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi, dan kemajuan teknologi dilingkungan kabupaten/ kota dan provinsi

KOMPETENSI DASAR

1.4 Mengenal permasalahan sosial di daerahnya INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI

1. Mengidentifikasi permasalahan-permasalahan pribadi 2. Membedakan masalah pribadi dan sosial

3. Menemukan pemecahan masalah tentang masalah-masalah pribadi

Pada kegiatan awal guru membuka pelajaran dengan kegiatan doa dilanjutkan dengan menyanyikan lagu kebangsaan dan mars SD Tukangan Yogyakarta. Guru melakukan presensi kehadiran siswa. Setelah itu gutu memberikan apersepsi kepada siswa. Beberapa siswa menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru.

Pada kegiatan inti siswa mendengarkan penjelasan guru tentang materi masalah-masalah pribadi. Siswa mengamati media gambar tentang masalah-masalah pribadi. Gambar-gambar tersebut merupakan gambar mengenai masalah-masalah yang ada dalam kehidupan siswa(terlambat datang kesekolah, menyontek saat ujian). Guru dan siswa melakukan tanya jawab mengenai gambar tersebut. Selain itu, siswa juga diminta untuk menjelaskan penyebab dari masalah tersebut. Siswa dibagi menjadi 5 kelompok untuk berdiskusi. Pembagian kelompok ini dilakukan dengan acak. Siswa dibagikan “Lembar Kerja Kelompok” berupa permasalahan yang sama dalam bentuk gambar pada setiap kelompok untuk mendiskusikannya dan mencari penyelesaiannya. Siswa bersama kelompok, membuat identifikasi masalah yang sesuai dengan permasalahan dalam bentuk gambar dengan bimbingan guru. Siswa bersama kelompok, merencanakan pemecahan masalah dengan bimbingan guru. Guru mengakhiri pembelajaran dengan

menyimpulkan materi yang telah dipelajari. Selain itu, guru juga memberikan semangat kepada siswa untuk rajin belajar dan mengulang kembali materi yang sudah dipelajari di rumah.Siklus I pertemuan I ini dilanjutkan ke siklus I pertemuan II.

b) Siklus I pertemuan II

Hari/ Tanggal : Rabu, 4 Mei 2016 Waktu : 07.00–08.10 WIB.

Pada kegiatan awal guru langsung melakukan presensi terhadap kehadiran siswa dilanjutkan dengan menyanyikan lagu kebangsaan dan mars SD Tukangan Yogyakarta. Guru tidak melakukan kegiatan berdoa karena ada kegiatan mengaji disekolah. Guru membahas sedikit materi pertemuan sebelumnya.

Siswa bersama kelompok, menerapkan rencana pemecahan permasalahan terhadap masalah-masalah pribadi dengan bimbingan guru. Siswa bersama kelompok, menyajikan hasil karya/hasil kerja mereka dalam bentuk laporan. Perwakilan beberapa kelompok maju ke depan untuk melakukan evaluasi terhadap proses pemecahan masalah dengan mempresentasikan hasil diskusinya.

Kelompok lain memberikan tanggapan terhadap kelompok yang melakukan presentasi. Bagi kelompok dan siswa yang memberikan tanggapan mendapatkan nilai dari guru. Guru bersama siswa melakukan analisis dan evaluasi proses pemecahan masalah dengan menyempurnakan jawaban dari masing-masing kelompok.Pada

kegiatan akhir, siswa mengerjakan soal post-test. Setelah itu guru memberikan semangat kepada siswa untuk rajin belajar dan mengulang kembali materi yang telah dipelajari di rumah masing- masing.

c. Pengamatan

a) Siklus I Pertemuan 1

Pada siklus I Pertemuan 1 ini guru menyampaikan setiap langkah pembelajaran sesuai dengan apa yang tercantum dalam RPP. Pada langkah pertama saat guru meberikan penjelasan tentang masalah-masalah pribadi waktu kurang dibatasi sehingga siswa hanya mendengarkan saja dan bermain sendiri. Pada langkah kedua yaitu siswa mengamati gambar dan melakukan tanya jawab guru sudah melakukan dengan baik.

Pada saat membagi kelompok sudah dilakukan dengan baik. Waktu berkelompokpun menjadi cepat karena ketegasan guru. Langkah keempat yaitu membimbing siswa dalam mengidentifikasi masalah, merencanakan pemecahan masalah serta menerapkan pemecahan masalah guru melakukan secara klasikal, sehingga siswa dapat mengerti tahapan yang dapat mereka lakukan. Selain itu, guru membimbing jalannya diskusi kelompok sehingga jika ada kesulitan dalam kelompok dapat bertanya kepada guru.

Dalam presentasi, siswa dari kelompok lain cenderung berbicara sendiri. Hal tersebut karena suara yang kurang keras dan juga waktu

presentasi kurang dibatasi oleh guru. Guru memberikan kesempatan yang luas bagi siswa yang ingin menanggapi presentasi dari kelompok lain. Akan tetapi, siswa kurang menanggapi presentasi dari kelompok lain dikarenakan masih malu, takut salah dan tidak mendengar suara presentasi dari kelompok yang maju. Kurangnya

reward dalam model pembelajaran ini juga membuat siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran.

b) Siklus I pertemuan II

Pada pertemuan kedua di siklus I ini, melanjutkan pertemuan I. dalam diskusi kelompok ada beberapa siswa yang tidak ikut mengambil bagian dalam kelompok. Saat presentasi didepan kelas siswa yang tidak maju masih kurang memperhatikan dan cenderung berbicara sendiri. Hal tersebut dikarenakan guru tidak membatasi waktu saat kelompok melakukan presentasi. Ketika dibuka sesi untuk menanggapi presentasi kelompok lain, banyak siswa yang mengangkat tangan baik ingin memberi sanggahan, menambahkan jawaban, ataupun bertanya kepada kelompok yang sedang didepan kelas.

Guru kurang membatasi waktu untuk sesi tanya jawab sehingga hanya 2 kelompok yang dapat mempresentasikan hasil dari diskusi yang dilakukan.

Adapun data hasil belajar siswa untuk siklus I sebagai berikut. Tabel8. Hasil Belajar IPS Siklus I

No Kriteria Keberhasilan Pra Tindakan

Jumlah Siswa Dalam Persen (%)

1. Nilai≥ 70 14 56%

2 Nilai≤ 70 11 44%

Rata-rata 6.76

Kemudian persen jumlah siswa yang mendapatkan nilai ≥70 dimasukan kedalam klasifikasi kategori nilai untuk hasil belajar IPS adalah sebagai berikut.

Tabel 9. Kriteria Tingkat Keberhasilan Belajar Siswa dalam Persen (%) Tingkat Keberhasilan % Kualifikasi Jumlah Siswa >80% Sangat Tinggi (SB) 0 60-79% Tinggi (B) 0 40-59% Sedang (C) 14 (Tuntas) dan 11 orang (belum tuntas) 20-39% Rendah (K) 0 <20% Sangat Rendah 0

Data yang diperoleh di siklus I ini menunjukkan bahwa ada 14 siswa atau sebesar 56%(sedang) yang mendapatkan nilai ≥70. Masih ada 11 siswa atau sebesar 44% mendapatkan nilai <70. Nilai rata-rata hasil belajar IPS di siklus I ini yaitu 67.6. Walaupun sudah banyak siswa yang mendapatkan nilai ≥70, tetapi nilai rata-ratanya masih

rendah, karena nilai terendah yang diperoleh siswa yaitu 45. Sedangkan nilai tertinggi yaitu 80.

Data hasil belajar IPS siklus I akan ditampilkan dalam bentuk diagram dibawah ini.

Berikut ini merupakan perbandingan perbandingan hasil belajar IPS Pra tindakan dengan siklus I.

Tabel 10.Perbandingan Hasil Belajar IPS Pra Tindakandan Siklus I

Kriteria Keberhasilan

Pra Tindakan Siklus I Jumlah Siswa Persen Jumlah Siswa Persen Nilai≥ 70(Tuntas) 8 32 % 14 56% Nilai≤ 70(Belum Tuntas) 17 68% 11 44% Rata-Rata 60 60,76

Pada hasil pra tindakan, menunjukan bahwa hanya 8 siswa atau 32% (rendah) yang mendapatkan nilai ≥70. Setelah mengikuti proses

0 2 4 6 8 10 12 14 16 Siklus I Ju m la h S is w a

Gambar 8. Diagram Hasil Belajar IPS Siklus I

Nilai 70 Nilai <70

pembelajaran menggunakan model PBI dan media gambar, jumlah siswa yang mendapatkan nilai≥70 menjadi 14 siswa atau 56% (sedang). Rata- rata nilai pada pra tindakan sebesar 60 mengalami kenaikan menjadi 67.6. Hasil siklus 1 sudah mengalami peningkatan dibandingkan dengan hasil pra tindakan, tetapi belum mencapai indikator keberhasilan dalam penelitian ini, karena belum 75% siswa mencapai nilai ≥70.Berikut ini perbandingan hasil belajar IPS pra tindakan dan siklus I dalam bentuk diagram berikut ini.

Gambar 9. Diagram Hasil Belajar Pra Tindakan dan Siklus I

Dari diagram tersebut, terlihat bahwa hasil belajar IPS siswa pada ranah kognitif (hasil tes) dari pra tindakan hanya 8 siswa mendapatkan nilai≥70 meningkat menjadi 14 siswa di siklus I.Selain hasil belajar IPS

0 2 4 6 8 10 12 14 16 18

Pra Tindakan Siklus I

Ju m la h S is w a Nilai 70 Nilai 70

ranah kognitif (hasil tes), dalam penelitian ini juga mengukur aktivitas dalam mengikuti proses pembelajaran menggunakan model PBI dengan media gambar siswa kelas VIA SDN Tukangan Yogyakarta.Berikut merupakan hasil pengamatan terhadap siswa untuk aktivitas siswa di siklus I.

Tabel 11.Data Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Kelas IV Siklus I Lembar Observasi Aktivitas Siswa

No Kreteria Skala Penilaian Jumlah

Skor

1 2 3 4

1. Menyiapkan peralatan belajar √ 4

2. Memperhatikan penjelasan guru √ 2

3. Memperhatikan

teman/kelompok lain yang sedang maju

√ 2

4. Siswa mengikuti pembelajaran dari awal hingga akhir

√ 4

5. Siswa berani bertanya. √ 2

6 Siswa berani mengemukakan pendapat

√ 3

7. Siswa melakukan semua instruksi dari guru

√ 4

8. Menghargai pendapat teman √ 3

9. Kerjasama dalam diskusi kelompok

√ 3

10. Tanggung jawab dalam kelompok

√ 3

Kemudian jumlah skor dimasukan kedalam klasifikasi kategori aktivitas siswa sebagai berikut.

Tabel 12.Kriteria Ketuntasan Aktivitas Siswa

Skor Nilai

31≤ skor ≤40 Sangat Baik

21≤ skor <30 Baik

11≤ skor <20 Cukup 1≤ skor <10 Kurang

Hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa untuk setiap aspek yaitu sebagai berikut. Aspek nomor 1 mempunyai skor 4 dan mendapatkan kategori “baik”. Para siswa sebelum melakukan kegiatan telah mempersiapkan peralatan belajar yang mereka bawa dari rumah. Aspek nomor 2 mempunyai skor 2 dan mendapatkan kategori “kurang”. Sebagian siswa memperhatikan guru yang sedang menjelaskan , sedangkan sebagian siswa yang lain sedang berbicara dengan teman lainnya. Aspek nomor 3 mempunyai skor 3 dan mendapatkan kategori “kurang”, sebagian siswa memperhatikan siswa yang sedang maju sementara yang lain asik berdiskusi dengan kelompoknya. Aspek nomor 4 mempunyai skor 4 dan mendapatkan kategori “baik”. Siswa terlihat bersemangat dalam mengikuti proses pembelajaran.

Aspek nomor 5 mempunyai skor 2 mendapatkan kategori “kurang”. Sebagian besar siswa belum berani bertanya. Aspek nomor 6 mempunyai skor 3 dan mendapatkan kategori “baik”. Siswa berani dalam mengemukakan pendapatnya baik saat diskusi dikelas ataupun dikelompok

masing-masing . Aspek nomor 7 mempunyai skor 3 dengan kategori “baik”. Semua siswa telah melakukan petunjuk guru sesuai dengan instruksi.

Aspek nomor 8 mempunyai skor 3 dan mendapatkan kategori “cukup”. Sebagian siswa masih tidak memperhatikan pendapat teman baik tidak menerima pendapat tersebut ataupun berbicara ketika kelompok lain

Dokumen terkait