• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL PROBLEM BASED INSTRUCTIONI(PBI) DENGAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS IV SDN TUKANGAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL PROBLEM BASED INSTRUCTIONI(PBI) DENGAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS IV SDN TUKANGAN."

Copied!
160
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODELPROBLEM BASED INSTRUCTION(PBI) DENGAN MEDIA GAMBAR PADA

SISWA KELAS IV SDN TUKANGAN

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

Fahrudin Alfi Huda NIM 12108244014

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

(2)
(3)
(4)
(5)

MOTTO

Setiap murid bisa belajar, hanya saja tidak pada hari yang sama atau dengan cara yang sama.

(George Evans)

Anak-anak di dalam kelas kita mutlak lebih penting daripada pelajaran yang kita ajarkan kepada mereka

(Meladee McCArty)

(6)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini dipersembahkan kepada:

1. Bapak dan Ibu tercinta yang selalu mendoakan, mendukung, memotivasi, dan memberikan perhatian serta kasih sayangnya.

2. Keluarga besar saya, yang telah memberikan dukungan dan doa.

(7)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODELPROBLEM BASED INSTRUCTIONI(PBI) DENGAN MEDIA GAMBAR PADA

SISWA KELAS IV SDN TUKANGAN Oleh

Fahrudin Alfi Huda NIM 12108244014

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar IPS melalui model Problem Based Instructiondengan media gambar. Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Tukangan Yogyakarta.

Jenis penelitian adalah penelitian tindakan kelas dengan menggunakan desain Kemmis dan Taggart. Subjek penelitian ini adalah kelas IVA SD Negeri Tukangan Yogyakarta yang berjumlah 25 siswa. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah tes, observasi, dokumentasi dan wawancara. Instrumen yang digunakan yaitu tes dan lembar observasi. Teknik analisis data menggunakan analisis data deskriptif kualitatif dan analisis kuantitatif.Penelitian ini dilakukan dalam 2 siklus.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa model Problem Based Instruction

dengan media gambar dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas IV SD Negeri Tukangan Yogyakarta. Hal tersebut ditandai dengan peningkatan rata-rata dan jumlah siswa yang mendapatkan nilai ≥ 70. Pada pra tindakan siswa yang mendapatkan nilai ≥ 70 sebanyak 8 orang siswa atau sebesar 32% (ketercapaian hasil belajar rendah). Dalam siklus I mengalami peningkatan menjadi 14 orang siswa atau sebesar 56%(ketercapaian hasil belajar sedang). Begitu juga untuk siklus II sebanyak 22 siswa atau 80%(ketercapaian hasil belajar sangat tinggi) mendapatkan nilai≥ 70.

(8)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan taufik-Nya, sehingga pada kesempatan ini penulis dapat menyelesaikanTugas Akhir Skripsi dengan judul “Upaya Meningkatkan Hasil BelajarIlmu Pengetahuan Sosial (IPS) Melalui Metode Tebak Kata Pada Siswa Kelas IVA SD Negeri TukanganYogyakarta”.

Penyusunan skripsi ini tidak akan selesai dengan baik tanpa bantuan dari semua pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak berikut.

1. Rektor Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menimba ilmu di Fakultas Ilmu Pendidikan.

2. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan UNY yang telah memberikan izin dan kesempatan untuk menyelesaikan skripsi ini.

3. Ketua Jurusan PSD FIP UNY yang telah memberikan kesempatan penulis untuk memaparkan gagasan dalam bentuk skripsi.

4. Safitri Yosita Ratri, M.Pd, M.Ed selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktunya serta dengan sabar membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Para Dosen Jurusan PSD FIP UNY yang telah memberikan ilmu dan membekali penulis dengan pengetahuan.

(9)

7. Ibu Fatonah, S.Pd selaku guru kelas IVA SD Negeri Tukangan Yogyakarta yang telah memberi izin dan membantu dalam penelitian ini.

8. Seluruh siswa kelas IVA SD Negeri Tukangan Yogyakarta yang telah bersedia menjadi subjek penelitian.

9. Karyawan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta yang telah membantu dalam penulisan penelitian skripsi ini.

10. Teman-teman Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

Demikianlah skripsi ini penulis buat, semoga dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Yogyakarta,18 Oktober 2016

(10)

DAFTAR ISI

hal

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PERNYATAAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

MOTTO ...v

PERSEMBAHAN ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ...x

DAFTAR TABEL... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ...xv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ...1

B. Identifikasi Masalah ...7

C. Batasan Masalah ...7

D. Rumusan Masalah ...8

E. Tujuan Penelitian ...8

F. Manfaat Penelitian ...8

BAB II KAJIAN TEORI A. PengertianBelajardanHasilBelajar ...10

1. Pengertian Belajar ...10

2. PengertianHasilBelajat ...11

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ...16

B. Kajian Tentang IPS ...19

C. Problem Based Instruction ...25

(11)

2. Ciri-Ciri Model Problem Based Instruction ...26

3. Tujuan Model Problem Based Instruction ...27

4. Langkah-Langkah Model Problem Based Instruction ...28

5. Kelebihan Model Problem Based Instruction ...31

D. Media Pembelajaran...31

E. Karakter Siswa Kelas IV SD...37

1. Kemampuan Kognitif Siswa ...37

2. Aktivitas Siswa ...39

F. Penelitianyang Relevan ...41

G. KerangkaBerpikir ...42

H. Hipotesis...46

I. DefinisiOperasional...46

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ...48

B. SubjekdanObjekPenelitian ...49

C. LokasiPenelitian...49

D. Desain Penelitian...49

E. Teknik Pengumpulan Data...53

F. Instrumen Penelitian...55

G. Teknik Analisis Data...57

H. IndikatorKeberhasilan ...59

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Penelitian ...60

1. Deskripsi Lokasi Penelitian...60

2. Deskripsi Subjek dan Objek Penelitian...60

3. Kegiatan Awal Pra Tindakan ...61

B. Deskripsi Hasil Penelitian ...63

1. Siklus I ...63

2. Siklus II ...76

C. Pembahasan ...87

(12)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ...92

B. Saran ...92

DAFTAR PUSTAKA ...94

(13)

DAFTAR TABEL

hal

Tabel 1. Sintaks Pembelajaran Berdasarkan Masalah... 29

Tabel 2. Kisi-Kisi Soal Tes I ... 56

Tabel 3. Kriteria Keberhasilan Belajar Siswa ... 58

Tabel 4. Kualifikasi Kriteria Ketuntasan Belajar Siswa ... 58

Tabel 5. Kriteria Ketuntasan Aktivitas Siswa ... 59

Tabel 6. Hasil Belajar IPS Pra Tindakan ... 61

Tabel 7. Kriteria Tingkat Keberhasilan Belajar Siswa ... 62

Tabel 8. Hasil Belajar IPS Siklus I ... 69

Tabel 9. Kriteria Tingkat Keberhasilan Belajar Siswa ... 69

Tabel 10. Perbandingan Hasil Belajar IPS Pra Tindakan dengan Siklus I ... 70

Tabel 11. Data Pengamatan Aktifitas Siswa Siklus I ... 72

Tabel 12. Kriteria Ketuntasan Aktivitas Siswa ... 73

Tabel 13. Hasil Belajar IPS Siklus II ... 81

Tabel 14. Kriteria Tingkat Keberhasilan Belajar Siswa ... 81

Tabel 15. Perbandingan Hasil Belajar IPS Pra Tindakan, Siklus I dan Siklus II . 83 Tabel 16. Data Pengamatan Aktifitas Siswa Siklus II ... 84

(14)

DAFTAR GAMBAR

hal

Gambar 1. Fungsi Media dalam Pembelajaran ... 30

Gambar 2. Kerucut Edgar Dale………... 31

Gambar 3. Contoh Gambar dari Sebuah Majalah………... 32

Gambar 4. ContohGambar Garis ………... 33

Gambar 5. Contoh Foto………... 34

Gambar 6. Model Spiral Kemmis & Taggart... 49

Gambar 7. Diagram Hasil Belajar IPS Pra Tindakan………... 61

Gambar 8. Digram Hasil Belajar IPS Siklus I ... 68

Gambar 9. Diagram Pebandingan Hasil Belajar IPS Pra Tindakan dan Siklus I ………... 69

Gambar10. Diagram Hasil Belajar IPS Pra Tindakan………... 81

(15)

DAFTAR LAMPIRAN

hal

Lampiran 1. RPP Siklus I... 98

Lampiran 2. RPP Siklus II ...105

Lampiran 3. Pedoman Observasi Aktivitas Siswa ...113

Lampiran 4. Lembar Observasi Aktivitas Siswa...114

Lampiran 5. Soal Tes I ...115

Lampiran 6. Contoh Hasil Tes Siklus I...118

Lampiran 7. Soal Tes II...120

Lampiran 8. Contoh Hasil Tes Siklus Siklus II ...123

Lampiran 9. Kisi-Kisi Soal Tes II ...125

Lampiran 10. Soal LKS Siklus I ...126

Lampiran 11. Soal LKS Siklus II...129

Lampiran 12. Media Gambar Siklus I...132

Lampiran 14. Media Gambar Siklus II ...134

Lampiran 15.Nilai Siklus I………...137

Lampiran 16.Nilai SIklus II…...138

Lampiran 17. Dokumentasi Pembelajaran IPS ...139

Lampiran 18. Surat Perizinan Dinas ...143

Lampiran 19. Daftar Nilai Semester I ...144

(16)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada era globalisasi ini, siswa dituntut dapat berfikir kritis, kreatif dan dapat memecahkan suatu masalah agar dapat bersaing(Mulyasa, 2006:3). Persaingan dalam era globalisasi seperti sekarang ini sangatlah ketat, sehingga jika siswa tidak mampu untuk berfikir kritis, kreatif dan dapat memecahkan masalah maka akan tertinggal jauh dengan siswa yang lain. Oleh karena itu diperlukan penerapan model pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa untuk berfikir kritis, kreatif dan mampu menyelesaikan masalah.

(17)

Menurut Ahmad Susanto (2013:141) dengan mempelajari IPS siswa mendapatkan bekal pengetahuan yang berharga dalam memahami dirinya sendiri dan orang lain dalam lingkungan masyarakat yang berbeda tempat maupun waktu, baik secara individu maupun secara kelompok untuk menemukan kepentingannya yang akhirnya dapat terbentuk suatu masyarakat yang baik dan harmonis. Siswa lebih mengetahui tentang dirinya dan dunia dimana mereka hidup. Jadi, Peranan IPS sangatlah penting guna mendidik siswa mengembangkan diri mereka secara pengetahuan (kognitif), sikap

(afektif) dan keterampilan (psikomotor) agar dapat mengambil peran aktif dalam kehidupan sebagai anggota masyarakat dan warga negara yang baik di masa depan.

Menurut Chapin & Messick,dalam Achmad Susanto (2013:147), tujuan pendidikan IPS di sekolah dapat dikelompokkan menjadi empat komponen yaitu: 1) memberikan kepada siswa pengetahua tentang pengalaman manusia dalam kehidupan bermasyarakat pada masa lalu, sekarang, dan masa yang akan datang; 2) menolong siswa untuk mengembangkan keterampilan untuk mencari dan mengolah atau memproses informasi;3)menolong siswa untuk mengembangkan nilai/sikap demokrasi dalam kehidupan masyarakat; dan 4) menyediakan kesempatan kepada siswa untuk berperan serta dalam kehidupan sosial.

(18)

dari berbagai ilmu sosial, seperti: geografi, sejarah, ekonomi, antropologi, sosial, politik, dan psikologi (Buchari Alma, 2003:148). Materi IPS digali dari segala aspek kehidupan sehari-hari di masyarakat.

Pembelajaran IPS berpijak pada aktivitas yang memungkinkan siswa baik secara individual maupun kelompok aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip secara holistik dan autentik (Susanto, 2013:157). Melalui proses pembelajaran IPS siswa dapat memperoleh pengalaman langsung sehingga dapat memperoleh pengalaman langsung, sehingga dapat menambah kekuatan untuk menerima, memperoleh dan memproduksi kesan-kesan tentang hal yang dipelajarinua. Oleh karena itu, dibutuhkan sebuah model yang dapat membuat siswa secara aktif mencari, menggali dan menemukan konsep dari berbagai displin ilmu yang ada dalam pembelajaran secara holistik dan autentik yaitu model yang berbasis masalah.

(19)

Media adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung meteri instruksional dilingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar (Azhar Arsyad, 2009:5). Banyak sekali jenis media yang dapat menunjang proses pembelajaran. Salah satunya adalah media gambar. Menurut Sadiman Arief S. (2003: 21) media gambar adalah suatu gambar yang berkaitan dengan materi pelajaran yang berfungsi untuk menyampaikan pesan dari guru kepada siswa. Media gambar ini dapat membantu siswa untuk mengungkapkan informasi yang terkandung dalam masalah sehingga hubungan antar komponen dalam masalah tersebut dapat terlihat dengan lebih jelas.

(20)

sesuatu yang berbasis masalah. Secara umumsiswa tidak berpartisipasi aktif dalam KBM, sehingga prestasi belajar yang dihasilkan rendah.

Sesuai dengan data wawancara, dokumen hasil belajar kelas IV SDN Tukangan dan pelaksanaan pembelajaran IPS di atas, perlu sekali meningkatkan proses pembelajaran dikelas yang dapat mengaktifkan guru dan siswa, serta meningkatkan hasil belajar. Model yang sesuai untuk permasalahan tersebut adalah modelProblem Based Instruction dengan media gambar.

(21)

penyelesaian masalah secara nyata, siswa dapat belajar menyelesaikan tugas-tugas secara mandiri. Pembelajaran IPS dengan model PBI akan berhasil jika didukung dengan media yang dapat membantu peserta didik memahami materi pembelajaran.

Media pembelajaran segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga merangsang pikiran, perasaan, perhatian, minat serta kemauan peserta didik sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran secara efektif (Sukiman, 2010:29).Untuk meningkatkan konsentrasi, minat dan motivasi belajar siswa pada pembelajaran IPS, dalam penelitian ini menggunakan media gambar. Menurut (Daryanto, 2010: 19) media gambar adalah suatu penyajian secara visual yang menggunakan titik-titik, garis-garis, gambar-gambar dan tulisan atau simbol visual untuk mengihtisarkan, menggambarkan, dan merangkum ide data atau kejadian. Tujuan utama penampilan berbagai jenis gambar ini adalah untuk menerjemahkan konsep abstrak menjadi lebih realistis, sehingga siswa tidak hanya membayangkan saja namun juga dapat menggunakan indera penglihatan untuk memvisualisasikan konsep yang diberikan oleh guru (Arsyad, 2005: 113).

(22)

optimal jika dilengkapi dengan media yang relevan. Dalam proses pembelajaran IPS guru belum menggunakan media pembelajaran.

Berdasarkan uraian di atas maka peneliti akan melaksanakan kegiatan penelitian tindakan kelas sebagai solusi dari permasalahan yang dihadapi dengan cara menerapkan model Problem Based Instruction dengan media gambar pada siswa kelas IV SDN Tukangan.

B. Identifikasi Masalah

Ada beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya prestasi belajar IPS di SD Negeri Tukangan antara lain:

1. Pembelajaran masih terpaku pada buku teks.

2. Metode pembelajaran IPS kurang variatif yaitu hanya berupa ceramah dan Tanya jawab.

3. Kegiatan siswa hanya duduk mendengarkan guru, sehingga membuat siswa menjadi cepat bosan.

4. Belum ada pemanfaatan media dalam pembelajaran. 5. Belum ada kegiatan pembelajaran berbasis masalah.

6. Siswa cenderung pasif, tidak ada aktivitas selain mendengarkan dan mengerjakan tugas.

C. Batasan Masalah

(23)

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dapat ditarik permasalahan yang menarik untuk diteliti sebagai berikut :

Bagaimana peningkatan hasil belajar IPS menggunakan model Problem Based Instructiondengan media gambar?

E. Tujuan Penelitian

Untuk meningkatkan hasil belajar IPS dengan menggunakan model Problem Based Instructiondengan media gambar di sekolah dasar negeri Tukangan.

F. Manfaat Penelitian 1. Bagi Siswa

a. Melalui penerapan model problem based instruction dengan media gambar, siswa dapat menyelesaikan masalah autentik

b. Melalui penerapan model problem based instruction dengan media gambar, memungkinkan siswa memahami konsep bukan sekedar menghafal konsep.

(24)

2. Bagi Guru

a. Memberikan wawasan pengetahuan tentang model problem based instruction dengan media gambar,sehingga guru dapat berbenah diri untuk lebih mengefektifkan pembelajaran.

b. Memberikan pengalaman tentang model pembelajaran yang dapat dijadikan pedoman atas pembelajaran yang telah dilakukan, sehingga pada mata pelajaran yang lain dan memotivasi guru untuk berpikir inovatif.

3. Bagi Sekolah/Lembaga

(25)

BAB II KAJIAN TEORI

A. Pengertian Belajar dan Hasil Belajar 1. Pengertian Belajar

Menurut Gagne (Syifulah Sagala, 2003:17) belajar merupakan kegiatan yang kompleks dan hasil belajar berupa kapabilitas, timbulnya kapabilitas disebabkan: (1) stimulasi yang berasal dari lingkungan; dan (2) proses kognitif yang dilakukan oleh pelajar. Belajar secara umum diartikan sebagai perubahan pada individu yang terjadi melalui pengalaman, bukan karena pertumbuhan ataupun perkembangan tubuhnya atau karakteristik seseorang sejak lahir (Trianto,2009:16). Setelah belajar orang memiliki keterampilan, pengetahuan, sikap, dan nilai. Sementara itu, menurut Jamil (2013:15) belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan individu secara sadar untuk memperoleh perubahan tingkah laku tertentu, baik yang dapat diamati secara langsung maupun tidak dapat diamati secara langsung sebagai pengalaman dalam interaksinya dengan lingkungan. Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan (Hamalik, 2010: 28).

(26)

tidak terjadi karena adanya warisan genetik atau respon secara alamiah, kedewasaan atau keadaan seseorang yang bersifat temporer melainkan perubahan dalam pemahaman, perilaku, persepsi, motivasi, dan atau gabungan dari semuanya.

Menurut pandangan teori konstruktivisme (Sadiman, 2009:37), belajar merupakan proses aktif dari sisubjek belajar untuk merekonstruksi makna, sesuatu entah itu teks, kegiatan dialog, pengalaman fisik, dan lain-lain. Belajar merupakan proses mengasimilasikan dan menghubungkan pengalaman atau bahan yang dipelajarinya.

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan kegiatan yang kompleks yang melibatkan aspek kognitif dan stimulasi seorang pembelajar sehingga memiliki sebuah pengalaman. Pengalaman tersebut membuat seorang pembelajar memiliki keterampilan, pengetahuanm, sikap dan nilai. Belajar dikatakan berhasil jika keterampilan, pengetahuan, sikap dan nilai seorang pembelajar meningkat. Belajar dipengaruhi oleh berbagai aspek yang sering berubah-ubah.

2. Pengertian Hasil Belajar

Berdasarkan uraian belajar di atas, dapat dipahami tentang makna belajar, yaitu perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar (Ahmad Susanto, 2013:5). Sependapat dengan hal tersebut Nana Sudjana (Kunandar, 2011: 276) mengemukakan bahwa “ hasil belajar

(27)

pengukuran, yaitu berupa tes yang disusun terencana, baik tes tertulis, tes lisan maupun tes perbuatan”.

Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006: 250-251) hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan sisi guru. Dari siswa sendiri, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik apabila dibandingkan pada saat sebelum belajar, tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Sedangkan dari sisi guru, hasil belajar adalah saat terselesaikannya bahan pelajaran.

Bloom dalam Nana Sudjana(2011:23-28) membagi hasil belajar dalam tiga ranah, antara lain:

a. Ranah kognitif

Menurut Anderson (2015: 99) kategori-kategori dalam dimensi proses kognitif yaitu sebagai berikut:

1) Pengetahuan

(28)

2) Pemahaman

Pemahaman dapat dilihat dari kemampuan individu dalam menjelaskan sesuatu masalah atau pertanyaan.

3) Aplikasi

Aplikasi adalah penggunaan abstraksi pada situasi kongkret atau situasi khusus. Abstraksi tersebut mungkin berupa ide, teori, atau petunjuk teknis. Menerapkan abstraksi ke dalam situasi baru disebut aplikasi. Mengulang-ulang menerapkannya pada situasi lama akan beralih menjadi pengetahuan hafalan atau keterampilan.

4) Analisis

Analisis adalah usaha memilih suatu integritas menjadi unsur-unsur atau bagian-bagian sehingga jelas hierarkinya dan atau susunannya. Analisis merupakan kecakapan yang kompleks, yang memanfaatkan kecakapan dari ketiga tipe sebelumnya.

5) Sintesis

Penyatuan unsur-unsur atau bagian-bagian ke dalam bentuk menyeluruh disebut sintesis. Berpikir sintesis adalah berpikir divergen dimana menyatukan unsur-unsur menjadi integritas.

6) Evaluasi

(29)

b. Ranah afekif

Hasil belajar afektif tampak pada siswa dalam berbagai tingkah lakuseperti atensi/perhatian terhadap pelajaran, disiplin, motivasi belajar,menghargai guru dan teman sekelas, kebiasaan belajar (Nana Sudjana.2002: 53). Ada 5 tingkatan di dalam hasil belajar afektif yaitu sebagaiberikut.

1)Receiving/attending, yaitu kepekaan dalam menerima rangsang dari luar yang datang pada siswa.

2)Responding, yaitu reaksi yang diberikan siswa ketika

menerimastimulus dari luar.

3)Valuing (penilaian), yaitu berkaitan dengan nilai dan kepercayaanterhadap stimulus dari luar tersebut.

4) Organisasi, yaitu konsep tentang nilai dan organisasi pada sistem nilai.

5) Karakteristik nilai atau internalisasi nilai, yaitu keterpaduan dari sistem nilai yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya.

c. Ranah psikomotoris

(30)

psikomotorik menurut Dave (Abdul, 2014: 52) dibedakan menjadi lima tahap, yaitu:

1) Imitasi

Imitasi merupakan kemampuan untuk melakukan kegiatan-kegiatansederhana yang sama persis dengan apa yang dilihat ataudiperhatikan sebelumnya. Contohnya seorang peserta didik dapatmemukul bola dengan tepat karena pernah melihat ataumemperhatikan hal yang sama sebelumnya.

2) Manipulasi

Manipulasi adalah kemampuan untuk melakukan kegiatansederhana yang belum pernah dilihat sebelumnya, tetapi berdasarkanpetunjuk atau pedoman saja. Contoh seorang peserta didik dapatmemukul bola dengan tepat karena mendapatkan arahan dari gurunya.

3) Presisi

Presisi adalah kemampuan melakukan kegiatan yang akuratsehingga mampu menghasilkan produk kerja yang tepat. Contohnyapeserta didik memukul bola dengan tepat sesuai target yangdiinginkan.

4) Artikulasi

(31)

memukulnyadengan tepat sehingga sesuai dengan target yang diinginkan.

5) Naturalisasi

Naturalisasi adalah kemampuan untuk melakukan kegiatan secararefleks yang melibatkan fisik semata. Contohnya peserta didikmemukul bola dengan tepat sesuai dengan target yang diinginkantanpa berfikir terlebih dahulu.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar IPS adalah perubahan pada diri siswa yang menyangkut 3 aspek yakni kognitif, afektif dan psikomotor yang dapat dinyatakan dengan skor dan diukur dengan tes dan lembar observasi. Dalam penelitian ini, peneliti akan membatasi masalah hanya pada ranah kognitif, sehingga peneliti akan mengolah data yang berupa nilai dari hasil evaluasi/tes yang diberikan kepada siswa disetiap akhir siklus. Oleh karena itu, hasil evaluasi tersebut akan menentukan tingkat ketuntasan belajar siswa pada pembelajaran IPS. Jika dalam hasil tes , siswa memperoleh hasil belajar yang optimal dan di atas KKM yang telah ditentukan yaitu 70 maka hasil pembelajaran IPS telah mengalami peningkatan.

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar

(32)

a. Faktor yang ada pada diri sendiri yang disebut faktor individual. Faktor individual meliputi hal-hal berikut :

1) Faktor kematangan atau pertumbuhan

Faktor ini berhubungan erat dengan kematangan atau tingkat pertumbuhan organ-organ tubuh manusia.

2) Faktor kecerdasan atau inteligensi

Disamping faktor kematangan,berhasil atau tidaknya seseorang mempelajari sesuatu dipengaruhi pula oleh faktor kecerdasan.

3) Faktor latihan dan ulangan

Dengan rajin berlatih, sering melakukan hal yang berulang-ulang kecakapan dan pengetahuan yang dimiliki menjadi semakin dikuasai dan makin mendalam.

4) Faktor motivasi

Motivasi merupakan pendorong bagi suatu organisme untuk melakukan sesuatu.

5) Faktor pribadi

(33)

b. Faktor yang ada di luar individu yang disebut faktor sosial. Faktor sosial meliputi hal-hal sebagai berikut :

1) Faktor keluarga atau keadaan rumah tangga

Suasana dan keadaan keluarga yang bermacam-macam turut menentukan bagaimana dan sampai di mana belajar dialami anak-anak.

2) Faktor guru dan cara mengajarnya

Sikap dan kepribadian guru, tinggi rendahnya pengetahuan yang dimilki guru dan bagaimana cara guru mengajarkan pengetahuan tersebut kepada peserta didiknya turut menentukan hasil belajar yang akan dicapai.

3) Faktor alat-alat yang digunakan dalam belajar mengajar

Faktor guru dan cara megajarnya berkaitan erat dengan ketersediaan alat-alat pelajaran yang tersedia di sekolah.

4) Faktor lingkungan dan kesempatan yang tersedia

Seorang anak yang memiliki intelegensi yang baik dan bersekolah di sekolah yang keadaan guru dan fasilitasnya baik belum tentu pula dapat belajar dengan baik.

5) Faktor motivasi sosial

(34)

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kedua faktor tersebut merupakan faktor yang dapat berpengaruh terhadap proses belajar siswa sehingga pada akhirnya dapat menentukan hasil belajar siswa.

B. Kajian Tentang IPS 1. Hakikat IPS

Ilmu pengetahuan Sosial dalam kurikulum Tingkatan Satuan Pendidikan (Mulyasa, 2007: 125) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari SD atau MI sampai MTS atau SMP. Menurut Ahmad Susanto (2013: 137) berpendapat bahwa IPS adalah ilmu pengetahuan ilmu pengetahuan yang mengkaji berbagai disiplin ilmu sosial dan humaniora serta kegiatan dasar manusia yang dikemas secara ilmiah dalam rangka memberi wawasan dan pemahaman yang mendalam kepada peserta diidk, khususnya di tingkat dasar dan menengah. Ilmu Pengetahuan Sosial mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan ilmu sosial.

(35)

yang mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial dan kewarganegaraan.

Dengan demikian IPS merupakan Ilmu pengetahuan yang disusun dari berbagai disiplin ilmu sosial, seperti: geografi, sejarah, ekonomi, antropologi, sosiologi, politik, dan psikologi yang dikemas secara ilmiah dan telah dikemas secara ilmiah serta disesuaikan dengan kondisi siswa sekolah dasar ataupun menengah. Selain itu, Ilmu Pengetahuan sosial juga mengkaji sejumlah fakta, konsep, dan generalisasi yang ada didalam ilmu sosial. Ilmu pengetahuan sosial dikemas dari berbagai disiplin ilmu sosial oleh karena itu, pembelajaran ilmu pengetahuan sosial memerlukan model yang tepat dalam proses pembelajaran yaitu model problem based instruction.

2. Tujuan IPS

Berdasarkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Tingkat SD/MI dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 tahun 2006 tentang standar isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah menyatakan bahwa :

(36)

karena itu mata pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang dinamis.

Dalam KTSP,pemerintah telah memberikan arah yang jelas pada tujuan dan ruang lingkup pembelajaran IPS, yaitu :

a. Mengenal-konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya.

b. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial.

c. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan.

d. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerja sama, dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, ditingkat local, nasional, dan global.

Pendidikan IPS sebagai bidang studi yang diberikan pada jenjang pendidikan dilingkungan persekolahan, bukan hanya memberikan bekal pengetahuan saja, tetapi juga memberikan bekal nilai dan sikap serta keterampilan dibidang kehidupan peserta didik dalam masyarakat, bangsa, dan negara (Ahmad Susanto, 2013: 144).

(37)

a. Memiliki kesadaran dan kepedulian terhadap masyarakat atau lingkungannya, melalui pemahaman terhadap nilai-nilai sejarah dan kebudayaan masyarakat.

b. Mengetahui dan memahami konsep dasar dan mampu menggunakan metode yang diadaptasi dari ilmu-ilmu sosial yang kemudian dapat digunakan untuk memecahkan masalah-masalah sosial.

c. Mampu menggunakan model-model dan proses berpikir serta membuat keputusan untuk menyelesaikan isu dan masalah yang berkembang dimasyarakat.

d. Menaruh perhatian terhadap isu-isu da masalah-masalah sosial serta mampu membuat analisis yang kritis, selanjutnya mampu mengambil tindakan yang tepat.

e. Mampu mengembangkan berbagai potensi sehingga mampu membangun diri sendiri agar survive yang kemudian bertanggung jawab membangun masyarakat.

(38)

untuk menyelesaikan masalah-masalah dalam pembelajaran IPS salah satunya dengan modelProblem Based Instruction.

3. Ruang Lingkup Pembelajaran IPS

Menurut Sapriya (2006: 160), pada jenjang sekolah dasar, pengorganisasian materi mata pelajarn IPS menganut pendekatan terpadu, artinya materi pelajaran dikembangkan dan disusun tidak mengacu pada disiplin ilmu yang terpisah melainkan mengacu pada aspek kehidupan nyata peserta didik sesuai dengan karakteristik usia, tingkat perkembangn berpikir, dan kebiasaan bersikap da berperilaku. Ruang lingkup materi pembelajaran IPS di sekolah dasar atau madrasah ibtidaiyah yang tercantum dalam kurikulum Depdiknas (2006), sebgai berikut :

a. Manusia, tempat, dan lingkungan. b. Waktu, keberlanjutan, dan perubahan. c. Sistem sosial dan budaya.

d. Perilaku ekonomi dan kesejahteraan.

Menurut Ahmad Susanto (2013: 160) ruang lingkup materi IPS di sekolah dasar memiliki karakteristik, sebagai berikut:

a. Ilmu pengetahuan sosial merupakan gabungan dari unsur-unsur geografi, sejarah, ekonomi, hukum, dan politik, kewarganegaraan, sosiologi, bahkan juga humaniora, pendidikan dan agama.

(39)

sedemikian rupa sehingga menjadi pokok bahasan atau tpoik (tema) tertentu.

c. Standar kompetensi dan kompetensi dasar IPS juga menyangkut berbagai masalah sosial yang dirumuskan dengan pendekatan interdisipliner dan multidisipliner.

d. Standar kompetensi dan kompetensi dasar dapat menyangkut peristiwa dan perubahan kehidupan masyarakat dengan prinsip sebab akibat, kewilayahan, adaptasi, dan pengolahan lingkungan, struktur, proses dan masalah sosial serta upaya-upayaperjuangan hidup agar survive seperti pemenuhan kebutuhan, kekuasaan, keadilan, dan jaminan keamanan. e. Standar kompetensi dan kompetensi dasar IPS menggunakan tiga

dimensi dalam mengkaji memahami fenomena sosial serta kehidupan manusia secara keseluruhan.

(40)

C. Problem Based Instruction

1. PengertianModel Problem Based Instruction (PBI)

Menurut Dewey (dalam sudjana 2001:19) belajar berdasarkan masalah adalah interaksi antara stimulus dengan respon, merupakan hubungan dua arah belajar dan lingkungan. Pengalaman siswa yang diperoleh dari lingkungan akan menjadikan kepadanya bahan dan materi guna memperoleh pengertian serta bisa dijadikan pedoman dan tujuan belajarnya (Trianto, 2009: 92).

Menurut Arends dalam Jamil (2013: 215), pembelajaran berdasarkan masalah merupakan suatu pendekatan pembelajaran, yang mana siswa mengerjakan permasalahan yang otentik dengan maksud untuk menyusun pengetahuan mereka sendiri, mengembangkan inkuiri dan keterampilan berpikir tingkat lebih tinggi, mengembangkan kemandirian dan percaya diri. PBI adalah suatu model pembelajaran yang mana siswa sejak awal dihadapkan pada suatu masalah, kemudian diikuti oleh proses pencarian informasi yang bersifatStudent Centered(Jamil, 2013: 215-126).

Pada model pembelajaran berdasarkan masalah, kelompok-kelompok kecil siswa bekerja sama memecahkan suatu masalah yang telah disepakati oleh siswa dan guru. Ketika guru sedang menerapkan model pebelajaran ini, sering kali siswa mengunakan bermacam-macam keterampilan prosedur pemecahan masalah dan berpikir kritis. Model pembelajaran ini dilandasi teori kontruktivistik.

(41)

yang penyelesaiannya membutuhkan kerja sama diantara siswa-siswa. Dalam model pembelajaran ini guru memandu siswa menguraikan rencana pemecahan masalah menjadi tahap-tahap kegiatan. Guru memberi contoh mengenai penggunaan keterampilan dan strategi yang dibutuhkan supaya tugas-tugas tersebut dapat diselesaikan. Guru menciptakan Suasana yang fleksibel dan berorientasi pada upaya penyelidikan oleh siswa.

Pembelajaran ini membantu siswa untuk memproses informasi yang sudah jadi dalam benaknya dan membantu menyusun pengetahuan mereka sendiri tentang dunia sosial dan sekitarnya. Pembelajaran ini cocok untuk mengembangkan pengetahuan dasar maupun kompleks (Ratumanan dalam Trianto, 2009: 92).

Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa pengajaran berdasarkan masalah merupakan suatu model pembelajaran di mana siswa mengerjakan permasalahan yang autentik dengan maksud untuk menyusun pengetahuan mereka sendiri, mengembangkan inkuiri dan keterampilan berfikir tingkat tinggi, mengembangkan kemandirian, dan rasa percaya diri.

2. Ciri-ciri Pembelajaran ModelProblem Based Instruction

Menurut Arends (Trianto, 2007: 93) Pembelajaran problem based instructionmemiliki ciri-ciri sebagai berikut:

(42)

b. Berfokus pada keterkaitan antardisiplin. Masalah yang akan ditinjau siswa harus dari berbagai displin ilmu.

c. Penyelidikan autentik. Siswa harus menyelidiki masalah secara autentik guna menemukan solusi untuk masalah tersebut.

d. Menghasilkan produk dan memamerkannya. Pembelajaran ini menuntut siswa untuk menghasilkan sebuah produk berupa solusi dari sebuah masalah dan mendemonstrasikan produk itu didepan teman-temannya. e. Kolaborasi. Pembelajaran ini dilaksanakan secara kelompok sehingga

menuntut siswa untuk saling bekerja sama.

Sementara itu, PBI memiliki beberapa tujuan antara lain: 1) Keterampilan berpikir dan keterampilan pemecahan masalah 2) Belajar peranan orang dewasa yang autentik

3) Menjadi pembelajar yang mandiri

PBI menutut dan membantu siswa untuk dapat berkembang dengan baik dari waktu ke waktu.

3. Tujuan ModelProblem Based Instruction

Tujuan problem based instruction menurut Trianto (2007: 95) adalah sebagai berikut :

a. Keterampilan berfikir dan pemecahan masalahProblem based instruction

(43)

b. Belajar peranan orang dewasa

Menurut Resnick,problem based instructionmemiliki implikasi yaitu: 1) Mendorong kerjasama dalam menyelesaikan tugas.

2) Memiliki elemen-elemen belajar magang, hal ini mendorong pengamatan dan dialog dengan orang lain, sehingga secara bertahap siswa dapat memahami peran orang yang diamati atau diajak dialog. 3) Melibatkan siswa dalam penyelidikan plihan sendiri, sehingga

memungkinkan mereka menginterpretasikan dan menjelaskan fenomena dunia nyata dan membangun pemahaman terhadap fenomena tersebut secara mandiri.

c. Keterampilan untuk pembelajaran mandiri

Problem based instruction berusaha membantu siswa menjadi mandiri dan otonom. Dengan bimbingan guru yang berulang-ulang mendorong dan mengarahkan mereka untuk mengajukan pertanyaan, mencari penyelesaian terhadap masalah nyata oleh mereka sendiri, siswa belajar untuk menyelesaikan tugas-tugas itu secara mandiri dalam hidupnya kelak.

4. Langkah-Langkah ModelProblem Based Instruction

(44)
[image:44.595.155.468.89.629.2]

Tabel 1. Sintaks Pengajaran Berdasarkan Masalah Fase atau Tahap Tingkah Laku Guru Fase 1 :

Mengorientasi siswa kepada masalah

Gurumenginformasikan tujuan-tujuan pembelajaran, mendeskripsikan kebutuhan-kebutuhan logistik penting, dan memotivasi siswa agar terlibat dalam kegiatan pemecahan-masalah yang mereka pilih sendiri.

Fase 2 :

Mengorganisasi siswa untuk belajar

Guru membantu siswa menentukan dan mengatur tugas-tugasbelajar

yang berhubungan dengan masalah itu.

Fase 3 :

Membantu penyelidikan mandiri atau kelompok

Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan

eksperimen,mencari penjelasan, dan solusi. Fase 4 :

Mengembangkan dan menyajikan hasil karya serta memamerkannya

Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan hasil karya yang sesuai seperti laporan, rekaman video, dan model, serta membantu mereka berbagi karya mereka. Fase 5 :

Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah

Guru membantu siswa melakukan refleksi atas penyelidikan dan proses-proses yang mereka gunakan.

(45)

instructionmenurut Nur (2011: 57) dengan modifikasi sesuai kebutuhan adalah sebagai berikut.

1) Guru menyampaikan tujuan dan tahapan kegiatan yang akan dilakukan oleh siswa.

2) Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok untuk berdiskusi.

3) Siswa dibagikan “Lembar Kerja Kelompok” berupa permasalahan yang sama dalam bentuk gambar pada setiap kelompok untuk mendiskusikannya dan mencari penyelesaiannya.

4) Siswa bersama kelompok, membuat identifikasi masalah yang sesuai dengan permasalahan dalam bentuk gambar dengan bimbingan guru. 5) Siswa bersama kelompok, merencanakan pemecahan masalah dengan

bimbingan guru.

6) Siswa bersama kelompok, menerapkan pemecahan masalah dengan bimbingan guru.

7) Menyajikan hasil karya/ hasil kerja dalam bentuk laporan.

8) Perwakilan dari beberapa kelompok maju ke depan kelas untuk mempresentasikan hasil diskusinya.

(46)

5. Kelebihan ModelProblem Based Instruction

Kelebihan dan kekurangan Problem Based Instruction menurut Yadzani, dalam Nur (2011: 33-35) adalah sebagai berikut.

1) Kelebihan Problem Based Instruction sebagai suatu model pembelajaran adalah :

a) menekankan pada pembelajaran yang bermakna; b) meningkatkan pengarahan diri;

c) pemahaman lebih tinggi dan pengembangan keterampilan yang lebih baik; dan

d) keterampilan-keterampilan interpesonal dan kerja tim. D. Media Pembelajaran

1. Hakikat Media Pembelajaran dan Gambar

Kata media berasal dari bahasa Latin “Medium” yang secara harfiah

berarti perantara atau pengantar.Menurut (Gagne dalam Sadiman, 2012:7), menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar.

Menurut Sukiman (2010: 29) media pembelajaran segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga merangsang pikiran, perasaan, perhatian, minat serta kemauan peserta didik sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran secara efektif.

(47)

pembelajaran juga merupakan komunikasi, maka media pembelajaran bisa dipahami sebagai media komunikasi yang digunakan dalam proses komunikasi tersebut, media pembelajaran memiliki peranan penting sebagai sarana untuk menyalurkan pesan pembelajaran.

[image:47.595.187.497.289.480.2]

Dalam peneliti ini akan menggunakan media pembelajaan sebagai penunjang proses belajar mengajar.Fungsi dari media pembelajaran ditunjukan pada gambar berikut ini:

Gambar 1. Fungsi media dalam proses pembelajaran (Daryanto, 2010: 8)

(48)
[image:48.595.163.480.87.312.2]

Gambar 2. Kerucut Edgar Dale (Sadiman, 2006:8)

Ada beberapa media yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran. Nana Sudjana dan Rivai (2011: 3) membagi media pembelajaran menjadi 2 antara lain, Pertama, media grafis seperti gambar, foto, grafik, bagan atau diagram, poster, kartun, komik, dan lain-lain. Media grafis juga sering disebut dengan media dua dimensi, yakni media yang mempunyai ukuran panjang dan lebar. Kedua, media tiga dimensi yaitu bentuk model seperti padat, model penampang, model susun, model kerja,mock up, diorama dan lain-lain. Ketiga media proyeksi seperti slide, film strips, film, penggunaan OHP, dan lain-lain. Dalam penelitian ini akan digunakan media gambar.

(49)

tempat dan sebagainya (Hamdani, 2011: 262). Gambar itu pada dasarnya membantu mendorong para siswa dan dapat membangkitkan minatnya pada pelajaran (Daryanto, 2010: 107). Menurut Arsyad(2005: 113)tujuan utama penampilan berbagai jenis gambar ini adalah untuk menerjemahkan konsep abstrak menjadi lebih realistis, sehingga siswa tidak hanya membayangkan saja namun juga dapat menggunakan indera penglihatan untuk memvisualisasikan konsep yang diberikan oleh guru.

Diantara media pendidikan, gambar atau foto adalah media yang paling umum dipakai. Menurut Arsyad (2005: 113) media gambar dibagi menjadi : a. Gambar jadi

[image:49.595.218.334.442.605.2]

Materi pelajaran yang memerlukan visualisasi dalam bentuk ilustrasi yang dapat diperoleh dengan sumber yang ada. Gambar jadi berasal dari majalah, booklet, brosur, selebaran dan lain-lain.

(50)

b. Gambar garis (sketsaataustick figure)

[image:50.595.193.364.194.418.2]

Gambar garis kendatipun amat sederhana, dapat menunjukkan aksi atau sikap dengan dampak yang cukup baik. Dengan gambar garis, kita dapat menyampaikan cerita atau pesan-pesan penting.

Gambar 4. Contoh gambar garis c. Fotografi

(51)
[image:51.595.192.473.84.269.2]

Gambar 5. Contoh Foto

Menurut Sadiman (2012: 30) media gambar juga memiliki kelebihan dan kekurangan. Beberapa kelebihan media gambar antara lain:

a. Sifatnya konkret.

b. Gambar dapat mengatasi batasan ruang dan waktu; c. Mengatasi keterbatasan pengamatan;

d. Memperjelas suatu masalah, dalam bidang apa saja dan untuk tingkat usia berapa saja sehingga dapat mencegah kesalahpahaman;

e. Harga murah dan gampang didapat serta digunakan

Ada enam syarat yang perlu dipenuhi oleh gambar atau foto yang baik sehingga dapat dijadikan sebagai media pendidikan (Sadiman 2012: 31).

a. Autentik

(52)

b. Sederhana

Komposisi gambar hendaknya cukup jelas menunjukkan poin-poin pokok dalam gambar.

c. Ukuran relatif.

d. Gambar atau foto sebaiknya mengandung gerak atau perbuatan. e. Gambar baik belum tentu baik untuk mencapai tujuan pembelajaran. f. Tidak setiap gambit merupakan media yang bagus.

Sebagai media yang baik, gambar hendaknya bagus dari sudut seni dan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

Dari Uraian di atas media gambar yang akan digunakan dalam pembelajaran IPS dengan model Problem Based Instruction adalah foto, karena foto dapat diperoleh dengan mudah dan dapat digunakan secara efektif dalam proses pembelajaran.

E. Karakteristik Siswa Kelas IV SD

1. Kemampuan Kognitif Siswa kelas IV SD

Proses belajar harus disesuaikan dengan tahapan perkembangan kognitif siswa (Piaget dalam Thobroni, 2011: 96). Tahapan tersebut dibagi menjadi empat tahap yaitu, tahapan sensori motori (usia 0-2 tahun), tahapan pra operasional (usia 2-7 tahun), tahapan operasional konkret (usia 7-11 tahun), dan tahapan operasional formal (usia 11 tahun sampai dewasa).

1. Tahapan sensori motori (usia 0-2 tahun)

(53)

(Monk, 2006: 218) berpendapat bahwa dalam perkembangan kognitif selama stadium sensori motoric ini, intelegensi anak baru nampak dalam bentuk aktivitas motoric sebagai reaksi stimulasi sensori. Dalam stadium ini yang penting adalah tindakan konkrit.

2. Tahapan pra operasional (usia 2-7 tahun)

Dalam tahapan ini, anak mengembangkan keterampilan berbahasanya. Mereka mulai mempresentasikan benda-benda dengan kata-kata dan gambar. Pemikirannya masih bersifat egosentris dam memuasat

(centralized). Stadium pra-operasional dimulai dengan penguasaaan bahasa yang sistematis, permainan simbolis, imitasi (tidak langsung) serta bayangan dalam mental (Monk, 2006: 221).

3. Tahapan operasional konkret (usia 7-11 tahun)

Tahapan ini muncul antara usia 6-12 tahun dan mempunyai ciri berupa penggunaan logika yang memadai (Yudrik, 2013: 117). Menurut Rita Eka (2008: 105) pada masa ini anak sudah dapat memecahkan masalah-masalah yang bersifat konkret.. Anak mampu untuk melakukan aktivitas logis tertentu tetapi hanya dalam situasi yang kongkrit (Monk, 2006: 223).

4. Tahapan operasional formal (usia 11 tahun sampai dewasa).

(54)

terkait pada masa kini. Ia belum mampu untuk memperhitungkan kemungkinan-kemungkinan yang bisa ada.

Dari Uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa anak sekolah dasar(usia 7-12 tahun) berada dalam tahapan operasional konkret yaitu dapat memecahkan masalah-masalah yang bersifat konkret dan mampu berpikir logis.

2. Aktivitas Siswa Kelas IV SD

Aktivitas menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah kegiatan atau keaktifan. Dalam belajar sangat diperlukan adanya aktivitas, tanpa aktivitas belajar itu tidak mungkin akan berlangsung dengan baik (Sardiman, 2010: 95). Aktivitas dalam proses belajar mengajar merupakan serangkaian kegiatan yang meliputi keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran, mendengarkan penjelasan guru, mencatat hal-hal yang dianggap penting, berdiskusi, keberanian untuk bertanya, keberanian mengajukan pendapat, kritik dan saran.

(55)

pula terbentuknya pengetahuan dan keterampilan yang akan mengarah pada peningkatan hasil belajar.

Dalam pembelajaran perlu memperhatikan bagaimana keterlibatan siswa dalam pengorganisasian pengetahuan, apakah mereka aktif atau pasif dalam KBM. Karena aktivitas belajar itu banyak sekali macamnya maka para ahli mengadakan klasifikasi atas macam-macam aktivitas tersebut. Berdasarkan dengan hal tersebut, Paul B. Dierich, dalam Hamalik (2010: 172) menggolongkan aktivitas siswa dalam pembelajaran antara lain sebagai berikut :Kegiatan-kegiatan visual (visual activities), yang termasuk di dalamnya misalnya, membaca, memperhatikan gambar, demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain.

1) Kegiatan-kegiatan lisan (oral activities), seperti : menyatakan, merumuskan, bertanya, dan memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, interupsi.

2) Kegiatan-kegiatan mendengarkan (listening activities), sebagai contoh mendengarkan : uraian, percakapan, diskusi, musik, pidato.

3) Kegiatan-kegiatan menulis (writing activities), seperti misalnya menulis cerita, karangan, laporan, angket, menyalin.

4) Kegiatan-kegiatan menggambar (drawing activities), misalnya menggambar, membuat grafik, peta, diagram.

5) Kegiatan-kegiatan metrik (motor activities), yang termasuk di dalamnya antara lain : melakukan percobaan, membuat konstruksi, model mereparasi, bermain, berkebun, berternak. 6) Kegiatan-kegiatan mental (mental activities), sebagai contoh

misalnya : menanggapi, mengingat, memecahkankan soal, menganalisa, melihat hubungan, mengambil keputusan.

(56)

Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran berpengaruh terhadap hasil belajar siswa, oleh karena itu guru harus dapat membimbing dan memfasilitasi siswa dalam KBM. Aktivitas siswa yang diteliti dalam penelitian ini adalah aktivitas siswa dalam peroses KBM.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar siswa adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan siswa dalam mengikuti pembelajaran, sehingga menimbulkan perubahan perilaku belajar pada diri siswa, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu atau dari tidak mampu melakukan kegiatan menjadi mampu melakukan kegiatan.

F. Penelitian Yang Relevan

1. Penelitian yang dilakukan oleh Fedelfina Djabumir tahun 2011 dengan

judul “PENERAPAN PEMBELAJARAN PROBLEM BASED

INSTRUCTION (PBI) UNTUK MENINGKATKAN PROSES DAN

HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS IV SDN MADYOPURO 5 MALANG”. Hasil belajar siswa pada siklus I memperoleh presentasi rata-rata kelas 75 % sedangkan siklus II 85%, (5) Siklus II presentasi keberhasilan secara klasikal dari 75% menjadi 85% dengan peningkatan 15,2%. Relevansinya dengan penelitian ini adalah sama-sama meneliti hasil belajar IPS dengan menggunakan model problem based learning. Perbedaan dengan penelitian ini adalah letak sekolah dan penelitian ini menggunakan media gambar.

(57)

MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN MEDIA VIDEO PADA SISWA KELAS IVA SD NEGERI SEKARAN 01 SEMARANG” Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran

Problem Based Instruction di kelas IVA SDN Sekaran 01Semarang dikategorikan baik, dengan melihat dari peningkatan hasil belajar yang diperoleh dari hasil belajar siswa pada siklus I dengan persentase 63,2%, siklus II 78,9%, dan siklus III dengan persentase 89,5%.Relevansinya dengan penelitian ini adalah meneliti hasil belajar. Sedangkan perbedaaan penelitian ini terletak pada penggunaan media video.

G. Kerangka Berpikir

Berdasarkan uraian kajian teori di atas, belajar merupakan kegiatan yang kompleks yang melibatkan aspek kognitif dan stimulasi seorang pembelajaran sehingga memiliki sebuah pengalaman. Pengalaman tersebut membuat seorang pembelajar memiliki keterampilan, pengetahuan, sikap dan nilai. Pada hakikatnya kegiatan belajar mengajar disekolah merupakan proses komunikasi antara guru dengan siswa. Guru harus mampu menciptakan komunikasi yang dapat memberikan kemudahan bagi siswa untuk belajar terutama dalam menerima pengetahuan, sikap, keterampilan yang diberikan oleh guru. Pada kenyataannya komunikasi dalam proses pembelajaran tersebut kurang berjalan dengan baik.

(58)

terkesan kaku dan monoton. Selain ituguru kurang variatif dalam menggunakan metode pembelajaran yaitu pada saat memberikan materi hanya berupa ceramah dan tanya jawab. Sementarasiswa hanya menerima informasi saja tanpa adanya kegiatan praktek. Didalam kelasbelum terlihat menggunakan media gambar, yang dapat diajarkan ke siswa. Selama pembelajaran siswa belum belajar sesuatu yang berbasis masalah. Secara umum Siswa tidak berpartisipasi aktif dalam KBM, sehingga prestasi belajar yang dihasilkan rendah. Sesuai dengan data wawamcara, hasil belajar dan pelaksanaan pembelajaran IPS di atas, perlu sekali meningkatkan proses pembelajaran yang dapat mengaktifkan guru dan siswa, serta meningkatkan hasil belajar kognitif.

Kondisi tersebut memerlukan sebuah perbaikan, salah satunya adalah dengan menerapkan model pembelajaran serta penggunaan alat bantu dalam proses belajar mengajar yaitu media pembelajaran sehingga dapat meningkatkan hasil belajar yang dilakukan oleh siswa. Mata pelajaran IPS dalam sekolah dasar merupakan mata pelajaran terpadu yang mengemas bidang-bidang ilmu sosial berupa geografi, sejarah, ekonomi,hukum, politi dan lain-lain menjadi satu. Oleh karena anak sekolah dasar (usia 7-12 tahun) berada dalam tahapan operasional konkret yaitu dapat memecahkan masalah-masalah yang bersifat konkret dan mampu berpikir logis. Oleh karena itu, dalam proses pembelajaran haruslah disesuaikan dengan memecahkan masalah menggunakan benda-benda konkret yaitu model Problem based Instruction

(59)

pelajaran IPS diperlukan model pembelajaran serta menggunakan media pembelajaran yang variatif dalam proses belajar mengajar.

(60)

Bagan alur berfikir dapat digambarkan sebagai berikut :

H.

KONDISI AWAL

Pembelajaran IPS belum optimal dengan indikasi : .

1. Hasil belajar siswa

Dari data hasil belajar menunjukkan, bahwa nilai msih dibawah KKM yang ditetapkan sekolah yaitu 70.

2. Aktivitas siswa

• Tidak berpartisipasi aktif dalam KBM sehingga prestasi belajar yang dihasilkan rendah.

• Hanya menerima informasi saja tanpa adanya kegiatan praktek, sehingga membuat siswa menjadi cepat bosan

KONDISI AKHIR PELAKSANAAN TINDAKAN MELALUI MODEL PROBLEM BASED INSTRUCTION DENGAN MEDIA GAMBAR

Langkah-langkah atau tahapan problem based instruction dengan media gambar adalah sebagai berikut :

a. Guru menyampaikan tujuan dan tahapan kegiatan yang akan dilakukan oleh siswa.

b. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok untuk berdiskusi. c. Siswa dibagikan “Lembar Kerja Kelompok” berupa

permasalahan yang sama dalam bentuk gambar pada setiap kelompok untuk mendiskusikannya dan mencari penyelesaiannya.

d. Siswa bersama kelompok, membuat identifikasi masalah yang sesuai dengan permasalahan dalam bentuk gambar dengan bimbingan guru.

e. Siswa bersama kelompok, merencanakan pemecahan masalah dengan bimbingan guru.

f. Siswa bersama kelompok, menerapkan pemecahan masalah dengan bimbingan guru.

g. Menyajikan hasil karya/ hasil kerja dalam bentuk laporan. h. Perwakilan dari beberapa kelompok maju ke depan kelas

untuk mempresentasikan hasil diskusinya.

i. Guru bersama siswa melakukan analisis dan evaluasi proses pemecahan masalah dengan mengkritisi dan menyempurnakan jawaban dari masing-masing kelompok.

(61)

I. HipotesisPenelitian

Berdasarkan kajian pustaka di atas maka hipotesis tindakan penelitian ini adalah sebagai berikut:

Melalui Penerapan Model Problem Based Instruction dengan media gambar dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN Tukanganpada pembelajaran IPS.

J. Definisi Operasional

1. Hasil belajar IPS adalah perubahan pada diri siswa yang menyangkut 3 aspek yakni kognitif, afektif dan psikomotor setelah siswa belajarIPS yang meliputi kemampuan dan keterampilan-keterampilan dalam matapelajaran IPS. Hasil belajar IPS dalam penelitian ini meliputi ranah kognitif dengan materi masalah-masalah pribadi dan masalah-masalah sosial dilingkungan sekitar. Hasil belajar IPS ranah kognitifdiperoleh dari hasil tes, dengan tingkatan dari mengingat sampai denganmengaplikasikan. Hasil ranah afektif dan psikomotor diperoleh dari hasil observasi aktivitas siswa. 2. Model problem based instruction merupakan suatu model pembelajaran

(62)

menetapkan pemecahan masalah dan juga memfasilitasi siswa saat menyajikan hasil karya/hasil kerja kelompok.

(63)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk penelitian tindakan kelas (classroom action research). Menurut (Wina Sanjaya, 2009: 13) PTK merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan guru untuk meningkatkan kualitas peran dan tanggung jawab guru khususnya dalam pengelolaan pembelajaran. Penelitian Tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan yang sengaja dimunculkan, dan terjadi dalam sebuah kelas (Zainal Aqib, 2006:13).Menurut (Suharsimi Arikuntoro, 2008: 3), penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajarberupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dala sebuah kelas secara bersama. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa PTK adalah penelitian yang dilandasi oleh sebuah masalah didalam kelas dengan tujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas suatu pembelajaran.

(64)

B. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN Tukangansebanyak 25 siswa, yang terdiri dari 15 siswa perempuan dan 10 siswa laki-laki, tahun ajaran 2015/ 2016, dan guru kelas IV SDN Tukangan yang bertindak sebagai pelaksana dan peneliti sebagai observer. Sementara itu,objek penelitian ini adalah pembelajaran IPS menggunakan model PBI dengan media gambar di SDN Tukangan, Yogyakarta.

C. Lokasi Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di SD Negeri Tukngan Yogyakarta. Penelitian ini dilakukan pada tahun ajaran 2015/2016.

D. Desain Penelitian

(65)

Keterangan :

Siklus I :

1. Perencanaan I 2. Tindakan I 3. Observasi 1 4. Refleksi I 2. Tindakan I

Siklus II :

[image:65.595.146.421.86.344.2]

1. Revisi Rencana II 2. Tindakan II 3. Observasi II 4. Refleksi II

Gambar 1

Gambar 6.

Penelitian tindakan model spiral Kemmis & Targgart ( Suharsimi Arikunto, 2006 : 93)

Dari gambar di atas dapat diketahui bahwa penelitian tindakan kelas dalam setiap siklus terdiri dari 3 tahap yaitu perencanaan, tindakan, dan refleksi. Lebih rincinya mengenai tahapan tersebut dijelaskan dibawah ini.

1. Siklus I

a. Perencanaan

Rancangan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas, dengan tahapan sebagai berikut:

1) Mengidentifikasi masalah dan menganalisa alternatif pemecahan masalah.

2) Menentukan model dan media pembelajaran yang tepat.

(66)

5) Menyusun RPP sesuai indikator yang telah ditetapkan dan skenario pembelajaran dengan menggunakan model problem based instructiondengan media gambar.

6) Mempersiapkan sumber dan media pembelajaran.

7) Mempersiapkan alat evaluasi hasil belajar yang berupa tes tertulis. 8) Mempersiapkan lembar observasi guna mengamati aktivitas siswa. b. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan merupakan implementasi atau penerapan rancangan yang telah ditetapkan yaitu mengenai tindakan kelas (Arikunto, 2009: 18). Dalam pelaksanaan tindakan ini sebagai pelaksanaan adalah guru dibantu peneliti. Pelaksanaan melaksanakan pembelajaran berdasarkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang disiapkan oleh peneliti. Selama proses pembelajaran peneliti dibantu oleh seorang pengamat untuk mengamati siswa di kelas..

c. Observasi

Observasi merupakan suatu teknik yaitu kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat (Arikunto, 2009: 19). Kegiatan ini dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Observasi ini dilaksanakan secara kolaboratif dengan guru serta dibantu oleh seorang pengamat didalam kelas untuk mengamati proses pembelajaran IPS pada siswa kelas V SDN Tukangan. Observasi ini menitik beratkan pada aktivitas siswadalam pembelajaran IPS melalui model Problem Based Instruction

(67)

d. Refleksi

Istilah refleksi berasal dari kata bahasa Inggris reflection, yang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia pemantulan. Menurut Kusumah (2010: 40) refleksi adalah perbuatan merenung atau memikirkan sesuatu atau upaya evaluasi yang dilakukan oleh para kolaborator atau partisipan yang terkait dengan suatu PTK yang dilaksanakan. Dalam penelitian ini refleksi dilakukan sebagai berikut.

a. Melakukan kegiatan evaluasi setelah proses tindakan.

b. Membahas hasil evaluasi, lembar kerja siswa, dan lembar observasi secara kolaboratif dengan guru dan pengamat.

c. Mengidentifikasi masalah yang timbul dalam siklus I.

d. Memperbaiki pelaksanaan tindakan untuk melakukan siklus selanjutnya.

(68)

E. Teknik Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono (2009: 308) Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian ini adalah memperoleh data. Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut.

a. Tes

Tes diartikan sebagai sejumlah pertanyaan yang membutuhkan jawaban, atau sejumlah pernyataan yang harus diberikan tanggapan dengan tujuan mengukur tingkat kemampuan seseorang atau mengungkap aspek tertentu dari orang yang dikenai tes (Jemari Mardapi, 2008:67). Sedangkan menurut Poerwanti (2008: 4-3) Tes adalah himpunan pertanyaan yang harus dijawab, pertanyaan-pertanyan yang harus dipilih atau ditanggapi, atau tugas-tugas yang harus dilakukan peserta tes dengan tujuan mengukur suatu aspek tertentu.

Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes yang berfungsi untuk mengetahui seberapa besar peningkatan prestasi belajar IPS pada siswa kelas IV SD Tukangan dalam proses pembelajaran menggunakan PBI dan media gambar.

b. Observasi

(69)

yang paling efektif adalah dengan memberikan format atau blangko sebagai instrumen. Format berisi item-item yang berisi tingkah laku atau kejadian yang digambarkan akan terjadi. Dalam melakukan observasi, tidak hanya mencatat tetapi juga mengadakan pertimbangan kemudian memberikan penilaian secara ke dalam suatu skala bertingkat.

c. Dokumentasi

Penelitian tindakan kelas ini menggunakan dokumentasi dalammengumpulkan data. Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenaivariabel berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti,notulen rapat, agenda, dan sebagainya (Suharsimi Arikunto, 2013: 274).Pengumpulan data menggunakan dokumentasi dalam penelitian inidiperoleh dari nilai yang sudah ada (nilai ulangan akhir semester 1).

d. Wawancara

(70)

1) Wawancara Terstruktur

Pada wawancara ini digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh. Dalam prakteknya selain membawa instrument sebagai pedoman wawancara, maka pengumpul data juga dapat menggunakan alat bantu seperti tape recorder, gambar, brosur dan amterial lain yang dapat membantu dalam wawancara.

2) Wawancara tidak Terstruktur

Wawancara tidak terstruktur maksudnya adalah wawancara yang bebas di mana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik (Suharsimi Arikunto, 2002: 136). Instrumen dalam penelitian ini terdiri dari:

(71)
[image:71.595.115.507.179.634.2]

Tes diberikan pada akhir tindakan dengan tujuan untuk mengetahui hasil belajar yang dicapai pada setiap tindakan. Berikut ini kisi-kisi soal tes yang akan digunakan sebagai berikut:

Tabel 2. Kisi-Kisi Soal Tes

No Indikator Bentuk

Soal Teknik Penilaian Tingkat Kognitif Nomor Soal a. mengidentifikasi penyebab

masalah-masalah sosial dilingkungan tempat tinggal . b. Mencontohkan

berbagai macam

masalah-masalah sosial dilingkungan tempat tinggal c. Memecahkan

masalah untuk mengatasi masalah-masalah sosial dilingkungan tempat tinggal. Pilihan Ganda, jawaban singkat dan uraian Tes C1 C2 C3 C4

Pilihan ganda 1-10

Uraian 1 dan 2

Uraian 3 dan 4

Uraian 5

2. Instrumen Non-Tes

(72)

media gambar. Lembar observasi berbentuk rating scale yang digunakan selama proses pembelajaran IPS dengan menggunakan model PBI dengan media gambar.

G. Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan deskriptif kualitatif, dan deskripsi kuantitatif. Analisis deskriptif kualitatif digunakan untuk menggambarkan keadaan yang terjadi selama proses pembelajaran IPS menggunakan model PBI dengan media gambar. Sementara analisis deskriptif kuantitatif digunakan untuk menunjukan hasil peningkatan belajar IPS setelah menggunakan model PBI dengan media gambar dengan melihat data berupa angka.

Hasil tes dari penelitian diolah agar dapat dibaca dan diberi makna. Oleh karena itu, dilakukan kegiatan memberi skor, mengubah skor menjadi nilai dan menentukan ketuntasan siswa setelah dilakukan tes. Dalam tes hasil belajar skor merupakan jawaban benar yang diperoleh siswa. Untuk mengubah skor menjadi nilai menggunakan acuandan skala tertentu.

Nilai = X Skala

Untuk mengetahui persentase ketuntasan belajar klasikal, menggunakan rumus sebagai berikut :

% ketuntasan belajar = jumlah siswa yang tuntas

jumlah seluruh siswa × 100%

(73)

Data hasil belajar siswa dapat dianalisis secara kuantitatif untuk memperoleh kesimpulan dengan menggunakan tabel sebagai berikut.

Tabel 3.Kriteria Tingkat Keberhasilan BelajarSiswa dalam Persen (%) Tingkat Keberhasilan % Kualifikasi

>80% Sangat Tinggi (SB)

60-79% Tinggi (B)

40-59% Sedang (C)

20-39% Rendah (K)

<20% Sangat Rendah

(Aqib, 2010:41)

Berdasarkan penghitungan hasil belajar siswa kemudian hasil tersebut dikonsultasikan dengan Kriteria Ketuntasan Minimal yang dapat dikelompokkan dalam dua kategori tuntas dan tidak tuntas, dengan kriteria sebagai berikut.

Tabel 4. Kualifikasi Kriteria Ketuntasan Belajar Siswa Kriteria ketuntasan minimal Kualifikasi

≥70 Tuntas

<70 Tidak tuntas

(74)
[image:74.595.190.435.145.254.2]

Sedangkan kriteria ketuntasan aktivitas siswa sebagai berikut:

Tabel 5.Kriteria Ketuntasan Aktivitas Siswa

Skor Nilai

31≤ skor ≤40 Sangat Baik

21≤ skor <30 Baik

11≤ skor <20 Cukup 1≤ skor <10 Kurang

H. Indikator Keberhasilan

(75)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Penelitian

1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Tukangan yang terletak di Jl. Suryopranoto No.59, Yogyakarta. Peneliti memilih lokasi ini secara random .SD Negeri Tukangan merupakan sekolah dengan kelas paralel. Masing-masing tingkatan kelas mempunyai 2 kelas yang terdiri dari kelas A dan B, sehingga keseluruhan ada 12 kelas. Selain itu, terdapat ruang kepala sekolah, ruang guru yang digabung dengan ruang TU, mushola, perpustakaan, ruang gugus kepramukaan, gudang, kantin yang berada di belakang sekolah, serta lapangan atau halaman sekolah. Keseluruhan bangunan di SD ini dalam kondisi baik. Tenaga pengajar dan karyawan di SD Negeri Tukangan Yogyakarta berjumlah 36 orang. Jumlah tersebut terdiri dari kepala sekolah, guru kelas, guru mapel tertentu seperti agama dan pendidikan jasmani dan kesehatan (penjas),petugas TU, dan karyawan yang lainnnya.

2. Deskripsi Subjek dan Objek Penelitian

(76)

belajar IPS menggunakan model PBI dengan media gambar di kelas IV SD Negeri Tukangan Yogyakarta.

3. Kegiatan Awal Pra Tindakan

Kegiatan awal sebelum penelitian adalah melakukan pengamatan terhadap proses pembelajaran IPS kelas IVA di SD Negeri Tukangan Yogyakarta. Pengamatan awal dilakukan sebanyak 3 kali. Pengamatan dilakukan untuk mengetahui proses pembelajaran IPS di kelas IVA SD Negeri Tukangan Yogyakarta. Data awal berupa data hasil belajar IPS siswa kelas IVA SD Negeri Tukangan Yogyakarta diperoleh melalui tes. Hasil dari tesdigunakan untuk melihat kemampuan siswa sebelum dilakukan tindakan.

Kriteria keberhasilan dalam penelitian ini yaitu siswa kelas IVA SD Negeri Tukangan Yogyakarta mendapatkan nilai ≥70. Adapun hasil

[image:76.595.160.513.509.649.2]

pre-test siswa kelas IVA SD Negeri Tukangan Yogyakarta sebelum dilakukantindakan adalah sebagai berikut.

Tabel 6. Hasil Belajar IPS Pra Tindakan

No Kriteria Keberhasilan Pra Tindakan

Jumlah Siswa Persen (%)

1. Nilai≥ 70(Tuntas) 8 32 %

2 Nilai≤ 70(Belum Tuntas)

17 68%

(77)
[image:77.595.176.516.206.399.2]

Kemudian persen jumlah siswa yang mendapatkan nilai ≥70 dimasukan kedalam klasifikasi kategori nilai untuk hasil belajar IPS adalah sebagai berikut:

Tabel 7.Kriteria Tingkat Keberhasilan Belajar Siswa dalam Persen (%)

Tingkat

Keberhasilan % Kualifikasi

Jumlah Siswa

>80% Sangat Tinggi (SB) 0

60-79% Tinggi (B) 17 Orang

(Belum Tuntas)

40-59% Sedang (C) 0

20-39% Rendah (K) 8 Orang

(Tuntas)

<20% Sangat Rendah 0

Gambar

Tabel 1. Sintaks Pengajaran Berdasarkan Masalah
Gambar 1. Fungsi media dalam proses pembelajaran
Gambar 2. Kerucut Edgar Dale (Sadiman, 2006:8)
Gambar 3. Contoh Gambar dari sebuah majalah
+7

Referensi

Dokumen terkait

Media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan pembelajaran), sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran, dan perasaan

merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari.. pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan,

Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima, sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan,

Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan

Media adalah segala se- suatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian

yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga.. dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan

Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian

untuk menyalurkan pesan dari pengirim dan penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses