• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.5 Pembahasan Hasil Penelitian

4.5.1 Perbedaan kemampuan mengevaluasi atas penggunaan media timeline

Data yang diperoleh pada uji normalitas menunjukkan bahwa semua data berdistribusi normal, uji homogenitas skor pretest kelompok kontrol dan pretest

kelompok eksperimen menunjukkan bahwa data tersebut homogen, selanjutnya uji kenaikan skor pretest ke skor posttest yang menunjukkan ada kenaikan skor

pretest ke skor posttest. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan kemampuan mengevaluasi atas penggunaan media timeline. Hal tersebut dibuktikan dari hasil analisis data yang telah dilakukan peneliti.

Hasil analisis menunjukkan ada perbedaan yang signifikan terlihat dari hasil skor posttest kelompok kontrol dan skor posttest kelompok eksperimen nilai sig. (2-tailed) 0,000 < 0,05 maka Hnull ditolak dan Hi gagal ditolak sehingga ada perbedaan skor posttest kelompok kontrol dan skor posttest kolompok eksperimen, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan kemampuan mengevaluasi atas penggunaan media timeline, dengan kata lain penggunaan media timeline dapat meningkatkan kemampuan mengevaluasi siswa dalam belajar IPS, karena dalam pembelajaran IPS dengan menggunakan media

timeline siswa dapat menilai apakah urutan waktu dan peristiwa sesuai dengan materi yang dipelajari atau belum dan waktu serta peristiwa yang diurutkan sudah benar atau belum. Diakhir pelajaran siswa diminta menyimpulkan materi yang dipelajari, sehingga siswa lebih paham pada materi yang telah dipelajari.

Pembelajaran dengan menggunakan media timeline, siswa lebih aktif, kreatif, karena siswa dapat menggunakan warna, gambar, sehingga pembelajaran menjadi menarik. Hal ini juga ditunjukkan dari hasil observasi penggunaan media

timeline, media timeline mudah digunakan oleh siswa dan guru, menarik perhatian siswa, siswa lebih aktif dalam pembelajaran, dan hasil tes menunjukkan bahwa media timeline bermanfaat bagi siswa. Tetapi pada kelompok kontrol pembelajaran tidak menggunakan media timeline, dalam kegiatan pembelajaran siswa mendengarkan guru berceramah dan mencatat materi yang dipelajari,

sehingga menjadikan siswa bosan, dan kurang tertarik dalam pembelajaran terlihat ada siswa yang melamun dan mengobrol dengan temannya. Kesimpulannya bahwa ada perbedaan kemampuan mengevaluasi atas pengunaan media timeline

pada mata pelajaran IPS siswa kelas V SD Negeri Percobaan 3 Pakem. 4.5.2 Perbedaan kemampuan mencipta atas penggunaan media timeline

Hasil analisis menunjukkan bahwa semua data berdistribusi normal, uji homogenitas skor pretest kelompok kontrol dan pretest kelompok eksperimen menunjukkan bahwa data tersebut homogen, selanjutnya uji kenaikan skor pretest

ke skor posttest yang diperoleh ada kenaikan skor pretest ke skor posttest. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan kemampuan mencipta atas penggunaan media timeline. Dibuktikan dari hasil analisis data yang menunjukkan bahwa skor posttest kelompok kontrol dan skor posttest kelompok eksperimen.

Uji statistik diperoleh sig. (2-tailed) adalah 0,000 < 0,05 maka Hnull ditolak dan Hi gagal ditolak, sehingga menunjukkan ada perbedaan yang signifikan skor

posttest kelompok kontrol dan skor posttest kelompok eksperimen yang artinya ada perbedaan kemampuan mencipta atas penggunaan media timeline, karena dalam kegiatan pembelajaran pada kelompok eksperimen siswa belajar IPS dengan menggunakan media timeline sehingga dapat mengajak siswa untuk aktif dalam pembelajaran dan siswa dapat merencanakan serta membuat sebuah karya dengan menggunakan warna yang sesuai dengan imajinasi dan kreasinya sendiri.

Hasil penelitian ini diperkuat dari hasil observasi penggunaan media

timeline, media timeline mudah digunakan oleh siswa dan guru, menarik perhatian siswa, siswa lebih aktif dalam pembelajaran, dan hasil tes menunjukkan bahwa

media timeline bermanfaat bagi siswa. Berbeda dengan kelompok kontrol, siswa mendengarkan guru ceramah dan terlihat siswa bosan, setelah mendengarkan guru memberikan soal latihan, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan kemampuan mencipta atas penggunaan media timeline pada mata pelajaran IPS siswa kelas V SD Negeri Percobaan 3 Pakem.

Hasil penelitian ini relevan dengan penelitian terdahulu tentang penggunaan media timeline seperti yang diungkapkan Mityasari (2013) penelitian yang berjudul “Penggunaan media bagan garis waktu (timetine chart) untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS kelas V SD” menunjukkan bahwa penggunaan media bagan garis waktu (timeline chart) dapat hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS. Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Mayasari (2013) penelitian yang berjudul “Penggunaan media timeline chart

wayang dengan menerapkan metode STAD untuk meningkatkan hasil belajar siswa” menunjukkan bahwa penggunaan media timeline chart wayang dengan metode STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa SD kelas V. Penelitian lain diungkapkan Silvani (2011) penelitian berjudul “Pemanfaatan media timeline

video pembelajaran untuk meningkatkan proses dan hasil belajar IPS siswa kelas IV SDN Gunung Jati 01 Kecamatan Jabung Kabupaten Malang”, menunjukkan bahwa pemanfaatan media timeline video dapat meningkatkan hasil belajar IPS kelas IV. Penelitian ini mendukung teori yang dikemukakan oleh Sadiman (2009:37) bahwa media (timeline chart) adalah menggambarkan suatu hubungan waktu dan peristiwa secara kronologis yang disajikan dalam sebuah bagan, selain

itu Katrhyn (2011:186) mengungkapkan bahwa timeline adalah media yang dapat membantu siswa dalam memahami konsep-konsep yang lebih abstrak.

Penelitian ini relevan dengan hasil penelitian mengenai kemampuan berfikir kritis siswa seperti yang diungkapkan Yanti & Arcana (2013), penelitian yang berjudul “Pengaruh model pembelajaran course review horay terhadap kemampuan berfikir kritis mata pelajaran IPS siswa kelas V SD di gugus V kecamatan Kediri”. Penelitian ini menunjukkan ada perbedaan yang signifikan antara berfikir kritis antara kelompok siswa yang menggunakan model pembelajaran course review horay dengan kelompok siswa yang menggunakan model pembelajaran konvensional. Selanjutnya Hartati (2010), penelitian berjudul “Pengembangan alat peraga gaya gesek untuk meningkatkan keterampilan berfikir kritis siswa SMA”. Hasil penelitian menunjukkan alat peraga meningkatkan keterampilan berpikir kritis peserta didik. Kesimpulannya bahwa media timeline

dapat membantu dalam meningkatkan berfikir kritis siswa, terutama untuk memudahkan siswa mengevaluasi dan mencipta yang berkaitan dengan materi yang dipelajarinya, karena media timeline menggambarkan suatu peristiwa secara kronologis yang meliputi tanggal, tahun, tempat, peristiwa masa lampau.

75

Dokumen terkait