PERBEDAAN KEMAMPUAN MENGEVALUASI DAN MENCIPTA ATAS PENGGUNAAN MEDIA TIMELINE PADA MATA PELAJARAN IPS
KELAS V SD NEGERI PERCOBAAN 3 PAKEM
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
Maria Noviani Budi Hastuti NIM: 101134152
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
i
PERBEDAAN KEMAMPUAN MENGEVALUASI DAN MENCIPTA ATAS PENGGUNAAN MEDIA TIMELINE PADA MATA PELAJARAN IPS
KELAS V SD NEGERI PERCOBAAN 3 PAKEM
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
Maria Noviani Budi Hastuti NIM: 101134152
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya kecilku ini akan aku persembahkan kepada yang terkasih :
1. Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria karena selalu
memberikan rahmat dan kasih yang melimpah di dalam kehidupan ini
2. Kedua orang tuaku Bapak Yohanes Nyaman dan Ibu
Natalia Parniyati yang selalu menyertaiku dengan doa dan kasih sayang
3. Kedua kakakku Florentina Rina Budi Prastiwi dan
Franciska Romana Retno Budi Wulandari selalu memberikan semangat, dukungan kepadaku
4. Adikku Aurea Kinara Dayu Britany yang selalu
memeberikan semangat kepadaku
5. Deri Risto yang selalu membantuku setiap saat dan
sebagai penyemangat dalam hidupku
6. Almamaterku Universitas Sanata Dharma
7. Sahabatku yang selalu memberi motivasi dan inspirasi
v
MOTTO
“ Hiduplah dengan penuh hikmat, terhadap orang-orang
luar, pergunakanlah waktu yang ada “
(Kolose 4:5)
“ Mintalah maka akan diberikan kepadamu, carilah maka
kamu akan mendapat, ketoklah maka pintu akan dibukakan
bagimu “
(Matius 7:7)
“ Jenius adalah 1 % inspirasi dan 99 % keringat. Tidak ada
yang menggantikan kerja keras. Keberuntungan adalah
sesuatu yang terjadi ketika kesempatan bertemu dengan
kesiapan “
viii
ABSTRAK
PERBEDAAN KEMAMPUAN MENGEVALUASI DAN MENCIPTA ATAS PENGGUNAAN MEDIA TIMELINE PADA MATA PELAJARAN IPS
KELAS V SD NEGERI PERCOBAAN 3 PAKEM
Maria Noviani Budi Hastuti Universitas Sanata Dharma
2014
Kata kunci: media timeline, kemampuan mengevaluasi, kemampuan mencipta, mata pelajaran IPS.
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kurangnya pemanfaatan media pembelajaran dalam menyampaikan materi pelajaran IPS kepada siswa di sekolah dasar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan (1) kemampuan mengevaluasi dan (2) kemampuan mencipta atas penggunaan media timeline
kelas V SD Negeri Percobaan 3 Pakem tahun ajaran 2013/2014, mata pelajaran IPS materi perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi
eksperimental design tipe non-equivalent control group design. Populasi
penelitian adalah siswa kelas V SD Percobaan 3 Pakem yang berjumlah 64 siswa. Sampel yang digunakan adalah 32 siswa kelas VA sebagai kelompok eksperimen dan 32 siswa kelas VB sebagai kelompok kontrol. Instrumen penelitian berupa soal esai yang valid dengan taraf signifikansi < 0,05 dan reliabel dengan taraf signifikansi 0,602 termasuk kategori cukup. Data dianalisis dengan menggunakan
uji independent samples t-test.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) ada perbedaan kemampuan mengevaluasi atas penggunaan media timeline yang ditunjukkan dengan nilai sig. (2-tailed) < 0,05, yaitu 0,000 sehingga Hi gagal ditolak maka Hnull ditolak, artinya
terdapat perbedaan kemampuan mengevaluasi secara signifikan atas penggunaan media timeline. (2) ada perbedaan kemampuan mencipta atas penggunaan media
timeline yang ditunjukkan dengan nilai sig. (2-tailed) < 0,05, yaitu 0,000 sehingga Hi gagal ditolak maka Hnull ditolak, artinya ada perbedaan kemampuan mencipta
ix
ABSTRACT
EVALUATING AND CREATING ABILITY DIFFERENCES IN USING TIMELINE IN 5TH GRADE SOCIAL SCIENCE SUBJECT
OF SD NEGERI PERCOBAAN 3 PAKEM Maria Noviani Budi Hastuti
Sanata Dharma University 2014
Keywords: timeline media, evaluating ability, creating ability, social science subjects
This research was triggered by the lack of media utilization in delivering Social Science subject materials to elementary school students. It aimed to find out the differences in (1) evaluating abilities and (2) creating abilities in using timeline media in the 5th grade of SD Negeri Percobaan 3 Pakem, academic year 2013/2014 in the Social Science subject with the topic called struggles for maintaining the independence of Indonesia.
This quasi experimental research used a non-equivalent control group design. The population consisted of 64 grade five students of SD Negeri Percobaan 3 Pakem. The samples were 32 students of class VA as the experimental group and 32 students of VB as the control group. The instrument comprised valid essays with the level of significance of < 0,05 and the reliability with the level of significance of 0,602, which was categorized as sufficient. The data were analyzed using an independent samples t-test.
The results showed that (1) there was a difference in evaluating abilities in using timeline, as shown with the value sig. (2-tailed) < 0.05, namely 0,000 so that Hi failed to be rejected and then Hnull was rejected, meaning that there was a
significant difference in the evaluating abilities in using timeline media, and (2) there was a difference in the creating abilities in using timeline media, as shown with the value sig. (2-tailed) < 0,05, namely 0,000, so that Hi failed to be rejected
and then Hnull was rejected, meaning that there was a significance difference in the
x
KATA PENGANTAR
Terima kasih atas semua berkat, karunia dan rahmat yang diberikan oleh Tuhan karena penulis telah menyelesaikan skripsi dengan judul “PERBEDAAN
KEMAMPUAN MENGEVALUASI DAN MENCIPTA ATAS
PENGGUNAAN MEDIA TIMELINE PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS V SD NEGERI PERCOBAAN 3 PAKEM “. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak, sulit bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
2. Gregorius Ari Nugrahanta, S.J, S.S., BST., M.A., selaku Kaprodi PGSD Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Catur Rismiati, S.Pd., M.A., Ed.D, selaku Wakaprodi PGSD Universitas Sanata Dharma
4. Rusmawan, S.Pd., M.Pd., selaku Pembimbing I yang telah membimbing dan memberikan inspirasi kepada penulis
5. Elisabeth Desiana Mayasari, S.Psi. M.A., selaku Pembimbing II yang telah membimbing dan memberikan dukungan dengan sabar kepada penulis
6. Catur Rismiati, S.Pd., M.A., Ed.D, selaku dosen penguji III yang telah memberikan saran dan masukan untuk menyelesaikan skripsi ini
7. Dra. Hj. Sudaryatun, M.Pd., selaku Kepala Sekolah SD Negeri Percobaan 3 Pakem yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian di SD tersebut
8. Akhmad Ritaudin, S.Pd, selaku Guru kelas VB yang telah bersedia menjadi guru mitra dalam penelitian payung
9. Siswa-siswi kelas VA dan VB SD Negeri Percobaan 3 Pakem yang telah ikut berpartisipasi sebagai subjek penelitian
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
PERYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
PERYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vii
ABSTRAK ... viii
ABSTRACT ... ix
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR TABEL ... xvi
DAFTAR GAMBAR ... xviii
DAFTAR LAMPIRAN ... xix
BAB 1 PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Batasan Masalah... 5
1.3 Rumusan Masalah ... 5
1.4 Tujuan Penelitian ... 6
xiii
BAB 2 LANDASAN TEORI ... 8
2.1 Kajian Pustaka ... 8
2.1.1 Kemampuan Berpikir ... 8
2.2 Media Pembelajaran Timeline ... 11
2.2.1 Media Pembelajaran ... 11
2.2.2 Timeline ... 13
2.3 Mata Pelajaran IPS ... 15
2.3.1 Hakikat IPS ... 15
2.3.2 Tujuan Pembelajaran IPS ... 17
2.3.4 Materi Ajar IPS Kelas V SD ... 18
2.4 Karakteristik Siswa SD ... 18
2.5 Penelitian yang Relevan ... 20
2.5.1 Penelitian Relevan tentang Media Timeline ... 20
2.5.2 Penelitian tentang Proses Kognitif ... 22
2.5.3 Literatur Map ... 24
2.6 Kerangka Berfikir... 25
2.7 Hipotesis Penelitian ... 26
BAB 3 METODE PENELITIAN ... 27
3.1 Jenis Penelitian ... 27
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 28
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian ... 29
xiv
3.4.1 Variabel Bebas ... 31
3.4.2 Variabel Terikat ... 31
3.5 Definisi Operasional Variabel ... 32
3.6 Teknik Pengumpulan Data ... 32
3.6.1 Tes ... 33
3.6.2 Observasi ... 34
3.7 Instrumen Penelitian... 35
3.7.1 Tes ... 35
3.7.2 Lembar Observasi ... 36
3.8 Validitas dan Reliabilitas ... 38
3.8.1 Validitas ... 38
3.8.2 Reliabilitas ... 41
3.9 Teknik Analisis Data ... 42
3.9.1 Analisis Deskriptif ... 42
3.9.2 Uji Prasyarat ... 43
3.9.3 Uji Hipotesis ... 45
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 48
4.1 Deskripsi Data Penelitian ... 48
4.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian ... 48
4.1.2 Deskripsi Pelaksanaan Pretest ... 49
4.1.3 Deskripsi Pelaksanaan Posttest ... 51
xv
4.2.1 Deskripsi Analisis Data Pretest ... 53
4.2.2Deskripsi Analisis Data Posttest ... 55
4.3 Uji Prasyarat ... 57
4.3.1 Uji Normalitas ... 57
4.3.2 Uji Homogenitas ... 59
4.4 Uji Hipotesis ... 63
4.4.1 Perbedaan Kemampuan Mengevaluasi Atas Penggunaan Media Timeline ... 63
4.4.2 Perbedaan Kemampuan Mencipta Atas Penggunaan Media Timeline .... 67
4.5 Pembahasan Hasil Penelitian ... 70
BAB 5 KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN PENELITIAN .... 75
5.1 Kesimpulan ... 75
5.2 Keterbatasan Penelitian ... 76
5.3 Saran ... 76
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Tahap Perkembangan Kognitif Piaget ... 19
Tabel 2 Jadwal Pengambilan Data ... 29
Tabel 3 Teknik Pengumpulan Data ... 34
Tabel 4 Kisi-Kisi Soal Pretest dan Posttest ... 36
Tabel 5 Lembar Observasi Penggunaan Media Timeline ... 37
Tabel 6 Hasil Validasi Perangkat Pembelajaran dan Instrumen ... 39
Tabel 7 Kriteria Penilaian Validasi Perangkat Pembelajaran dan Instrumen ... 40
Tabel 8 Hasil Uji Validitas ... 41
Tabel 9 Taraf Reliabilitas ... 42
Tabel 10 Hasil Perhitungan Reliabilitas ... 42
Tabel 11 Hasil Pretest Kelompok Kontrol... 50
Tabel 12 Hasil Pretest Kelompok Eksperimen ... 51
Tabel 13 Hasil Posttest Kelompok Kontrol ... 52
Tabel 14 Hasil Posttest Kelompok Eksperimen... 53
Tabel 15 Deskripsi Data Pretest Kemampuan Mengevaluasi ... 54
Tabel 16 Deskripsi Data Pretest kemampuan mencipta ... 54
Tabel 17 Deskripsi Data Pretest Kemampuan Mengevaluasi ... 55
Tabel 18 Deskripsi Data Pretest Kemampuan Mencipta ... 55
Tabel 19 Deskripsi Data Posttest Kemampuan Mengevaluasi ... 56
Tabel 20 Deskripsi Data Posttest Kemampuan Mencipta... 56
xvii
Tabel 22 Deskripsi Data Posttest Kemampuan Mencipta... 57
Tabel 23 Hasil Uji Normalitas Kemampuan Mengevaluasi ... 58
Tabel 24 Hasil Uji Normalitas Kemampuan Mencipta ... 59
Tabel 25 Perbandingan Skor Pretest Kemampuan Mengevaluasi ... 61
Tabel 26 Perbandingan Skor Pretest Kemampuan Mencipta ... 62
Tabel 27 Kenaikan Skor Pretest Ke Posttest Kemampuan Mengevaluasi ... 64
Tabel 28 Posttest Kelompok Kontrol dan Eksperimen Kemampuan Mengevaluasi66 Tabel 29 Kenaikan Skor Pretest ke Posttest Kemampuan Mencipta ... 68
xviii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Media Timeline ... 14
Gambar 2 Literatur map ... 24
Gambar 3 Desain Penelitian ... 28
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Silabus Kelompok Eksperimen ... 82
Lampiran 2 RPP Kelompok Eksperimen ... 89
Lampiran 3 LKS Kelompok Eksperimen ... 111
Lampiran 4 Silabus Kelompok Kontrol ... 117
Lampiran 5 RPP Kelompok Kontrol ... 121
Lampiran 6 LKS Kelompok Kontrol ... 134
Lampiran 7 Ringkasan Materi IPS ... 136
Lampiran 8 Hasil Observasi ... ….141
Lampiran 9 Validitas (Media, Silabus, RPP, LKS, Bahan Ajar, Instrumen) ... 143
Lampiran 10 Hasil Uji Validitas Instrumen ... 168
Lampiran 11 Hasil Uji Reliabilitas ... 168
Lampiran 12 Instrumen Penelitian ... 169
Lampiran 13 Hasil Rekapan Nilai Pretest dan Posttest Siswa ... 175
Lampiran 14 Hasil Analisis Dara dengan SPSS 20 ... 180
Lampiran 15 Surat Izin Penelitian... 188
Lampiran 16 Surat keterangan telah melaksanakan penelitian ... 189
Lampiran 17 Foto Kegiatan Pembelajaran ... 190
1 BAB 1 PENDAHULUAN
Bab 1 membahas mengenai latar belakang masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian.
1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan sangat penting bagi kehidupan manusia, dengan pendidikan manusia dapat mengembangkan kemampuannya dari pengalaman yang terjadi karena adanya interaksi lingkungan sosial dan lingkungan fisik. Pendidikan dapat dilakukan secara informal, formal, dan non formal. Pendidikan secara informal terjadi di lingkungan keluarga, pendidikan formal terjadi di sekolah dengan aturan yang telah ditentukan oleh sekolah, sedangkan pendidikan non formal terjadi di lingkungan masyarakat (Tirtarahardja, 2008:163-164). Kemampuan yang dimiliki manusia dapat dikembangkan dengan belajar. Belajar merupakan salah satu cara yang digunakan dalam mengembangkan kemampuan manusia sehingga terjadi perubahan tingkah laku manusia yang bersifat pengetahuan, sikap, dan keterampilan (Siregar, 2010:3).
adalah alat yang dapat digunakan dalam menciptakan kondisi bagi pembelajar untuk dapat menerima pengetahuan, keterampilan, dan sikap dari orang yang mengirim pesan kepada orang yang menerima pesan (Anitah, 2009:5-6). Maka dalam kegiatan pembelajaran guru dituntut untuk merancang pembelajaran yang menarik dan mengajak siswa untuk aktif dalam belajar sehingga kemampuan kognitif siswa dapat berkembang dan siswa dapat mencapai taraf berpikir yang lebih tinggi.
Menurut Anderson & Krathwohl (2010:100-102) tahap kognitif taksonomi Bloom dibagi dalam 6 tingkatan yaitu tahap mengingat, memahami, mengaplikasi, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta diharapkan siswa dapat menguasai 6 tahap kognitif yang telah dirancang oleh Bloom. Proses kognitif dalam tahap mengingat, siswa mengulang dan mengambil kembali pengetahuan yang telah dimiliki dari memori jangka panjang. Tahap memahami, siswa sudah dapat memahami materi yang telah dipelajarinya dan dapat menghubungkan antara pengetahuan yang baru dengan pengetahuan yang lama yang telah diperoleh sehingga siswa dapat memberikan contoh.
mengaplikasikan dan menganalisis, siswa belum dapat berpikir kritis yang tinggi, maka tahap mengevaluasi dan mencipta perlu dilakukan, karena pada tahap mengevaluasi, siswa dapat membuat keputusan berdasarkan suatu kriteria tertentu dan tahap mencipta, siswa dapat membuat sebuah produk yang baru. Tahap mengevaluasi dan mencipta, siswa dapat berpikir secara kritis dan dapat mengembangkan ide-ide yang dimiliki dan dapat menghasilkan suatu karya atau produk. Kreatifitas siswa akan terlihat dengan jelas dari hasil produk yang telah dibuatnya.
Hasil observasi yang peneliti temukan di SD Negeri Percobaan 3 Pakem tanggal 14 September 2013 di kelas V, pada kegiatan pembelajaran IPS, guru belum dapat mengajak siswa untuk mengevaluasi. Hal tersebut terlihat pada kegiatan pembelajaran guru tidak meminta siswa untuk membuat kesimpulan dari materi yang telah dipelajarinya, sehingga dalam kegiatan pembelajaran siswa hanya menerima materi yang disampaikan oleh guru dan siswa belum dapat mencapai proses kognitif yang tinggi. Selanjutnya pada tahap kognitif mencipta, guru tidak meminta siswa untuk membuat karya yang berkaitan dengan materi yang dipelajarinya, misalnya guru meminta siswa untuk membuat sebuah karya, salah satunya membuat poster dari materi IPS yang diperolehnya. Selain itu, dalam kegiatan pembelajaran guru tidak memanfaatkan media pembelajaran yang konkret dalam menyampaikan materi kepada siswa dan guru menggunakan metode ceramah.
dan kemampuan mencipta karena guru tidak mengedepankan kemampuan aspek kognitif yang tinggi, siswa tidak mengembangkan kemampuan mengevaluasi dan kemampuan mencipta sehingga dalam kegiatan belajar tidak menyenangkan, membosankan, dan tidak menarik.
Berdasarkan uraian diatas ada beberapa permasalahan yang berkaitan dengan tahap kognif yang tinggi yang belum dapat dicapai oleh siswa, karena guru tidak memanfaatkan media pembelajaran yang konkret dalam menyampaikan materi kepada siswa dan tahap kognitif siswa tidak dikembangkan yaitu kemampuan mengevaluasi dan kemampuan mencipta yang mengakibatkan kreatifitas siswa tidak dapat berkembang, seharusnya guru dapat kreatif dalam merancang kegiatan pembelajaran. Salah satunya dalam kegiatan pembelajaran guru dapat menggunakan suatu media pembelajaran yaitu timeline. Media timeline
merupakan media yang digunakan untuk menghubungkan waktu dan peristiwa yang diurutkan secara kronologis yang disampaikan dalam sebuah bagan garis waktu (Sadiman, 2009:37).
dirancang guru dapat tercapai apabila guru dapat menggunakan media timeline
pada pembelajaran IPS. Maka peneliti akan melakukan penelitian yang berjudul “Perbedaan Kemampuan Mengevaluasi dan Mencipta Atas Penggunaan Media Timeline Pada Mata Pelajaran IPS Kelas V SD Negeri Percobaan 3 Pakem “.
1.2 Batasan Masalah
Peneliti membatasi penelitian ini dengan memfokuskan pada perbedaan kemampuan mengevaluasi dan mencipta atas penggunaan media timeline kelas V SD Negeri Percobaan 3 Pakem pada mata pelajaran IPS dan dibatasi pada materi perjuangan mepertahankan kemerdekaan Indonesia dengan standar kompetensi 2. Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan dan mempertahankaan kemerdekaan Indonesia dan kompetensi dasar 2.4 Menghargai perjuangan para tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan.
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, masalah penelitian dirumuskan sebagai berikut :
1.3.1 Apakah ada perbedaan kemampuan mengevaluasi atas penggunaan media
timeline pada mata pelajaran IPS siswa kelas V SD Negeri Percobaan 3
Pakem tahun ajaran 2013/2014?
1.3.2 Apakah ada perbedaan kemampuan mencipta atas penggunaan media
timeline pada mata pelajaran IPS siswa kelas V SD Negeri Percobaan 3
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah :
1.4.1 Untuk mengetahui perbedaan kemampuan mengevaluasi atas penggunaan media timeline pada mata pelajaran IPS siswa kelas V SD Negeri Percobaan 3 Pakem tahun ajaran 2013/2014.
1.4.2 Untuk mengetahui perbedaan kemampuan mencipta atas penggunaan media
timeline pada mata pelajaran IPS siswa kelas V SD Negeri Percobaan 3
Pakem tahun ajaran 2013/2014. 1.5 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak, dan manfaat yang ditulis peneliti dibagi menjadi dua yaitu manfaat teortis dan manfaat praktis.
1.5.1 Manfaat Teoritis
Hasil penelitian mengenai perbedaan penggunaan media timeline terhadap kemampuan mengevaluasi dan mencipta pada mata pelajaran IPS di SD Negeri Percobaan 3 Pakem kelas V, diharapkan dengan menerapkan media pembelajaran
timeline dapat meningkatkan kemampuan berpikir yang lebih tinggi yaitu
mengevaluasi dan mencipta.
1.5.2 Manfaat Praktis 1.5.2.1 Bagi guru
1.5.2.2 Bagi siswa
Memberikan pengalaman bagi siswa belajar menggunakan media timeline
sehingga siswa dapat aktif dalam belajar dan siswa tidak bosan dalam pembelajaran karena siswa dituntut untuk lebih aktif dan kreatif.
1.5.2.3 Bagi sekolah
Menambah referensi bacaan yang ada di sekolah dan menambah wawasan untuk warga sekolah tentang media pembelajaran timeline.
1.5.2.4 Bagi peneliti
8 BAB 2
LANDASAN TEORI
Pada bab 2 landasan teori, berisi kemampuan berpikir, media pembelajaran
timeline, mata pelajaran IPS, karakteristik siswa SD, penelitian yang relevan,
dirumuskan dalam kerangka berpikir, dan hipotesis penelitian berupa dugaan sementara dari rumusan masalah penelitian yang telah dirumuskan peneliti.
2.1 Kajian Pustaka
2.1.1 Kemampuan Berpikir
Wowo (2011:1-2) menjelaskan berpikir merupakan penggunaan akal budi yang dimiliki individu dalam memutuskan sesuatu yang akan dilakukannya yang melibatkan kesadaran dalam dirinya sendiri. Sedangkan menurut Bimo (2010:195) berpikir adalah suatu proses kognitif yang dapat berlangsung antara stimulus dan respon yang berasal dari dalam dirinya sendiri. Senada dengan Susanto (2013:121) berfikir merupakan suatu proses mental sehingga dapat menghasilkan sebuah pengetahuan yang dapat dipelajari, dengan berfikir peserta didik dapat mengembangkan potensi yang dimiliki.
Anderson & Krathwohl (2010:100-102) menjelaskan tahap kognitif dari tahap yang rendah ke tahap tinggi yaitu mengingat, memahami, mengaplikasi, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. Tahap kognitif yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut :
2.1.1.1 Mengevaluasi
Anderson & Krathwohl (2010:102) mengevaluasi merupakan pengambilan keputusan berdasarkan kriteria. Kriteria yang digunakan adalah kualitas, efektivitas, efisiensi, dan konsistensi. Mengevaluasi dalam proses kognitifnya terdiri dari: (1) Memeriksa, memeriksa yaitu proses menguji kesalahan terhadap suatu produk atau menemukan kesalahan dalam suatu produk dan mencari keefektifan prosedur yang digunakan. Misalnya siswa memeriksa apakah bahan pelajaran berisikan bagian-bagian yang tidak sesuai atau bertentangan. (2) Mengkritik, mengkritik yaitu proses menilai produk berdasarkan kriteria tertentu, dan menemukan suatu produk yang tepat sehingga dapat digunakan dalam menyelesaikan suatu masalah. Siswa dapat mencari ciri-ciri positif dan negatif dari produk sehingga siswa dapat membuat keputusan, mengkritik mengajarkan siswa untuk berpikir kritis.
2.1.1.2 Mencipta
menemukan masalah dan membuat hipotesis yang telah memenuhi kriteria yang ditentukan. Tujuan merumuskan adalah menerka suatu kemungkinan yang akan terjadi. Contoh Siswa diberikan suatu masalah dan siswa diminta mencari solusi terhadap masalah tersebut. (2) Merencanakan, proses merencanakan yaitu membuat suatu rencana untuk menyelesaikan suatu permasalahan dan membuat langkah-langkah dalam membuat suatu solusi terhadap masalah yang akan diselesaikan. Misalnya merancang proposal penelitian, sebelumnya membuat langkah-langkah dalam penelitian yang akan dilakukan. (3) Memproduksi, memproduksi yaitu membuat suatu produk dengan rencana yang telah dibuatnya untuk menyelesaikan masalah. Misalnya siswa diminta membuat makalah.
Berdasarkan pendapat para tokoh maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa kemampuan mengevaluasi adalah pengambilan sebuah keputusan berdasarkan kriteria tertentu, dan keputusan yang diambil merupakan suatu kesimpulan yang dianggap benar sehingga dari keputusan yang diambil dapat memberikan suatu penilaian. Sedangkan kemampuan mencipta adalah suatu hasil karya yang di ciptakan dan karya yang dibuat belum pernah diciptakan oleh orang lain.
2.2 Media Pembelajaran Timeline 2.2.1Media pembelajaran
Media pembelajaran merupakan perantara atau pengantar pesan yang akan disampaikan kepada penerima, dan pesan yang akan disampaikan berupa informasi (Arsyad, 2002:23). Sedangkan Sadiman (2008:7) mengungkapkan media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan dalam menyampaikan pesan dari pengirim kepada penerima yang dapat merangsang perhatian, perasaan, minat, dan pikiran siswa sehingga terjadi proses belajar yang dilakukan. Sukiman (2012:28) juga berpendapat bahwa media pembelajaran adalah pengantar pesan dari orang yang ingin mengirim pesan kepada orang yang menerima pesan, dalam kegiatan belajar mengajar media pembelajaran berupa alat yang digunakan dalam menyampaikan materi kepada siswa.
pesan dari orang yang mengirim pesan kepada orang yang menerima pesan dalam proses kegiatan belajar dan dapat merangsang pikiran, minat, perhatian dan perasaan siswa.
siswa dapat menggunakan film dan video, obyek yang terlalu kompleks dapat menggunakan diagram dan model, materi yang akan diberikan kepada siswa yang terlalu luas dapat menggunakan film dan gambar, (3) mengaktifkan siswa dalam belajar sehingga siswa tidak pasif dalam kegiatan belajar. Siswa akan mempunyai minat terhadap materi yang dipelajarinya karena terjadi interaksi langsung antara siswa dengan lingkungan, (4) mengatasi kesulitan guru dalam mengatasi siswa yang mempunyai karakter yang berbeda-beda dan dengan pengalaman yang berbeda-beda.
Jadi dapat disimpulkan bahwa fungsi media pembelajaran adalah mengaktifkan siswa dalam belajar, sehingga siswa tidak pasif dalam kegiatan pembelajaran karena siswa dapat menggunakan media tersebut dan siswa terlibat dalam kegiatan pembelajaran, media pembelajaran dapat menyampaikan pesan dari orang yang mengirim pesan kepada orang yang menerima pesan, keterbatasan dalam menyampaikan materi dapat diatasi dengan menggunakan media pembelajaran apabila obyek yang akan disampaikan kepada siswa terlalu besar atau kecil dapat menggunakan media pembelajaran.
2.2.2 Timeline
2.2.2.1 Pengertian timeline
Katrhyn (2011:186) mengungkapkan bahwa timeline adalah media yang dapat membantu siswa dalam memahami konsep-konsep yang lebih abstrak.
Timeline digunakan untuk mempermudah mengetahui dan mengurutkan peristiwa
mengevaluasi materi atau kejadian yang dipelajarinya. Siswa dapat berpikir secara lebih kritis tentang suatu peristiwa yang telah terjadi secara kronologis untuk mengetahui cerita, tanggal, tahun, tempat, terhadap suatu kejadian. Siswa akan lebih mudah mamahami topik atau materi yang akan dipelajarinnya. Pemahaman dengan menggunakan timeline akan mudah diingat oleh siswa untuk memahami materi yang telah berlalu.
Media timeline merupakan media yang digunakan untuk menggambarkan hubungan waktu dan peristiwa yang diurutkan secara kronologis serta berkesinambungan yang disampaikan dalam bagan (Mityasari, 2013:2). Selanjutnya Sadiman (2009:37) juga berpendapat bahwa bagan garis waktu
(timeline chart) adalah menggambarkan suatu hubungan waktu dan peristiwa
secara kronologis yang disajikan dalam sebuah bagan. Berdasarkan pendapat para tokoh peneliti dapat menyimpulkan media timeline merupakan media yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran yang akan memudahkan siswa dalam mengurutkan kejadian secara kronologis dan siswa juga dapat berfikir kritis.
2.2.2.2 Manfaat timeline
Media timeline mempunyai manfaat untuk memudahkan dalam memahami konsep yang abstrak, siswa akan lebih cepat mamahami materi yang disampaikan oleh guru dengan menggunakan media timeline, media timeline
mendorong siswa untuk aktif dalam belajar, siswa dapat menggali informasi yang berhubungan dengan topik yang dipelajarinya (Katrhyn, 2011:186).
Mityasari (2013:2) menjelaskan bahwa timeline chart bermanfaat untuk menggambarkan waktu dan peristiwa secara kronologis serta berkesinambungan yang menunjukkan peristiwa dari awal sampai akhir dengan bagan garis waktu diharapkan siswa akan lebih paham dan lebih mudah menguasai materi yang dipelajari yaitu materi perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Katrhyn & Mityasari peneliti menyimpulkan manfaat media timeline adalah siswa akan lebih paham materi pelajaran dengan menggunakan media timeline karena media timeline mengurutkan peristiwa dari awal hingga akhir secara kronologis.
2.3 Mata Pelajaran IPS
Pada bagian ini akan diuraikan tentang hakikat IPS, tujuan IPS, dan materi ajar kelas V SD.
2.3.1 Hakekat IPS
mata pelajaran yang diberikan pada jenjang menengah dan jenjang pendidikan dasar.
IPS merupakan integrasi dari mata pelajaran sejarah, geografi, ekonomi, dan mata pelajaran IPS bersifat terpadu dari sejumlah mata pelajaran yang lain yang mempunyai tujuan agar pembelajaran yang dilakukan lebih bermakna. Dalam hal ini, Susanto (2013:137) lebih detail mengungkapkan bahwa IPS adalah ilmu pengetahuan yang dikaji dari berbagai ilmu sosial dalam memberi pemahaman terhadap siswa khususnya tingkat dasar dan menengah, IPS mencakup kehidupan sosial, ekonomi, psikologi, budaya, sejarah, dan politik. Aspek sosial meliputi proses, permasalahan, perkembangan, dipelajari dalam ilmu sosiologi, aspek ekonomi yang meliputi faktor, perkembangan, dan permasalahan dipelajari dalam ilmu ekonomi, perkembangan dan permasalahan budaya dipelajari dalam ilmu antropologi, kehidupan manusia dipelajari dalam ilmu sejarah, dan ilmu geografi mempelajari ruang kehidupan manusia dimasyarakat.
pelajaran yang dipadukan dari berbagai sejumlah mata pelajaran sosial misalnya sejarah, ekonomi, dan geografi yang dapat digunakan untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan yang dimiliki oleh siswa terhadap kondisi sosialnya.
2.3.2 Tujuan Pembelajaran IPS
2.3.4 Materi Ajar IPS Kelas V SD
Standar kompetensi yang digunakan oleh peneliti yaitu 2. Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan dan mempertahankaan kemerdekaan Indonesia dengan kompetensi dasar 2.4 Menghargai perjuangan para tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan. Materi ajar kelas V semester II meliputi perjuangan di medan pertempuran dan perjuangan melalui perundingan.
Menurut Zuber (2012:179-188) materi perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia dibagi menjadi dua bagian yaitu perjuangan di medan pertempuran dan perjuangan melalui perundingan. Perjuangan di medan pertempuran meliputi pertempuran 10 November 1945 di Surabaya, pertempuran Ambarawa, Bandung lautan api, pertempuran Medan area. Sedangkan perjuangan melalui perundingan meliputi perjanjian Linggarjati, agresi militer Belanda I, perjanjian Renville, agresi militer Belanda II, serangan umum 1 Maret 1949, perjanjian Roem-Royen, konferensi meja bundar, pembentukan RIS dan pengakuan kedaulatan RI.
2.4 Karakteristik Siswa SD
Manusia mengalami perkembangan dari lahir sampai dewasa, Piaget membedakan fase perkembangan anak menjadi 4 tahap, menurut Wahyudin dan Agustin (2011:19-23) perkembangan kognitif Piaget meliputi empat fase yaitu : 2.4.1 Fase sensorimotor (usia 0-2 tahun)
mendengar.Fase ini berakhir pada anak yang berusia 2 tahun, anak sudah dapat melihat, melempar, dan menghisap.
2.4.2 Fase praoperasional (usia 2-7 tahun)
Kegiatan yang dilakukan anak sudah bersifat simbolis, dalam fase ini anak belum dapat berpikir secara stabil dan belum terorganisasi dengan baik. 2.4.3 Fase operasional konkret (usia 7-12 tahun)
Pada fase ini kemampuan anak dalam berpikir logis sudah dapat berkembang tetapi objek dalam berpikir logis harus bersifat konkret. 2.4.4 Fase operasional formal (usia 12 tahun sampai dewasa)
Pada fase ini anak sudah dapat berpikir dari konkret ke abstrak terlihat pada anak yang sudah mampu mengemukakan ide, mampu berpikir secara ilmiah, dan dapat memprediksi kejadian-kejadian yang akan tejadi.
Perkembangan kognitif Piaget (Crain, 2007:171) sebagai berikut. Tabel 1. Tahap Perkembangan Kognitif Piaget
Tahapan Perkembangan Kognitif
Periode I
Sensori motorik dari lahir-2 tahun, pada perode ini bayi sudah dapat melakukan tindakan fisik atau gerak fisik. Contoh menggenggam, menghisap, memukul.
Periode II
Pra-Operasional 2-7 tahun pada tahap ini anak sudah dapat berfikir dan fikirannya tidak logis sehingga berbeda antara pikiran anak periode II dengan orang dewasa. Tahap ini anak lebih menggunakan symbol-simbol.
Periode III
Berfikir Konkret 7-11 tahun, pada periode ini anak sudah dapat berfikir tetapi pada sesuatu atau obyek yang konkret atau nyata. Periode IV
Berdasarkan pendapat kedua tokoh tersebut dapat disimpulkan fase atau periode kognitif menurut Piaget terdapat empat fase perkembangan anak yang meliputi fase sensormotor (0-2 tahun), fase praoperasional (2-7 tahun), fase operasional konkret (7-12 tahun), dan operasional formal (12-dewasa), tetapi menurut Crain fase operasional konkret anak berumur (7-11 tahun) dan fase operasional formal (11-dewasa) setiap fase menurut Piaget berbeda-beda dalam fase perkembangan anak, Piaget menunjukkan bahwa anak SD kelas V termasuk dalam fase operasional konkret, karena dalam tahap operasional konkret (7-11 tahun) atau ( 7-12 tahun), anak sudah dapat berpikir secara logis, sehingga dapat memecahkan masalah yang bersifat konkret dan kegiatan pembelajaran yang dilakukan dapat menggunakan media pembelajaran, karena media pembelajaran bersifat konkret.
2.5 Penelitian yang Relevan
Berikut beberapa penelitian yang relevan tentang media timeline dan proses kognitif.
2.5.1 Penelitian relevan tentang media timeline
Mityasari (2013), meneliti tentang penggunaan media bagan garis waktu
(timetine chart) untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS
kenaikan nilai KKM dengan nilai KKM 75, aktivitas siswa pada siklus I 80 % menjadi 92 % pada siklus II. Hasil belajar siswa meningkat yang ditunjukkan dengan nilai rata-rata kelompok pada siklus I 72 dan ketuntasan klasikal 75 %, meningkat pada siklus II dengan rata-rata kelompok 79,5 dan ketuntasan belajar 90%. Penggunaan media bagan garis waktu (timeline chart) dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar. Berdasarkan hasil penelitian dapat peneliti simpulkan bahwa media timeline dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS.
Mayasari (2013), meneliti tentang penggunaan media timeline chart
wayang dengan menerapkan metode STAD (Student Teams Achievement Devinisions) untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) atau Classroom Action Research. Subjek penelitian siswa kelas V SDN I Lurah tahun ajaran 2012/2013 jumlah siswa 40, siswa perempuan 22 siswa, dan siswa laki-laki berjumlah 18 siswa. Hasil penelitian menunjukkan pada siklus I terdapat 28 siswa yang mendapat kriteria tuntas dengan presentase 70 %, siklus II sebesar 85 % atau sebanyak 34 siswa yang menadapat nilai lebih dari KKM yag ditetapkan yaitu 65, dan pada siklus III sebanyak 37 siswa atau 92,5 %, maka dapat disimpulan bahwa penggunaan media
timeline chart wayang dengan penerapan metode STAD dapat meningkatkan hasil
belajar siswa kelas V SDN I Lurah Kecamatan Plumbon Kabupaten Cirebon materi peristiwa-peristiwa menjelang proklamasi kemerdekaan Indonesia.
SDN Gunung Jati 01 Kecamatan Jabung Kabupaten Malang. Subjek penelitian ini adalah 36 siswa. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) atau
Classroom Action Research. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penilaian
proses belajar siswa mengalami peningkatan yaitu berdasarkan kemampuan siswa dalam kerjasama meningkat 7,41%, rasa ingin tahu meningkat 0,46% dan komunikasi siswa meningkat 13,42%. Pada siklus I ke siklus II prosentase ketuntasan belajar mengalami peningkatan 33,34%. Sedangkan hasil belajar siswa meningkat dari siklus I 65,88 menjadi 71,78 pada siklus II, meningkat 8,96%, sehingga dapat disimpulkan pemanfaatan media timeline video pembelajaran dapat meningkatkan proses dan hasil belajar IPS siswa kelas IV SDN Gunung Jati 01 Kecamatan Jabung Kabupaten Malang.
2.5.2 Penelitian tentang proses kognitif
Yanti & Arcana (2013), meneliti tentang pengaruh model pembelajaran
course review horay terhadap kemampuan berfikir kritis mata pelajaran IPS siswa
kelas V SD di gugus V kecamatan Kediri. Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen dengan desain posttest only non-equivalent control group design. Populasi penelitian adalah kelas V SD. Hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan yang signifikan antara kelompok siswa yang menggunakan model pembelajaran course review horay dengan kelompok siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran konvensional pada mata pelajaran IPS kelas V semester genap sekolah dasar gugus 5 kecamatan Kediri, hasil analisis t hitung = 6,4 dan t tabel = 1,684 maka Ho ditolak dan Hi diterima.
untuk meningkatkan keterampilan berfikir kritis siswa SMA. Jenis penelitian ini adalah eksperimen. Subjek yang diteliti adalah siswa kelas X SMA N 2 Pekalongan yang berjumlah 34 siswa. Hasil pengujian alat menunjukkan bahwa pengembangan alat peraga tersebut secara signifikan mampu meningkatkan keterampilan berpikir kritis peserta didik dan hasil belajar. Hal ini ditunjukkan dengan hasil uji peningkatan keterampilan berpikir kritis dengan uji t diperoleh thitung = 5,389 dengan taraf signifikansi 0,05. Kegiatan praktikum menggunakan alat peraga gaya gesek hasil pengembangan secara nyata juga mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik dari 65,24 naik menjadi 70,63. Kegiatan praktikum menggunakan alat peraga gaya gesek kembangkan meningkatkan keterampilan berpikir kritis, sebelum menggunakan alat peraga pengembangan sebanyak 68,8% peserta didik memiliki kemampuan berpikir kritis cukup, sebanyak 19,8% dalam kategori tinggi. Berbeda situasinya setelah mengikuti kegiatan praktikum, peserta didik yang memiliki kemampuan berpikir kritis ke arah yang lebih baik. Sebanyak 27,1% peserta didik mampu memiliki keterampilan berpikir tinggi, selebihnya 60,4% cukup.
2.5.3 Literatur Map
Gambar 2. Literatur Map
Penelitian Yanti & Arcana. (2013) model pembelajaran course review horay terhadap
kemampuan berfikir kritis
Yang akan diteliti : Perbedaan pengunaan
timeline terhadap kemampuan mengevaluasi
dan mencipta Mayasari (2013) Penggunaan
media Time Line Chart
wayang meningkatkan haasil belajar siswa
Silvani, Angga (2011) Media timeline video meningkatkan hasil belajar
siswa
Mityasari (2013) Pengunaan media timeline chart mengkatkan hasil belajar
Penggunaan Media Timeline Proses Kognitif
Hartati (2010) alat peraga gaya gesek untuk meningkatkan keterampilan
2.6 Kerangka Berpikir
Media timeline atau bagan garis waktu merupakan sebuah media yang menggambarkan hubungan waktu, tanggal, peristiwa secara kronologis yang disajikan dalam sebuah bagan dan memudahkan siswa memahami konsep-konsep yang abstrak. Media timeline dipilih sebagai salah satu media yang efektif apabila digunakan untuk meningkatkan kemampuan belajar siswa. Proses kognitif dapat berkembang dengan menggunakan media timeline. Penggunaan media timeline
merupakan salah satu cara yang digunakan untuk memberikan fasilitas kepada siswa untuk mengembangkan kemampuan proses kognitif yaitu mengevaluasi dan kemampuan mencipta, karena dengan menggunakan media timeline siswa akan lebih aktif, kreatif, mengembangkan imajinasinya dalam belajar dan dapat mencapai tingkat proses kognitif yang tinggi serta pemahaman peserta didik dapat maksimal.
2.7 Hipotesis Penelitian Hipotesis penelitian ini adalah :
2.7.1 Ada perbedaan kemampuan mengevaluasi atas penggunaan media timeline
pada mata pelajaran IPS siswa kelas V SD Negeri Percobaan 3 Pakem tahun ajaran 2013/2014.
27 BAB 3
METODE PENELITIAN
Bab 3 akan membahas tentang jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, populasi dan sampel penelitian, definisi operasional variabel, variabel penelitian, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, validitas dan reliabilitas, dan teknik analisis data.
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimental design tipe non equivalent
control group design. Penelitian ini merupakan quasi eksperimental karena dipilih
dua kelompok yaitu kelompok kontrol dan kelompok eksperimen yang dipilih secara tidak random yaitu dengan cara diundi untuk menentukan kelompok kontrol dan kelompok eksperimen antara kelas VA dan kelas VB. Selanjutnya kedua kelompok diberi pretest yang bertujuan untuk mengetahui keadaan awal siswa dan mengetahui ada tidaknya perbedaan antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
Kelompok eksperimen dan kelompok kontrol setelah diberikan pretest
eksperimen yaitu kelas VA. Desain penelitian ini menurut Sugiyono (2012:118), sebagai berikut :
Gambar 3. Desain Penelitian
Keterangan : X = Perlakuan (berupa media pembelajaran timeline) Q1= Skor pretest kelompok eksperimen
Q2= Skor posttest kelompok eksperimen Q3= Skor pretest kelompok kontrol Q4= Skor posttest kelompok kontrol 3.2 Tempat dan waktu Penelitian
Tempat penelitian merupakan tempat yang digunakan peneliti dalam melakukan penelitian untuk memperoleh data yang diinginkan. Peneliti memilih tempat penelitian di SD Negeri Percobaan 3 Pakem dengan alamat Jalan Kaliurang Km 17 Sukunan Pakembinangun Sleman 55582 Yogyakarta. Penelitian ini dilakukan pada bulan April-Mei 2014. Penelitian dilaksanakan selama 3 minggu. Berikut ini jadwal pelaksanaan pengambilan data dan rincian kegiatan pembelajaran, alokasi waktu pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
Q
1X
Q
2Tabel 2. Jadwal Pengambilan Data
2x35menit Rabu, 16 April 2014 Pembelajaran mengenai
Perjuangan melalui perundingan
2x35 menit Sabtu, 19 April 2014
Perjuangan mengenai perjuangan di Medan Pertempuran dan Perjuangan melalui perundingan
2x35 menit Sabtu, 26 April 2014
Posttest 2x35 menit Sabtu, 3 Mei 2014
Kontrol
2x35 menit Senin, 21 April 2014 Pembelajaran mengenai
mengenal Perjuangan melalui perundingan
2x35 menit Selasa, 22 April 2014 Perjuangan mengenai
perjuangan di Medan Pertempuran dan Perjuangan melalui perundingan
2x35 menit Selasa, 23 April 2014
Posttest 2x35 menit Sabtu, 3 Mei 2014
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian
populasi kelas V yaitu 64 siswa yang dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelas VA dan VB yang terdiri dari 32 siswa kelas VA dan kelas VB 32 siswa. Peneliti memilih kelas VA sebagai kelompok eksperimen dan VB sebagai kelompok kontrol, peneliti memilih kelas V sebagai populasi dalam penelitian karena kelompok V sudah sesuai dengan tahap perkembangan anak menurut Piaget yaitu pada tahap operasional konkret.
Sampel merupakan bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2012:120). Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh populasi kelas VA dan kelas VB SD Negeri Percobaan 3 Pakem. Kelas V di SD Negeri Percobaan 3 Pakem terdapat kelas pararel yaitu kelas VA dan kelas VB. Pemilihan kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dalam penelitian ini dipilih secara tidak random yaitu dilakukan dengan cara diundi yang disaksikan oleh guru mitra, guru mitra yaitu guru kelas VA dan VB. Teknik pengambilan sampel secara tidak random karena antara kelas VA dan kelas VB mempunyai keadaan dan kondisi yang sama.
Pembelajaran pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol berbeda karena pada kelompok eksperimen mendapat perlakuan (treatment) dengan pembelajaran yang menggunakan media timeline sedangkan pada kelompok kontrol tidak mendapatkan perlakukan yang khusus sehingga pada kegiatan pembelajaran menggunakan metode ceramah dan tidak menggunakan media
timeline dalam belajar IPS. Pembelajaran pada kelompok eksperimen dan
3.4 Variabel Penelitian
Menurut Sugiyono (2012:64) variabel penelitian adalah sesuatu yang telah ditetapkan oleh peneliti yang dapat dipelajari dan disimpulkan, obyek yang mempunyai variasi yang telah ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan akhirnya dapat mengambil kesimpulan. Variabel penelitian berdasarkan peranannya di bagi menjadi dua yaitu variabel bebas (variabel independen) dan variabel terikat (variabel dependen).
3.4.1 Variabel Bebas ( Variabel Independen)
Menurut Sugiyono (2012:64) variabel independen atau variabel bebas adalah variabel yang berpengaruh atau menjadi penyebab adanya perubahan atau timbulnya variabel dependen (variabel terikat). Sedangkan menurut Setyosari (2010:110) variabel bebas (variabel independen) adalah variabel yang mempengaruhi faktor yang diukur atau dipilih oleh peneliti dalam menentukan hubungan antara fenomena yang diamati. Variabel independen
dalam penelitian ini adalah penggunaan media timeline. 3.4.2 Variabel terikat ( Variabel Dependen)
Variabel independen Variabel dependen
Gambar 4. Variabel Penelitian 3.5 Definisi Operasional Variabel
3.5.1 Media timeline adalah media yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran untuk mengetahui urutan suatu peristiwa secara sistematis, media timeline
menggambarkan waktu dan peristiwa secara kronologis yang di sajikan dalam sebuah bagan garis waktu (timeline). Media timeline berbentuk papan yang dapat digunakan dalam mengurutkan waktu dan peristiwa.
3.5.2 Kemampuan mengevaluasi adalah suatu pengambilan keputusan yang didasarkan pada suatu kriteria yang telah ditentukan sebelumya. Keputusan yang diambil merupakan sesuatu yang benar sehingga dapat menilai.
3.5.3 Kemampuan mencipta adalah kemampuan siswa dalam membuat suatu produk atau sebuah karya yang dibuatnya sendiri dan belum pernah dibuat orang lain yang sesuai kreativitas serta imajinasinya sendiri.
3.6 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah cara yang digunakan oleh peneliti untuk mendapatkan data dalam penelitian. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data dengan menggunakan teknik tes dan non tesnya yaitu observasi. Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti diuraikan sebagai berikut :
Penggunaan media
timeline
Kemampuan mengevaluasi
3.6.1 Tes
Tes merupakan prosedur pengukuran yang berbentuk dalam sebuah tugas yang berupa pertanyaan yang harus dijawab, maupun suatu perintah yang harus dikerjakan sehingga menghasilkan nilai yang melambangkan prestasi (Taniredja, 2011:49). Sedangkan Mardapi (2008:67) menjelaskan bahwa tes adalah sejumlah pertanyaan yang membutuhkan sebuah jawaban untuk mengukur tingkat pemahaman dan kemampuan seseorang, sehingga menghasilkan sebuah data yang berupa nilai, kegiatan tes akan terlaksana apabila ada seperangkat tugas, pertanyaan, atau latihan-latihan. Berdasarkan pendapat para tokoh peneliti menyimpulkan bahwa tes adalah sebuah pertanyaan yang diberikan kepada seseorang yang harus diberikan jawaban sehingga dapat mengukur kemampuan dan pemahaman seseorang.
Tabel 3. Teknik pengumpulan data
No Kelompok Variabel Data Pengumpulan Instrumen 1
Eksperimen Kemampuan
mengevaluasi Pretest Pretest
Soal esai nomor 1-2 Kontrol Kemampuan
mengevaluasi Pretest Pretest
Soal esai nomor 1-2 2
Eksperimen Kemampuan
mencipta Posttest Posttest
Soal esai nomor 3-4 Kontrol Kemampuan
mencipta Posttest Posttest
Soal esai nomor 3-4
3.6.2 Observasi
Observasi adalah pengamatan dan pencatatan untuk mendapat informasi yang dilakukan secara sistematis, logis, obyektif, dan rasional pada situasi yang sebenarnya untuk mencapai tujuan tertentu (Arifin, 2009:153). Sedangkan menurut Sugiyono (2008:102) observasi adalah alat yang digunakan untuk melihat dan mengukur suatu kejadian atau fenomena yang diamati. Selanjutnya Sukmadinata (2008:220) mengungkapkan bahwa observasi adalah cara yang dilakukan untuk mengumpulkan data terhadap suatu kegiatan yang dilakukan secara langsung. Tujuan observasi yaitu untuk mendapatkan informasi dalam situasi tertentu, untuk melihat dan mengukur perilaku guru atau siswa dan interaksi antara guru dengan siswa.
mempunyai tujuan untuk mengetahui penggunaan media timeline pada siswa dikelas VA pada pelajaran IPS materi perjuangan mempertahankan kemerdekaan. 3.7 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan oleh peneliti untuk mengukur variabel penelitian (Sugiyono, 2012:148). Instrumen penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah tes dan non tes, non tesnya menggunakan lembar observasi yang akan dijelaskan sebagai berikut :
3.7.1 Tes
Tabel 4. Kisi-kisi Soal Pretest dan Posttest
3.7.2 Lembar Observasi
Observasi yang dilaksanakan oleh peneliti mengenai penggunaan media
timeline dalam pembelajaran IPS materi perjuangan mempertahankan
kemerdekaan Indonesia dikelas VA. Peneliti menggunakan observasi secara terstruktur yaitu dengan menggunakan lembar observasi. Berikut ini adalah lembar observasi yang digunakan oleh peneliti dalam melakukan observasi dikelas V khususnya kelas VA.
No Variabel Aspek Indikator No Soal
1
Mengevaluasi
Memeriksa
- Memeriksa kesesuaian tahun dan peristiwa mengenaipertempuran 10 November 1945 di Surabaya
- Membuat kesimpulan mengenai peristiwa serangan umum 1 Maret 1949
3
Merencanakan
Tabel 5. Lembar Observasi Penggunaan Media Timeline No Aspek yang
diamati Fokus yang diamati Ya Tidak Keterangan 1
Cara guru dalam menyampaikan pembelajaran
Guru berperan dalam penggunaan media 2. Keterlibatan siswa
dalam
pembelajaran
Siswa mengikuti seluruh proses pembelajaran Siswa terlibat aktif dalam penggunaan media
timeline dengan cara
yang tepat Media timeline
3.8 Validitas dan Reliabilitas 3.8.1 Validitas
Validitas berasal dari kata validity yang artinya ketepatan atau kecermatan instrumen dalam melakukan fungsi ukurnya (Azwar, 2011:173). Menurut Sudjana (2009:12) validitas adalah ketepatan alat penilaian yang digunakan terhadap konsep yang akan dinilai, sehingga betul-betul menilai yang seharusnya dinilai. Validitas dapat digunakan untuk mengetahui instrumen yang digunakan itu valid atau tidak. Menurut Sugiyono (2012:168) valid adalah apabila instrumen yang digunakan dapat mengukur apa yang akan diukur. Intrumen yang valid mempunyai validitas tinggi sedangkan instrumen yang kurang valid mempunyai validitas yang rendah. Menurut Priyatno (2012:101) metode dalam mengambil keputusan untuk uji validitas berdasarkan signifikansi, sebagai berikut :
Jika nilai signifikansi > 0,05 maka aitem dinyatakan tidak valid Jika nilai signifikansi < 0,05 maka aitem dinyatakan valid
Inatrumen yang di validasi meliputi perangkat Pembelajaran yaitu RPP, silabus, media pembelajaran, LKS, bahan ajar, dan instrumen pembelajaran. Hasil validasi perangkat yang telah dikonsultasikan kepada kepala sekolah dan guru dilihat pada tabel 6 sebagai berikut:
Tabel 6. Hasil Validasi Perangkat Pembelajaran dan instrumen Perangkat Pembelajaran Validator
1 Tabel 6 merupakan hasil validasi perangkat pembelajaran dan instrumen yang akan digunakan peneliti dalam penelitian. Validasi diberikan kepada dosen ahli, kepala sekolah, dan guru ahli. Ahli yang pertama adalah dosen, hasil validasi kepada dosen ahli dilakukan secara lisan dan menunjukkan bahwa perangkat pembelajaran dan instrumen sudah layak untuk digunakan. Ahli yang kedua adalah kepala sekolah rerata untuk silabus yaitu 4,11, untuk RPP yaitu 4,26, untuk LKS yaitu 3,88, kemudian untuk bahan ajar yaitu 4,00, untuk media pembelajaran 3,57, dan untuk instrumen, kepala sekolah tidak memvalidasi intrumen.
yaitu silabus 4,22, RPP yaitu 4,26, untuk LKS yaitu 4,13, untuk media pembelajaran yaitu 3,71, dan instrumen penelitian 3,9. Hasil validasi yang dilakukan oleh dosen ahli, kepala sekolah, dan guru ahli pada instrumen dengan memberikan tambahan yaitu perintah pengerjaan soal. Kriteria penilaian validasi perangkat pembelajaran yang digunakan oleh peneliti sebagai berikut:
Tabel 7 Kriteria Penilaian Validasi Perangkat Pembelajaran dan Instrumen Skor Kriteria
5 Sangat baik
4 Baik
3 Cukup
2 Tidak baik 1 Sangat tidak baik
Kriteria yang digunakan oleh peneliti telah dicantumkan dalam tabel 7, hasil rerata yang diperoleh dari ketiga ahli dalam memvalidasi perangkat pembelajaran dan instrumen menunjukkan bahwa rerata silabus 4,14 termasuk dalam kriteria baik, RPP 4,26 dalam kriteria baik, hasil rerata LKS yaitu 3,96 termasuk dalam kriteria cukup, rerata bahan ajar yaitu 4,06 termasuk dalam kriteria baik, untuk media pebelajaran 3,61 termasuk dalam kriteria cukup, dan instrumen penelitian yaitu 3,85 termasuk dalam kriteria cukup, setelah perangkat pembelajaran dan instrumen sudah divalidasi oleh dosen ahli, kepala sekolah, dan guru ahli, maka perangkat pembelajaran dan instrumen penelitian sudah siap untuk digunakan, selanjutnya adalah validitas isi.
2011:175). Validitas isi dilakukan dengan mengujikan instrumen soal kepada siswa kelas VI A pada hari selasa 10 April 2014 dengan jumlah 33 siswa yang terdiri 14 siswa perempuan dan 19 siswa laki-laki. Uji validitas dihitung dengan menggunakan program SPSS 20 for windows, hasil penghitungan SPSS sebagai berikut:
Tabel 8. Hasil Uji Validitas SD Negeri Percobaan 3 Pakem No Variabel Aspek Pearson
Correlation
Sig.(
2-tailed) Keputusan
1
Mengevaluasi Memeriksa 0,680** 0,000 Valid Mengkritik 0,695** 0,000 Valid Mencipta
Merumuskan 0,624** 0,000 Valid Merencanakan 0,527** 0,002 Valid Memproduksi 0,577** 0,000 Valid Hasil uji validitas di SD Negeri Percobaan 3 Pakem kelas VI A, semua soal yang di nyatakan valid. Kedua kemampuan yang berbeda yaitu kemampuan mengevaluasi dan kemampuan mencipta, karena pada aspek memeriksa sig (
2-tailed) 0,000 < 0,05 maka aitem dinyatakan valid, aspek mengkritik sig (2-tailed)
0,000 < 0,05 maka aitem valid, aspek merumuskan sig (2-tailed) 0,000 < 0,05 maka aitem valid, aspek merencakan dan memproduksi sig (2-tailed) 0,000 dan 0,002 < 0,05 maka aitem valid, sehingga dapat disimpulkan dari semua soal sudah teruji validitasnya dan dinyatakan valid, aitem tersebut dapat digunakan.
3.8.2 Reliabilitas
dilakukan sama walaupun pada waktu yang berlainan dengan siswa yang sama. Menurut Masidjo (2012:209) suatu tes yang dikatakan reliabel apabila menunjukkan ketepatan dan ketelitian dalam satu atau berbagai pengukuran. Taraf reliabilitas dinyatakan dalam suatu koefisien di sebut koefisien reliabilitas, koefisien taraf korelasi dalam tabel statistik dengan dasar signifikansi 1 % dan 5 %, terlihat pada tabel 9:
Tabel 9. Taraf Reliabilitas
Koefisien korelasi Kualifikasi 0,91-1,00
Pengujian reliabilitas dengan menggunakan Alpha Cronbach, hasil penghitungan reliabilitas instrumen tampak pada tabel 10:
Tabel 10. Hasil Perhitungan Reliabilitas
Sekolah Alpha Cronbach Kategori
SD Negeri Percobaan 3 Pakem 0,602 Cukup Hasil uji reliabilitas dengan menggunakan Alpha Cronbach, pengujian reliabilitas di SD Negeri Percobaan 3 Pakem dalam ketegori cukup.
3.9 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data pada penelitian ini dengan menggunakan metode statistik yang meliputi uji prasyarat dan uji hipotesis.
3.9.1 Analisis Deskriptif
eksperimen dan pretest kelompok kontrol kemampuan mengevaluasi dan kemampuan mencipta. Selain pretest, analisis deskriptif juga digunakan untuk mengetahui nilai maximum, minimum, mean, median, dan standar deviasi posttest
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol kemampuan mengevaluasi dan mencipta.
3.9.2 Uji Prasyarat
Uji prasyarat dilakukan sebelum pengujian hipotesis, uji prasyarat yang akan digunakan oleh peneliti meliputi uji normalitas dan uji homogenitas. 3.9.2.1 Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang digunakan berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas menunjukkan bahwa sampel yang diambil merupakan sampel dari data yang normal. Pengujian normalitas dengan menggunakan One SampleKolmogorov-Smirnov dengan taraf kesalahan 5 % (α = 0,05), cara yang digunakan dengan membandingkan distribusi data dengan distribusi yang dipilih, apabila data berdistribusi normal atau tidak normal kriteria yang digunakan menurut Priyatno (2012:136) sebagai berikut :
Jika harga sig. (2-tailed) > 0.05 data distribusi normal, apabila data berdistribusi normal maka teknik statistik inferensial yang digunakan adalah statistik parametrik uji independent samples t-test atau t-test. Jika harga sig. ( 2-tailed) < 0.05 data distribusi tidak normal, apabila distribusi data tidak normal maka statistik yang digunakan adalah statistik nonparametrik Mann-Whiney.
maka statistik parametrik yang digunakan yaitu uji t atau t-test sedangkan jika distribusi data tidak normal maka statistik yang digunakan non parametrik yaitu
Mann-Whitney. Jika semua data sudah di uji normalitasnya, maka data tersebut
dapat diuji statistiknya.
3.9.2.2 Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan dengan menganalisis pretest pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol kemampuan mengevaluasi dan kemampuan mencipta. Uji perbedaan pretest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dengan menggunakan program komputer SPSS 20 for windows. Menurut Siregar (2013:167) uji homogenitas digunakan untuk mengetahui obyek yang diteliti, digunakan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh mempunyai varians yang sama atau tidak. Hipotesis yang digunakan sebagai berikut :
Hnull : Tidak ada perbedaan yang signifikan skor pretest kelompok kontrol dan
skor pretest kelompok eksperimen sehingga varian sama atau homogen, artinya kelompok kontrol dan kelompok eksperimen memiliki kemampuan awal yang sama.
Hi : Ada perbedaan yang signifikan pretest kelompok kontrol dan pretest
kelompok eksperimen sehingga varian tidak sama atau tidak homogen, artinya kelompok kontrol dan kelompok eksperimen tidak memiliki kemampuan awal yang sama.
Jika harga Sig. (2-tailed) > 0,05, maka Hnull gagal ditolak dan Hi ditolak,
maka tidak ada perbedaan yang signifikan pretest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen sehingga varian sama atau homogen. Jika harga Sig. (
2-tailed) < 0,05, maka Hnull ditolak dan Hi gagal ditolak, maka ada perbedaan yang
signifikan pretest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen sehingga varian berbeda atau tidak homogen. Nilai sig merupakan hasil penghitungan hasil pengujian homogenitas, sedangkan 0,05 adalah nilai probabilitas yang digunakan.
3.9.3 Uji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan dengan menganalisis hasil posttest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen (Siregar, 2013:408). Tujuan dilakukan uji hipotesis adalah untuk mengetahui pengaruh yang simultan antara variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y).
3.9.3.1Uji kenaikan skor pretest ke posttest
Uji kenaikan skor pretest ke posttest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, uji kenaikan digunakan untuk mengetahui apakah ada kenaikan
pretest ke posttest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Uji kenaikan skor
pretest ke posttest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dengan
menggunakan uji parametrik Paired Samples t-test. Uji kenaikan dilakukan pada dua kemampuan yaitu kemampuan mengevaluasi dan kemampuan mencipta. Hipotesis yang digunakan sebagai berikut :
Hnull : Tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest ke skor
posttest, yang artinya tidak ada kenaikan skor pretest ke posttest
Hi : Ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest ke skor posttest,
yang artinya ada kenaikan skor pretest ke posttest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
Kriteria yang digunakan dalam uji kenaikan skor pretest ke posttest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, (Priyatno, 2012:31) sebagai berikut :
Jika sig. (2-tailed) > 0,05, maka Hnull gagal ditolak dan Hi ditolak yang
artinya tidak ada perbedaan yang signifikan skor pretest ke skor posttest sehingga tidak ada kenaikan skor pretest ke posttest. Jika sig. (2-tailed) < 0,05, maka Hnull
ditolak dan Hi gagal ditolak yang artinya ada perbedaan yang signifikan skor pretest ke posttest sehingga ada kenaikan skor pretest ke posttest.
3.9.3.2 Uji perbedaan posttest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen Uji perbedaan posttest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen digunakan untuk mengetahui apakah ada perbedaan skor posttest antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Uji perbedaan dilakukan pada kemampuan mengevaluasi dan kemampuan mencipta. Uji perbedaan skor posttest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dengan menggunakan statistik parametrik
Independent Samples t-test. Hipotesis yang digunakan oleh peneliti sebagai
berikut :
Hnull : Tidak ada perbedaan yang signifikan skor posttest kelompok kontrol
Hi : Ada perbedaan yang signifikan skor posttest kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen, yang artinya ada perbedaan kemampuan mengevaluasi atas penggunaan media timeline. Ada perbedaan kemampuan mencipta atas penggunaan media timeline.
Kriteria yang digunakan dalam uji perbedaan posttest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen oleh peneliti sebagai berikut:
Jika sig. (2-tailed) > 0,05, maka Hnull gagal ditolak dan Hi ditolak, artinya
tidak ada perbedaan yang signifikan skor posttest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, dengan kata lain tidak ada perbedaan kemampuan mengevaluasi atas penggunaan media timeline dan tidak ada perbedaan kemampuan mencipta atas penggunaan media timeline. Jika sig. (2-tailed) < 0,05, maka Hnull ditolak dan Hi
48 BAB 4
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini akan membahas mengenai deskripsi data penelitian, deskripsi analisis data, uji prasyarat, uji hipotesis, dan pembahasan hasil penelitian.
4.1 Deskripsi Data Penelitian
Pada bagian deskripsi data penelitian akan diuraikan mengenai deskripsi lokasi penelitian, deskripsi pelaksanaan pretest, dan deskripsi pelaksanaan
posttest.
4.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SD Percobaan 3 Pakem, dengan alamat jalan Kaliurang Km 17 Sukunan Pakembinangun Sleman 55582 Yogyakarta. Guru yang mengajar di SD Percobaan 3 Pakem berjumlah 25 yaitu 12 guru tetap, 13 guru tidak tetap yang terdiri dari 9 guru kelas, 2 guru mata pelajaran, 1 guru penjaskes, 2 guru bahasa Inggris, 3 guru agama, 5 guru ekstrakurikuler, 2 tata usaha (TU), dan 1 pustakawan. Pendidikan terakhir guru di SD Negeri Percobaan 3 Pakem rata-rata S1. Jumlah Seluruh siswa SD Negeri Percobaan 3 Pakem 359 siswa yang terdiri dari kelas I-VI, jumlah siswa kelas I (satu) 58 siswa, kelas II (dua) 57, kelas III (tiga) 55, kelas IV (empat) 55 siswa, kelas V (lima) 64 siswa, dan kelas VI (enam) 70 siswa.