• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.4 Pembahasan Hasil Penelitian

Pembahasan yakni mencakup pemaparan lebih lanjut dari hasil analisis data yang ditujukan untuk memaparkan lebih jauh lagi terkait masing-masing indikator komponen dimensi dalam penelitian ini. Pembahasan hasil penelitian merupakan analisa secara mendalam terhadap data-data dan fakta yang telah dikumpulkan dari lapangan kemudian disesuaikan dengan teori yang digunakan dalam penelitian. Dalam menganalisis data hasil penelitian, peneliti menggunakan teori dari Stephen P. Robbins dan Marry Coulter yakni dimensi-dimensi pengawasan yang terdiri dari menetapkan standar (standards), pengukuran (measurement), membandingkan (compare), melakukan tindakan

(action). Berikut adalah pembahasan dari masing-masing indikator dimensi pengawasan dalam penelitian “Pengawasan Perusahaan Daerah (PD) Pasar Kota Tangerang Pada Pasar Tradisional Bandeng Pasca Revitalisasi”.

4.4.1 Menetapkan Standar (Standards)

Penetapan patokan (target) atau hasil yang diinginkan, untuk dapat dilakukan sebagai perbandingan hasil ketika berlangsungnya kegiatan organisasi. Standar juga merupakan batasan tentang apa yang harus dilakukan dalam melaksanakan suatu kegiatan untuk mencapai tujuan target organisasi. Standar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah segala acuan yang digunakan dalam melaksanakan tugas pengelolaan pasar di Kota Tangerang. Standar tersebut dapat berupa suatu keputusan, peraturan, maupun perintah yang sah dari pihak yang mempunyai kuasa baik melalui data yang nyata maupun secara lisan.

Berdasarkan hasil temuan lapangan dari analisis data diketahui bahwa pada organisasi Pemerintahan Daerah khususnya Perusahaan Daerah/PD Pasar Kota Tangerang terdapat peraturan yang menjadi acuan dan standar kinerja PD Pasar Kota Tangerang dalam menjalankan tugasnya yaitu melalui Keputusan Walikota Tangerang yang di dalamnya terdiri mulai dari pembentukan sampai tata kerja seluruh pegawai di PD Pasar Kota Tangerang. Peraturan tersebut ada di dalam Keputusan Walikota Tangerang Nomor 9 Tahun 2003 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Perusahaan Daerah Kota Tangerang. Untuk menegaskan peraturan demi tercapainya target tersebut, terdapat pengawasan yang dilakukan dalam mengawasi seluruh pegawai PD agar bekerja sesuai

dengan peraturan yang ada. Dimana dalam peraturan tersebut dinyatakan bahwa terdapat Badan Pengawas yang jabatannya di atas PD Pasar Kota Tangerang yakni bekerja untuk mengawasi seluruh kegiatan serta kinerja di PD Pasar Kota Tangerang dan bertanggungjawab kepada Walikota Tangerang. Dengan adanya badan pengawas tersebut, diharapkan seluruh pegawai PD dapat bekerja dengan penuh tanggung jawab demi tercapainya tujuan organisasi.

Standar lain yang digunakan oleh PD Pasar Kota Tangerang adalah peraturan yang ada di PD Pasar Kota Tangerang yakni standar dalam pengelolaan pasar yg dinaungi oleh PD Pasar Kota Tangerang itu sendiri. Standar ini yang menjadi target, acuan, dan sasaran pegawai PD Pasar Kota Tangerang dalam mengelola pasar dibawah naungannya yakni Peraturan Daerah Kota Tangerang Nomor 6 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Pasar. Berdasarkan hal ini, dapat dikatakan bahwa dari awal berdirinya PD Pasar Kota Tangerang yakni pada tahun 2005 dibuat pula peraturan baru tentang Pengelolaan Pasar yang masuk dalam Peraturan Daerah sebagai acuan dan pedoman bagi PD Pasar Kota Tangerang dalam melaksanakan tugas sebagai pengelola pasar milik PD Pasar Kota Tangerang. Namun, sebelum PD Pasar Kota Tangerang terbentuk, telah terdapat peraturan untuk pengelolaan pasar yang tertuang dalam Peraturan Daerah Kota Tangerang Nomor 6 Tahun 2002 tentang Pengelolaan Pasar yang mencadi acuan bagi Dinas Pasar Kota Tangerang pada masanya. Dari hal tersebut kita mengetahui dapat melihat bahwa peraturan yang ada mengikuti dan mempertimbangkan segala kondisi yang ada yang berkaitan dengan pasar sehingga menimbulkan peraturan baru

yang lebih sesuai dengan kenyataan yang ada di lapangan yang dibuktikan dengan organisasi baru dengan peraturan baru pula.

Selain itu, terdapat juga standar lainnya yang merupakan kesepakatan antara PD Pasar Kota Tangerang dengan pihak swasta, dimana pihak swasta di sini adalah pihak pengelola Pasar Bandeng yaitu PT. Bangunbina Persada. Kesepakatan tersebut tercantum di dalam surat perjanjian MoU yang berisi Addendum Perjanjian Kerjasama Atas Perjanjian Kerjasama Antara Perusahaan Daerah Pasar Kota Tangerang Dengan PT. Bangunbina Persada Nomor Pihak Kesatu: 539.2/021-PD.PSR/2013 Nomor Pihak Kedua: 004/BBP/I/2013 Tentang Pengelolaan Pasar Bandeng. Yang dimaksud dengan MoU itu sendiri adalah singkatan dari Memorandum of Understanding yang merupakan nota kesepahaman yang berupa dokumen legal yang menyatakan persetujuan dua belah pihak atau lebih. Kerjasama antara PD Pasar Kota Tangerang dengan PT. Bangunbina Persada didasari oleh perjanjian tersebut. Perjanjian kerjasama itu berisi latar belakang addendum perjanjian kerjasama pengelolaan, maksud dan tujuan kerjasama, jangka waktu perjanjian kerjasama, lingkup perjanjian kerjasama, penempatan pedagang, hak dan kewajiban pihak pengelola, denda keterlambatan pembayaran kontribusi, sanksi, penyelesaian perselisihan, dan force majeur. Perjanjian MoU antarkeduanya dibuat pada tanggal 20 Agustus 2013 dan disetujui oleh Ketua Badan Pengawas PD Pasar Kota Tangerang. Terdapat pihak lain sebagai saksi, pengawas, serta pemberi ijin atas perjanjian kerjasama tersebut yang dilakukan oleh Badan Pengawas PD Pasar Kota Tangerang, dimana Badan Pengawas ini akan memantau dan

menilai kinerja PD Pasar Kota Tangerang dalam melakukan kerjasama dengan pihak swasta.

Standar yang dibuat antar kedua belah pihak mempunyai alasan dan latar belakang yang jelas hingga dibuatnya perjanjian tersebut. Pihak PD Pasar mempertimbangkan revitalisasi dengan segala perubahan fisik yang lebih baik yang telah dikerjakan oleh PT. Bangunbina Persada dan PT. Bangunbina Persada juga wajib bertanggungjawab untuk mengelolanya serta mempertahankan kondisi pasar yang lebih baik untuk meningkatkan pemasukan PD Pasar Kota Tangerang serta PAD Kota Tangerang melalui kontribusi yang ditentukan. Seperti itulah kerjasama yang terjalin diantara kedua pihak dalam mengelola Pasar Bandeng.

Standar tidak hanya berupa peraturan, kesepakatan, dan perjanjian tertulis, melainkan juga berupa peraturan secara fisik yang langsung dapat dilihat oleh semua sasaran dalam melakukan pekerjaannya. Seperti halnya standar yang telah ditetapkan PT. Bangunbina Persada selaku pihak pengelola untuk mengatur seluruh pelaku usaha pasar demi mewujudkan suasana pasar yang aman dan nyaman. Standar tersebut antara lain bukti fisik seperti dari setiap bagian pasar yang dibuat, dimulai dari besaran los, kios, dan counter serta pembatas yang ditetapkan melalui garis merah yang bertujuan untuk mengatur pengelolaan pola dagang dari pedagang untuk menciptakan suasana yang tertata rapi demi kenyamanan pedagang maupun pengunjung pasar. Garis tersebut merupakan batasan untuk pedagang untuk melarang edagang berjualan melewati batas garis tersebut. Selanjutnya, zoning yang telah dibuat dari awal

pembangunan pasar. Dimana peraturan ini menjadikan Pasar Bandeng dengan kategori Pasar Tradisional yang memiliki bangunan dan lokasi seperti Pasar Modern dimana semua tempat dagang bagi pedagang telah di atur dalam zona lokasi per kategori produk yang dijual dengan menggantungkan plang kategori nama produk dagang bagi pedagang. Kemudian, terdapat kontribusi yang telah ditetapkan pengelola operasional Pasar Bandeng yang ada di tangan PT. Bangunbina. Retribusi tersebut telah ditentukan dan ditarik berdasarkan prosedur yang ada dimana terdapat bukti pembayaran retribusi berupa karcis yang diterima oleh pedagang.

Namun, sangat disayangkan berdasarkan hasil penelitian yang telah dianalisis, untuk standar yang menjadi acuan khusus dalam pelaksanaan pengawasan itu sendiri belum terdapat pada pihak PD Pasar Kota Tangerang maupun PT. Bangunbina Persada. Standar yang digunakan masih tercangkup dalam peraturan yang luas mengenai pengelolaan pasar yang didalamnya terdapat juga hal mengenai pengawasan, namun belum ada peraturan yang dibuat khusus mengenai pengawasan yang dilakukan di pasar yang menentukan jadwal pengawasan, intensitas pengawasan, proses pengawasan, serta teknik dan cara pengawasannya. Hingga saat ini hal tersebut masih berbentuk dalam perintah lisan yang dilakukan oleh Dirut selaku atasan di PD Pasar Kota Tangerang terhadap para bawahannya yang bertugas sebagai pelaksana pengawasan.

Dari aspek pengukuran, berkaitan dengan menentukan pengukuran pelaksanaan kegiatan secara tepat sebagaimana yang seharusnya dilakukan dalam kegiatan pengawasan yang didalamnya mencakup jadwal pengawasan, SDM/tim pengawas, bentuk pengawasan, sistem pengawasan, mekanisme pengawasan, sasaran pengawasan. Pengawasan yang dilakukan pada Pasar Bandeng adalah pengawasan langsung dan pengawasan tidak langsung. Dimana pada pengawasan langsung, pengawasan dilakukan dengan cara mendatangi dan melakukan pemeriksaan di tempat yakni dapat berupa pemeriksaan administratif atau pemerisaan fisik dan lapangan. Seperti hal nya yang dilakukan oleh Kepala Pasar setiap harinya dimana langsung melakukan pengawasan di lapangan, begitupula dengan PD Pasar Kota Tangerang yang mendatangi langsung Pasar Bandeng untuk melakukan pengamatan dan pemeriksaan. Kemudian, pengawasan tidak langsung, pengawasan yang dilakukan tanpa mendatangi tempat pelaksanaan pekerjaan atau obyek yang diawasi. Seperti halnya PD Pasar Kota Tangerang melakukan pengawasan melalui laporan tertulis yaitu laporan pertanggunjawaban rutin yang telah dibuat oleh Kepala Pasar maupun PT. Bangunbina Persada.

Sasaran pengawasan yang dilakukan di Pasar Bandeng adalah seluruh pelaku usaha pasar, pengelola pasar, serta bangunan fisik pasar maupun fasilitas pasar. Hal ini ditandai dengan hal-hal apa saja yang diukur dalam melakukan pengawasan melalui pengamatan kepada pedagang, pemilik kios/investor, tingkat pengujung, pihak pengelola baik dalam hal kebersihan, retribusi, dan keamanan, serta fasilitas yang ada di Pasar Bandeng. Untuk jadwal pengawasan sendiri belum pernah dibuat dan diajukan dalam peraturan

pada PD Pasar Kota Tangerang sehingga pelaksanaan pengawasan yang dilakukan oleh PD Pasar Kota Tangerang berdasarkan jenis pengawasan mendadak dimana dilakukan sidak yang tidak direncanakan dan diberitahukan sebelumnya kepada semua pihak yang berada di Pasar Bandeng. Hal ini sengaja dilakuka oleh PD Pasar Kota Tangerang untuk melihat langsung bagaimana situasi dan kodisi alami pasar. Namun, sangat disayangkan bahwa intensitas pelaksanaan pengawasan tersebut terbilang kurang karena berdasarkan beberapa pernyataan pedagang selaku sasaran pengawasan mengakui bahwa pengawasan dari PD Pasar Kota Tangerang sering dilakukan hanya pada saat-saat menjelang penilaian Adipura Kota Tangerang, selebihnya diluar itu jarang dilakukan. Lain halnya dengan Kepala Pasar dan pihak pengelola, pelaksanaan pengawasan yang dilakukan adalah pengawasan rutin setiap harinya dimana mereka berada di pasar langsung turun ke lapangan untuk memantau dan melakukan pemeriksaan.

Proses pengawasan yang dilakukan oleh PD Pasar Kota Tangerang kurang lebih sama dengan yang dilakukan oleh Kepala Pasar dan PT. Bangunbina Persada. PD Pasar Kota Tangerang mendatangi langsung PAsar Bandeng untuk melakukan pengawasan dengan berkeliling melihat, memantau, serta memeriksa segala hal yang terdapat di pasar umtuk menemukan permasalahan-permasalahan yang ada. Tidak hanya itu, dilakukan juga pendekatan kepada pedagang untuk mengetahui kondisi perkembangan pasar. Sama halnya dengan Kepala Pasar yang setiap harinya bertugas untuk melakukan pengawasan langsung di Pasar Bandeng dengan menemui pedagang serta memperhatikan segala kondisi yang ada baik kondisi operasional dan

bangunan fisik Pasar Bandeng, setelah itu membuat laporan pertanggunjawaban rutin yang diberikan kepada PD Pasar Kota Tangerang. Hal senada juga dilakukan oleh pihak pengelola yakni pengawasan dilakukan oleh SDM penmungut iuran retribusi kepada pedagang setiap harinya, yang melakukan pekerjaan sambil memantau, memeriksa, serta mengontrol semua yang berhubungan dengan operasional pasar, serta membuat laporan pengelolaan pasar secara rutin yang diberikan ke PD Pasar Kota Tangerang. Karena tidak adanya aturan baku yang menetapkan proses dan sistematika pengawasan, hal ini telah menjadi pengetahuan dan kebiasaan semua pihak dalam melakukan pengawasan berdasarkan perintah ndari atasan secara lisan.

Sedangkan untuk SDM pengawasan itu sendiri, dari pihak PD Pasar Kota Tangerang tidak ada tim khusus untuk melakukan pengwasan. Pengawasan dilakukan baik oleh Dirut hingga staff di kantor PD Pasar Kota Tangerang. SDM yang melakukan pengawasan juga berdasarkan oleh permasalahan-permasalahan yang ada di setiap pasar dimana SDM tersebut disesuaikan dengan permasalahan yang ada demi mendapatkan solusi dan pembenahan. Kepala Pasar juga merupakan SDM dari PD Pasar Kota Tangerang karena merupakan kepanjangan tangan dari PD Pasar Pusat yang ditetapkan untuk melakukan pengawasan setiap harinya di Pasar Bandeng.

Bentuk pengawasan yang dilakukan di Pasar Bandeng oleh PD PAsar Bandeng yaitu pengawasan instern dan pengawasan ektern. Dimana pengawasan intern adalah pengawasan yang dilakukan dari dalam organisasi yang bersangkutan, yaitu pengawasan yang dilakukan oleh PD PAsar Kota Tangerang maupun Kepala Pasar Bandeng. Sedangkan, pengawasan ekstern

merupakan pengawasan dari luar, yaitu pengawasan yangdilakukan oleh pihak luar orgabisasi. Dalam hal ini pengawasan ekstern juga dilakukan di Pasar Bandeng, hal ini dibuktikan dengan adanya kerjasama pengawasan antara PD Pasar Kota Tangerang dengan pihak lain yaitu beberapa Dinas di Kota Tangerang antara lain Disperindag Kota Tangerang, BPOM Kota Tangerang, dan Dinas Kesehatan Kota Tangerang.

4.4.3 Membandingkan (Compare)

Pada tahap membandingkan, peneliti menemukan beberpa temuan lapangan yang berupa beberapa permasalahan yang terjadi di Pasar Bandeng. Terdapat pelanggaran yang dilakukan oleh pelaku usaha pasar baik pedagang maupun pemilik kios/investor, antara lain pelanggaran yang dilakukan berupa penambahan tempat dagangan hingga melewati batas yang telah ditentukan yaitu batas garis merah, menempati tempat tidak sesuai dengan zona yang ada sehingga pedagang selanjutnya yaitu pedagang baru ada yang ingin menempati sesuai zona tetapi tidah bisa karena telah terisi dengan pedagang lain sebelumnya, masih kurang mengerti dan pedulinya pedagang akan kebersihan sekitarnya pada area dan bangunan pasar.

Beberapa pelanggaran dalam pola dagang pedagang di Pasar Bandeng seperti melanggran batas dan zona yang telah ditetapkan di pasar diakui oleh pedagang terpaksa dilakukan untuk menarik perhatian pengunjung agar dapat bersaing dengan kondisi pasar yang sepi pengunjung untuk mencegah kerugian dan mencapai target pendapatan yang mencukupi. Sangat disayangkan bahwa pada bangunan yang telah baik setelah direvitalisasi, pedagang masih kurang

memahami pentingnya menjaga kebersihan pasar demi kenyamanan pedagang dan pengunjung. Pelanggaran yang dilakukan oleh investor adalah dengan menutup kiosnya dalam jangka waktu yang lama sehingga banyak kios di dalam pasar yang tidak terisi dan tutup. Berdasarkan pernyataan pedagang dan administrasi pengelola pasar, hal ini terjadi disebabkan oleh tingginya harga yang dibuat oleh investor untuk masyarakat yang ingin menyewa dan membeli kios.

Selain penyimpangan dan pelanggaran, permasalahan yang ada di pasar ini adalah minimnya tingkat pengunjung sehingga merugikan pedagang dan menyebabkan turunnya pendapatan Pasar Bandeng. Berdasarkan temuan lapangan yang dianalisis oleh peneliti, hal yang terlihat yang menunjukan alasan sepinya pasar adalah bahwa terdapat banyaknya kios yang kosong dan kurang ramainya pedagang yang berada di dalam pasar sehingga membuat masyarakat berpendapat bahwa pasar ini kurang daya tarik pembeli. Hal ini berkaitan dengan pelanggaran yang dilakukan oleh investor yang menyebabkan banyak kios kosong dan sepi pedagang. Selanjutnya adalah sepinya Pasar Bandeng yakni karena lokasi dan tata bangunan pasar yang kurang strategis. Kondisi fisik pasar dimana bangunannya terletak di pinggir jalan raya dengan jarak yang terbilang jauh, jalan raya yang landai dan tidak ramai yang membuat pasar tidak menjadi pusat perhatian masyarakat yang melewatinya. Begitupula dengan bangunannya terutama pada lantai 1 yang dibangun dibawah dataran tinggi sehingga dari jalan raya yang terlihat hanya bangunan pada lantai 2 saja, yaitu bangunan yang terdapat banyak kios kosong sehingga dapat menambah persepsi masyarakat untuk tidak berbelanja di Pasar Bandeng.

Temuan lapangan yang dianalisis peneliti juga menunjukan hal lain yang menjadi permasalahan di Pasar Bandeng, yaitu telah terjadi menurunnya efekivitas pengelolaan fasilitas di Pasar Bandeng, yakni fasilitas parkir dan lapngan futsal. Fasilitas parker pada awal revitalisasi beroperasional dengan cara otomatis menggunakan teknologi komputer dan palang otomatis, namun kini cara pengelolaannya telah berubah menjadi manual. Terjadi penutupan pintu parkir dan pengurangan karyawan petugas parkir serta jam operasional parker. Hal ini terpaksa dilakukan untuk meminilalisir pengeluaran yang ada pada Pasar Bandeng. Selain itu, munculnya parkir liar yang berada di belakang bangunan pasar dekat pemukiman warga yang dibuat oleh warga setempat sehingga mengurangi pendapatan retribusi parkir Pasar Bandeng. Sedangkan untuk fasilitas lapangan futsal sudah tidak berfungsi lagi karena kondisinya yang sangat buruk akibat pengelolaan yang buruk dari pihak ketiga.

4.4.4 Melakukan Tindakan (Action)

Pada tahap ini, yang dilakukan oleh PD Pasar Kota Tangerang adalah membenahi atau memperbaiki pelanggaran dan permasalahan yang ada di Pasar Bandeng. Pada temuan lapangan yang dianalisis oleh peneliti, ditemukan beberpa hal atau tindakan yang dilakukan oleh semua pihak untuk melakukan perbaikan atas kesslahan, pelanggaran, permaslahan yang telah terjadi. Hal ini meliputi koreksi atas hasil pengawasan, solusi untuk melakukan perbaikan, serta perubahan standar, ukuran, atau norma. Terdapat keputusan-keputusan yang telah diambil oleh PD Pasar Kota Tangerang untuk melakukan berbagai cara demi meningkatkan minat masyarakat menjadi pengunjung Pasar Bandeng

agar pasar ramai pemngunjung melalui bazaar yang diadakan di area Pasar Bandeng, diadakannya pameran batu akik pada zamannya, memberikan tempat untuk PKL sampai sekarang, hingga memberikan sewa kios gratis selama 3 bulan pertama untuk pedagang.

Sedangkan untuk sanksi yang berlaku, hingga saat ini belumada pihak yang benar-benar melaksanakan dan menegaskan sanksi yang ada di dalam Peraturan Daerah No 6 Tahun 2005 pada pasal 9 dan pasal 10 yang menyatakan sanksi untuk pelaku usaha yang melakukan pelanggaran dalam hal hak dan kewajibannya. Seperti halnya pedagang dan para investor yang telah melakukan penyimpangan, tidak diberikan sanksi yang tegas sesuai dengan standar yang ada yaitu peraturan tersebut. Hal yang dilakukan sebagai tindakan korektif baru sebatas teguran melalui pernytaaan langsung secara lisan dan surat, pemberitahuan sanksi, serta pertemuan yang dilakukan untuk melakukan musyawarah. Dan hal tersebut belum memberikan dampak bagi perkembangan pasar. Pelanggaran yang ada pada pedagang masih terus-menerus dilakukan dan belum ada perubahan dari dahulu hingga sekarang. Pelanggaran tersebut juga susah dihilangkan karena adanya faktor internal yaitu faktor dari sifat, sikap, dan lingkungan para pedagang itu sendiri, karena seperti yang kita tahu bagaimana perilaku di lingkungan pasar menimbulkan sikap acuh dan sikap melawan dari diri para pedagang.

Di sisi lain, menurut temuan lapangan terdapat beberapa hal yang menjadi pernyataan dari PD Pasar Kota Tangerang mengenai alsan tidak diberlakukannya sanksi, yaitu diberikan toleransi dan kelonggaran kepada

pedagang yang melakukan pelanggaran dengan berlatarbelakang kondisi dan suasana pasar yang semakin menurun sehingga untuk mencegah menurun pula pendapatan pedagang, terpaksa sanksi tidak diberlakukan. Terdapat juga sanksi yang tidak tepat sasaran, seperti sanksi untuk ivestor yang tidak lagi dapat diketahui kontaknya sehingga surat teguran dan pemberitahuan melalui telepon tidak sampai kepada investor tersebut. Seharusnya, apabila keadaan dan kondisi pelanggaran sudah memperburuk pasar itu sendiri, salah satu cara untuk meperbaiki adalah dengan menegaskan dan memberlakukan sanksi yang ada sesuai dengan standar yang telah dibuat. Sepeti sanksi penutupan dan penyegelan kios hingga sanksi kurungan dan denda untuk pelaku usaha pasar yang melakukan penyimpangan.

Selain permasalahan internal, PD Pasar Kota Tangerang juga memperhatikan permasalahan eksternal pasar seperti maslaah kondis bangunan dan kontur jalan yang mempengaruhi sepinya pengunjung pasar. Dalam hal ini, tindakan perbaikan yang telah dilakukan oleh PD Pasar Kota Tangerang adalah dengan mencari solusi melalui upaya korrdinasi dengan Dinas lain yaitu bekerjasama dengan Dinas Perhubungan Kota Tangerang agar mempertimbangkan jalan raya di depan pasar untuk diberikan tanda atau rambu maupun polisi tidur di depan Pasar Bandeng agar pasar mendapat perhatian dari masyarakat sehingga menarik masyarakat untuk menjadi pengunjung. Namun, hingga saat ini belum ada respon yang didapat dari Dishub Kota Tangerang.

Temuan lapangan yang dianalisis juga menyatakan perubahan standar yang ada pada pengelolaan Pasar Bandeng. Dengan kondisi pasar yang semakin lama semakin sepi, berpengaruh juga pada pendapatan Pasar Bandeng yang semakin hari semakin menurun sehingga terjadi perubahan atas kompensasi pengelolaan pasar atau kontribusi yang diberikan PT. Bangunbina Persada ke PD Pasar Kota Tangerang dari Rp 20.000.000,- menjadi Rp 13.000.000,- namun apabila di waktu yang akan dating terjadi penambahan pedagang dan peningkatan pengunjung, kontribusi kembali disesuaikan dengan melakukan analisis di lapangan. Tidak ada standar lain yang berubah, namun akan lebih baik apabila peraturan-peraturan yang ada dievasluasi dan diperbaharui lagi. Terhitung sejak tahun 2005 yaitu tahun dibuatnya peraturan yang menjadi acuan PD Pasar Kota Tangerang dalam melakukan pengelolan pasar sudah waktunya standar tersebut disesuaikan dengan kondisi, situasi, dan perkembangan Pasar Tradisional di Kota Tangerang pada masa sekarang sehingga untuk kedepannya peraturan dapat mendukung pencapaian target dan tujuan PD Pasar Kota Tangerang untuk memajukan pasar dan meningkatkan

Dokumen terkait