• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.3 Analisis Hasil Penelitian

4.3.2 Pengukuran ( Measurement )

Pengukuran pelaksanaan program dalam suatu organisasi swasta maupun pemerintah dilakukan untuk mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan setiap program kerja yang dilaksanakan oleh suatu organisasi, maka untuk mengetahui diperlukan pengawasan terhadap pelaksanaan dari setiap program untuk mengetahui apakah setiap pekerjaan-pekerjaan terlaksana sesuai dengan rencana yang ditetapkan dan atau sesuai dengan hasil yang dikehendaki. Pengukuran merupakan proses yang berulang-ulang dilakukan dan terus menerus dan benar, baik intensitasnya dalam bentuk pengukuran harian, mingguan, atau bulanan sehingga tampak yang diukur antara mutu dan jumlah hasil. Hal ini berkaitan dengan menentukan pengukuran pelaksanaan kegiatan secara tepat sebagaimana yang seharusnya dilakukan dalam kegiatan pengawasan.

Begitupun dalam pengelolaan Pasar Bandeng, untuk mengetahui bagaimana pelaksanaannya dan apakah sesuai dengan yang dikehendaki yang telah ditetapkan pada target/standar yang ada, maka perlu dilakukannya pengawasan yakni pengawasan dari pihak pemerintah maupun swasta. Salah satu poin penting dalam pengukuran pelaksanaan dalam pengawasan adalah jadwal pengawasan itu sendiri, yang artinya seberapa sering pengawasan dilakukan atau bagaimana intensitas pengawasan itu dilakukan. Seperti yang dikemukakan oleh I1-1:

“Saya sebagai Kepala Pasar Bandeng jelas melakukan peran pengawasan itu setiap hari, ditambah dengan kurangnya personil di Kantor PD Pasar Bandeng membuat saya harus lebih rajin lagi untuk turun langsung ke pasar dalam melakukan controlling. Dari pagi hari

hingga sore hari saya bukan hanya berdiam diri di kantor, melainkan sering berada di area pasar berkeliling melakukan pengawasan dan pendekatan kepada para pedagang” (Wawancara dengan Sugeng, SH sebagai Kepala Pasar Bandeng, Senin 8 Februari 2015).

Hal senada juga disampaikan oleh Kepala Pasar Bandeng, dimana I1-2 mengatakan bahwa:

“Iya saya mah tiap hari keliling pasar lah harus tau gimana keadaan pasar dari hari ke hari, ya namanya Kepala Pasar ya pasti bertanggungjawab sama tugasnya mengawasi pasar, kadang saya yang turun langsung ke pasar berkeliling nemuin pedagang, kadang Pak Iik selaku staff perbantuan di sini, ya ganti-gantian gitu, kalau untuk jadwal sih kami nggak punya. Intinya kalau dibilang seberapa sering ya sering lah setiap hari pasti ada kontrol di pasar ini” (Wawancara dengan Sanusi Endang Priyatna sebagai Kepala Pasar Bandeng, Jumat 11 Maret 2016).

Berdasarkan keterangan di atas dapat diketahui bahwa dalam pelaksanaan kegiatan yang dilakukan oleh Kepala Pasar menyangkut pelaksanaan pengawasan, sebagaimana Kepala Pasar mempunyai peran pengawasan. Baik kepala pasar yang lama maupun yang baru tetap sama-sama melakukan pekerjaan pengawasan di area pasar walaupun pada waktu Kepala Pasar Bandeng yang lama menjabat, tidak mempunyai staff untuk membantu pekerjaannya. Sayangnya, hingga saat ini Kepala Pasar tidak mempunyai dan membuat jadwal pengawasan meskipun menurut pernyataannya intensitas pengawasan dilakukan setiap hari. Namun, pernyataan tersebut bertolak belakang dengan pernyataan pedagang selaku sasaran pengawasan. Dimana beberapa pedagang mengaku bahwa Kepala Pasar Bandeng yang lama lebih sering dan lebih bertanggungjawab dalam melakukan pengawasan daripada Kepala Pasar Bandeng yang baru. Hal ini dinyatakan oleh I3-1 yang mengatakan:

“Ya, pedagang di sini mendapat pengawasan dari Kepala Pasar. Biasanya sih Kepala Pasarnya keliling gitu ngecekin pedagang, jualannya, sampe bangunan pasarnya kalo ada yang rusak. Tapi kalo sekarang mah jsaya jarang liat, apalagi saya jualannya di lantai 2, Kepala Pasar yang sekarang tuh jarang banget naik kesini. Kalo yang dulu mah rajin, akrab dama pedagang. Nggak kayak yang sekarang” (Wawancara dengan Eti Sumiati sebagai Pedagang Sendal Pasar Bandeng, Kamis 10 Maret 2016).

Dari hasil wawancara dengan I3-1 dapat dikatakan bahwa terdapat perbedaan yang dirasakan pedagang selaku sasaran pengawasan dalam hal intensitas pengawasan yang dilakukan Kepala Pasar, dimana Kepala Pasar Bandeng yang lama lebih sering melakukan controlling maupun pendekatan pedagang dibandingkan dengan Kepala Pasar yang baru. Hal tersebut sangat disayangkan, karena dengan bertambahnya SDM di kantor PD Pasar Bandeng yaitu 1 orang staff perbantuan, seharusnya pekerjaan yang dilakukan lebih maksimal dibandingkan dengan 1 orang pegawai PD Pasar Bandeng sebelumnya yakni hanya Kepala Pasar. Di sini dapat kita simpulkan bahwa kinerja Kepala Pasar yang lama lebih baik dibandingkan dengan kinerja Kepala Pasar yang baru di Pasar Bandeng atau SDM tidak sebanding dengan kinerja yang ada.

Tidak hanya Kepala Pasar Bandeng, pegawai PD Pasar Kota Tangerang juga mempunyai tugas dan peran dalam pengawasan Pasar Tradisional. Dalam melakukan pengawasan, PD Pasar Kota Tangerang melakukan pengawasan langsung dan tidak mempunya jadwal, yang mereka terapkan adalah pengawasan mendadak yakni pengawasan yang dilakukan dengan tiba-tiba tanpa terlebih dahulu memberitahukan kepada pekerja atau petugas yang bertanggungjawab atas pekerjaan tersebut. Seperti yang dikatakan oleh I1-4:

“Untuk jadwal pengawasan kami nggak punya, karena pengawasan yang kami lakukan itu semacam sidak, jadi tidak ada pemberitahuan yang kami berikan dalam melakukan pengawasan. Hal itu kami lakukan demi mendapakan dan menungkap langsung kejadian-kejadian atau penyimpangan apa yang terjadi di lapangan. Biasanya dalam sehari kami bisa mengunjungi beberapa pasar dan turun langsung mengontrol situasi pasar. Untuk intensitasnya sendiri pada Pasar Bandeng sudah terbilang cukup ya, bahkan untuk pasar lainnya juga sama. Kami tetap melakukan control yang berkelanjutan dan berulang-ulang” (Wawancara dengan Teguh Waluyo, SE sebagai Kepala Bidang Sub Divisi Pembangunan, Pemeliharaan, dan Rehabilitasi PD Pasar Kota Tangerang, Rabu 16 Maret 2016).

Dari keterangan hasil wawancara dengan I1-4 di atas, dapat dikatakan bahwa PD Pasar Kota Tangerang juga tidak mempunyai jadwal pengawasan dalam melakukan pengawasan Pasar Tradisional di Kota Tangerang. Tidak dibuatnya jadwal pengawasan dikarenakan pelaksanaan pengawasan yang mereka lakukan adalah pengawasan secara sidak dimana tidak ada pemberitahuan untuk para pegawai di pasar yang dituju dengan tujuan untuk melihat kondisi pasar secara langsung dalam keadaan alaminya. Di sisi lain, hal ini memang menguntungkan pihak PD Pasar Kota Tangerang dalam hal memudahkan langkah pengawasan dimana semua kondisi yang dilihat saat turun langsung ke lapangan adalah kondisi nyata dari apa yang ada di lapangan. Hal ini mengurangi kecurangan-kecurangan bagi pegawai ataupun pedagang dimana kondisi mereka tidak dapat dibuat-buat karena telah mengetahui adanya sidak di waktu sebelum-sebelumnya. Namun, di sisi lain hal ini juga dapat mengurangi intensitas pelaksanaan pengawasan dimana tidak ada waktu yang teratur dan bersistematis dalam melakukan pengawasan. Seperti yang dinyatakan oleh beberapa pedagang dari pernyataan I3-3 yang mengatakan:

“Kalau dari PD Pusat mah paling kalo mau ada penilaian Adipura sih, kalo udah masuk masa Adipura Kota Tangerang tuh biasanya sering mereka dateng ngawasin pasar ini keliling ngatur langsung dan ikut bantu-bantu untuk ngerapiin dan ngebersiin pasar” (Wawancara dengan Yul selaku Pedagang Pakaian Pasar Bandeng, Kamis 10 Maret 2016).

Hal yang senada juga disampaikan oleh Pedagang Pasar Bandeng lainnya, dimana I3-1 mengatakan:

“Jarang. Sama aja Kepala Pasar sama PD Pusat jarang kesini. Kalau mau Adipura tuh baru dateng langsung kesini” (Wawancara dengan Eti Sumiati sebagai Pedagang Sendal Pasar Bandeng, Kamis 10 Maret 2016).

Kemudian tidak hanya pedagang melainkan pengunjung juga menyatakan hal yang serupa oleh I3-8 yang mengatakan:

“Kalo saya sih belum pernah liat ya, atau mungkin pengawasannya

dilakukan pas saya lagi nggak disini. Tapi kayaknya jarang deh ada

pengawasan dari luar, selama ini saya cuma liat Kepala Pasarnya aja”

(Wawancara dengan Ita sebagai pengunjung Pasar Bandeng, Rabu 14 Desember 2016).

Dari pernyatan hasil wawancara di atas dapat kita simpulkan bahwa terdapat pendapat yang tidak kontras atara PD Pasar Kota Tangerang sebagai pihak yang berperan melakukan pengawasan dengan beberapa Pedagang dan Pengunjung selaku sasaran pengawasan. Dari keterangan tersebut dapat dikatakan bahwa intensitas pelaksanaan pengawasan yang dilakukan dari PD Pasar Kota Tangerang masih terbilang kurang sehingga pedagang merasa tidak diperhatikan. Hal itu terlihat dari pernyataan pedagang yang menyatakan pengawasan sering dilakukan hanya pada saat masa menjelang penlaian Adipura Kota Tangerang. Hal yang sebaiknya dilakukan untuk meningkatkan pelaksanaan pengawasan adalah dengan dibuatnya jadwal pengawasan yang tersusun dan bersistematis oleh PD Pasar Kota Tangerang.

Lain halnya dengan pihak pemerintah, pihak swasta yaitu PT. Bangunbina Persada selaku pengelola pasar juga melakukan peran pengawasan. Pengawasan di lakukan oleh pegawai penarik retribusi pedagang dimana pada setiap harinya pegawai turun langsung ke pasar untuk menarik retribusi sekaligus mengontrol pasar sehingga pengawasan dilakukan setiap hari. Hal tersebut dinyatakan oleh Humas Pasar Bandeng, dimana I2-2 mengatakan:

Untuk pengawasan yang kami lakukan sih udah kami delegasikan kewenangannya kepada pegawai penarik retribusi yang setiap harinya turun ke pasar untuk menagih iuran. Karena dia setiap hari berkeliling pasar menemui pedagang jadi dia juga yang melakukan peran mengawasi pasar” (Wawancara dengan Yaman sebagai Humas Pengelola Pasar Bandeng dari pihak pengelola, Jumat 11 Maret 2016). Dari keterangan hasil wawancara dengan I2-2 di atas, terlihat bahwa yang melakukan pengawasan dari PT. Bangunbina Persada adalah pegawai penarik retribusi. Hal itu dilakukan oleh penarik retribusi dengan alasan karena yang setiap harinya turun ke pasar adalah orang tersebut. Sedangkan, seharusnya dengan jabatan sebagai Humas Pasar Bandeng, Bapak Yaman juga mempunyai peran untuk mengawasi pasar. Ditambah dengan kondisi SDM di kantor pengelola yang sedikit, seharusnya Humas dapat membantu dan berkoordinasi dengan pegawai lainnya untuk melakukan pengawasan demi terciptanya kondisi pasar yang nyaman, aman, dan tertib. Walaupun intensitas petugas pengawasan sudah dipastikan pengawasan harian, alangkah lebih baiknya apabila pegawai lain tidak hanya di dalam kantor melainkan turun ke pasar untuk melakukan controlling.

Begitu pula dengan SDM pengawas di PD Pasar Kota Tangerang, tidak terdapat tim pengawas khusus yang bertugas untuk melakukan kontrol langsung ke Pasar Tradisional di Kota Tangerang, seperti halnya yang dikatakan oleh I1-4 bahwa:

“Kalau SDM Pengawas sih ya biasanya kami-kami ini para staff dan kadang juga Ibu Dirut ikut untuk terjun langsung ke lapangan. Sering sih diajak Ibu Dirut untuk ikut ke Pasar tetapi tidak ada orang-orang tertentu yang sebelumnya sudah ditentukan, ya siapa yang bisa ya ikut. Biasanya kami sampai 6 orang sih tyang didalamnya ada Dirut beserta jajarannya. Tetapi kami juga melihat masalah atau penyimpangan yang ada sebelumnya dari laporan pengawasan yang ada, contohnya apabila ada kerusakan bangunan saya sebagai Kepala Sub Divisi Pembangunan, Pemeliharaan, dan Rehabilitasi yang akan datang untuk melihat langsung masalah yang ada, atau apabila yang bermasalah ada pada bagian keuangan, staff Divisi Keuangan ikut untuk mengoreksi. Jadi tergantung kondisi dan situasi pasar yang dituju agar pengawasan ini menjadi lebih tepat sasaran” (Wawancara dengan Teguh Waluyo, SE sebagai Kepala Bidang Sub Divisi Pembangunan, Pemeliharaan, dan Rehabilitasi PD Pasar Kota Tangerang, Rabu 16 Maret 2016).

Berdasarkan hasil pernyataan wawancara dengan I1-4 di atas dapat dikatakan untuk SDM atau tim pengawas khusus tidak dibuat oleh PD Pasar Kota Tangerang melainkan SDM yang ikut untuk melakukan pengawasan lebih fleksibel dimana tidak ada ketentuan-ketentuan khusus dalam mengikuti pelaksanaan pengawasan, namun di sini PD Pasar Kota Tangerang tetap melihat situasi kondisi yang ada di pasar tempat pengawasan dengan mmperhatikan laporan yang ada tentang masing-masing pasar sehingga ada pegawai-pegawai yang bekerja di bidangnya ikut dalam pelaksanaan pengawasan untuk melakukan penyelesaian atas pelanggaran atau kerusakan yang terjadi di pasar. Dapat disimpulkan bahwa meskipun tidak membentuk SDM/tim pengawas khusus, Direktur Utama PD Pasar Kota Tangerang tetap

memperhatikan dan terjun langsung ke lapangan dalam melihat dan mengawasi pasar tradisional milik PD dan memperhatikan SDM yang perlu ikut sesuai dengan kondisi masing-masing pasar.

Dari beberapa hasil wawancara di atas juga, apabila ditinjau dari waktu pelaksanaannya dinyatakan bahwa pelaksanaan pengawasan di Pasar Bandeng dilakukan sesuai dengan pengawasan preventif yang dimana pengawasannya dilakukan pada saat pekerjaan berlangsung. Baik dari pihak PD Pasar Kota Tangerang, Kepala Pasar, dan PT. Bangunbina Persada yang mempunyai peran pengawasan melakukannya pada saat jam operasional pasar dengan tujuan agar mengurangi penyimpangan yang ada saat pekerjaan berlangsung di Pasar Bandeng.

Pengukuran tidak hanya tentang intensitas pengawasan dan SDM pengawasan, tetapi juga bagaimana pengawasan itu berjalan. Seperti apa sistem atau cara-cara yang dilakukan dalam melakukan pengawasan, bagaimana bentuk pengawasan yang dilakukan, serta apa saja sasaran pengawasan. Seperti yang diungkapkan Kepala Pasar mengenai pengawasan yang dilakukan, I1-1 mengatakan:

“Peran pengawasan yang saya lakukan sebagai Kepala Pasar ya tentu saja dengan melihat dan memperhatikan kondisi operasional pasar dari hari ke hari. Tidak hanya dari saya, saya juga memerlukan pendapat dan saran dari para pedagang karena itu saya harus mendekatkan diri kepada pedagang di pasar ini. Saya melakukan kontrol dengan berkeliling ke seluruh area pasar dari kondisi pedagang, tingkat pengunjung, kondisi bangunan pasar, sampai pada fasilitas yang ada di pasar. semuanya itu harus diperhatikan demi kemajuan pasar ini. Tidak hanya sampai disitu, saya juga bertanggungjawab untuk membuat laporan dimana didalamnya adalah laporan pertanggungjawaban Kepala Pasar tentang kondisi pasar dimana didalamnya adalah hasil-hasil pengawasan yang saya lakukan,

demi mengoptimalkan pasar ini, yang saya lakukan adalah dengan memberikan fakta nyata tentang apa yang ada di lapangan agar segala kondisnya dapat diperbaiki dan mendapatkan solusi untuk penyimpangan yang ada. Laporan yang ada juga harus punya bukti yang kuat misalnya pakai foto agar pengawasan yang sudah dilakukan itu mempunyai fakta yang kuat. Laporan tersebut adalah laporan rutin yang diberikan setiap 2 minggu sekali. Adapun guna dan fungsi laporan tersebut sebagai bahan diskusi dalam rapat antara Kepala Pasar dengan PD Pasar Kota Tangerang” (Wawancara dengan Sugeng, SH sebagai Kepala Pasar Bandeng, Senin 8 Februari 2015). Hal serupa juga dikatakan oleh I1-2 yang menyatakan:

“Pengawasan dilakukan setiap hari oleh saya sebagai kepala pasar, dimana saya bertugas untuk melihat kondisi pasar, pedagang, dan tingkat pengunjung, selain itu saya juga memeriksa fisik atau bangunan pasar. Begitu juga sama hasil pengawasannya, jadi harus ada bukti kita sudah melakukan pengawasan, saya laporkan secara rutin ke PD Pasar Kota Tangerang sebagai laporan pertanggungjawaban untuk bahan evaluasi, supaya kalo ada penyimpangan, pelanggaran, atau kesalahan lain dapat langsung ditindaklanjuti oleh PD. Seperti contohnya kalo ada bangunan yang rusak misalnya pagar roboh atau atap yang bocor, yang saya lakukan itu membuat laporan ke PD Pasar Kota Tangerang setelah itu dari pihak PD akan ngasih surat teguran kepada PT supaya PT melakukan tindak lanjut” (Wawancara dengan Sanusi Endang Priyatna sebagai Kepala Pasar Bandeng, Jumat 11 Maret 2016).

Berdasarkan kedua pernyataan di atas, dari hasil wawancara tersebut dapat dikatakan bahwa dalam melakukan perannya sebagai pengawas pasar, Kepala Pasar mempunyai alur dan prosedur dalam melakukan pengawasan walaupun cara pelaksanaannya tidak ada dalam peraturan baku. Setiap Kepala Pasar di Pasar Bandeng melakukan pengawasan dengan bentuk pengawasan yaitu pengawasan langsung, dimana cara pengawasannya adalah dengan Kepala Pasar langsung datang melihat kondisi pasar, memeriksa apabila terjadi penyimpangan, serta menampung keluhan dan saran pedagang untuk Pasar Bandeng. Hal tersebut dilakukan secara berulang-ulang dari hari ke hari hingga ditemukannya hasil pengawasan baik hasil yang baik maupun buruk. Tidak

hanya sampai di situ, Kepala Pasar juga bertanggungjawab dalam pembuatan laporan yaitu laporan rutin kondisi pasar dalam waktu 2 minggu sekali, yang mana isi dari laporan tersebut adalah segala hal yang menjadi hasil pelaksanaan pengawasan dimana laporan tersebut dibutuhkan untuk bahan diskusi antar Kepala Pasar dan Direksi PD Pasar Kota Tangerang agar segala kekurangan yang ada pada pasar dapat diselesaikan melalui PD Pasar Kota Tangerang.

Dari keterangan tersebut juga dapat kita ketahui bahwa pelaksanaan pengawasan yang dilakukan Kepala Pasar mempunyai proses terentu yang bersistematis. Dari mulai proses dilakukannya pengawasan secara langsung turun ke pasar, proses pembuatan hasil pengawasan melalui laporan pertanggungjawaban dengan bukti yang kuat, proses diskusi PD Pasar Kota Tangerang dalam mencari solusi akan masalah yang ada melalui rapat, hingga proses PD Pasar Kota Tangerang melakukan tindakan terhadap pasar melalui surat perintah maupun surat teguran kepada pihak swasta, kemudian proses pihak pengelola dari PT. Bangunbina Persada melakukan tindakan atas perintah dari PD Pasar Kota Tangerang yang meliputi pengelolaan dan bangunan pasar. Dalam hal ini, Kepala Pasar tidak dapat bertindak dengan sewenang-wenang atas peran engawasan yang dimilikinya, tetapi harus mengikuti proses tersebut, dimana apabila terdapat hasil pengawasan yang berkaitan langsung dengan PT. Bangunbina Persada tidak diperbolehkan membuat laporan langsung ke PT. Bangunbina Persada melainkan hanya boleh berkoordinasi langsung dengan PD Pasar Kota Tangerang karena Kepala Pasar merupakan kepanjangan tangan dari PD Pasar Kota Tangerang.

Begitu pula dengan PT. Bangunbina Persada, dalam melakukan pengawasannya harus tetap mengacu pada dasar perjanjian kerjasama dengan PD Pasar Kota Tangerang, dimana dalam perjanjian tersebut telah ditetapkan bahwa pihak pengelola harus memberikan laporan pengelolaan secara berkala, seperti yang dikatakan oleh I2-1:

“Iya selain kami memiliki hak dalam pengelolaan, kami juga memiliki

kewajiban untuk membuat laporan rutin yaitu laporan

pertanggungjawaban pengelolaan dimana didalamnya termasuk juga laporan hasil pengawasan yang berupa pelanggaran dan masalah yang ada serta kondisi pasar ini secara berkala dalam segala perubahan-perubahannya” (Wawancara dengan Trias Anggraini selaku pegawai Administrasi dan Keuangan Pasar Bandeng dari PT. Bangunbina Persada, Kamis 10 Maret 2016).

Berdasarkan hasil wawancara dengan I2-1 dinyatakan bahwa dalam melakukan pengawasannya, pihak pengelola telah diatur dalam perjanjian MoU yang ada baik hak maupun kewajibannya. Cara pengawasan yang dilakukan oleh pihak swasta sama dengan pengawasan dari pihak pemerintah yaitu pengawasan langsung dengan bentuk pengawasan yang mengikuti standar yang ada dengan berbagai prosedur.

Dari beberapa hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa jenis pengawasan yang dilakukan baik dari pihak pemerintah maupun pihak swasta adalah jenis pengawasan aktif dan pasif, dimana jenis pengawasan aktif dinyatakan pada pelaksanaannya yang dilaksanakan di tempat kegiatan yang bersangkutan yaitu di Pasar Bandeng. Sedangkan pengawasan pasif dibuktikan dengan adanya laporan atau surat pertanggungjawaban yang disertai dengan bukti-bukti dari pihak pemerintah maupun pihak swasta dimana Kepala Pasar Bandeng dan PT. Bangunbina Persada sama-sama memberikan laporan secara

rutin atas kondisi pasar. Pernyataan tersebut dibenarkan oleh I1-4 yang menyatakan tentang proses dan cara pengawasan yang dilaksanakan dengan berkata:

“Bentuk pengawasan yang kami lakukan itu pengawasan aktif dan pengawasan pasif. Pengawasan aktif yang kami lakukan dilaksanakan dengan cara turun langsung ke Pasar Bandeng dimana kami selaku pengawas mendatangi pasar untuk melihat langsung bagaimana kondisi operasional Pasar Bandeng. Kami memperhatikan segala aspek dalam pengawasan baik dari kinerja pihak pengelola, Kepala Pasar, Pedagang, kondisi pengunjung, hingga kondisi fisik seperti bangunan dan fasilitas yang ada di dalamPasar Bandeng. Selain itu, kami juga mendatangi lagsung para pedagang untuk melakukan pendekatan hingga kami benar-benar mengetahui apa keluhan pedagang, apa yang pedagang inginkan, dan apa masalah yang ada di pasar. Hal tersebut kami lakukan demi mengetahui bagaimana keadaan real yang terjadi di dalam pasar. Tidak lupa juga dengan bagian fisik dan fasilitas pasar yang menjadi perhatian kami dimana apabila terjadi kerusakan harus segera mendapatkan perbaikan untuk menunjang kegiatan pedagang maupun pengunjung di Pasar Bandeng. Sedangkan untuk pengawasan pasif, kami memanfaatkan laporan atau surat yang ada dari Kepala Pasar maupun PT. Bangunbina Persada sebagai laporan pertanggungjawaban secara rutin. Dari laporan tersebut kami dapat mengetahui secara tidak langsung bagaimana kondisi yang ada di Pasar Bandeng dengan bukti yang ada dalam laporan tersebut. Laporan tersebut juga berfungsi guna membantu kami dalam melakukan tindakan lanjutan sebgaimana laporan tersebut kami jadikan sebagai bahan untuk mengevaluasi dan mencari solusi untuk menangani permasalahan yang ada” (Wawancara dengan Teguh Waluyo, SE sebagai Kepala Bidang Sub Divisi Pembangunan, Pemeliharaan, dan Rehabilitasi PD Pasar Kota Tangerang, Rabu 16 Maret 2016).

Dari keterangan hasil wawancara dengan I1-4 kita dapat mengetahui bahwa pengawasan oleh PD Pasar Kota Tangerang dilakukan dengan 2 cara yaitu cara pengawasan aktif dan pasif yang berarti dilakukan di tempat pengawasan maupun diluar tempat pengawasan. Yang mana pengwasan aktif dapat dibuktikan sendiri dengan melihat langsung kondisi Pasar Bandeng

Dokumen terkait