• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

Dalam dokumen PENERAPAN METODE KONTEKSTUAL MODELING UN (Halaman 104-113)

BAB II KAJIAN TEORI KAJIAN TEORI

PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti di TKIT Permata Kota Probolinggo dengan judul penerapan metode kontekstual modeling untuk meningkatkan potensi kreativitas anak di taman kanak-kanak Islam terpadu (TKIT) permata kota probolinggo berdasarkan data yang telah diperoleh peneliti melalui observasi, interview, dan dokumentasi, maka peneliti akan menganalisa temuan yang ada memodofikasi teori yang ada dan kemudian membangun teori yang baru serta menjelaskan tentang implikasi-implikasi dari hasil penelitian.

Dari keterangan dalam tehnik analisa data dalam penelitian ini peneliti menggunakan deskriptif kualitatif dan data yang diperoleh baik melalui observasi, interview, dan dokumentasi dari pihak-pihak yang mengetahui yang tentang data peneliti butuhkan. Adapun data yang akan dipaparkan data di analisa oleh peneliti sesuai dengan rumusan peneliti di atas. Untuk lebih jelasnya peneliti akan membahasnya.

Sejauh ini pendidikan kita masih didominasi oleh pandangan bahwa pengetahuan sebagai perangkat fakta-fakta yang harus dihafal dan di kelas masih berfokus pada guru sebagai sumber utama pengetahuan, kemudian ceramah masih menjadi pilihan utama strategi belajar, untuk itu diperlukan sebuah strategi belajar yang tidak mengharuskan siswa menghafal fakta-fakta akan tetapi sebuah strategi yang mendorong siswa mengkonstruksi pengetahuan di benak mereka sendiri. Melalui pendekatan Contekstual Teaching and Learning (CTL) ini, siswa di harapkan belajar melalui pengalaman bukan menghafal.

Menurut Khairuddin dalam bukunya kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) Konsep dan implementasinya di madrasah mengatakan bahwa Dengan diterapkan metode kontekstual dalam pembelajaran, maka niscaya guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan kenyataan peserta didik serta mendorong mereka untuk membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan praktek kehidupan mereka, baik sebagai anggota keluarga maupun sebagai anggota masyarakat. Dengan penerapan model ini hasil pembelajaran di harapkan lebih baik. Oleh karenanya proses pembelajaran harus berlangsung secara alamiah dalam bentuk kegiatan peserta didik bekerja dan mengalami, bukan dalam bentuk transfer pengetahuan dari guru ke peserta didik. Dengan penerapan metode kontekstual ini guru tidak hanya menyampaikan materi belaka yang berupa hafalan akan tetapi juga bagaimana mengatur lingkungan dan strategi pembelajaran yang memungkinkan peserta didik termotivasi untuk belaja. Lingkungan belajar yang kondusif sangat penting dan menunjang pembelajaran kontekstual, dan keberhasilan pembelajaran secara keseluruhan.

Oleh karena itu strategi yang saat ini di anggap tepat dalam pembelajaran TKIT Permata Kota Probolinggo adalah pendekatan Contekstual Teaching and Learning (CTL), karena metode ini memungkinkan proses belajar yang menyenangkan, karena pembelajaran di lakukan secara alami, sehingga peserta didik dapat mempraktekkan secara langsung apa-apa yang dipelajarinya. Pembelajaran Contekstual Teaching and Learning (CTL) mendorong peserta didik memahami hakikat, makna, dan manfaat belajar sehingga memungkinkan mereka

rajn dan termotivasi untuk senantiasa belajar, bahkan anak-anak TKIT Permata sangat senang mengikuti pelajaran di sekolah.

Seperti yang diungkap oleh Ibu Emi Sulistyowati selaku kepala sekolah (TKIT) permata kota probolinggo bahwa dalam pembelajaran Contekstual Teaching and Learning (CTL) siswa di bawa kedunia nyata dengan begitu siswa akan mudah dan termotivasi, dan siswa dibawa pada penerapan yang sesungguhnya di masyarakat anak akan lebih mudah memahami sesuatu yang dipelajarinya, sehingga dengan Contekstual Teaching and Learning (CTL) hasil belajar siswa di harapkan akan lebih bermakna.

Dalam hal ini pembelajaran Contekstual Teaching and Learning (CTL) sangat bermanfaat bagi siswa berada di lingkungan sekolah, keluarga , maupun masyarakat, dalam pembelajaran Contekstual Teaching and Learning (CTL) ini siswa lebih berkesan karena mereka mengalami sebdiri secara langsung.

Sebagaimana yang di jelaskan oleh Ibu Naning selaku Wali Kelas Muhammad A1 bahwa strategi Contekstual Teaching and Learning (CTL) ini sangat cocok dan bagus sekali kalau diterapkan di anak TK, karena seorang anak akan kesulitan memahami sesuatu apabila si anak tidak melihat secara langsung pada objek yang akan di pelajarinya.

Model pembelajaran Contekstual Teaching and Learning (CTL) ini mensyaratkan guru yang lebih kreatif sebab tidak jarang pada awal pelaksanaan pembalajaran siswa masih ragu dan malu untuk mengemukakan pendapatnya. Hal ini menjadi tanggung jawab guru untuk merubah proses pembelajaran tradisional menjadi pembelajaran kontakstual yang lebih menekankan pada apa yang akan di

lakukan siswa sehingga memperoleh sesutu dan bukan apa yang harus di ajarkan pada siswa. Guru juga di tuntut untuk membantu proses pembangunan pengetahuan agar siswa dapat memahami informsi dengan cepat.

Menurut desain budimansyah dalam bukunya model pembelajaran berbasis portofolio di sebutkan beberapa ciri guru yang kreatif adalah:

1. Menjadikan siswa sebagai pusat kegiatan

2. Pembelajaran dimulai dengan hal-hal yang sudah diketahui dan difahami siswa

3. Selalu berupaya mengaitkan motivasi belajar siswa dengan membuat materi sebagai suatu hal yang menarik berguna bagi kehidupan siswa

4. Segera mengenali materi atau metode pembelajaran yang membuat siswa merasa bosan bila di temui, dan guru segera menanggulanginya.

Dari sini dapat dilihat salah satu unsur terpenting dalam penerapan pendekatan Contekstual Teaching and Learning (CTL) adalah pemahaman guru untuk menerapkan metode pembelajaran di dalam kelas.

Berdasarkan pengamatan peneliti selama mengadakan observasi peneliti selalu mengikuti pembelajaran di sekolah TKIT Permata terbukti bahwa dalam pelaksanaan pembelajaran di sekolah rencana pembelajarannya yang dibuat oleh guru sudah terlaksana dengan baik dan kadang-kadang juga rencana pelaksanaan pembelajaran di sekolah tidak sepenuhnya dapat dilaksanakan sesuai dengan rencana, karna kadang-kadang metode yang direncanakan tidak sesuai dengan kondisi siswa. Namun hal ini tidak membuat semangat guru menurun dalam mempersiapkan proses pembelajaran untuk meningkatkan belajar anak di sekolah.

Dalam penerapan ini guru harus menggunakan komponen-komponen yang terdapat dalam pembelajaran CTL ini diantaranya: (1).Konstruktivisme (2).Bertanya (3).Menemukan (4).Masyarakat belajar (5).Pemodelan (6).Refleksi (7).Penilaian autentik. Dan sekolah TKIT Permata sudah menggunakan komponen-komponen yang terdapat dalam pembelajaran CTL. Di samping itu juga guru harus memperhatikan beberapa hal diantaranya: guru harus memberikan kegiatan yang bervariasi sehingga dapat melayani perbedaan individu siswa, lebih mengaktifkan siswa dan guru harus mendorong berkembangnya kemampuan siswa, memanfaatkan lingkungan sehingga siswa memperoleh pengalaman baru, membuat aktivitas belajar di sekolah, rumah dan lingkungan masyarakat. Melalui strategi ini, di harapkan siswa menjadi lebih responsif dan menggunakan pengetahuan dan keterampilan kehidupan nyata sehingga memiliki motivasi penerapan pendekatan CTL dalam pembelajaran di TKIT Permata tidak hanya di laksanakan di lingkungan sekolah saja, namun juga di laksanakan di luar sekolah untuk pembelajaran di luar sekolah TKIT Permata sering mengadakan kenal alam dan tergantung pada wibing temanya.

Selain kemampuan guru, sarana dan prasarana yang ada di lingkungan sekolah adalah hal yang terpenting yang mendukung proses pembelajaran di sekolah. Menurut E Mulyasa dalam bukunya yang berjudul menciptakan pembelajaran kreativitas dan menyenangkan menjelaskan bahwa dalam pembelajaran CTL tugas guru adalah untuk memberi kemudahan belajar kepada peserta didik dengan menyediakan berbagai sarana dan belajar yang memadai. Guru bukan hanya menyampaikan materi pembelajaran yang berupa hafalan,tetapi

mengatur lingkungan dan strategi pembelajaran yang memumkinkan peserta didik belajar. Lingkungan belajar yang kondusif sangat penting dan sangat menunjang pembelajaran Contekstual Teaching and Learning (CTL) dan hasil pembelajaran secara keseliruhan. Sebagaimana di TKIT Permata Kota Probolinggo kepala sekolahnya membeeri komentar bahwa sarana dan prasarananya di TKIT Permata sangat lengkap misalnya Sudut (Pembangunan misalnya: Balok bangunan, Mainan kontruksi, Legpuzzle, bermacam bentuk Permainan lego, Menara gedung, dan Kotak menara).dll sehingga dapat mendukung terlaksananya proses pembelajaran di TKIT Permata dengan menggunakan model tersebut.

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil dari penerapan model tersebut dalam pembelajaran di TKIT Permata adalah pada pengembanggan potensi kreativitas pada anak sehingga kegiatan ini bertujuan untuk mengaitkan antara pengetahuan yang di peroleh dalam program kurikulum dengan keadaan dan kebutuhan lingkungan.

Dari apa yang dikemukakan di atas dapat penulis diskripsikan bahwa penerapan metode ini dalam pembelajaran di TKIT Permata perlu dikembangkan lagi supaya dapat diterapkan secara efektif dalam proses belajar mengajar, dengan demikian siswa diharapkan dapat memiliki kecakapan yang luas sehingga dapat mengarahkan siswa untuk lebih terlibat secara langsung dalam konteks rumah, masyarakat maupun dimana saja.

BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian secara keseluruhan tentang hal-hal yang berkaitan dengan penelitian ini, maka sebagai akhir pembahasan, peneliti akan memberikan kesimpulan sebagai berikut:

1. Penerapan metode kontekstual modeling di TKIT Permata Kota Probolinggo berjalan dengan baik dan di dukung sepenuhnya oleh semua elemen-elemen lembaga yang bersangkutan maupun masyarakat sekita.

2. Penerapan metode kontekstual modeling dapat meningkatkan kreativitas anak TKIT Permata Kota Probolinggo. Karena dalam pembelajarannya kontekstual modeling menuntut siswa untuk ikut aktif dalam mengembangkan kreativitas yang dimiliki. Dalam hal ini terbukti TKIT Permata Kota Probolinggo yang sudah menerapkan metode kontekstual modeling.

B. Saran-Saran

Untuk menerapkan metode kontekstual modeling dalam meningkatkan kreativitas anak TKIT Permata Kota Probolinggo, maka kami sarankan:

1. Bagi Pendidik

Bagi pendidik dalam menerapkan metode kontekstual modeling di tuntut untuk:

a) Bisa menggunakan berbagai metode atau strategi pelajaran, kreatif dalam memanfaatkan sarana dan prasarana, dan juga kreatif dalam memilih media pembelajaran.

b) Guru sebaiknya dalam menerangkan materi pelajaran di hubungkan dengan dunia nyata yang terjadi dilingkungan sekitarnya.

c) Sebaiknya para guru tidak hanya menggunakan buku paket saja, semakin banyak literatur atau media yang di gunakan semakin banyak pula efek yang ditimbulkan bagi siswa.

d) Guru harus mampu memahami siswa yang mempunyai tingkat kreativitas.

2. Bagi Lembaga Pendidikan

Lembaga pendidikan merupakan unsur penting dalam penerapan metode kontekstual modeling oleh karena itu:

a) Menambah sarana dan prasarana untuk menunjang penerapan metode metode kontekstual modeling

b) Menambah tenaga pengajar yang lebih profesional sesuai lembaganya masing-masing.

c) Sering melakukan usaha-usaha untuk meningkatkan kualitas guru dengan mengadakan pelatihan lokakarya atau seminar.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Perlu diperhatikan bahwa hasil dari analisa penelitian tentang penerapan metode kontekstual modeling untuk meningkatkan kreativitas anak di TKIT Permata Kota Probolinggo. Ini belum dikatakan final karena tidak menutup kemungkinan masih banyak kekurangan di dalamnya sebagai akibat dari keterbatasan waktu, sumber rujukan, metode penelitian serta pengetahuan serta ketajaman analisis yang saya miliki, oleh karena itu diharapkan bagi peneliti baru yang mengkaji ulang dari hasil peneliti ini

Dalam dokumen PENERAPAN METODE KONTEKSTUAL MODELING UN (Halaman 104-113)