• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengertian Pembelajaran Kontektual

Dalam dokumen PENERAPAN METODE KONTEKSTUAL MODELING UN (Halaman 28-35)

BAB II KAJIAN TEORI KAJIAN TEORI

1. Pengertian Pembelajaran Kontektual

Pembelajaran kontekstual dan penerapannya dalam KBK menjelaskan bahwasannya Dewasa ini pembelajaran kontekstual telah berkembang di negara-negara maju dengan berbagai nama. Di Negeri Belanda berkembang apa yang disebut dengan Realistic Matematics Education (RME), yang menjelaskan bahwa pembelajaran matematika harus dikaitkan dengan kehidupan nyata siswa atau pembelajaran matematika realistic (PMR), dengan karateritik; (1) menggunakan kontekstual, (2) menggunakn situasi dan pendekatan yang dikembangkan sendiri oleh siswa, (3) menggunakan kontribusi siswa, (4) proses belajar yang interaktif, dan (5) terintegrasi dengan topic pembelajaran yang lainnya.

Di Amerika berkembang apa yang disebut Contekstual Teaching and Learning (CTL) yang intinya membantu guru untuk mengaitkan materi pelajaran dengan kehidupan nyata dan memotivasi siswa untuk mengaitkan pengetahuan yang dipelajarinya dengan kehidupan mereka. Sementara itu di Michigan juga berkembang Connected Matematics Project (CMP) yang bertujuan mengintregasikan ide matematika kedalam

konteks kehidupan nyata denga harapan siswa dapat memahami apa yang dipelajarinya dengan baik dan mudah.6

Definisi yang mendasar tentang pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning) adalah konsep belajar dimana guru menghadirkan dunia nyata kedalam kelas dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari sementara siswa memperoleh pengetahuan dan keterampilannya dari konteks yang terbatas, sedikit demi sedikit, dan dari proses mengkontruksi sendiri, sebagai bekal untuk memecahkan masalah dalam kehidupannya sebagai anggota masyarakat.

Salah satu pendekatan yang sedang dikembangkan oleh Depdiknas pada saat ini adalah pendekatan pembelajaran kontekstual atau sering disebut contextual and learning. Pendekatan ini dapat digunakan dalam pembelajaran mata pelajaran apapun sesuai dengan kebutuhan, karena di dalamnya terdapat sejumlah pendekatan atau metode yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan.

Dengan demikian pembelajaran baik formal maupun non-formal diharapkan dapat memberi pengalaman bagi pesertanya melalui “learning to kno, learning to do, learning to be and learning to live together” sesuai anjuran yang dicanangkan oleh UNESCO (1996).7

Pendekatan pembelajaran kontekstual merupakan rancangan pembelajaran yang dibangun atas dasar asumsi bahwa knowledge is

6

Ahmad Zayadi, Op Cit, hlm. 11-12

7

Anna Poedjiadi, Sains Teknologi Masyarakat Model Pembelajaran Kontekstual Bermuatan Nilai (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005), hlm. 98

constructed by human (Zahorik, 1995). Atas dasar itu, maka dikembangkan pembelajaran konstruktivis yang membuka peluang seluas-luasnya kepada siswa untuk memperdayakan diri. Cara belajar yang terbaik adalah siswa mengkonstruksi sendiri secara aktif pemahamannya. Karena itu kebiasaan guru akting di depan dan siswa menonton dan harus dirubah menjadi siswa aktif bekerja dan belajar sedangkan guru membimbing dari dekat.

Kurikulum berbasis kompetensi pada dasarnya menjawab konsep belajar tuntas (mastery learning), yaitu pencapaian kompetensi secara simultan sejak taman kanak-kanak hingga pendidikan menengah umum bahkan dimungkinkan sampai pendidikan yang lebih tinggi. Direktorat pendidikan lanjutan pertama dalam kaitan ini telah mengembangkan Proses Belajar Mengajar (PBM) dan bahan ajar menunjang pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) melalui pendekatan CTL (contextual and learning), yaitu pendekatan pembelajaran, atau proses pembelajaran dikaitkan dengan konteks dimana siswa berada.8

Dimana Pendekatan konstektual ini merupakan suatu konsep belajar dimana guru menghadirkan situasi dunia nyata kedalam kelas dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat.

8

Hasil pembelajaran diharapkan lebih bermakna bagi anak untuk memecahkan persoalan, berfikir kritis dan melaksanakan observasi serta menarik kesimpulan dalam kehidupan jangka panjangnya. Dalam konteks itu, siswa perlu mengerti apa makna belajar, apa manfaatnya, dalam status apa mereka dan bagaimana mencapainya.

Kontekstual hanyalah strategi pembelajaran. Seperti halnya strategi pembelajaran yang lain, konstektual dikebangkan dengan tujuan agar pembelajaran berjalan lebih produktif dan bermakna. Pendekatan konstektual dapat dijalankan tanpa harus mengubah kurikulum dan tatanan yang ada. Dari penjelasan diatas bisa dimbil kesimpulan tentang definisi pembelajaran kontekstual diantaranya:

Definisi pembelajaran kontekstual adalah model pembelajaran yang mengaitkan antara materi pembelajaran dengan situasi dunia nyata yang berkembang dan terjadi di lingkungan sekitar peserta didik sehingga dia mampu menghubungkan dan menerapkan kompetensi hasil belajar dengan kehidupan sehari-hari meraka.9

Pembelajaran kontekstual (contexstual teaching and learning) yang sering disingkat dengan CTL merupakan salah satu model pembelajaran berbasis kompetensi yang dapat digunakan untuk mengefektifkan dan menyukseskan implementasi kurikulum 2004. CTL ini merupakan konsep pembelajaran yang menekankan pada keterkaitan antara materi pembelajaran dengan dunia kehidupan peserta didik secara nyata, sehingga

9

Khaeruddin, dkk, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) (Yogyakarta: Nuansa Aksara, 2007), hlm. 199

para peserta didik mampu menghubungkan dan menerapkan kompetensi hasil belajar dalam kehidupan sehari-hari.10

Dari berbagai definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kontekstual adalah konsep belajar dimana guru menghadirkan dunia nyata ke dalam kelas dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari, sementara itu siswa memperoleh pengetahuan dan keterampilan dari konteks yang terbatas, sedikit demi sedikit dari proses mengkonstruksi sendiri sebagai bekal untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sebagai anggota masyarakat.

Pembelajaran kontekstual ini dimana peserta didik akan belajar dengan baik jika apa yang dipelajari terkait dengan apa yang telah diketahui dan kegiatan yang akan terjadi disekelilingnya. Pembelajaran ini menekankan pada daya fikir yang tinggi, transfer ilmu pengetahuan, mengumpulkan dan menganalisis data, memecahkan problem-problem tertentu baik secara individu maupun kelompok.

Pembelajaran dengan menggunakan metode ini memungkinkan proses belajar yang tenang dan menyenangkan karena pembelajaran dilakukan secara alamiah dan kemudian peserta didik dapat mempraktekkan secara langsung berbagai materi yang telah di pelajarinya, pembelajaran dengan menggunakan metode ini akan mendorong perta didik memahami hakekat, makna dan manfaat belajar sehingga akan

10

Mulyasa, Menjadi Guru Profesional (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005), hlm. 102

memberikan stimulus dan motivasi kepada mereka untuk rajin dan senantiasa belajar.

Dengan diterapkan metode kontekstual dalam pembelajaran, maka niscaya guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan kenyataan peserta didik serta mendorong mereka untuk membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan praktek kehidupan mereka, baik sebagai anggota keluarga maupun sebagai anggota masyarakat. Dengan penerapan model ini hasil pembelajaran diharapkan lebih baik. Oleh karenanya proses pembelajaran harus berlangsung secara alamiah dalam bentuk kegiatan peserta didik bekerja dan mengalami, bukan dalam bentuk transfer pengetahuan dari guru ke peserta didik.

Strategi dan penggunaan metode dalam pembelajaran menjadi lebih penting dibandingkan dengan hasil pembelajaran. Dalam konteks pembelajaran dikelas tugas guru adalah membantu peserta didik mencapai tujuan yakni guru lebih banyak berurusan dengan strategi dan memposisikan diri sebagai fasilitator dari pada memberi informasi dan mengajari.

Dengan penerapan metode kontekstual ini guru tidak hanya menyampaikan materi belaka yang berupa hafalan akan tetapi juga bagaimana mengatur lingkungan dan strategi pembelajaran yang memungkinkan peserta didik termotivasi untuk belaja. Lingkungan belajar

yang kondusif sangat penting dan menunjang pembelajaran kontekstual, dan keberhasilan pembelajaran secara keseluruhan.11

Pembelajaran kontekstual ini bertujuan untuk membekali siswa dengan pengetahuan yang fleksibel dapat diserap atau ditransfer dari satu permasalahan kepermasalahan lain. Pembelajaran kontekstual dapat dikaitkan sebagai sebuah pendekatan pembelajaran yang mengakui dan menunjukkan kondisi alamiah dari pengetahuan. Melalui hubungan di dalam dan di luar kelas, suatu pendekatan pembelajaran kontekstual menjadikan pengalaman lebih relevan dan berarti bagi siswa dalam membangun pengetahuan yang akan mereka terapkan dalam pembelajran seumur hidup.

Materi pembelajaran tambah berarti jika siswa mempelajari materi pelajaran yang disajikan melalui konteks kehidupan mereka, dan menemukan arti di dalam proses pembelajarannya, sehingga pembelajaran akan lebih diminati dan menyenangkan. Siswa akan lebih bekerja keras untuk mencapai tujuan pembelajaran, mereka menggunakan pengalaman dan pengetahuan sebelumnya membangun pengetahuan baru. Pemanfaatan pembelajaran kontekstual akan membantu menciptakan ruang kelas dimana siswa akan menjadi peserta aktif, bukan pengamat pasif dan bertanggung jawab terhadap belajarnya, sehingga nilai terhadap belajar akan lebih bermakna bagi dirinya.12

11

Khaeruddin, dkk, 2007, Op Cit, hlm. 200-201

12

Dalam dokumen PENERAPAN METODE KONTEKSTUAL MODELING UN (Halaman 28-35)