• Tidak ada hasil yang ditemukan

DENGAN MACROMEDIA FLASH UNTUK SISWA SMA Mardiyah Putri A.

C. PEMBAHASAN Isi Media

Media pembelajaran menanggapi berita secara garis besar memuat materi, contoh, dan latihan. Isi materi merupakan pengembangan tujuan pembelajaran yang didasarkan pada Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) pada kurikulum KTSP. SK

yang dijadikan dasar adalah “Memahami siaran atau berita yang disampaikan secara

langsung atau tidak langsung” dan KD yang digunakan adalah “Menanggapi siaran atau

informasi dari media elektronik (berita atau non-berita)”.

Tujuan pembelajaran merupakan salah satu aspek yang perlu dipertimbangkan dalam melaksanakan pembelajaran. Hamalik (2009:138) mendefinisikan tujuan pembelajaran yaitu suatu deskripsi mengenai tingkah laku yang diharapkan dapat dicapai oleh siswa setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran. Berdasarkan KD menanggapi siaran atau informasi dari media elektronik (berita atau non-berita), diperoleh delapan tujuan pembelajaran, yaitu (1) mampu menentukan apa yang sedang terjadi pada berita yang disimak, (2) mampu menentukan siapa saja yang terlibat pada berita yang disimak, (3) mampu menentukan dimana peristiwa itu terjadi pada berita yang disimak (4) mampu menentukan kapan peristiwa itu terjadi pada berita yang disimak, (5) mampu menentukan mengapa peristiwa itu terjadi pada berita yang disimak, (6) mampu menentukan bagaimana peristiwa itu bisa terjadi pada berita yang disimak, (7) mampu menentukan alternatif jawaban pada pilihan ganda yang tersedia, dan (8) mampu memberikan tanggapan terhadap berita yang telah disimak.

Berdasarkan analisis tujuan pembelajaran, diperoleh sub-sub pokok bahasan yang ingin dicapai. Pokok bahasan dalam media merupakan tahapan untuk menuntun siswa mencapai tujuan umum pembelajaran, yaitu mampu menanggapi berita dengan benar. Tersaji tiga menu materi dalam media pembelajaran, yaitu (1) persiapan menyimak berita, (2) Akronim Adiksimba (Apa ), dan (3) menanggapi berita. Selain tiga menu materi menanggapi berita, disajikan pula halaman evaluasi, berupa kuis 1 dan 2.

Pembelajaran menanggapi berita adalah tindak lanjut dari kegiatan menyimak yang lebih difokuskan pada kegiatan menanggapi siaran atau informasi yang ada dalam berita. Berita yang disajikan tentu saja berita yang aktual, hangat diperbincangkan, serta menarik untuk dijadikan bahan simakan. Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam kegiatan belajar-mengajar adalah menyimak tidak bisa berdiri sendiri, terlepas dari kegiatan berbahasa yang lain seperti berbicara dan menulis. Haryadi dan Zamzami (1996:18), memaparkan kegiatan menyimak tidak dipisahkan secara ketat dengan kegiatan berbahasa yang lain. Artinya, kegiatan menyimak haruslah diikuti dengan kegiatan menulis, membaca, atau berbicara.

Ada empat tahapan yang harus diperhatikan agar dapat menyimak dengan baik dan memperoleh hasil yang diinginkan, yaitu (1) mendengarkan, pada tahap ini, penyimak baru mendengar segala sesuatu yang dibicarakan dalam berita yang disimak, hearing, (2) memahami, tahap ini dilaksanakan setelah penyimak mendengarkan, maka ada keinginan bagi penyimak untuk mengerti atau memahami dengan baik isi berita yang disampaikan

80 | KONFERENSI NASIONAL SASTRA, BAHASA & BUDAYA (KS2B) 2016

oleh pembaca berita, understanding, (3) mengevaluasi, setelah memahami, penyimak mulai

menilai atau mengevaluasi isi serta informasi-informasi dalam berita yang disimak,

evaluating, dan (4) menanggapi, menanggapi merupakan tahap terakhir dalam kegiatan menyimak, penyimak menyambut, mencamkan, menyerap, serta menerima informasi

yang ditayangkan dalam berita yang disimak, responding. Tanggapan adalah sambutan

terhadap hal, peristiwa, masalah, ucapan, pendapat, atau gagasan. Isi tanggapan dapat berupa kritik, saran, komentar, dan lain sebagainya. Tanggapan dapat berupa pernyataan setuju, tidak setuju, suka, tidak suka, atau menambahkan pendapat. Tanggapan yang dikeluarkan harus bersifat objektif disertai dengan alasan yang logis.

Materi pokok yang harus dipahami oleh siswa ketika menyimak berita adalah enam unsur berita, 5W+1H. Mariani dan Kuncoro (2001:41) menuturkan, sebuah berita

dikatakan lengkap jika menjawab unsur 5W + 1 H, yaitu (1) what/wat/apa yang menjadi

pokok berita. Contohnya: peresmian pabrik, kecelakaan pesawat, dan sebagainya, (2)

who/wie/siapa pelaku berita. Seorang anak, seorang pejabat, tokoh masyarakat, presiden,

gubernur, dan sebagainya, (3) where/waar/dimana tempat kejadian tersebut. Di kota mana,

negara mana, gedung pertandingan apa, di atas kapal, di daerah perbatasan, dan

sebagainya, (4) when/wanner/bilamana waktu peristiwa itu berlangsung. Apakah kemarin,

hari rabu, satu bulan lalu, belum lama ini, baru-baru ini, dan sebagainya, (5)

why/waarom/mengapa peristiwa tersebut terjadi. Contohnya: “Karena sudah terkepung

oleh pihak berwajib, maka kepala gerombolan pengacau keamanan tersebut menyerahkan diri”. Keterangan mengapa peristiwa penyerahan diri tersebut terjadi menjawab unsur

“mengapa”, dan (6) how/bagaimana kejadian tersebut terjadi. Contohnya: “Dengan

perjuangan yang tak kenal lelah sejak dari set pertama, hingga set terakhir, Susi Susanti berhasil menundukkan lawannya”. Keterangan dengan cara “Bagaimana kemenangan Susi Susanti” ini, menjawab unsur “how”.

Menanggapi berita merupakan kegiatan lanjutan yang dilaksanakan siswa setelah menyimak dan menyimpulkan isi berita. Mengetahui isi berita secara umum dapat memberikan gambaran pada siswa tentang apa yang harus dilakukan siswa untuk menyimpulkan dan menanggapi berita yang telah disimak. Menurut Arsjad dan Mukti (1988:75), dalam pembelajaran menanggapi berita, ketika menyampaikan tanggapan diperlukan data dan fakta untuk dapat membuktikan bahwa pendapatnya benar. Terdapat dua jenis tanggapan dalam menanggapi sebuah berita, yaitu pro dan kontra, atau biasa juga disebut dengan persetujuan dan penolakan. Senada dengan Saryono (1997:48) yang menegaskan bahwa ada dua sisi dalam menanggapi sebuah berita, yaitu sepihak dan tak sepihak.

Pada media pembelajaran menanggapi berita, terdapat soal-soal evaluasi untuk

mengukur pemahaman siswa dalam menanggapi berita. Purwanto (2006:3)

mengemukakan bahwa evaluasi adalah proses yang sistematis untuk menentukan atau membuat keputusan sampai sejauh mana tujuan-tujuan pengajaran dapat dicapai siswa. Sejalan dengan hal tersebut, evaluasi perlu dilakukan agar guru mengetahui tingkat ketercapaian KD dalam pembelajaran menanggapi berita. Arsyad (2002:165) menyatakan, untuk membuat pembelajaran dengan bantuan media (terutama permainan intruksional) terdapat tiga unsur yang perlu diperhatikan, yaitu (1) menantang, memberikan tingkat kesulitan yang berbeda atau memberi bonus hadiah apabila telah berhasil menjawab pertanyaan, (2) fantasi, menampilkan contoh-contoh praktis dan gambaran utuh mengenai jenis ketrampilan yang sedang dilatih, dan (3) ingin tahu, yaitu menggabungkan efek-efek

audio dan visual serta musik dan grafik. Sejalan dengan hal itu, kuis dalam media menampilkan pertanyaan berupa pilihan ganda disertai dengan efek musik. Contoh dan latihan yang disajikan pada media disusun berdasarkan materi pembelajaran menanggapi

KONFERENSI NASIONAL SASTRA, BAHASA & BUDAYA (KS2B) 2016 | 81

berita. Bentuk contoh dan latihan disajikan berupa memilih kalimat yang benar, pilihan ganda, memilih kata baku/tidak baku, dan esai.

Media pembelajaran ini termasuk multimedia karena terdapat berbagai macam kombinasi grafik, teks, suara, dan video serta tombol yang dapat dijalankan sesuai kehendak pengguna media pembelajaran. Hal ini sejalan dengan pendapat Arsyad (2002:196), meskipun definisi multimedia masih belum jelas, secara sederhana ia diartikan sebagai lebih dari satu media. Ia bisa berupa kombinasi teks, grafik, animasi, suara, dan

video. Arsyad (2002:166) juga menjelaskan, media pembelajaran dapat memenuhi keperluan interaktivitas dalam pembelajaran jika mempertimbangkan empat unsur, yaitu (1) dukungan media yang dinamis, yaitu mampu membuat tugas-tugas untuk siswa, (2) dukungan sosial yang dinamis, yaitu mampu mendorong terjadinya interaksi saling membantu antar rekan siswa, (3) aktif dan interaktif, yaitu siswa harus berperan aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran, dan (4) keluasan, yaitu siswa harus memperoleh berbagai jenis latihan pada kegiatan belajar. Setiap jenis kegiatan itu melatih keterampilan siswa. Sesuai dengan pernyataan di atas, media pembelajaran ini layak disebut sebagai multimedia interaktif, karena media pembelajaran ini telah memenuhi keempat unsur di atas. Pertama, dukungan dinamis diwujudkan dengan penyajian latihan, kuis, dan permainan pada media pembelajaran. Kedua, aktif dan interektif diwujudkan dengan penyajian tombol-tombol yang dijalankan sesuai dengan kehendak pengguna media pembelajaran. Ketiga, aktif dan interaktif diwujudkan dengan belajar mandiri yang dilaksanakan siswa ketika memahami materi dan mengerjakan kuis. Keempat, keluasan diwujudkan dengan menu kuis berdasarkan materi pembelajaran yang telah disajikan.

Kemenarikan Produk

Kemenarikan media begitu penting walaupun bersifat subjektif. Kemenarikan media menentukan tersampainya isi materi kepada objek sasaran, yaitu siswa SMA kelas X. Kemenarikan media dapat menjadi rangsangan bagi objek sasaran untuk menanggapi berita dan mempelajari materi dalam media. Jika objek sasaran sudah merasa tidak tertarik terhadap media, maka apa pun isinya, tidak akan dimengerti dan dipelajari.

Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa produk media pembelajaran dapat dikatakan layak diimplementasikan sebagai media pembelajaran menanggapi berita di SMA. Setelah melakukan beberapa kali proses uji validasi media dengan ahli materi pembelajaran dan ahli media pembelajaran, maka untuk mengetahui kemenarikan isi media, dilakukan uji coba lapangan yang dilaksanakan dengan siswa dalam kelompok terbatas. Penyebaran angket dilakukan untuk mengetahui ketertarikan siswa terhadap media yang mereka simak. Hasil pembelajaran menanggapi berita

mengalami peningkatan setelah menggunakan macromedia flash pada kegiatan belajar-

mengajar. Hal ini menunjukkan bahwa media pembelajaran menanggapi berita telah memenuhi kriteria keefektivitasan, karena tujuan pembelajaran dapat dicapai. Menurut Mulyasa (2002:82), efektivitas berkaitan dengan terlaksananya tugas pokok, tercapainya tujuan pembelajaran, ketepatan waktu, dan adanya partisipasi aktif dari anggota.

Berdasarkan hasil uji validitas yang sudah dilaksanakan, maka kemenarikan media

pembelajaran menanggapi berita dengan menggunakan macromedia flash berdasarkan

tampilan pada media pembelajaran menanggapi berita terdiri dari tujuh menu utama, yaitu (1) menu persiapan menyimak berita, (2) Adiksimba, (3) menanggapi berita, (4) contoh menyimak dan menanggapi berita, (5) menu kuis 1, (6) menu kuis 2, dan (7) menu permainan.

82 | KONFERENSI NASIONAL SASTRA, BAHASA & BUDAYA (KS2B) 2016 D. SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Kemenarikan media pembelajaran menanggapi berita (teks eksposisi) dengan

menggunakan macromedia flash didasarkan pada tujuh menu utama, yaitu (1) menu

persiapan menyimak berita, (2) ADIKSIMBA, (3) menanggapi berita, (4) contoh menyimak dan menanggapi berita, (5) menu kuis 1, (6) menu kuis 2, dan (7) menu permainan. Hasil uji kelayakan kemenarikan media yang telah dilaksanakan dengan ahli media, serta uji coba lapangan dengan siswa dalam kelompok terbatas menunjukkan bahwa produk media untuk pembelajaran mananggapi berita ini layak dan dapat diimplementasikan dalam pembelajaran menanggapi berita.

Saran

Media pembelajaran ini dapat digunakan untuk melatih kemandirian dan kreatifitas siswa dalam pembelajaran teks eksposisi, khususnya dalam pembelajaran

menanggapi berita. Media pembelajaran menanggapi berita dengan macromedia flash juga

dapat membantu siswa untuk belajar sesuai dengan alur yang siswa inginkan. Media ini dapat pula digunakan oleh guru sebagai alternatif media pembelajaran menanggapi berita pada pelajaran Bahasa Indonesia. Selain itu, media ini bisa juga dimanfaatkan sebagai media belajar tambahan dalam kegiatan belajar-mengajar, sehingga tugas guru ketika pembelajaran berlangsung hanya sebagai fasilitator bagi siswa.

DAFTAR RUJUKAN

Arsjad, M. G. & Mukti. 1988. Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.

Arsyad, A. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Arsyad, A. 2009. Media Pembelajaran Edisi Revisi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, S. 2009. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Cahyanto, Z. D. 2012. Pengembangan Media Pembelajaran Menulis Puisi Untuk Siswa SMP

Kelas VIII Berbasis Multimedia Interaktif. (Online), (jurnal- online.um.ac.id/data/artikel/artikelD16723C8D09EBADE3EB6884B1F2E7F73.pdf), diakses 9 Januari 2014.

Haryadi & Zamzami. 1996. Peningkatan Keterampilan Berbahasa Indonesia. Jakarta: Depdikbud-Dikti.

Ilmi, M. F. 2012. Pengembangan Media Pembelajaran Membaca Puisi Berbasis Multimedia

Interaktif pada Siswa SMP. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Fakultas Sastra UM.

KONFERENSI NASIONAL SASTRA, BAHASA & BUDAYA (KS2B) 2016 | 83

Keraf, G. 1995. Eksposisi. Jakarta: Grasindo.

Kosasih, E. 2013. Kreatif Berbahasa Indonesia untuk SMK/MA/SMK Kelas 10A. Jakarta :

Erlangga.

Mariani, I. R. & Kuncoro, J. 2001. Teknik Mencari dan Menulis Berita. Jakarta: Depdiknas.

Mulyasa, E. 2002. Managemen berbasis sekolah: konsep, strategi, dan implementasi. Bandung: PT.

Remaja Rosadakarya.

Purwanto, N. 2006. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: PT. Remaja

Rosadakarya.

Sadiman, A. 2003. Media Pendidikan, Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta:

Raja Grafindo.

Sadiman, A., Rahardjo, Rahardjito, & Haryono, A. 2008. Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Saddhono, K. 2014. Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Indoensia Teori dan Aplikasi.

Yogyakarta: Graha Ilmu.

KONFERENSI NASIONAL SASTRA, BAHASA & BUDAYA (KS2B) 2016 | 85

PEMBUDAYAAN KESANTUNAN BERBAHASA DI MEDIA SOSIAL

SEBAGAI CERMIN KARAKTER BANGSA