• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ranggi Ramadhani Ilminisa; Laili Fatmalinda

C. TEMUAN DAN PEMBAHASAN

Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah gambaran berupa model pembelajaran menulis puisi dengan penerapan langkah-langkah untuk menumbuhkan kreativitas peserta didik. Puisi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdiknas, 2002:903)

KONFERENSI NASIONAL SASTRA, BAHASA & BUDAYA (KS2B) 2016 | 69

diartikan sebagai ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, serta penyusunan larik dan bait. Dengan demikian puisi ditulis untuk menyalurkan nilai estetika dari suatu nilai hidup. Oleh sebab itu, dalam pembahasan ini disajikan langkah- langkah dalam menumbuhkan kreativitas dalam menulis puisi tersebut akan dipaparkan

dalam media Flash Flipbook sebagai ajang menumbuhkembangkan motivasi siswa dalam

belajar menulis puisi.

Penentuan bahan ajar sastra khususnya puisi diharapkan dapat membantu siswa dalam mengolah kosakata yang nantinya akan diproduksi menjadi sebuah puisi. Hal-hal yang harus diperhatikan sebelum menulis puisi ada unsur yang membentuknya. Menurut Trianto (dalam Aritonang, 2009:33) unsur yang menjadi ciri umum puisi ada dua yaitu unsur yang berkaitan dengan bentuk puisi terdiri dari unsur bunyi (rima dan irama), diksi atau pilihan kata, dan tampilan cetak/tulisan (tipografi). Unsur kedua adalah unsur yang berkaitan dengan makna puisi terdiri dari unsur tema dan unsur pesan tersurat atau pesan tersirat.

Menumbuhkan imajinasi dalam menulis puisi memang gampang-gampang susah. Akan tetapi, kreativitas dalam menulis puisi sangat penting dalam proses kreatif seorang penulis. Berikut terdapat beberapa langkah untuk dapat menumbuhkan kreativitas siswa dalam menulis puisi. Pertama mengamati, pada tahap awal ini siswa diajak untuk mengamati lingkungan sekitar, apapun hal yang terdapat di lingkungan sekitar dapat menjadi ide untuk menulis sebuah puisi. Selain lingkungan yang dijadikan objek

menumbuhkembangkan imajinasi, dalam multimedia Flipbook dalam pembahasan artikel

ini juga disediakan berbagai rangsangan gambar untuk peserta didik agar bangunan imaji mereka dapat tumbuh dari apa yang mereka lihat.

Kedua mendata, pada tahap ini bertujuan untuk mendata beragam kosakata yang berhubungan dengan tema yang akan dijadikan puisi.Kosakata-kosakata tersebut diperoleh dari sesuatu yang sedang peserta didik amati. Kosakata apapun yang didapat dituliskan secara acak sebelum akhirnya dikonkretkan menjadi satuan bahasa yang lebih luas.

Ketiga mengkonkretkan, dari data kosakata yang telah didapat, kemudian peserta didik mencoba untuk menuangkan idenya dengan merangkai kosakata tersebut menjadi sebuah kata, frasa, klausa, kalimat pada bait-bait dalam puisi (dalam bentuk draf kasar). Tentu dalam hal ini, peserta didik dibimbing untuk menentukan bentuk tipografi puisi yang indah, bukan hanya itu rima dan irama tiap kata juga menjadi perhatian.

Keempat menulis, pada tahap ini hal yang harus dilakukan adalah mulai menulis. Peserta didik dapat mengubah draf kasar menjadi satu kesatuan puisi yang utuh. Dengan demikian, peserta didik diharapkan dapat mengeluarkan segala ide dan keberanian untuk menuangkannya dalam bentuk tulisan. Pada tahap menulis ini juga ditekankan sekali lagi tentang penggunaan tipografi yang menarik dan bunyi yang berirama dalam puisi.

Kelima menyunting, pada tahap terakhir ini peserta didik menyunting hasil karyanya sebelum dipublikasikan. Tujuan dari adanya proses menyunting ini adalah untuk mengetahui beberapa kesalahan-kesalahan dalam penulisan hingga akhirnya bisa dibenarkan dan siap untuk dipublikasikan/dibacakan hasil kerjanya pada peserta didik yang lain.

Dari beberapa langkah yang telah dijabarkan untuk menumbuhkan kreativitas peserta didik dalam menulis puisi, maka satu kunci yang harus dipegang adalah keberanian. Keberanian dalam mengungkapkan segala ide/gagasan merupakan hal yang

utama untuk mengawali sebuah tulisan. Dalam multimedia Flipbook akan disajikan

beberapa langkah untuk menumbuhkan kreativitas, beragam contoh puisi dari beberapa pujangga, dan terakhir disajikan latihan bagi siswa untuk menulis puisi.

70 | KONFERENSI NASIONAL SASTRA, BAHASA & BUDAYA (KS2B) 2016

Langkah-langkah penggunaan Flash Flipbook pada pembelajaran sastra khususnya

pada kajian puisi dapat dijabarkan menjadi beberapa tahap. Pertama, memancing skemata peserta didik tentang pembelajaran yang akan dilakukan dengan berpuisi dan terjadi

proses komunikatif antara peserta didik dan pendidik. Kedua, memperkenalkan Flipbook

sebagai media yang akan digunakan selama pembelajaran menulis puisi berlangsung. Ketiga, pada bagian awal akan dijelaskan beberapa langkah yang dapat digunakan untuk menumbuhkan imajinasi atau kreativitas peserta didik dalam berkarya. Keempat, akan disajikan beberapa contoh puisi karya beberapa pujangga di Indonesia. Diharapkan dari sajian contoh tersebut akan menambah pengetahuan siswa tentang puisi. Selanjutnya disajikan pula latihan bagi para peserta didik untuk mengembangkan kemampuan mereka dalam bisang penulisan puisi.

Berhubungan dengan hal tersebut berarti tampilan sebuah media harus menarik.

Desain multimedia Flipbook ini dikemas sedemikian rupa untuk menumbuhkan motivasi

siswa dalam proses pembelajaran. Karena tampilan awal sebuah media pembelajaran akan berdampak pada motivasi dan keingintahuan peserta didik dalam pembelajaran ke ranah

yang lebih dalam. Pada gambar berikut ditampilkan desain cover multimedia Flipbook

dalam pembelajaran menulis puisi. Desain cover tersebut bertujuan untuk menarik minat peserta didik ketika proses pembelajaran berlangsung.

Gambar 1: Desain Cover Multimedia Flipbook Menulis Puisi

Setelah pembuatan cover, penulis menyajikan langkah-langkah yang dapat digunakan untuk menumbuhkan kreativitas imajinasi peserta didik dalam berkarya. Berikut adalah tampilan langkah yang dapat digunakan untuk menumbuhkan imajinasi dalam pembelajaran menulis puisi.

KONFERENSI NASIONAL SASTRA, BAHASA & BUDAYA (KS2B) 2016 | 71

Gambar 2: Langkah Mengembangkan Imaji dalam Menulis Puisi

Pada langkah-langkah yang telah dijabarkan, diharapkan memicu timbulnya imajinasi pada peserta didik dalam menulis puisi. Selain itu, melalui proses mengamati, mendata, mengkonkretkan, menulis, dan menyunting peserta didik dapat berproses kreatif secara bebas. Dengan demikian, motivasi peserta didik dalam menulis puisi akan semakin tinggi karena mereka telah dibekali dengan beberapa langkah yang dapat memicu tumbuhnya imajinasi dalam pikiran mereka.

Langkah-langkah yang tersaji dalam multimedia Flipbook tersebut merupakan

langkah sederhana yang dapat diterapkan pada peserta didik. Selanjutnya Siswanto (2008:28) menyebutkan beberapa tahap yang dapat digunakan oleh penulis dalam proses kreatifnya. Pertama kegiatan sebelum menulis, seorang pengarang bisa melakukan beberapa kegiatan yakni berjalan-jalan, membaca, mendengarkan, dan memperoleh pengalaman. Kedua, kegiatan saat menulis dapat ditinjau dari beberapa sudut yakni dari susut keadaan jiwa sastrawan pada saat menulis, kebiasaan sastrawan, dan pandangan sastrawan terhadap pembaca. Dan ketiga adalah kegiatan setelah menulis puisi bisa berupa kegiatan revisi, melakukan perenungan, bertindak untuk menulis kembali atau disudahi.

Kemudian pada halaman berikutnya disajikan contoh puisi dari beberapa pujangga besar di Indonesia. Tujuan dari pemberian masukan tentang beragam contoh puisi dari beberapa pujangga besar di Indonesia diharapkan semakin menambah pengetahuan peserta didik dalam kajian tentang puisi. Terutama pada corak, gaya, makna, dan hal lain yang menjadi ciri khas masing-masing pujangga besar yang terdapat di Indonesia. Berikut disajikan pada gambar 3 yang menunjukkan beragam contoh puisi hasil karya pujangga besar di Indonesia.

72 | KONFERENSI NASIONAL SASTRA, BAHASA & BUDAYA (KS2B) 2016

Gambar 3: Contoh Puisi dari Beberapa Pujangga Besar di Indonesia

Contoh puisi-puisi yang terdapat dalam multimedia Flipbook yang digunakan

untuk menambah wawasan peserta didik ini adalah dari hasil karya Chairil Anwar, Taufik Ismail, Sapardi Djoko Damono, W.S Rendra, dan Emha Ainun Najib. Judul puisi dari

Chairil Anwar berjudul Senja di Pelabuhan Kecil, Yang Terempas dan Yang Putus, dan Cintaku

Jauh di Pulau. Beberapa judul puisi dari Taufiq Ismail adalah Bayi Lahir di Bulan Mei 1998,

Doa, dan Dari Catatan Seorang Demonstran. Kemudian judul puisi oleh Sapardi Djoko

Damono yang disajikan adalah Aku Ingin, Di Atas Batu, dan Perahu Kertas. Beberapa judul

puisi oleh W.S. Rendra adalah Hai, Kamu!, dan Nota Bene: Aku Kangen. Dan terakhir judul

puisi dari Emha Ainun Najib yang dijadikan contoh bagi peserta didik adalah Kudekap

Kusayang-Sayang. Beberapa kumpulan puisi yang tersaji sebagai contoh dalam

pengembangan multimedia Flipbook adalah diambil dari Kumpulan Puisi Pujangga Besar

Indonesia yang diedit oleh Depe.

Selanjutnya, pada multimedia Flipbook disajikan ruang bagi peserta didik untuk

berkarya. Dalam ruang ini, penulis menyediakan rangkaian gambar tentang fenomena kemiskinan dan kelaparan. Dari gambar yang telah disediakan peserta didik dapat mengembangkan daya imajinasinya dalam berproses kreatif menulis puisi. Tentu dalam hal ini, peserta didik dapat menerapkan langkah-langkah untuk menumbuhkan kreativitas dalam menulis puisi.

Gambar 4: Latihan Menulis Puisi Berdasarkan Gambar

Pada multimedia Flipbook tersebut disajikan beberapa gambar yang menunjukkan

KONFERENSI NASIONAL SASTRA, BAHASA & BUDAYA (KS2B) 2016 | 73

dikaitkan dengan kehidupan nyata pada masa kini, dengan demikian fenomena tersebut akan tampak nyata. Dari apa yang terlihat peserta didik dapat mencatat segala sesuatu yang tampak oleh mata dari rangsang gambar tersebut. Kemudian mereka dapat mencari padanan kata yang indah. Sesuatu yang perlu diperhatikan dalam hal ini adalah pemilihan kosakata/diksi tidak harus indah akan tetapi bermakna. Karena keindahan adalah sesuatu yang relatif. Oleh sebab itu, yang paling ditekankan pada peserta didik adalah kebermaknaan kata. Selain itu, ide untuk membuat rancangan tipografi yang unik juga harus ditanamkan pada mereka, agar bentuk puisi tidak selalu berbait-bait dengan beberapa baris di tiap baitnya. Akan tetapi, di sini mereka juga diberitahukan untuk membuat bait dari satu baris kata pun bisa dilakukan.

Dari penjabaran tersebut, maka dalam hal ini peserta didik diajari pula tentang

konsep Licentia Poetica. Licentia Poetica merupakan kebebasan pengarang dalam menulis

sebuah karya sastra. Menurut Wahyudi (2008:21) Licentia Poetica adalah kebebasan

pengarang untung menyimpang dari kenyataan, dari bentuk atau aturan, untuk mencapai suatu efek. Walaupun demikian, tentu dalam berkarya ditekankan bagi peserta didik untuk tidak menyimpang dari kondisi sosial budaya masyarakat setempat.

Gambar 5: Latihan Menulis Puisi Berdasarkan Gambar ke-2

Pada latihan menulis puisi dengan rangsang gambar kedua ini konsepnya sama dengan gambar yang pertama. Unsur yang harus diperhatikan tetap sama yakni bentuk dan struktur fisik puisi. Wahyudi (2008:113) menyebutkan bentuk dan struktur puisi mencakup perwajahan puisi (tipografi), diksi (pilihan kata), pengimajian (pengalaman indrawi; seperti penglihatan, pendengaran, dan perasaan), kata konkret (kata yang dapat ditangkap oleh indra), bahasa figuratif (majas), dan verifikasi (rima, ritme, metrum).

Dari penjabaran tersebut, maka sebelum menulis sebuah puisi peserta didik terlebih dahulu harus mempertimbangkan segala bentuk dan struktur fisik puisi. Di samping itu, hal yang harus diperhatikan pula adalah struktur batin puisi yang meliputi tema/makna, rasa, nada, amanat/tujuan. Karena kedudukan antara struktur fisik dan struktur batin dalam sebuah puisi memiliki porsi yang sama/seimbang dalam membentuk suatu kesatuan puisi.

74 | KONFERENSI NASIONAL SASTRA, BAHASA & BUDAYA (KS2B) 2016 D. KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN

Dari penjabaran tersebut dapat disimpulkan bahwa penggunaan media

pembelajaran berbasis multimedia Flipbook akan menumbuhkan motivasi siswa dalam

belajar sastra khususnya pada bidang puisi. Karena dengan tampilan media yang dikemas sedemikian rupa dapat menarik perhatian dan motivasi peserta didik dalam belajar puisi.

Selain itu, terdapat hal-hal yang harus diperhatikan dalam menulis sebuah puisi. Hal-hal tersebut meliputi struktur fisik dan struktur batin sebuah puisi. Struktur fisik tersebut adalah tipografi, diksi, imaji, kata konkret, majas, dan verivikasi. Selanjutnya yang mencakup struktur batin puisi adalah tema/makna, rasa, nada, dan amanat/tujuan.

SARAN

Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi pihak-pihak terkait. Pertama yakni bagi tenaga pendidik, melalui penelitian ini disarankan pendidik dapat memanfaatkan teknologi yang kian hari semakin berkembang. Dengan demikian, pendidik dapat menciptakan media pembelajaran yang inovatif sehingga dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia dengan peningkatan motivasi peserta didik dalam belajar khusunya dalam bidang sastra.

Kedua yakni bagi peneliti lanjutan, melalui penelitian ini membuka peluang bagi

peneliti lanjutan untuk mengembangkan media pembelajaran berbasis Flipbook dengan

materi ajar yang lebih luas cakupannya. Hal ini dimaksudkan untuk menambah motivasi peserta didik dalam pencapaian hasil belajar.

REFERENSI

Aritonang, K.T. 2009. Pembelajaran Menulis Puisi Bebas Berdasarkan Gambar Berbagai Peristiwa

yang Terdapat dalam Surat Kabar. (Online). (Jurnal Pendidikan Penabur, No.12/Tahun ke-8/Juni 2009). Diakses tanggal 10 Desember 2014.

Depdiknas. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.

Depe. --. Kumpulan Puisi Pujangga Besar Indonesia. (Online). (www.allmysite.co.nr). Diakses

24 Januari 2011.

Siswanto, W. 2008. Pengantar Teori Sastra. Jakarta: Grasindo.

Sugianto, D., dkk. 2013. Modul Virtual: Multimedia Flipbook Dasar Teknik Digital. (Online). (INVOTEC, Volume IX, No.2, Agustus 2013: 101-116). Diakses tanggal 10 Desember 2014.

KONFERENSI NASIONAL SASTRA, BAHASA & BUDAYA (KS2B) 2016 | 75

KEMENARIKAN PEMBELAJARAN TEKS EKSPOSISI BERITA

DENGAN MACROMEDIA FLASH UNTUK SISWA SMA