• Tidak ada hasil yang ditemukan

Layanan bagi Mahasiswa Pendidikan Tinggi Terbuka dan Jarak Jauh

Layanan yang disediakan bagi mahasiswa UT umumnya ditujukan agar mahasiswa mendapatkan informasi dan layanan belajar secara mudah manakala mahasiswa tidak menemukan seorangpun yang dapat menjawab permasalahan kebutuhan belajarnya di daerah tempat tinggal mereka. Adanya jarak antara mahasiswa UT dan dosennya, mereka secara umum mengandalkan modul sebagai bagian dari sumber informasi utama. Keadaan ini memaksa mereka untuk belajar dan bekerja sendiri. Oleh karena itu website dikembangkan agar mahasiswa dapat memanfaatkan layanan berbagai informasi dan pembelajaran untuk mendukung proses belajar mereka.

Layanan informasi yang bersifat langsung dapat diperoleh mahasiswa dengan cara mahasiswa datang langsung ke kantor UPBJJ di daerah tempat mahasiswa mendaftar. Sedangkan layanan informasi melalui online dapat setiap saat diperlukan mahasiswa bisa mengakses dari tempat tinggal mereka.

Layanan belajar Tutorial Tatap Muka (TTM) diberikan dalam 8 delapan sesi pertemuan seminggu sekali pada hari Sabtu atau Minggu. Layanan ini diberikan 8 minggu sebelum Ujian Akhir Semester berlangsung. Layanan belajar melalui TTM disediakan untuk mahasiswa pada mata kuliah tertentu pada kesempatan pertama matakuliah. Untuk mata kuliah yang tidak tersedia TTM mahasiswa dapat secara kolektif yang diupayakan oleh kelompok belajar untuk mengadakan TTM tersendiri (TTM atpem=atas permintaan). Hal ini juga berlaku jika mahasiswa tidak lulus mata kuliah. Layanan ini memerlukan biaya tambahan untuk penyelenggaraannya. Biaya TTM bervariasi bergantung pada jumlah mahasiswa peserta TTM dan kota tempat penyelenggara TTM. Layanan TTM ini menciptakan pekerjaan tambahan maupun lapangan pekerjaan bagi masyarakat di daerah.

Layanan belajar melalui Tutorial Online (Tuton) merupakan layanan yang tidak berbayar karena sudah termasuk SPP (Uang kuliah tunggal) mahasiswa. Layanan belajar Tuton diselenggarakan untuk semua mata kuliah. Layanan ini bertujuan untuk mengatasi kendala ketiadaan dosen bidang ilmu di beberapa daerah di Indonesia. Namun demikian persyaratan ketersediaan peralatan akses internet diperlukan.

Hambatan dan Dukungan Pengaksesan Internet

Mahasiswa dalam menggunakan internet memperoleh dukungan dari lingkungan baik dari sisi pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Hal ini ditunjukkan dengan kebijakan pemerintah pusat melalui Kemenkominfo tentang penyebaran media internet di tingkat kecamatan. Tentu saja dalam pelaksanaannya belum sepenuhnya dapat dirasakan oleh masyarakat sebagai penggunanya. Hal ini terutama disebabkan belum siapnya masyarakat lingkungan untuk mengadopsi teknologi ini. Kesulitan utama adalah dalam hal pemeliharaan peralatan internet.

Pengaksesan internet menuntut pertimbangan ekonomis dari penggunanya, oleh karena itu dukungan keluarga sangat menentukan sejauh mana mahasiswa

dapat mengakses internet. Keadaan ekonomi keluarga menentukan tingkat akses ini.

Selain pihak pemerintah, pihak pelaku bisnispun memanfaatkan peluang ini dengan penyebaran jaringan internet yang dapat diakses masyarakat melalui telepon selular. Memang bagi masyarakat di daerah yang mampu secara finansial, penggunaan jaringan internet melalui telepon selular sangat membantu. Namun demikian bagi yang memiliki kemampuan finansial yang terbatas, pengaksesan internet melalui telepon selular masih belum terjangkau.

Pemanfaatan Internet untuk Tujuan Pendidikan

Secara umum mahasiswa belum sepenuhnya memanfaatkan internet sebagai media untuk pembelajaran. Penggunaan tutorial online (Tuton) umumnya masih terbatas pada mahasiswa yang tidak mendapatkan layanan TTM. Hal tersebut umumnya disebabkan oleh jumlah mahasiswa pada mata kuliah tertentu tidak memenuhi syarat minimal. Untuk menyelenggarakan satu kelas TTM diperlukan 20 an mahasiswa agar dapat memberi honor kepada Tutor mata kuliah yang ditutorkan. Sebab lain adalah terbatasnya sumber daya manusia misalnya tidak ada seorang pakar mata kuliah tertentu di suatu daerah. Dua hal tersebut mendorong mahasiswa untuk mengikuti tutorial online.

Layanan lain yang berhubungan dengan pembelajaran seperti latihan mandiri (LM), Ruang Baca Virtual (RBV) diduga sejauh ini mahasiswa mempertimbangkan unsur untung ruginya antara biaya dan manfaat yang diperolehnya.

Selain hal tersebut, mahasiswa belum mengenal lebih jauh dengan layanan- layanan yang disediakan UT. Walaupun pada tahun pertama saat mahasiswa masuk UT selalu ada sosialisasi tentang layanan online yang disediakan UT, namun tetap saja suatu aplikasi harus diri mahasiswa sendiri yang mengalami secara penuh agar dia memahami apa manfaat dari suatu layanan bagi kepentingan penyelesaian masalah yang dihadapi.

Strategi Peningkatan Akses dan Pemanfaatan Internet

Seperti telah diuraikan sebelumnya bahwa untuk meningkatkan kemandirian belajar, mahasiswa perlu meningkatkan akses dan pemanfaatan internet. Agar diperoleh gambaran yang utuh mengenai akses dan pemanfatan internet, akses dan pemanfaatan internet dipandang sebagai suatu sistem. Oleh karena itu perlu identifikasi sistem sehingga didapatkan langkah-langkah yang dipandang strategis yang dapat digunakan sebagai bahan acuan bagi-bagi pihak-pihak yang berkepentingan dengan peningkatan output mahasiswa.

Menurut Eriyatno (1999) identifikasi sistem merupakan usaha untuk menetapkan ukuran-ukuran kuantitatif pada sebanyak mungkin variabel-variabel sistem dan mempelajari terjadinya kendala-kendala. Dengan menggunakan pendekatan diagram kotak hitam sistem informasi dan pembelajaran online UT dapat dianalisis.

Diagram kotak hitam merupakan pengembangan diagram proses yaitu input, proses, dan output. Diagram kotak hitam terdiri atas input lingkungan, input yang tidak terkendali dan input yang terkendali, output yang dikehendaki dan output yang tidak dikehendaki, serta umpan balik sebagai manajemen pengendali.

Gambar 7.1 menunjukkan bahwa manajemen sistem yang dipaparkan dapat digunakan sebagai langkah-langkah yang cukup strategis dalam rangka peningkatan mahasiswa mengakses dan memanfaatkan internet.

Gambar 7.1 Analisis sistem dengan pendekatan kotak hitam pada akses dan pemanfatan internet oleh mahasiswa UT

Adapun langkah-langkah itu dapat diuraikan sebagai berikut:

(1) Masalah rendahnya kemampuan mahasiswa dalam mengakses internet, dan

rendahnya kepemilikan akun internet, dapat dipecahkan dengan pelatihan tambahan tentang akses internet kepada mahasiswa yang di dalamnya bisa disertakan sosialisasi tentang pemanfaatan internet yang lebih intens.

Input yang tidak terkendali: 1. Jarak antara rumah ke warnet 2. Fasilitas internet terbatas 3. Hambatan keluarga 4. Masalah ekonomi 5. Kemampuan akses

mahasiswa

Output yang dikehendaki:

1. Mahasiswa mampu mengakses internet 2. Mahasiswa memanfaatkan internet

untuk informasi, belajar dan berkomunikasi.

3. Peralatan program online berjalan lancar.

4. Tersedianya informasi yang diperlukan mahasiswa Input Lingkungan: 1. Perundang- undangan 2. Fasilitas jaringan 3. Budaya keluarga Sistem Online UT 1. Website aktif 2. Komunikasi konvergen

Input yang terkendali:

1. Arah dan Tujuan penggunaan website 2. Pengembangan program online 3. Informasi yang dibutuhkan mahasiswa 4. Kegiatan program pembelajaran 5. Mahasiswa meregistrasi 6. Sarana prasarana dan anggaran

Manajemen sistem

1. Pelatihan penggunaan internet. 2. Sosialisasi offline website UT. 3. Pembimbingan pembuatan akun

internet.

4. Pengembangan program. online yang mudah diakses mahasiswa. 5. Peningkatan kapasitas alat atau 6. Penggunaan media sosial 7. Monitoring dan evaluasi.

Output yang tidak dikehendaki: 1. Mahasiswa tidak mampu mengakses

internet

2. Mahasiswa tidak memanfaatkan website UT 3. Mahasiswa tidak memiliki akun internet 4. Mahasiswa memiliki alat akses yang

terbatas

5. Arus Informasi berlebihan sehingga kinerja alat menurun.

(2) Masalah terbatasnya alat akses yang dimiliki mahasiswa adalah dengan pengembangan program online alternatif dan perangkat lunaknya yang lebih mengacu pada kebutuhan mahasiswa dan daya beli mahasiswa terhadap alat akses yang dimaksud.

(3) Masalah menurunnya kinerja alat dapat dipecahkan dengan peningkatan kapasitas alat ataupun sebagai alternatif yang lebih murah dengan penggunaan media sosial sebagai pendamping setiap tutor. Dengan penggunaan media sosial diharapkan dapat mengurangi beban yang berlebih apabila semua mahasiswa yang terdaftar mengakses secara relatif bersamaan.