• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembantaian Massal di Sandy Hook Elementary School

BAB III PENINGKATAN TREN KEJAHATAN SENJATA API

3.4 Tragedi Penembakan Massal di Lingkungan Pendidikan

3.4.4 Pembantaian Massal di Sandy Hook Elementary School

Kasus penembakan massal di area sekolah yang meningkat tajam di akhir abad ke-20 terus berlanjut hingga abad ke-21. Salah satu kasus yang paling menggegerkan dunia adalah pembantaian di Sandy Hook Elementary School tahun 2012 yang memakan 26 korban termasuk 20 anak-anak. Pelaku pembunuhan Adam Lanza (20 tahun) juga mengakhiri hidupnya dengan senjata setelah aksi brutalnya. Senapan serbu yang digunakan Lanza merupakan senjata legal milik ibunya. Peristiwa ini kembali menjadi contoh bagaimana senjata yang diperoleh secara legal juga berpotensi besar disalahgunakan dalam aksi kejahatan.

Berbagai pembantaian massal yang belakangan marak terjadi menandakan bahwa lingkungan pendidikan di Amerika Serikat tidak lagi seaman dulu. Kejahatan senjata api dapat terjadi kapanpun, di manapun, baik di daerah perkotaan, pinggiran kota atau pedesaaan sekalipun, bahkan tanpa mengenal level sekolah dan secara sadis tanpa memandang jenis kelamin ataupun umur calon korbannya, seperti dalam kasus ini. Tingginya angka kejahatan senjata api di

57

Amerika menempatkan negara ini pada posisi pertama dalam kasus penembakan di lingkungan pendidikan terbanyak di dunia.

Tragedi ini dan yang serupa lainnya memukul kesadaran semua pihak bahwa kemudahan akses senjata api di Amerika merupakan problematika serius yang harus segera ditangani. Berbagai elemen masyarakat mendorong pemerintah untuk menyusun berbagai regulasi baru yang kompleks, yang bahkan tidak pernah ada di masa-masa sebelumnya. Pascatragedi Sandy Hook ribuan orang menandatangani petisi online yang mendesak Gedung Putih untuk segera membahas isu kontrol senjata api melalui penyusunan undang-undang. "The goal of this petition is to force the Obama Administration to produce legislation that limits access to guns. While a national dialogue is critical, laws are the only means in which we can reduce the number of people murdered in gun related deaths" (http://abcnews.go.com/blogs/politics/2012/12/petition-calls-for-white-house-to-address-gun-control/).

Presiden Obama secara terbuka menyatakan komitmennya untuk mengatur kontrol senapan serbu. Pascapenembakan Newtown, Obama mengajukan rangkaian proposal hukum kontrol senjata api, termasuk memperluas pengecekan riwayat hidup. Sayangnya proposal tersebut harus terhalang di kongres yang sebagian besar disebabkan oleh oposisi Republikan. Banyak Republikan mengatakan bahwa rencana kontrol senjata tersebut tidak efektif dan juga pelanggaran terhadap hak Amandemen Kedua terkait kepemilikan senjata api.

58

Para anggota GOP mengatakan bahwa penekanan harus pada pencegahan orang dengan gangguan mental untuk memiliki senjata api.

Meskipun begitu, Walikota Washington Vincent Gray mendukung Presiden Obama dengan pernyataan "our country is drowning in a sea of guns,‖ dan secara tegas berpendapat, ―a fact of life which we must stop accepting." (http://www.usatoday.com/story/news/nation/2013/09/22/navy-shooting-spree-memorial-service-obama/2849165/Obama calls for 'transformation' of nation's gun laws). Pascakekalahan proposal undang-undang kontrol senjata api, Presiden Obama melakukan pidato yang mengungkapkan kekecewaannya. Meskipun demikian, Obama tetap menyatakan komitmennya untuk terus melawan kekerasan senjata api di Amerika Serikat. Berikut petikan pidatonya.

THE PRESIDENT: ―A few months ago, in response to too many tragedies — including the shootings of a United States Congresswoman, Gabby Giffords, who‘s here today, and the murder of 20 innocent schoolchildren and their teachers –- this country took up the cause of protecting more of our people from gun violence. By now, it‘s well known that 90 percent of the American people support universal background checks that make it harder for a dangerous person to buy a gun. We‘re talking about convicted felons, people convicted of domestic violence, people with a severe mental illness. Ninety percent of Americans support that idea. Most Americans think that‘s already the law. And a few minutes ago, 90 percent of Democrats in the Senate just voted for that idea. But it‘s not going to happen because 90 percent of Republicans in the Senate just voted against that idea.

…..

But this effort is not over. I want to make it clear to the American people we can still bring about meaningful changes that reduce gun violence, so long as the American people don‘t give up on it. Even without Congress, my administration will keep doing everything it can to protect more of our communities. We‘re going to address the barriers that prevent states from participating in the existing background check system. We‘re going to give law enforcement more information about lost and stolen guns so it can do its job. We‘re going to help to put in place emergency plans to protect our children in their schools.‖

59

(https://www.whitehouse.gov/the-press-office/2013/04/17/statement president) Meskipun terdapat berbagai upaya yang dilakukan untuk menetapkan perundangan yang melarang senapan serbu, akan tetapi upaya-upaya tersebut selalu gagal dikarenakan dominasi lobi pro hak senjata. Adapun fenomena lain yang berkembang di tengah krisis kejahatan senjata yaitu justru terjadi peningkatan dalam jumlah permintaan senapan serbu setelah Obama mengumumkan niatnya melarang senjata tersebut. Sebagaimana dilansir oleh beberapa situs berita termasuk Nbcnews.com bahwa penjualan senjata meningkat drastis di beberapa kota, bahkan senjata yang digunakan Adam Lanza, pelaku penembakan, terjual habis, sehingga agen senjata api mengaku kehabisan stok meskipun telah menjual dengan harga yang lebih tinggi dibandingkan sebelum penembakan Newtown.

Gambar 3.3 Jenis Senjata yang Digunakan Adam Lanza

Rilis situs berita tersebut, jenis rifle AR-15-style ini menjadi semakin populer setelah digunakan Adam Lanza di Newtown, sementara sebagian besar

60

alasan para pembeli adalah untuk berlatih menggunakannya sebelum penjualannya dilarang. Akan tetapi, Presiden Obama berjanji ―to put everything I've got into passing a series of proposals intended to crack down on gun violence, as Republicans and the NRA are already signaling it will be an uphill battle for the administration.‖

(http://usnews.nbcnews.com/_news/2013/01/18/16570552-gun-stores-running-low-on-weapons-as-sales-surge-owners-say?lite). Kasus ini menggambarkan bagaimana sebuah tragedi justru menjadi epidemik baru di masyarakat untuk semakin ingin memiliki senjata, bahkan jenis senapan serbu yang paling berdampak mematikan. Dampak lainnya adalah melalui jajak pendapat yang diprakarsai ABC News/Washington Post setelah kejadian penembakan massal ini ditemukan bahwa 71% orang Amerika menentang pelarangan penjualan pistol kepada setiap orang selain penegak hukum (http://abcnews.go.com/US/OTUS/controlling-gun-violence-obstacles-effective-policy/story?id=18008013). Situasi ini seakan membenarkan pendapat yang menyatakan bahwa di mana terjadi kekacauan maka di situ permintaan senjata api pun meningkat. Sebagaimana pendapat Sherill (1973) yang dikutip Squires:

After any serious riot gun sales are said to jump fourfold in that locale …

doubtless there is some connection between the rise in crime and the increase in gun sales, but there is no way to know to what extent the teetering mound of arms causes crime and to what extent it is simply there as a defensive response (Squires, 2000: 86).

Sedangkan McDowall dan Loftin mengamati secara lebih luas dengan berkesimpulan bahwa permintaan senapan genggam berkaitan dengan tingkat

61

keamanan dan tingkat kejahatan serta kekuatan polisi dalam menjamin keamanan kolektif (Squires, 2000: 86-87).

Tragedi ini di satu sisi sangat menyita perhatian publik terutama memunculkan berbagai ide dan saran untuk mencegah kekerasan senjata terjadi di lingkungan sekolah. Salah satunya yang secara khusus diprakarsai oleh NRA yaitu usulan perencanaan dan legislasi untuk mempersenjatai para guru. Seperti berbagai usulan legislasi lainnya, ide inipun menuai kontroversi, terutama karena banyak kekhawatiran dari masyarakat. Meskipun begitu, dalam berita yang dirilis The New York Times 9 Maret 2013 mengabarkan bahwa South Dakota menjadi negara bagian pertama yang mengesahkan hukum secara eksplisit yang memberi kewenangan kepada karyawan sekolah untuk membawa senjata di tempat kerja. Bahkan di beberapa negara lain juga tidak ada pembatasan hukum sehingga memungkinkan para guru untuk memiliki senjata di dalam kelas. The Harrold Independen School District di Texas mulai memungkinkan para guru untuk membawa senjata pada tahun 2008, kemudian Utah juga disebut memiliki guru yang membawa senjata di dalam kelas meskipun mereka tidak perlu mengungkapkan secara terbuka (http://www.nytimes.com/2013/03/09/us/south-dakota-gun-law classrooms.html?_r=0).

Para petugas keamanan ini harus melewati pelatihan tambahan khusus untuk mendapatkan izin membawa senjata tersembunyi di sekolah atau universitas mereka. Tidak hanya itu, berbagai perangkat sekolah diciptakan anti peluru,

62

seperti meja anti peluru, pintu dan papan tulis kelas anti peluru. Berbagai perangkat keamanan juga dipasang di sekolah seperti kamera keamanan, metal detector, penjaga sekolah di lorong serta menempatkan petugas keamanan atau polisi secara berkala di sekolah. Banyak perombakan yang dilakukan dalam sistem keamanan sekolah di Amerika. Di sisi lain, ide membolehkan senjata api di sekolah ini ditentang banyak kalangan, khususnya kelompok pro kontrol senjata, mengingat bahwa kepemilikan senjata api juga memiliki resiko penyalahgunaan ataupun resiko kecelakaan. Selain itu, terdapat berbagai macam resiko dan pertimbangan lainnya, terutama jika tidak tersimpan dengan aman, siswa dapat mengakses senjata tersebut sehingga justru membahayakan.

Tindakan pencegahan juga diajukan untuk mencegah anak atau remaja menggunakan senjata yang diambil dari rumahnya, yaitu dengan mengamankan senjata api yang disimpan di dalam rumah. Penembakan di Newtown 2012 dan berbagai kasus lainnya yang melibatkan senjata api legal diketahui berasal dari rumah. Untuk itu, sebagian besar negara bagian saat ini memiliki Child Access Prevention Laws, hukum yang disusun untuk mencegah anak mengakses senjata api dari rumah.