• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN PERUMUSAN

A. Deskripsi Teoritik

1. Model Pembelajaran

Menurut Trianto, “Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas”.1

Joyce dan Weil dalam buku karangan Rusman menjelaskan, “Model

pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang bahan–bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas atau

yang lain”.2

Menurut Arends dalam buku karangan Trianto menjelaskan, “Model

pembelajaran mengacu pada pendekatan pembelajaran yang akan digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pengajaran, tahap-tahap dalam kegiatan

pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas”.3

Menurut Trianto, “Fungsi model pembelajaran adalah sebagai

pedoman bagi perancang pengajar dan para guru dalam melaksanakan

pembelajaran”.4

Menurut Rusman, “Model pembelajaran dapat dijadikan pola pilihan artinya, para guru boleh memilih model pembelajaran yang sesuai dan efisien

untuk mencapai tujuan pendidikannya”.5

1

Trianto, Model Pembelajaran Terpadu: Konsep, Strategi, dan Implementasinya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta: Bumi Aksara, 2010) Cet. II, h. 51.

2

Rusman, Model-model Pembelajaran: Mengembangkan profesionalisme Guru, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2011) Cet. III, h. 133.

3

Trianto, Loc. cit.

4

Pada Akhirnya setiap model pembelajaran memerlukan sistem pengelolaan dan lingkungan belajar yang berbeda. Setiap pendekatan memberikan peran yang berbeda kepada siswa, pada ruang fisik, dan pada sistem sosial kelas. Sifat materi dari sistem syaraf banyak konsep dan informasi-informasi dari teks buku bacaan, materi ajar siswa, di samping itu banyak kegiatan pengamatan gambar-gambar. Tujuan yang akan dicapai meliputi aspek kognitif (produk dan proses) dari kegiatan pemahaman bacaan dan lembar kegiatan siswa.

2. Tinjauan Tentang Model Pembelajaran Terpadu

Menurut Joni, “Pembelajaran terpadu merupakan suatu sistem

pembelajaran yang memungkinkan siswa, baik secara individual maupun kelompok, aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip keilmuan secara hoilistik, bermakna, dan otentik. Pembelajaran terpadu akan terjadi apabila peristiwa-peristiwa otentik atau eksplorasi topik/tema menjadi pengendali di dalam kegiatan pembelajaran. Dengan berpartisipasi di dalam eksplorasi tema/ peristiwa tersebut siswa belajar sekaligus proses dan isi beberapa mata

pelajaran secara serempak”.6

Senada dengan pendapat di atas, menurut Hadisubroto, “Pembelajaran

terpadu adalah pembelajaran yang diawali dengan suatu pokok bahasan atau tema tertentu yang dikaitkan dengan pokok bahasan lain, konsep tertentu dikaitkan dengan konsep lain, yang dilakukan secara sepontan ataupun direncanakan, baik dalam satu bidang studi atau lebih, dan dengan beragam pengalaman belajar anak, maka

pembelajaran akan lebih bermakna”.7

Pembelajaran terpadu dapat dikemas dengan tema atau topik tentang suatu wacana yang dibahas dari berbagai sudut pandang atau disiplin keilmuan yang mudah dipahami dan dikenal oleh peserta didik. Dalam pembelajaran terpadu suatu konsep atau tema dibahas dari berbagai aspek bidang kajian. Dengan demikian, melalui pembelajaran terpadu ini beberapa konsep yang relevan untuk dijadikan tema tidak perlu dibahas berulang kali

5

Rusman.Loc. Cit. 6

Trianto, Model Pembelajaran Terpadu: Konsep, Strategi, dan Implementasinya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta: Bumi Aksara, 2010) Cet. II, h. 56.

7

dalam bidang kajian yang berbeda, sehingga penggunaan waktu untuk pembahasannya akan lebih efisien dan dapat mencapai tujuan pembelajaran.

Dengan kata lain, model pembelajaran adalah bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode dan teknik pembelajaran.

3. Model PembelajaranQuantum Teaching a. DefinisiQuantum Teaching

Quantum adalah Interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya.8 Menurut Yatim Riyanto, “Kata Quantum memiliki arti interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya”.9

Menurut Bobbi DePorter, “Quantum Teaching dengan demikian adalah pengubahan bermacam-macam interaksi yang ada di dalam dan di sekitar momen belajar. Interaksi–interaksi ini mencakup unsur-unsur untuk belajar efektif yang mempengaruhi kesuksesan siswa. Interaksi–interaksi ini mengubah kemampuan dan bakat alamiah siswa menjadi cahaya yang akan bermanfaat bagi mereka sendiri dan bagi orang lain.Quantum Teachingadalah pengubahan belajar yang meriah, dengan segala nuansa”.10

Quantum Teaching dimulai di SuperCamp, sebuah program percepatan Quantum Learning yang ditawarkan Learning Forum, yaitu sebuah perusahaan pendidikan internasional yang menekankan perkembangan ketrampilan akademis dan ketrampilan pribadi.11

Quantum Teaching adalah badan ilmu pengetahuan dan metodologi yang digunakan dalam rancangan, penyajian, dan fasilitasi SuperCamp. Quantum Teaching mencakup petunjuk spesifik untuk menciptakan lingkungan belajar yang efektif, merancang kurikulum, menyampaikan isi, dan memudahkan proses belajar.

8

Bobbi DePorter, dkk.,Quantum Teaching: Mempraktikkan Quantum Learning di Ruang-Ruang Kelas, (Bandung: Mizan Media Utama, 2000), h. 5.

9

Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran: Sebagai Referensi Bagi Pendidik Dalam Implementasi Pembelajaran Yang Efektif dan Berkualitas, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009), h. 202.

10

Bobbi DePorter,Op. Cit.,h. 3. 11

Menurut Yatim Riyanto, “Model Quantum Teaching hampir sama dengan sebuah simfoni, yang terdiri dari dua unsur, yaitu: konteks dan isi

(contect and content)”.12

Dapat disimpulkan model pembelajaran Quantum Teaching yaitu model pembelajaran yang mengubah suasana kelas menjadi meriah dan tidak monoton, dimana selain guru yang menjelaskan materi yang diajarkan akan tetapi siswa berperan penting atau aktif dalam kegiatan pembelajaran di kelas.

b. Asas Utama dan PrinsipPrinsipQuantum Teaching

Menurut Bobbi DePorter dalam buku karangan Yatim Riyanto

mengemukakan, “Quantum Teaching bersAndar pada konsep ini

Bawalah Dunia Mereka ke dunia Kita”. Artinya: mengingatkan kita pada pentingnya memasuki dunia murid sebagai langkah pertama untuk

mendapatkan hal mengajar”.13 Inilah Asas Utama, alasan dasar dibalik strategi, model, dan keyakinan Quantum Teaching. Beginilah maksudnya.

Bawalah Dunia Mereka ke Dunia Kita, dan Antarkan Dunia Kita ke Dunia Mereka Jadi, masuki dahulu dunia mereka karena tindakan ini akan memberi izin untuk memimpin, menuntun, dan memudahkan perjalanan mereka menuju kesadaran dan ilmu pengetahuan yang lebih luas.

Menurut Bobbi DePorter, “Dengan mengaitkan apa yang diajarkan dengan sebuah peristiwa, pikiran, atau perasaan yang diperoleh dari kehidupan rumah, sosial, atletik, musik, seni, rekreasi, atau akademis mereka. Setelah kaitah itu terbentuk, akhirnya dengan pengertian yang lebih luas dan penguasaan lebih mendalam ini siswa dapat membawa apa yang mereka pelajari ke dalam dunia mereka dan menerapkannya pada situasi baru”.14

12

Yatim Riyanto,Op. Cit.,h. 204.

13

Ibid.,h. 202

14

Bobbi DePorter, dkk.,Quantum Teaching: Mempraktikkan Quantum Learning di Ruang-Ruang Kelas, (Bandung: Mizan Media Utama, 2000), h. 6.

Quantum Teaching memiliki lima prinsip, atau kebenaran tetap.15 Prinsip-prinsip ini adalah sebagai struktur Chord dasar dari simfoni belajar Anda. Prinsip–prinsip ini adalah:16

1) Segalanya Berbicara

Segalanya dari lingkungan kelas hingga bahasa tubuh Anda, dari kertas yang Anda bagikan hingga rancangan pelajaran semuanya mengirim pesan tentang belajar.

2) Segalanya Bertujuan

Semua yang terjadi dalam pengubahan, semuanya mempunyai tujuan.

3) Pengalaman Sebelum Pemberian Nama

Otak kita berkembang pesat dengan adanya rangsangan kompleks yang akan menggerakkan rasa ingin tahu. Oleh karena itu, proses belajar paling baik terjadi ketika siswa telah mengalami informasi sebelum mereka memperoleh nama untuk apa yang mereka pelajari.

4) Akui Setia Usaha

Pada saat siswa mengambil langkah mereka patut mendapat pengakuan atas kecakapan dan kepercayaan diri mereka.

5) Jika Layak Dipelajari Maka Layak Pula Dirayakan

Perayaan memberikan umpan balik mengenai kemajuan dan meningkatkan asposiasi emosi positif dalam belajar.

15

Ibid.,h. 7. 16

Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran: Sebagai Referensi Bagi Pendidik Dalam Implementasi Pembelajaran Yang Efektif dan Berkualitas, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009), h. 203.

Kelima prinsip di atas merupakan prinsip yang sedapat mungkin diterapkan oleh pendidik dalam hal ini adalah guru agar dapat tercipta suasana belajar mengajar yang menyenangkan bagi siswa.

c. Kerangka Rancangan BelajarQuantum Teaching

Adapun kerangka rancangan dan penerapan belajar dengan menggunakan model Quantum Teaching yang dikenal sebagai TANDUR adalah sebagai berikut:17

1) Tumbuhkan

Tumbuhkan minat dengan memuaskan “apakah Manfaatnya BagiKu” (AMBAK), dan manfaatkan kehidupan

pelajar.

2) Alami

Ciptakan atau datangkan pengalaman umum yang dapat dimengerti semua pelajar.

3) Namai

Sediakan kata kunci, konsep, model, rumus, strategi;

sebuah “masukan”.

4) Demonstrasikan

Sediakan kesempatan bagi pelajar untuk “menunjukkan bahwa mereka tahu”.

17

Bobbi DePorter, dkk.,Quantum Teaching: Mempraktikkan Quantum Learning di Ruang-Ruang Kelas, (Bandung: Mizan Media Utama, 2000), h.9.

5) Ulangi

Tunjukkan pelajar cara-cara mengulang materi dan menegaskan, “Aku tahu bahwa aku memang tahu ini”.

6) Rayakan

Ingat jika layak dipelajari maka layak pula untuk dirayakan. Pengakuan untuk penyelesaian, partisipasi, dan pemerolehan keterampilan dan ilmu pengetahuan.

Dengan adanya tuntutan penerapan dari kerangka TANDUR (tumbuhkan, alami, namai, demostrasikan, ulangi dan rayakan) di atas adalah sebagai suatu alat ataupun cara yang diharap dapat membantu guru untuk memikat minat belajar peserta didik terhadap pembelajaran dengan pendekatan TANDUR untuk meningkatkan aktifitas dan motivasi belajar peserta didik di SMP Negeri 178 Jakarta kelas VII khususnya pada mata pelajaran IPS dengan baik.

d. PenerapanQuantum Teachingdalam Pembelajaran

Adapun penerapan pembelajaran Quantum Teaching yaitu menggunakan enam langkah yang dikenal dengan istilah TANDUR. Keenam langkah tersebut yaitu:

1) Langkah pertama dalam pembelajaran ini adalah Tumbuhkan, guru menyampaikan kepada siswa apa yang hendak mereka pelajari dan mengapa hal itu penting. Buatlah mereka tertarik atau penasaran tentang materi yang akan kita ajarkan. Minimalkan jarak antara guru dengan peserta didik, dalam hal ini seorang guru tidak hanya datang untuk mengajar saja melainkan juga untuk mendidik sehingga ikatan emosi antara guru dengan peserta didik harus dibangun. Hal yang dapat dilakukan guna memotivasi peserta didik untuk mengikuti pembelajaran adalah dengan cara, mencari tahu manfaat dalam

kehidupan sehari-hari tentang materi yang akan diajari, sampaikan tujuanpembelajaran yang ingin dicapai pada setiap awal pelajaran, dan usahakan untuk mengaitkan apa yang diajarkan dengan apa yang telah diketahui siswa dengan pelajaran lain dan dapat menyertakan pertanyaan, video, gambar, dan sebagainya.

2) Alami, Berikut pengalaman yang akan kita ajarkan. Tumbuhkan

“kebutuhan untuk mengetahui”. Karena otak manusia berkembang pesat dengan adanya rangsangan kompleks yang akan menggerakkan rasa ingin tau. Proses belajar mengajar yang paling baik adalah ketika peserta didik telah mengalami informasi sebelum mereka memperoleh nama dari apa yang mereka pelajari. Guru mengajak siswa masuk ke dalam materi yang akan diajarkan dengan cara memberikan permainan yang ada hubungannya dengan materi yang akan diajarkan dan siswa akan mendapatkan pengalaman dari permainan tersebut. Dapat pula pada saat pembelajaran berlangsung guru dapat memberikan contoh yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.

3) Namai, maksudnya memberikan “data” tepat saat minat memuncak

dan mengenalkan konsep-konsep pokok pada materi pelajaran. Penamaan memuaskan hasrat alami otak untuk memberikan identitas, mengurutkan dan mendefinisikan. Untuk menumbuhkan hal tersebut dapat diperoleh dengan menggunakan susunan gambar, poster, warna, jembatan keledai, penamaan kelompok sesuai dengan materi pembelajaran, atau istilah-istilah menarik yang dapat memuaskan otak.

4) Demonstrasikan, hal tersebut akan membuat peserta didik lebih percaya diri mengikuti pelajaran. Jadi pada saat peserta didik di kelompokkan dan mengerjakan tugas yang diberikan dari guru, guru hanya memantau saja. Biarkan peserta didik secara berkelompok

mendemonstrasikan cara mengerjakan sesuatu. Pada saat demonstrasi ini guru dapat menghidupkan musik yang dapat menenangkan atau dapat membangkitkan semangat peserta didik.

5) Ulangi, pengulangan dapat memperkuat koneksi saraf dan menumbuhkan rasa percaya diri pada peserta didik. Rekatkan gambaran keseluruhannya. Ini dapat dilakukan melalui pertanyaan

posttestatau penugasan ataupun bisa membuat ikhtisar hasil belajar.

6) Rayakan, perayaan menambahkan belajar dengan asosiasi yang positif, membuat peserta didik lebih percaya diri, memberikan umpan balik tentang kemajuan belajarnya, serta membangun keinginan untuk sukses yang lebih besar. Tidak ada usaha yang selalu tepat dan sempurna, namun jika perayaan dapat memberikan manfaat yang jauh lebih baik, rayakanlah sering-sering. Beberapa bentuk perayaan menyenangkan yang bisa digunakan antara lain dengan tepuk tangan, kejutan, jentikan jari, pujian dan sebagainya.

e. Teknik-teknik Mencatat dalam PembelajaranQuantum Teaching Teknik yang dapat diterapkan dalam pembelajaran Quantum Teachingdiantaranya adalah:

1) Catatan:TS

Catatan:TS mudah dipelajari dan sangat efektif. “catata:TS adalah singkatan dari catatan: tulis dan susun. Di dalam teknik mencatat catatan:TS, siswa mencatat baik fakta dari pelajaran maupun asosisi, pikiran, dan perasaan yang mengantarkan mereka ke perjalanan mental

mereka”.18 Tulis susun ini sangat berguna untuk melakukan pencatatan,dan untuk mengingat kembali materi yang dipelajari. Jadi, apabila ingin mengingat kembali seluruh materi yang telah dipelajari

18

maka hanya perlu melihat catatan tulis susun yang telah dibuat. Tulis susun memudahkan siswa untuk mencatat pemikiran dan kesimpulan.

2) Peta Pikiran (Mind Mapping)

Peta pikiran merupakan simplifikasi kerja otak yang dituangkan dalam bentuk gambar dua dimensi berupa ide atau konsep yang saling terhubung. Mind mapping dikembangkan oleh Tony Buzan, untuk melejitkan potensi otak kiri maupun otak kanan. Mind mapping dapat disisipkan gambar atau dibentuk warna warni yang dapat menimbulkan efek amat sangat pada otak. Mind mapping ini lebih cenderunbg kepada modalitas siswa visual dan auditorio.

Mind mapping dapat menghubungkan ide baru dan unik dengan ide yang sudah ada, sehingga menimbulkan adanya tindakan spesifik yang dilakukan oleh siswa. Dengan penggunaan warna dan simbol-simbol yang menarik akan menciptakan suatu hasil pemetaan pikiran yang baru dan berbeda. Pemetaan pikiran merupakan salah satu produk kreatif yang dihasilkan oleh siswa dalam kegiatan belajar.

Keuntungan penggunaan catatan mind mapping yaitu membiasakan siswa untuk melatih aktivitas kreatifitasnya sehingga siswa dapat menciptakan suatu produk kreatif yang dapat bermanfaat bagi diri dan lingkungannya. Hal lain yang berkaitan dengan sistem limbik yaitu peranannya sehingga pengatur emosi seperti marah, senang, lapar, haus dan sebagainya. Emosi sangat diperlukan untuk menciptakan motivasi belajar yang tinggi. Motivasi yang tinggi dapat menambah kepercayaan diri siswa, sehingga siswa tidak ragu dan malu serta mau mengembangkan potensi-potensi yang terdapat dalam dirinya terutama potensi yang berhubungan dengan kreativitas.

3) Akrostik

Akrostik merupakan metode mengoptimalkan memori dengan cara membuat akronim dari suatu materi yang harus diingat atau dihafal. Pembuatan akronim ini diusahakan akrab atau familiar dengan kehidupan siswa. Maksudnya teknik akrostik adalah teknik menghafal dengan mengambil huruf depan dari materi yang ingin diingat dan kemudian digabungkan hingga menjadi singkatan atau kata/kalimat lucu.

Adapun kelebihan dari modelQuantum Teaching yaitu:19

a) Selalu berpusat pada apa yang masuk akal bagi siswa;

b) Menumbuhkan dan menimbulkan antusiasme siswa;

c) Adanya kerjasama;

d) Menawarkan ide dan proses cemerlang dalam bentuk yang enak dipahami siswa;

e) Menciptakan tingkah laku dan sikap kepercayaan dalam diri sendiri;

f) Belajar terasa menyenangkan;

g) Ketenangan psikologi;

h) Motivasi dari dalam;

i) Adanya kebebasan dalam berekspresi;

j) Menumbuhkan idialisme, gairah dan cinta mengajar oleh guru.

19

Yulita Faizul Afa, I.Gst.A.Oka Negara, dan I.Kt.Adnyana Putra, Pengaruh Strategi Pembelajaran Quantum Teaching Dengan Dukungan Media Audio-Visual Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa,vol.2, 2014, (http://ejournal.undiksha.ac.id/).

Menurut Afif Rifai, dkk kelemahan dari model Quantum Teaching

adalah:20

a) Pembelajaran menggunakan model pembelajaranQuantum Teaching

memerlukan konsentrasi yang tinggi karena banyak yang harus dipersiapkan oleh guru dalam menyajikan kegiatan pembelajaran yang meriah dan menyenangkan,

b) Diperlukan biaya dan tenaga yang tidak sedikit untuk menerapkan model pembelajaran Quantum Teaching yang meriah dan menyenangkan.

a. Diskusi Kelompok

Diskusi ialah suatu proses penglihatan dua atau lebih individu yang berinteraksi secara verbal dan saling berhadapan muka mengenai tujuan atau sasaran yang sudah tertentu melalui cara tukar-menukar informasi, mempertahankan pendapat, atau pemecahan masalah.21Menurut Suryosubroto dalam buku karangan Trianto mengemukakan, “diskusi

adalah suatu percakapan ilmiah oleh beberapa orang yang tergabung dalam satu kelompok, untuk saling bertukar pendapat tentang suatu masalah atau bersama-sama mencari pemecahan mendapatkan jawaban dan kebenaran

atas suatu masalah”.22

Menurut Kasmadi dalam buku karangan Tukiran Taniredja, dkk

mengemukakan, “Diskusi yang baik bukan semata timbul dari peran guru.

20

Afif Rifai, Suhartono, dan Ngatman, Penerapan Pendekatan Quantum Teaching Dalam Pembelajaran IPA Di Kelas V SDN 2 Jogomertan ,2012, (http://jurnal.fkip.uns.ac.id/).

21

J.J. Hasibuan, dan Moedjiono, Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1995), h. 20.

22

Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta: Kencana Prenada Media Grup, 2009), Cet. I, h.122.

Akan tetapi lebih tepat apabila timbul dari murid setelah memahami masalah dan situasi yang dihadapinya”.23

Langkah-langkah mengelola kelompok diskusi di dalam kelas antara lain:

a. Pembentukan kelompok. Pembentukan kelompok sebaiknya diserahkan kepada mahasiswa atau siswa untuk memilih teman merka dalam kelompok. Banyaknya anggota dalam satu kelompok memang tidak ada aturan yang pasti. Tetapi jika terlalu sedikit kemungkinan masukan-masukan pemikiran juga kurang. Oleh karena itu, sebaiknya satu kelompok terdiri antara 5 orang sampai 7 orang.

b. Tempat. Idealnya ada ruang-ruang kecil yang cukup hanya menampung sejumlah anggota kelompok 5-7 orang, sehingga masing-masing kelompok dengan leluasa bekerja sama atau diskusi bersama tanpa gangguan dari kelompok lain.

c. Pelaksanaan diskusi kelompok. Sebelum mereka menuju tempat-tempat untuk diskusi kelompok, dosen atau guru menjelaskan dahulu permasalahan yang perlu didiskusikan atau dapat mengganti dengan memberikan lembar diskusi kelompok atau lembar kerja kelompok. Mahasiswa atau siswa juga harus diberi tahu, agar mereka memilih ketua kelompok dan berapa lama waktu yang diperlukan untuk diskusi kelompok, dan setelah diskusi kelompok, masing masing kembali ke kelas atau ke tempat duduk semula, untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok mereka secara bergantian. Sedangkan kelompok yang belum atau sudah menyajikan hasil diskusi kelompok mereka berperan sebagai audien yang bertugas untuk memberikan sanggahan, pertanyaaan, atau mungkin saran atau masukan kepada kelompok penyaji. Kelompok penyaji diberikan waktu secukupnya untuk menyajikan hasil diskusi kelompok mereka, misalnya paling lama 7 menit. Dalam hal ini dosen atau guru

23

Tukiran Taniredja,dkk., Model-Model Pembelajaran Inovatif dan Efektif, (Bandung: Alfabeta, 2013), h. 23-24.

dapat bertindak sebagai moderator. Apabila penyajian telah selesai, seluruh mahasiswa atau siswa dengan bimbingan dosen atau guru untuk merumuskan kesimpulan.

Adapun kegunaan diskusi dalah sebagai berikut:24

a. Memanfaatkan berbagai kemampuan yang ada pada siswa

b. Memberi kesempatan kepada siswa untuk menyalurkan kemampuannya.

c. Mendapat balikan dari siswa, apakah tujuan telah tercapai.

d. Membantu siswa belajar berpikir kritis.

e. Membantu siswa belajar menilai kemampuan dan peranan diri sendiri maupun teman-temannya (orang lain).

f. Membantu siswa menyadari dan mampu merumuskan berbagai masalah yang “dilihat”, baik dari pengalaman sendiri maupun dari pelajaran sekolah.

g. Mengembangkan motivasi untuk belajar lebih lanjut.

Adapun kelemahan metode diskusi adalah sebagai berikut:25

a) Suatu diskusi dapat diramalkan sebelumnya mengenai bagaimana hasilnya sebab tergantung kepada kepemimpinan dan partisipasi anggota-anggotanya.

b) Suatu diskusi memerlukan keterampilan-keterampilan tertentu yang belum pernah dipelajari sebelumnya.

c) Jalannya diskusi dapat dikuasai (didominasi) oleh beberapa siswa yang

“menonjol”.

24

Ibid.,h. 22-23.

25

Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta: Kencana Prenada Media Grup, 2009), Cet. I, h. 134.

d) Tidak semua topik dapat dijadikan pokok diskusi, tetapi hanya hal-hal yang bersifat problematis saja yang dapat didiskusikan.

e) Diskusi yang mendalam memerlukan waktu yang banyak.

f) Apabila suasana diskusi hangat dan siswa sudah berani mengemukakan buah pikiran mereka, maka biasanya sulit untuk membatasi pokok masalah.

g) Jumlah siswa yang terlalu besar di dalam kelas akan memengaruhi kesempatan setiap siswa untuk mengemukakan pendapatnya.

Dapat disimpulkan diskusi kelompok adalah proses belajar mengajar untuk menyampaikan materi pembelajaran dimana peserta didik belajar bekerjasama memberikan argumentasi, tukar menukar pendapat dan ide dalam kelompok kecil maupun kelompok besar.

4. Belajar dan Pembelajaran

Dokumen terkait