• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

B. Saran

Dari hasil penelitian yang diperoleh maka disarankan hal-hal sebagai berikut:

1. Model pembelajaran merupakan salah satu komponen yang mempengaruhi hasil belajar siswa, karena itu disarankan kepada para guru untuk dapat memilih model pembelajaran yang tepat sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

2. Bagi sekolah hendaknya menggunakan pembelajaran aktif Quantum Teachingsebagai salah satu alternatif untuk meningkatkan hasil belajar

Ilmu Pengetahuan Sosial siswa karena dalam pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran aktif Quantum Teaching siswa dilibatkan secara aktif.

3. Peneliti dapat melakukan penelitian lebih lanjut mengenai model

75

Ali, Mohammad dkk., Ilmu Dan Aplikasi Pendidikan Bagian III: Pendidikan Disiplin Ilmu. Bandung: PT Imperial Bhakti Utama, 2009.

Ariesta, R. Supartono, Pengembangan Perangkat Perkuliahan Kegiatan Laboratorium Fisika Dasar Ii Berbasis Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Kerja Ilmiah Mahasiswa. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 7, Jurusan Fisika, Universitas Negeri Semarang, 2011.

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta, 2002.

DePorter, Bobbi., dkk.Quantum Teaching: Mempraktikkan Quantum Learning di Ruang-Ruang Kelas. Bandung: Mizan Media Utama, 2000.

Djaenudin, Surjadi.Wawancara. Jakarta, 12 Februari 2015.

Fathurrohman, Pupuh dan Sobry Sutikno. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: PT Refika Aditama, 2009.

Fitri Wijayanti, “Pengaruh Penggunaan Metode Quantum Teaching terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPS Terpadu” (Quasi Experiment di MTs Negeri 19 Pondok Labu Jakarta Selatan, Skripsi pada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: 2012. tidak dipublikasikan.

Ghozali, Imam.Desain Penelitian Eksperimental: Teori, Konsep dan Analisis dengan SPSS16.Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2008.

Hasibuan, J.J. dan Moedjiono. Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1995.

Listia Winarni, “Peningkatan Motivasi Belajar IPS Melalui Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching Di Kelas IV” (Studi Kasus di MI Safinatul Husna Kali Deres Jakarta Barat), Skripsi pada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: 2012. tidak dipublikasikan.

Mahfud, Choirul.Pendidikan Multi Kultural.Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011. Mudjijo,Tes Hasil Belajar.Jakarta: Bumi Aksara, 1995.

Rindi Andika, “Efektivitas Quantum Teaching Dalam Proses Pembelajaran Penddidikan Agama Islam”,Skripsipada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: 2012. tidak dipublikasikan.

Riyanto, Yatim. Paradigma Baru Pembelajaran: Sebagai Referensi Bagi Pendidik Dalam Implementasi Pembelajaran Yang Efektif Dan Berkualitas.Jakarta: Kencana, 2009).

Rusman. Model-model Pembelajaran: Mengembangkan profesionalisme Guru. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2011.

Santrock, John W. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010).

Sapriya, dkk.,Konsep Dasar IPS. Bandung: UPI Press, 2006.

Siregar, Syofian. Statistik Parametrik Untuk Penrelitian Kuantitatif. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2013.

Sudarti, “Penggunaan Model Quantum Teaching Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa di MI Al Huda Bekasi”, Skripsi pada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: 2012. tidak dipublikasikan.

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Penerbit Alfabeta, 2012.

Susetyo, Budi. Statistika Untuk Analisis Data Penelitian: Dilengkapi Cara Perhitungan SPSS dan MS Office Excel. Bandung: PT Refika Aditama, 2010.

Taniredja, Tukiran, dkk. Model-Model Pembelajaran Inovatif dan Efektif. Bandung: Alfabeta, 2013.

Thobroni, Muhammad dan Arif Mustofa. Belajar dan Pembelajaran: Pengembangan Wacana dan Praktik Pembelajaran dalam Pembangunan Nasional. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011.

Tirtarahardja, Umar., dan S.L. La Sulo. Pengantar Pendidikan: Edisi Revisi. Jakarta: PT Rineka Cipta, 2008.

Trianto. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana Prenada Media Grup, 2009.

Trianto. Model Pembelajaran Terpadu: Konsep, Strategi, dan Implementasinya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Bumi Aksara, 2010.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, 2006. Afa, Yulita. Faizul, I.Gst.A.Oka Negara, dan I.Kt.Adnyana Putra. “Pengaruh

Strategi Pembelajaran Quantum Teaching Dengan Dukungan Media Audio-Visual Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa, vol.2”,

http://ejournal.undiksha.ac.id/, 2014.

International Human Development Indicators Education Index,

http://hdr.undp.org/en/content/education-index/, 7 Februari 2015.

Rifai, Afif, Suhartono, dan Ngatman. “Penerapan Pendekatan Quantum Teaching Dalam Pembelajaran IPA Di Kelas V SDN 2 Jogomertan”,

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Nama Sekolah : SMP Negeri 178 Jakarta Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas / Semester : VII / 2

Kelas Eksperimen Pertemuan 1

1. Standar Kompetensi

Memahami Perkembangan Masyarakat Sejak Masa Hindu Budha di Indonesia.

2. Kompetensi Dasar

Mendeskripsikan perkembangan masyarakat, kebudayaan dan pemerintahan pada masa Hindu Budha, serta peninggalan-peninggalannya.

3. Indikator

a. Mendeskripsikan masuk dan berkembangnya agama Hindu Budha di Indonesia.

b. Memaparkan konsep ajaran Hindu Budha di Indonesia. c. Mendeskripsikan Perdagangan India dengan Indonesia.

d. Memaparkan perkembangan agama Hindu Budha di Indonesia. 4. Tujuan Pembelajaran

Setelah selesai melakukan kegiatan pembelajaran, siswa mampu untuk: a. Siswa mampu mendeskripsikan masuk dan berkembangnya agama

Hindu Budha di Indonesia.

b. Siswa mampumemaparkan konsep ajaran Hindu Budha di Indonesia. c. Siswa mampumendeskripsikan Perdagangan India dengan Indonesia. d. Siswa mampu memaparkan perkembangan agama Hindu Budha di

Indonesia. 5. Materi Pokok

Perkembangan Pada Masa Hindu Budha di Indonesia. 6. Alokasi Waktu

4 jam pelajaran (2x pertemuan).

7. Metode Pembelajaran

8. Langkahlangkah Pembelajaran

Dalam proses pembelajaran ini guru menggunakan pendekatan Quantum Teaching yang berdasar pada asas utama, ”Bawalah Dunia Mereka Ke Dalam Dunia Kita, Dan Antarkan Dunia Kita Ke Dunia Mereka”. Langkah-langkah pembelajaran mengacu pada teknik TANDUR yang terinci di bawah ini:

A. Kegiatan Awal (± 10 menit) Apersepsi

1) Memberi Salam dan berdoa sebelum belajar. (± 1 menit) 2) Memeriksa kehadiran peserta didik. (± 1 menit)

3) Pemberian motivasi dengan memberikan video motivasi, guru menyampaikan awal pembelajaran dengan mempersiapkan peserta didik untuk menerima pelajaran melalui pemberian sugesti yang positif kepada peserta didik, Tumbuhkan minat belajar dengan memuaskan rasa penasaran dan ingin tahu peserta didik dengan memberikan sebuah gambaran tentang prasasti dan peninggalan-peninggalan Sejarah Hindu Budha di Indonesia. (± 5 menit)

4) Pre Test (menanyakan bagaimana proses masuknya pengaruh agama Hindu maupun agama Budha ke Indonesia). (± 2 menit) 5) Acuan : menjelaskan indikator yang hendak dicapai. (± 1 menit) B. Kegiatan Inti (± 65 menit)

1. Eksplorasi(± 20 menit) Dalam kegiatan eksplorasi, guru:

1) Peserta didik masuk ke kelas untuk membaca buku literatur yang relevan. (± 2 menit)

2) Alami, guru menjelaskan materi dan menciptakan pengalaman umum yang sering dialami peserta didik (guru menanyakan terlebih dahulu kepada peserta didik , apakah dari peserta didik adakah yang sudah pernah melihat patung peninggalan Hindu dan Budha di Indonesia?) (± 10 menit)

3) Guru melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas tentang topik/tema materi yang akan dipelajari dan belajar dari aneka sumber. (± 3 menit)

4) Guru memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antara peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya. (± 3 menit)

5) Guru melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran. (± 2 menit)

2. Elaborasi (± 35 menit) Dalam kegiatan elaborasi, guru:

1) Namai, guru meminta peserta didik untuk berdiskusi secara berkelompok, kelompok terdiri dari 5-6 orang. Setiap kelompok menamakan kelompok diskusinya sesuai dengan nama- nama kasta dan ajaran agama Budha. (± 10 menit)

2) Demonstrasikan, kelompok yang sudah dibagi diminta untuk mengerjakan LKK yang diberikan oleh guru dan mendiskusikan tentang proses dan berkembangnya Hindu Budha dan daerah –

daerah yang dipengaruhi unsur Hindu Budha di Indonesia. Setelah selesai berdiskusi setiap kelompok diberi kesempatan untuk mengumpulkan LKK dan mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas sedangkan kelompok yang lain diberi kesempatan untuk bertanya dan menanggapi. (± 25 menit)

3. Konfirmasi(± 10 menit) Dalam kegiatan konfirmasi, guru:

1) Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa. (± 5 menit)

2) Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan. (±5 menit) C. Kegiatan Penutup (± 5 menit)

Dalam kegiatan penutup, guru:

1) Ulangi, pengulangan dan post tes dapat memperkuat daya ingat (post tes dengan menggunakan permainan cerdas cermat). (± 3 menit)

2) Rayakan, siswa yang bisa menjawab pertanyaan diberikan pujian dan tepuk tangan.

3) Menutup pelajaran secara Islami

4) merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik.

8. Sumber Bacaan/ Alat Sumber:

1. Muh, Nurdin, dkk, Mari Belajar IPS 1 untuk SMP/ MTs Kelas VII. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional (2008).

2. Acuan Pengayaan Terpadu Ilmu Pengetahuan Sosial (LKS) Kelas VII Semester 2. Jawa Tengah: CV Fathihul Ihsan.

3. Buku Atlas dan Peta Sejarah Alat:

Kertas , spidol, whiteboard, Laptop, Power Point, Proyektor 9. Penilaian

Indikator Pencapaian Teknik Penilaian Bentuk Instrumen Instrumen 1. Mendeskripsikan masuk dan berkembangnya agama Hindu Budha di Indonesia

2. Memaparkan

konsep ajaran Hindu Budha di Indonesia 3. Mendeskripsikan Perdagangan India dengan Indonesia 4. Memaparkan perkembangan agama Hindu Budha di Indonesia

Tes Tulis Uraian Terbuka

1. Jelaskan secara singkat proses masuk dan berkembangnya Agama serta kebudayaan Hindu Budha di Indonesia ! (30)

2. Sebutkan dan jelaskan empat kasta dalam agama Hindu ! (10) 3. Sebutkan dan jelaskan

ajaran agama budha yang terdapat dalam buku tripitaka ! (10) 4. Sebutkan dan jelaskan

dua aliran agama Budha ! (10)

5. Ada kesamaan konsep Hindu atau Syiwa dan Budha. Jelaskan ! (10) 6. Sebutkan tempat yang

dianggap keramat di India dan sering di ziarahi oleh penganut agama budha! (10) 7. Jelaskan perkebangan

agama Hindu dan Budha setelah masuk ke Indonesia ! (20) Penilaian Teknik Bentuk Instrumen Contoh Instrumen

Tes tulis Tes Uraian •Jelaskan proses masuknya agama Hindu dan Budha ke Indonesia !

Penilaian

Teknik Bentuk

Instrumen

Contoh Instrumen

Rubrik Penilaian Diskusi

Aspek yang dinilai Nilai kualitatif Nilai Kuantitatif Deskripsi (Alasan) Kemampuan mengemukakan

pendapat dan menghargai pendapat orang lain Kemampuan penggunaan bahasa yang baik dalam diskusi

Partisipasi dalam diskusi Kerja sama dalam kelompok Nilai rata-rata

Komentar

Kriteria Penilaian:

Nilai kualitatif Nilai kuantitatif

Memuaskan 4 > 80

Baik 3 68–79

Cukup 2 56–67

Kurang 1 < 55

Mengetahui, Jakarta, 23 Maret 2015

Kepala SMP Negeri 178 Jakarta Guru Praktikan

Drs. SUSMULYADI, M.Pd RIA LINIARTI

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Nama Sekolah : SMP Negeri 178 Jakarta Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas / Semester : VII / 2

Kelas Eksperimen Pertemuan II

1. Standar Kompetensi

Memahami Perkembangan Masyarakat Sejak Masa Hindu Budha di Indonesia.

2. Kompetensi Dasar

Mendeskripsikan Perkembangan Masyarakat, kebudayaan dan pemerintahan pada masa Hindu Budha, serta peninggalan-peninggalannya.

3. Indikator

a. Menjelaskan kerajaan Hindu Budha di Indonesia.

b. Mengidentifikasi dan memberi contoh peninggalan – peninggalan sejarah kerajaan yang bercorak Hindu Budha di berbagai daerah. c. Menunjukkan tempat-tempat peningalan sejarah Hindu Budha di

Indonesia.

4. Tujuan Pembelajaran

Setelah selesai melakukan kegiatan pembelajaran, siswa mampu untuk: a. Siswa mampumenjelaskan kerajaan Hindu Budha di Indonesia. b. Siswa mampu mengidentifikasi dan memberi contoh peninggalan –

peninggalan sejarah kerajaan yang bercorak Hindu Budha di berbagai daerah.

c. Siswa mampu menunjukkan tempat-tempat peningalan sejarah Hindu Budha di Indonesia.

5. Materi Pokok

Perkembangan Pada Masa Hindu Budha di Indonesia. 6. Metode Pembelajaran

7. Langkahlangkah Pembelajaran

Dalam proses pembelajaran ini guru menggunakan pendekatan Quantum Teaching yang berdasar pada asas utama, ”Bawalah Dunia Mereka Ke Dalam Dunia Kita, Dan Antarkan Dunia Kita Ke Dunia Mereka”. Langkah-langkah pembelajaran mengacu pada teknik TANDUR yang terinci di bawah ini:

A. Kegiatan Awal (± 10 menit) Apersepsi

1) Memberi Salam dan berdoa sebelum belajar. (± 1 menit) 2) Memeriksa kehadiran peserta didik (± 1 menit)

3) Mengingatkan kembali materi yang telah lalu tentang proses masuknya Hindu Budha di Indonesia. (± 1 menit)

4) Pemberian motivasi dengan memberikan video motivasi, guru menyampaikan awal pembelajaran dengan mempersiapkan peserta didik untuk menerima pelajaran melalui pemberian sugesti yang positif kepada peserta didik, Tumbuhkan minat belajar dengan memuaskan rasa penasaran dan ingin tahu peserta didik dengan memberikan sebuah contoh tentang Kerajaan Hindu Budha di Indonesia. (± 3 menit)

5) Pre Test (menanyakan sebutkan beberapa peninggalan kebudayaan Budha yang terkenal di Indonesia). (± 3 menit) 6) Acuan : menjelaskan indikator yang hendak dicapai. (± 1 menit)

B. Kegiatan Inti (± 65 menit) 1. Eksplorasi(± 20 menit)

Dalam kegiatan eksplorasi, guru:

1) Peserta didik masuk ke kelas untuk membaca buku literatur yang relevan. (± 2 menit)

2) Alami, guru menjelaskan materi dan menciptakan pengalaman umum yang sering dialami peserta didik (guru menanyakan terlebih dahulu kepada peserta didik , apakah dari peserta didik adakah yang sudah pernah melihat candi peninggalan Hindu dan Budha di Indonesia. Peserta didik mengamati gambar Kerajaan, dan peninggalan–peninggalan sejarah lainnya pada masa Hindu Budha) (± 10 menit)

3) Guru melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang topik/tema materi yang akan dipelajari dan belajar dari aneka sumber. (± 3 menit)

4) Guru memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antara peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya.(± 3 menit)

5) Guru melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran. (± 2 menit)

2. Elaborasi(± 35 menit)

Dalam kegiatan elaborasi, guru:

1) Namai, guru meminta peserta didik untuk berdiskusi secara berkelompok yang terdiri dari 7 kelompok. Setiap kelompok menamakan kelompok diskusinya sesuai dengan nama- nama kerajaan pada masa Hindu Budha di Indonesia. (± 10 menit) 2) Demonstrasikan, Setiap kelompok mendiskusikan tentang

kerajaan yang ada di masa Hindu Budha dan Peninggalan-peninggalan sejarah kerajaan yang bercorak Hindu Budha di berbagai daerah dengan membuat peta pikiran (mind mapping).

Setelah selesai berdiskusi setiap kelompok diberi kesempatan untuk mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas sedangkan kelompok yang lain diberi kesempatan untuk bertanya dan menanggapi.(± 25 menit)

1. Konfirmasi(± 10 menit)

Dalam kegiatan konfirmasi, guru:

1) Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui peserta didik. (± 5 menit)

2) Guru bersama peserta didik bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan. (± 5 menit)

C. Kegiatan Penutup (± 5 menit) Dalam kegiatan penutup, guru:

1) Ulangi, pengulangan dan post tes dapat memperkuat daya ingat (post test yaitu apa yang dilakukan sebagai putra putri bangsa untuk menyelamatkan peninggalan-peninggalan sejarah bangsa ini). (± 3 menit)

2) Rayakan, siswa yang bisa menjawab pertanyaan diberikan pujian dan tepuk tangan.

3) Menutup pelajaran secara Islami

4) merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik.

7. Sumber Bacaan/ Alat Sumber:

1. Muh, Nurdin, dkk, Mari Belajar IPS 1 untuk SMP/ MTs Kelas VII. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional (2008). 2. Acuan Pengayaan Terpadu Ilmu Pengetahuan Sosial (LKS) Kelas VII

Semester 2. Jawa Tengah: CV Fathihul Ihsan. 3. Buku Atlas dan Peta Sejarah

Alat:

Kertas , spidol, whiteboard, Laptop, Power Point, Proyektor 8. Penilaian Penilaian Teknik Bentuk Instrumen Contoh Instrumen

Test Tulis Tes Uraian sebutkan beberapa peninggalan kebudayaan Buddha yang terkenal di Indonesia !

Rubrik Penilaian Diskusi

Aspek yang dinilai Nilai kualitatif Nilai kuantitatif Deskripsi (Alasan) Kemampuan mengemukakan

pendapat dan menghargai pendapat orang lain Kemampuan penggunaan bahasa yang baik dalam diskusi

Partisipasi dalam diskusi Kerja sama dalam kelompok Nilai rata-rata

Komentar

Kriteria Penilaian:

Nilai kualitatif Nilai kuantitatif

Memuaskan 4 > 80

Baik 3 68–79

Cukup 2 56–67

Mengetahui, Jakarta, 23 Maret 2015 Kepala SMP Negeri 178 Jakarta Guru Praktikan

Drs. SUSMULYADI, M.Pd RIA LINIARTI

PERKEMBANGAN PADA MASA HINDU BUDHA DI INDONESIA 1. Munculnya Agama Hindu dan Budha

a. Agama Hindu

Sebelum Hindu lahir, di lembah Sungai Indus (sekarang wilayah Pakistan) telah berkembang kebudayaan yang tinggi yaitu“Kebudayaan Mohenjo Daro dan Harappa” milik bangsa Dravida sekitar tahun 1500 SM. Bangsa Arya melalui celah Kaiber masuk ke India, menakhlukkan dan menguasai kota-kota di lembah Indus yang tadinya dikuasai oleh bangsa Dravida. Dalam penyebarannya suku bangsa Arya ada yang melangsugkan pernikahan dengan orang-orang Dravida sehingga terbentuklah masyarakat dan generasi baru yang disebut “Bangsa Hindu”. Tradisi dan kepercayaan bangsa Hindu inilah yang disebut agama dan kebudayaan Hindu.

Agama hindu merupakan kepercayaan yang memuja dan menyembah banyak dewa (politheisme) dewa utamanya disebut TRIMURTI terdiri dari Brahma (dewa pencipta), Wisnu (dewa pemelihara) dan Siwa (dewa perusak). Kitab suci agama Hindu adalah kitab Weda, yang terdiri atas 4 bagian :

a) Rigwedaberisi pujian terhadap dewa b) Samawedaberisi nyanyian suci c) Yajurwedaberisi mantra-mantra

d) Atharwaweda berisi doa-doa untuk pengobatan

Dalam kehidupan masyarakat dikenal empat kasta yaitu : Brahmana

(terdiri para pendeta) Ksatria (terdiri para raja, bangsawan, prajurit), Waisya

(terdiri para pengusaha, pedagang) dan Sudra (terdiri pekerja kasar dan rakyat jelata).

b. Agama Budha

Agama budha diajarkan pertama kali oleh Sidharta Gautama/Budha Gautama putra raja Sudhodana dari Kerajaan Kosala di Kapilawastu.

Pokok ajaran agama budha adalah bahwa manusia hidup itu dalam keadaan

kesengasaraan dengan cara memadamkan berbagai nafsu. Nafsu dapat dipadamkan dengan menjalankanAstavida(delapan jalan) kebenaran.

Kitab suci agama budha adalah Tripitaka yang terdiri dari tiga bagian : Winaya pitaka, Sutrantapitake, Abhidarmapitaka

2. Proses Masuk dan berkembangnya Hindu-Budha di Indonesia

Bangsa Indonesia mempunyai letak yang sangat strategis dalam jalur perdagangan internasional, sehingga banyak dilalui dan disinggahi oleh pedagang-pedagang asiing terutama India dan Cina. Proses masuknya agama dan kebudayaan Hindu-Budha ke Indonesia melalui kegiatan perdagangan. Hal itu terjadi dengan ikut sertanya para pendeta yang datang bersamaan dengan para pedagang untuk menyebarkan agama.

Para pendeta selama berada di Indonesia banyak mempunyai murid. Murid-murid ini banyak yang berziarah ke India untuk menambah ilmunya. Setelah dari India mereka ikut menyebarkan agama dengan bahasa mereka sendiri sehingga mudah dimengerti dan diterima masyarakat. Faktor pendukung lain yang mempercepat berkembangnya agama dan kebudayaan Hindu adalah raja-raja di Indonesia mendatangkan para pendeta dari India untuk memimpin upacara pemujaan atau upacara korban. Masuknya agama Budha dibawa oleh para Bhiksu, salah satunya adalah Bhiksu Gunawan atau Gunawarman dari Kashmir. Ada beberapa teori yang mengatakan golongan pembawa Hindu-Budha ke Indonesia :

a. Teori Waisya(oleh N.J. Krom) pembawanya para pedagang India b. Teori Ksatria(oleh C.C. Berg) pembawanya para ksatria India.

c. Teori Brahmana (oleh Van Leur), para Brahmana yang diundang ke Indonesia.

d. Teori Arus Balik (oleh F.D.K.Bosch) pembawanya orang-orang Indonsia yang belajar ke India.

3. Jalur Masuk Hindu-Budha ke Indonesia a. Jalur Laut

Para pedagang dan pendeta menyebarkan Hindu-Budha ke Nusantara melalui jalur darat dan jalur laut. Mereka yang melalui jalur laut mengikuti rombongan pedagang yang melakukan pelayaran dari Asia

Selatan ke Asia Timur. Rute penyebarannya adalah mulai dari India, Myanmar, Thailand, Semenanjung Malaya, Nusantara, Kamboja, Vietnam, China, Korea, dan Jepang. Di antara mereka ada pula yang langsung berlayar ke Nusantara.

b. Jalur Darat

Para penyebar yang menggunakan jalur darat ada yang ikut menumpang para kafilah melalui jalur sutera, yaitu dari India ke Tibet terus ke utara hingga sampai di China, korea dan Jepang.

4. Perkembangan Kerajaan-Kerajaan Hindu-Budha ke Indonesia

a. Berkembangnya PengaruhHindu–Budha di Indonesia

Masuknya pengaruh kebudayaan Hindu-Budha (India), menyebabkan kebudayaan Indonesia mengalami berbagai perubahan dalam aspek kehidupan masyarakat.

b. Berkembangnya Kerajaan-Kerajaan Yang Bercorak Hindu–Budha

1. Kerajaan Kutai

Kerajaan Kutai terletak di Kalimantan Timur di tepi sungai Mahakam. Sumber Sejarah Kerajaan Kutai adalah prasasti yang

dipekatkan pada tiang batu sebagai peringatan upacara korban yang disebut Yupa. Ada sebanyak 7 buah yupa berhuruf Pallawa dan berbahasa Sanskerta. Dari prasasti tersebut dapat disimpulkan : 1. Kerajaan Kutai berdiri sekitar abad ke 5 M

2. Kerajaan Kutai diperintah sang Maharaja Kudungga yang mempunyai anak bernama Aswawarman. Aswawarman mempunyai 3 orang anak yang terkenal adalah Mulawarman. Raja Mulawarman raja yang terbesar dan mulia. Hal ini diwujudkan dalam pemberian sedekah 1000 ekor sapi kepada para Brahmana ditempat suci bernama Waprakeswara. Agama yang dianut berajaan adalah Hindu-Syiwa. Raja-raja yang pernah memerintah Kutai adalah Kudungga, Aswawarman, Mulawarman

2. Kerajaan Tarumanegara

Kerajaan Tarumanegara terletak di tepi Sungai Citarum atau Sungai Cisadane Bogor, Jawa Barat. Kerajaan Taruma diperkirakan berdiri pada abad 5 M.

1) Kerajaan Taruma diperintah Raja Purnawarman

2) Agama yang dianut kerajaan yaitu Hindu Pemuja Wisnu

3) Raja Purnawarman seorang Raja yang gagah dan berani dalam perang, juga memperhatikan kehidupan rakyat yang ditunjukkan dalam Prasasti Tugu yaitu melakukan penggalian saluran Gomati pada sungai Candrabaga ± 11 Km selesai dalam waktu 21 hari. Tujuannya untuk

mengairi sawah dan menahan bahaya banjir. Setelah selesai diadakan selamatan memberi korban 1000 sapi kepada Brahmana.

3. Kerajaan Holing / Kalingga

a. Diperkirakan terletak di Jawa Tengah sebelah utara Gunung Muria b. Sumber Sejarah: Catatan Cina, Catatan I-Tsing (664)

c. Raja yang memerintahkan adalah Raja Putri “Ratu Sima”, yang

bijaksana, adil dan keras, beragama Hindu-Syiwa. 4. Kerajaan Kanjuruhan

a. Kerajaan kanjuruhan diperkirakan terletak di Kanjuruhan, Malang Jawa Timur.

b. Sumber Sejarah: Prasasti Dinoyo yang berangka tahun 760 dengan menggunakan tulisan Jawa Kuno dan berbahasa sanskerta. Prasasti Dinoyo menyebutkan bahwa raja yang pertama bernama Dewasiwuka, putranya bernama Liswa, setelah dilantik menjadi raja bernama gajayana, Gajayana memuja sang Agastya (Dewa Siwa), dengan membuat Candi Badut.

5. Kerajaan Mataram Lama

Kerajaan Mataram lama pada umumnya dikuasai oleh dua dinasti (keluarga) yaitu keluarga Sanjaya dan Syailendra.

6. Kerajaan Sriwijaya

Kerajaan Sriwijaya berdiri abad 7, ibukotanya mengalami beberapa kali perpindahan dari Muara Takus, ke Jambi dan akhirnya ke Palembang. wilayah kerajaan Sri Wijaya sangat luas yaitu meliputi beberapa daerah di

wilayah nusantara. maka Sri Wijaya merupakan “Negara Nasional yang Pertama”. puncak kejayaannya terjadi pada abad 9 yaitu pada masa pemerintahan raja Bala Putra Dewa dari dinasti Syailendra (Mataram Kuno).

7. Kerajaan Medang Kamulan/ MataramJawa Timur

Kerajaan Medang terletak di Tambelang-Jombang kemudian di

Dokumen terkait