• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. KAJIAN TEORI

B. Pembelajaran Kooperatif

1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif

Sugiyanto (2010:37) berpendapat pembelajaran kooperatif

adalah model pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok

kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar

untuk mencapai tujuan belajar. Cooperative learning merupakan

kegiatan belajar siswa yang dilakukan secara berkelompok. Hal serupa

dikatakan Sanjaya (2006:239) bahwa model pembelajaran

berkelompok adalah rangkaian kegiatan belajar yang dilakukan oleh

siswa dalam kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai tujuan

pembelajaran yang telah dirumuskan. Jadi menurut penulis,

pembelajaran kooperatif umumnya lebih menekankan pada diskusi

kelompok yang sengaja dibentuk untuk memudahkan proses

pembelajaran di dalam kelas.

Menurut Rusman (2017:294) pembelajaran kooperatif

merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja

dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya

terdiri dari empat sampai enam orang dengan struktur kelompok yang

bersifat heterogen. Sedangkan, Sunal dan Hans dalam Isjoni (2009:15)

mengemukakan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan suatu cara

memberi dorongan kepada siswa agar bekerja sama selama proses

pembelajaran.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan

bahwa pembelajaran kooperatif adalah metode pembelajaran yang

memberikan kesempatan pada siswa untuk belajar secara berkelompok

dengan saling mengutarakan pendapat masing-masing siswa untuk

mencapai pemahaman materi pelajaran.

2. Ciri-Ciri Pembelajaran Kooperatif

Isjoni (2009: 27) menyatakan terdapat beberapa ciri-ciri

pembelajaran kooperatif sebagai berikut.

a. Setiap anggota memiliki peran.

b. Terjadi hubungan interaksi langsung di antara siswa.

c. Setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas belajarnya dan juga teman-teman sekelompoknya.

d. Guru membantu mengembangkan keterampilan-keterampilan interpersonal kelompok.

e. Guru hanya berinteraksi dengan kelompok saat diperlukan.

3. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Kooperatif

Untuk mencapai keberhasilan kerja kelompok perlu dilakukan

bermacam-macam usaha. Lie (2010: 32-35) berpendapat ada lima

unsur dasar dalam pembelajaran kooperatif yang harus diterapkan,

a. Saling Ketergantungan Positif

Dalam pembelajaran kooperatif keberhasilan dalam

menyelesaikan tugas tergantung pada usaha yang dilakukan oleh

kelompok tersebut. Untuk menciptakan kelompok kerja yang

efektif, pengajar perlu menyusun tugas sedemikian rupa sehingga

setiap anggota kelompok harus menyelesaikan tugasnya sendiri.

b. Tanggung Jawab Perseorangan

Keberhasilan kelompok sangat tergantung pada

masing-masing anggota kelompoknya. Dalam model ini harus membuat

persiapan dan menyusun tugas sedemikian rupa sehingga

masing-masing anggota kelompok harus melaksanakan tanggung jawabnya

sendiri agar tugas selanjutnya dapat dilaksanakan. Oleh karena itu,

setiap anggota kelompok mempunyai tugas dan tanggung jawab

yang harus dikerjakan dalam kelompok tersebut.

c. Tatap Muka

Kegiatan ini memberikan kesempatan yang luas kepada

setiap anggota kelompok untuk bertatap muka melakukan interaksi

dan diskusi. Inti dari sinergi ini adalah menghargai perbedaan,

memanfaatkan kelebihan, dan mengisi kekurangan masing-masing.

Para anggota kelompok perlu diberi kesempatan untuk saling

mengenal dan menerima dalam kegiatan tatap muka dan interaksi

d. Komunikasi Antar Anggota

Pada unsur ini mengharuskan agar pada pembelajaran

dibekali dengan berbagai keterampilan komunikasi. Dalam hal ini

hendaknya seorang pengajar perlu mengajarkan cara-cara

berkomunikasi yang baik sebelum menugaskan siswa dalam

diskusi kelompok. Keberhasilan suatu kelompok bergantung pada

kesediaan para anggotanya untuk saling mendengarkan dan

kemampuan dalam mengutarakan pendapatnya.

e. Evaluasi Proses Kelompok

Pada tahap ini pengajar perlu memberikan waktu khusus

bagi kelompok untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan

hasil kerjasama kelompok. Tujuan dari kegiatan ini untuk

mengevaluasi kerja kelompok agar pada pembelajaran selanjutnya

dapat bekerjasama lebih efektif.

4. Prosedur Pembelajaran Kooperatif

Menurut Rusman (2017:304) prosedur atau langkah-langkah

dalam pembelajaran kooperatif meliputi empat tahap yaitu penjelasan

materi, belajar kelompok, penilaian, dan pengakuan tim. Prosedur yang

dimaksud yaitu:

a. Dalam tahap penjelasan materi guru menyampaiakan pokok-pokok

materi pembelajaran sebelum siswa belajar dalam kelompok.

Tujuan utama tahap ini adalah pemahaman siswa terhadap pokok

b. Tahap belajar kelompok dilakukan setelah guru memberikan

penjelasan materi, siswa bekerja dalam kelompok yang telah

dibentuk sebelumnya.

c. Penilaian dalam pembelajaran kooperatif bisa dilakukan melalui tes

atau kuis yang dilakukan secara individu atau kelompok.

d. Dalam pengakuan tim harus dipilih tim mana yang paling menonjol

atau tim yang paling berprestasi untuk diberikan penghargaan atau

hadiah dengan harapan dapat memotivasi tim untuk terus

berprestasi lebih baik lagi.

5. Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran Kooperatif

Menurut Sudjana (2009: 249) pembelajaran dengan

menggunakan metode pembelajaran kooperatif memiliki keunggulan,

sebagai berikut:

a. Siswa tidak terlalu tergantung pada guru, tetapi dapat menambah kemampuan berpikir menemukan informasi dari berbagai sumber dan belajar dari siswa.

b. Mengembangkan kemampuan siswa mengungkapkan ide dengan kata-kata secara verbal dan membandingkan dengan ide-ide orang lain.

c. Membantu setiap siswa lebih bertanggung jawab pada pelajaran. d. Mengembangkan kemampuan siswa untuk menguji ide

pemahamannya, menerima umpan balik, dan memecahkan masalah tanpa rasa takut membuat kesalahan karena keputusan dibuat atas tanggung jawab kelompok.

e. Meningkatkan kemampuan siswa menggunakan informasi dan meningkatkan kemampuan belajar secara abstrak menjadi nyata. f. Meningkatkan motivasi dan rangsangan untuk berpikir selama

Kelemahan model pembelajaran kooperatif bersumber pada dua

faktor, yaitu faktor dalam (intern) dan faktor luar (ekstern). Menurut

Isjoni (2013: 36-37) faktor dari dalam yaitu:

a. Guru harus mempersiapkan pembelajaran secara matang, disamping itu memerlukan lebih banyak tenaga, pemikiran, dan waktu.

b. Agar proses pembelajaran berjalan dengan lanacar maka dibutuhkan dukungan fasilitas, alat, dan biaya yang cukup memadai.

c. Selama kegiatan diskusi kelompok berlangsung, ada kecenderungan topik permasalahan yang sedang dibahas meluas sehingga banyak yang tidak sesuai dengan waktu yang ditentukan. d. Saat diskusi kelas, terkadang didominasi seseorang, hal ini

mengakibatkan siswa yang lain menjadi pasif.

Dari pendapat di atas, inti dari keunggulan pembelajaran

kooperatif menurut penulis yaitu melatih siswa agar tidak bergantung

pada guru, mengembangkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi,

melatih tanggungjawab siswa, meningkatkan kemampuan belajar

siswa dalam menggunakan informasi, dan menumbuhkan motifasi

siswa. Sedangkan kelemahan pembelajar ini yaitu perlu kesiapan yang

matang, harus didukung dengan fasilitas yang memadai,

kecenderungan topik permasalahan yang dibahas menjadi luas

membuat waktu banyak terbuang, dan dapat menjadikan siswa menjadi

Dokumen terkait