• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS) untuk meningkatkan partisipasi dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi kelas X di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS) untuk meningkatkan partisipasi dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi kelas X di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta"

Copied!
327
0
0

Teks penuh

(1)PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS X DI SMA PANGUDI LUHUR YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi. Oleh: Agatha Sulistyorini NIM : 141334026. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2018.

(2) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS X DI SMA PANGUDI LUHUR YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi. Oleh: Agatha Sulistyorini NIM : 141334026. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2018 i.

(3) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI.

(4) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI.

(5) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PERSEMBAHAN. Karya ini saya persembahkan untuk:. Ayahku Yustinus Ngadino, Ibuku Cicilia Siyam, Kakakku Luisa Mariasari, orang-orang yang pernah bertanya “Kapan Skripsimu selesai?”, dan almamaterku Universitas Sanata Dharma. iv.

(6) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. MOTTO. Andalkan Tuhan dalam segala hal.. Bersukacitalah senantiasa. Tetaplah berdoa. Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu. 1 Tesalonika 5:16-18. Success is not final, only on achievement.. v.

(7) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI.

(8) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI.

(9) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRAK. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS X DI SMA PANGUDI LUHUR YOGYAKARTA. Agatha Sulistyorini Universitas Sanata Dharma 2018 Penelitian ini bertujuan untuk menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS) untuk meningkatkan partisipasi dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi kelas X SMA Pangudi Luhur Yogyakarta. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan pada bulan Agustus - September 2018. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta tahun ajaran 2018/2019. Penelitian tindakan kelas dilaksanakan dalam dua siklus di mana setiap siklusnya memiliki tahapan yang sama, yakni tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Data dikumpulkan dengan observasi, kuesioner, tes, dokumentasi, dan wawancara. Data dianalisis menggunakan teknik analisis deskriptif dan analisis komparatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS) dapat meningkatkan partisipasi dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi kelas X. Peningkatan partisipasi pada siklus pertama sebesar 35,29% (60,6% siswa mencapai target) dan sikus kedua sebesar 35,29% (100% siswa mencapai target). Hasil belajar pada siklus pertama meningkat sebesar 33,33% (75,76% siswa tuntas) dan siklus kedua sebesar 26,47% (100% siswa tuntas).. viii.

(10) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRACT THE IMPLEMENTATION OF COOPERATIVE LEARNING MODEL OF TWO STAY TWO STRAY (TSTS) TO IMPROVE STUDENTS PARTICIPATION AND LEARNING RESULT ON ECONOMIC SUBJECT AT THE TENTH GRADE STUDENTS OF PANGUDI LUHUR SENIOR HIGH SCHOOL YOGYAKARTA Agatha Sulistyorini Sanata Dharma University 2018 This study aims to apply the type of Two Stay Two Stray (TSTS) cooperative learning model to improve student participation and learning result on economic subjets the tenth grade student of Pangudi Luhur High School Yogyakarta. This research was a classroom action research which was conducted from August - September 2018. The subjects of this research were the tenth grade students of Pangudi Luhur Senior High School Yogyakarta 2018/2019 academic year. This classroom action research was carried out in two cycles in which each cycle had the same steps, namely the stages of planning, implementation, observation, and reflection. Data were collected thought observation, questionnaires, tests, documentation, and interview. Data were analyzed by using descriptive analysis techniques and comparative analysis. The result shows that cooperative learning model type Two Stay Two Stray (TSTS) can improve the participation and learning result on economic subject at the tenth grade students of Pangudi Luhur Senior High School, Yogyakarta. The improvement of students participation in the first cycle is 35,29% (60,6% of students reached the target) and the second cycle is 35,29% (100% of students reach the target). Learning result in the first cycle increased by 33,33% (75,76% students passed) and the second cycle was 26,47% (100% students passed).. ix.

(11) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. KATA PENGANTAR. Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa atas berkat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan lancar. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada program studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi. Penulis menyadari bahwa dalam proses menyelesaikan skripsi ini mendapatkan bantuan, bimbingan, dan dukungan dari berbagi pihak. Oleh sebab itu, dari hati yang paling tulus penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1.. Bapak Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.. 2.. Bapak Ignatius Bondan Suratno, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi.. 3.. Ibu Natalina Premastuti Brataningrum, S.Pd., M.Pd. selaku dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan arahan, saran, dan masukan dengan penuh ketelitian.. 4.. Seluruh dosen dan karyawan prodi Pendidikan Akuntasi yang telah membantu, mendidik, dan membimbing penulis selama masa perkuliahan.. 5.. Bapak F.X. Eka Wahyu Wibawa, S.Pd. yang telah bersedia meluangkan waktu dan membantu dalam melaksanakan penelitian di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta.. 6.. Siswa-siswi kelas X IPS 3 di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta yang telah membantu dan terlibat aktif dalam penelitian ini.. 7.. Kedua orang tua dan kakak penulis yang selalu memberikan motivasi, mendoakan, memberikan masukan, dan mendukung penulis secara moral dan material untuk menyelesaikan skripsi. x.

(12) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI.

(13) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL ................................................................................. i. HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................... ii. HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... iii. HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................... iv. HALAMAN MOTTO ............................................................................... v. HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ................. vi. HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA TULIS .............. vii. ABSTRAK ................................................................................................. viii. ABSTRAC ................................................................................................... ix. KATA PENGANTAR ................................................................................ x. DAFTAR ISI .............................................................................................. xii. DAFTAR TABEL ..................................................................................... xv. DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xix. BAB I. PENDAHULUAN ......................................................................... 1. A. Latar Belakang ............................................................................. 1. B. Batasan Masalah ........................................................................... 5. C. Rumusan Masalah ......................................................................... 5. D. Tujuan Penelitian ........................................................................... 5. E. Manfaat Penelitian ......................................................................... 6. BAB II. KAJIAN TEORI ......................................................................... 8. A. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ............................................... 8. B. Pembelajaran Kooperatif ............................................................ 14. xii.

(14) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. C. Model Pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS) ..................... 20. D. Partisipasi ................................................................................... 24. E. Hasil Belajar ............................................................................... 28. F. Pembelajaran Ekonomi SMA ..................................................... 32. G. Hasil Penelitian yang Relevan .................................................... 32. H. Kerangka Berfikir ....................................................................... 33. I.. Pertanyaan Penelitian ................................................................. 35. BAB III. PELAKSANAAN PROGRAM KERJA ................................... 36. A. Jenis Penelitian ........................................................................... 36. B. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................... 36. C. Subjek dan Objek Penelitian ....................................................... 37. D. Prosedur Penelitian ..................................................................... 37. E. Instrumen Penelitian ................................................................... 43. F. Definisi Operasional Variabel .................................................... 46. G. Teknik Pengumpulan Data ......................................................... 54. H. Teknik Pengujian Instrumen ....................................................... 56. I.. Teknik Analisis Data .................................................................. 58. BAB IV. GAMBARAN UMUM SEKOLAH .......................................... 60. A. Tujuan Pendidikan SMA Pangudi Luhur Yogyakarta ................ 60. B. Sistem Pendidikan SMA Pangudi Luhur Yogyakarta ................ 62. C. Kurikulum SMA Pangudi Luhur Yogyakarta ............................ 64. D. Sumber Daya Manusia Satuan Pendidikan SMA Pangudi Luhur Yogyakarta ....................................................................... 65. E. Satuan Pendidikan SMA Pangudi Luhur Yogyakarta ................ 65. F. Kondisi Fisik dan Fasilitas Sekolah ............................................ 67. xiii.

(15) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB V. HASIL OBSERVASI DAN PEMBAHASAN ............................ 70. A. Deskripsi Data ............................................................................. 70. B. Analisis Data .............................................................................. 138. C. Pembahasan ................................................................................ 149. BAB VI. KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN .............. 154. A. Kesimpulan ................................................................................. 154. B. Keterbatasan ............................................................................... 155. C. Saran ........................................................................................... 156. DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 157. LAMPIRAN ............................................................................................... 159. xiv.

(16) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR TABEL. Tabel 3.1 Kisi-Kisi Kuesioner Partisipasi Siswa ............................. ........ 47. Tabel 3.2 Skor Variabel Partisipasi Siswa ............................................... 48. Tabel 3.3 Tabel Kategori Partisipasi Siswa .............................................. 49. Tabel 3.4 Kisi-Kisi Observasi Partisipasi Siswa ...................................... 50. Tabel 3.5 Tabel Kategori Hasil Belajar Berdasarkan PAP II ................... 53. Tabel 4.1 Jumlah Siswa Berdasarkan Kelas Paralel Tahun Ajaran 2018/2019 ........................................................... 66. Tabel 5.1 Hasil Observasi Kegiatan Guru di Kelas Pra Penelitian ........... 70. Tabel 5.2 Hasil Observasi Kegiatan Siswa Pra Penelitian ........................ 74. Tabel 5.3 Hasil Observasi Keadaan Kelas Pra Penelitian ......................... 77. Tabel 5.4 Hasil Kuesioner Partisipasi Siswa Pra Penelitian .................... 78. Tabel 5.5 Hasil Perhitungan Kuesioner Partisipasi Berdasarkan PAP Tipe II .......................................................... 80. Tabel 5.6 Hasil Perhitungan Kuesioner Partisipasi Kegiatan Visual Berdasarkan PAP Tipe II .......................................................... 81. Tabel 5.7 Hasil Perhitungan Kuesioner Partisipasi Kegiatan Lisan Berdasarkan PAP Tipe II .......................................................... 81. Tabel 5.8 Hasil Perhitungan Kuesioner Partisipasi Kegiatan Mendengarkan Berdasarkan PAP Tipe II ................................. 82. Tabel 5.9 Hasil Perhitungan Kuesioner Partisipasi Kegiatan Menulis Berdasarkan PAP Tipe II ......................................................... xv. 83.

(17) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Tabel 5.10 Hasil Perhitungan Kuesioner Partisipasi Kegiatan Metrik Berdasarkan PAP Tipe II........................................................... 83. Tabel 5.11 Hasil Perhitungan Kuesioner Partisipasi Kegiatan Mental Berdasarkan PAP Tipe II .......................................................... 84. Tabel 5.12 Hasil Perhitungan Kuesioner Partisipasi Kegiatan Emosional Berdasarkan PAP Tipe II .......................................................... 84. Tabel 5.13 Hasil Wawancara Siswa Pra Penelitian .................................... 86. Tabel 5.14 Skor Hasil Belajar Siswa Siklus I ............................................. 93. Tabel 5.15 Data Persentase Skor Hasil Belajar Siklus I.............................. 95. Tabel 5.16 Hasil Kuesioner Partisipasi Siswa Siklus I .............................. 96. Tabel 5.17 Hasil Perhitungan Kuesioner Partisipasi Berdasarkan PAP Tipe II .......................................................... 97. Tabel 5.18 Hasil Perhitungan Kuesioner Partisipasi Kegiatan Visual Berdasarkan PAP Tipe II .......................................................... 98. Tabel 5.19 Hasil Perhitungan Kuesioner Partisipasi Kegiatan Lisan Berdasarkan PAP Tipe II .......................................................... 99. Tabel 5.20 Hasil Perhitungan Kuesioner Partisipasi Kegiatan Mendengarkan Berdasarkan PAP Tipe II .......................................................... 99. Tabel 5.21 Hasil Perhitungan Kuesioner Partisipasi Kegiatan Menulis Berdasarkan PAP Tipe II …….................................................. 100. Tabel 5.22 Hasil Perhitungan Kuesioner Partisipasi Kegiatan Metrik Berdasarkan PAP Tipe II .......................................................... 100. Tabel 5.23 Hasil Perhitungan Kuesioner Partisipasi Kegiatan Mental Berdasarkan PAP Tipe II ......................................................... xvi. 101.

(18) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Tabel 5.24 Hasil Perhitungan Kuesioner Partisipasi Kegiatan Emosional Berdasarkan PAP Tipe II .......................................................... 102. Tabel 5.25 Hasil Observasi Kegiatan Guru di Kelas Siklus I .................... 102. Tabel 5.26 Hasil Observasi Kegiatan Siswa Siklus I ................................. 105. Tabel 5.27 Hasil Observasi Keadaan Kelas Siklus I .................................. 108. Tabel 5.28 Hasil Wawancara Guru Siklus I ............................................... 109. Tabel 5.29 Hasil Wawancara Siswa Siklus I ............................................. 111. Tabel 5.30 Skor Hasil Belajar Siswa Siklus II ........................................... 121. Tabel 5.31 Data Persentase Skor Hasil Belajar Siklus II ........................... 122. Tabel 5.32 Hasil Kuesioner Partisipasi Siswa Siklus II ............................. 123. Tabel 5.33 Hasil Perhitungan Kuesioner Partisipasi Berdasarkan PAP Tipe II .......................................................... 124. Tabel 5.34 Hasil Perhitungan Kuesioner Partisipasi Kegiatan Visual Berdasarkan PAP Tipe II .......................................................... 125. Tabel 5.35 Hasil Perhitungan Kuesioner Partisipasi Kegiatan Lisan Berdasarkan PAP Tipe II .......................................................... 126. Tabel 5.36 Hasil Perhitungan Kuesioner Partisipasi Kegiatan Mendengarkan Berdasarkan PAP Tipe II .......................................................... 126. Tabel 5.37 Hasil Perhitungan Kuesioner Partisipasi Kegiatan Menulis Berdasarkan PAP Tipe II .......................................................... 127. Tabel 5.38 Hasil Perhitungan Kuesioner Partisipasi Kegiatan Metrik Berdasarkan PAP Tipe II ......................................................... xvii. 127.

(19) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Tabel 5.39 Hasil Perhitungan Kuesioner Partisipasi Kegiatan Mental Berdasarkan PAP Tipe II .......................................................... 128. Tabel 5.40 Hasil Perhitungan Kuesioner Partisipasi Kegiatan Emosional Berdasarkan PAP Tipe II .......................................................... 128. Tabel 5.41 Hasil Observasi Kegiatan Guru di Kelas Siklus II ................... 129. Tabel 5.42 Hasil Observasi Kegiatan Siswa Siklus II ................................ 131. Tabel 5.43 Hasil Observasi Keadaan Kelas Siklus II ................................. 134. Tabel 5.44 Hasil Wawancara Guru Siklus II .............................................. 135. Tabel 5.45 Hasil Wawancara Siswa Siklus II ............................................ 136. Tabel 5.46 Komparasi Partisipasi Siswa Berdasarkan Instrumen Kuesioner ................................................................................. 138. Tabel 5.47 Hasil Rangkuman Perhitungan Kuesioner Partisipasi Berdasarkan PAP Tipe II .......................................................... 140. Tabel 5.48 Komparasi Partisipasi Siswa Berdasarkan Instrumen Observasi .................................................................................. 142. Tabel 5.49 Komparasi Hasil Belajar .......................................................... 146. Tabel 5.50 Hasil Rangkuman Perhitungan Hasil Belajar Berdasarkan PAP Tipe II .......................................................... xviii. 148.

(20) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR LAMPIRAN. Lampiran 1 Lembar Pedoman Observasi Aktifitas Guru di Kelas (Pra Penelitian) ......................................................................... 158. Lampiran 2 Lembar Pedoman Observasi Aktivitas Siswa Di Kelas (Pra Penelitian) ......................................................................... 160. Lampiran 3 Lembar Pedoman Observasi Keadaan Kelas (Pra Penelitian) ......................................................................... 162. Lampiran 4 Kuesioner Partisipasi Siswa (Pra Penelitian) ........................... 163. Lampiran 5 Lembar Pedoman Wawancara Guru (Pra Penelitian) .............. 166. Lampiran 6 Lembar Pedoman Wawancara Siswa (Pra Penelitian) ............. 167. Lampiran 7 Pembagian Kelompok Siklus I ................................................ 168. Lampiran 8 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ........................................ 169. Lampiran 9 Handout Pembelajaran Ekonomi ............................................. 180. Lampiran 10 Soal Diskusi Kelompok Siklus I dan Kunci Jawaban .......... 186. Lampiran 11 Soal Post Test I dan Kunci Jawaban ...................................... 189. Lampiran 12 Lembar Pedoman Observasi Aktivitas Guru di Kelas (Siklus I) ................................................................................. 193. Lampiran 13 Lembar Pedoman Observasi Aktivitas Siswa di Kelas (Siklus I) ............................................................................... 195. Lampiran 14 Lembar Pedoman Observasi Keadaan Kelas (Siklus I) ......... 197. Lampiran 15 Kuesioner Partisipasi Siswa (Siklus I) .................................. 198. Lampiran 16 Lembar Pedoman Wawancara Guru (Siklus I) ...................... 205. xix.

(21) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Lampiran 17 Lembar Pedoman Wawancara Siswa (Siklus 1) .................... 205. Lampiran 18 Lembar Refleksi Guru Terhadap Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray (TSTS) Siklus I .......... 206. Lampiran 19 Lembar Refleksi Siswa Terhadap Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray (TSTS) Siklus I .......... 207. Lampiran 20 Pembagian Kelompok Siklus II ............................................. 208. Lampiran 21 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ...................................... 209. Lampiran 22 Handout Pembelajaran Ekonomi ........................................... 220. Lampiran 23 Soal Diskusi Kelompok dan Kunci Jawaban Siklus II .......... 228. Lampiran 24 Soal Post Test 2 dan Kunci Jawaban .................................... 234. Lampiran 25 Lembar Pedoman Observasi Aktivitas Guru di Kelas (Siklus II) ............................................................................... 238. Lampiran 26 Lembar Pedoman Observasi Aktivitas Siswa di Kelas (Siklus II) ............................................................................... 240. Lampiran 27 Lembar Pedoman Observasi Keadaan Kelas (Siklus II) ....... 242. Lampiran 28 Kuesioner Partisipasi Siswa Siklus II .................................... 243. Lampiran 29 Lembar Pedoman Wawancara Guru (Siklus II) .................... 246. Lampiran 30 Lembar Pedoman Wawancara Siswa (Siklus II) ................... 247. Lampiran 31 Lembar Refleksi Guru Terhadap Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray (TSTS) Siklus II ......... 248. Lampiran 32 Lembar Refleksi Siswa Terhadap Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray (TSTS) Siklus II ......... 249. Lampiran 33 Hasil Lembar Pedoman Observasi Aktifitas Guru di Kelas (Pra Penelitian) ..................................................................... xx. 250.

(22) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Lampiran 34 Hasil Lembar Pedoman Observasi Aktifitas Siswa di Kelas (Pra Penelitian) ...................................................................... 252. Lampiran 35 Hasil Lembar Pedoman Observasi Keadaan Kelas (Pra Penelitian) ...................................................................... 254. Lampiran 36 Hasil Kuesioner Partisipasi Siswa Pra Penelitian .................. 255. Lampiran 37 Hasil Wawancara Guru Pra Penelitian .................................. 257. Lampiran 38 Hasil Wawancara Siswa Pra Penelitian ................................. 259. Lampiran 39 Hasil Diskusi Kelompok Siklus I .......................................... 262. Lampiran 40 Lembar Jawab Post Test Siklus I ........................................... 267. Lampiran 41 Hasil Kuesioner Partisipasi Siswa Siklus I ............................ 269. Lampiran 42 Hasil Lembar Pedoman Observasi Aktifitas Guru di Kelas Sikus I .................................................................................... 271. Lampiran 43 Hasil Lembar Pedoman Observasi Aktifitas Siswa di Kelas Siklus I ................................................................................... 273. Lampiran 44 Hasil Lembar Pedoman Observasi Keadaan Kelas Siklus I ................................................................................... 275. Lampiran 45 Hasil Wawancara Guru Siklus I ............................................ 276. Lampiran 46 Hasil Wawancara Siswa Siklus I ........................................... 278. Lampiran 47 Lembar Refleksi Guru Terhadap Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray (TSTS) Siklus I .......... 281. Lampiran 48 Lembar Refleksi Siswa Terhadap Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray (TSTS) Siklus I ......... xxi. 282.

(23) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Lampiran 49 Hasil Diskusi Kelompok Siklus II ......................................... 285. Lampiran 50 Lembar Jawab Post Test Siklus II ......................................... 289. Lampiran 51 Hasil Kuesioner Partisipasi Siswa Siklus II .......................... 291. Lampiran 52 Hasil Lembar Pedoman Observasi Aktifitas Guru di Kelas Sikus II ................................................................................... 293. Lampiran 53 Hasil Lembar Pedoman Observasi Aktifitas Siswa di Kelas Sikus II ................................................................................... 295. Lampiran 54 Hasil Lembar Pedoman Observasi Keadaan Kelas Sikus II ................................................................................... 297. Lampiran 55 Hasil Wawancara Guru Siklus II ........................................... 298. Lampiran 56 Hasil Wawancara Guru Siklus II ........................................... 299. Lampiran 57 Lembar Refleksi Guru Terhadap Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray (TSTS) Siklus II ......... 302. Lampiran 58 Lembar Refleksi Siswa Terhadap Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray (TSTS) Siklus II ......... 303. Lampiran 59 Surat Izin Penelitian ............................................................... 306. Lampiran 60 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ..................... 307. xxii.

(24) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Dunia pendidikan mempunyai peranan penting dalam kehidupan manusia. Pendidikan dapat diperoleh melalui lingkungan formal, lingkungan informal, maupun lingkungan nonformal. Salah satu lembaga pendidikan formal yang erat kaitannya dengan kegiatan belajar adalah sekolah. Melalui kegiatan belajar mengajar di sekolah, siswa dibina agar dapat mengembangkan seluruh kemampuan dalam dirinya. Kemampuan yang dimaksud adalah kemampuan intelektul dan berinteraksi dengan sesama. Dalam mengembangkan kemampuan tersebut dibutuhkan suatu proses yang tidak mudah karena pendidikan berhadapan langsung dengan siswa yang selalu berkembang dan memiliki karakter berbeda-beda. Perlu suatu rencana kerja yang harus diciptakan agar tujuan yang diharapkan dapat tercapai. Keberhasilan siswa dalam belajar diukur melalui standar penilaian yang sudah ditetapkan oleh guru. Kenyataannya masih banyak siswa yang belum dapat mencapai standar nilai yang ditetapkan. Hal ini merupakan salah satu bentuk masalah bagi guru dalam mengupayakan siswanya agar mencapai nilai yang merata. Perbedaan karakter setiap siswa turut mempengaruhi pencapaian belajar siswa tersebut. Di sisi lain, masih. 1.

(25) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 2. banyak siswa yang kurang aktif terlibat dalam proses pembelajaran di kelas. Penerapan kurikulum 2013 oleh pemerintah diduga menjadi masalah lain yang harus dihadapi oleh guru maupun siswa. Kurikulum 2013 merupakan kurikulum baru yang diterapkan oleh pemerintah untuk menggantikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 2006. Pada kurikulum ini guru hanya bersifat sebagai fasilitator sedangkan siswa dituntut untuk lebih aktif mencari informasi. Pada kenyataanya, penerapan kurikulum 2013 belum berjalan dengan maksimal. Guru masih menerapkan pembelajaran dengan metode ceramah. Hal tersebut membuat para siswa menjadi kurang aktif berpartisipasi dan kurang mandiri dalam mencari informasi. Untuk mengatasi hal tersebut perlu diciptakan metode pembelajaran yang mampu merangsang dan menumbuhkan kesadaran siswa untuk terlibat aktif dalam proses belajar di sekolah. Melalui. informasi. yang. diperoleh. dari. guru,. ditemukan. permasalahan pada proses pembelajaran Ekonomi kelas X di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta. Menurut guru, hasil belajar siswa kelas X IPS 3 masih kurang dibandingkan dengan kelas lain. Selain itu, partisipasi siswa kelas tersebut masing kurang karena siswa tidak menunjukkan keaktifan seperti bertanya dan menjawab pertanyaan saat proses pembelajaran. Hal itu didukung pula dari hasil observasi yang menunjukkan siswa belum berpartisipasi dengan baik. Faktor siswa yang baru memulai tahun ajaran baru diduga menjadi penyebab partisipasi.

(26) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 3. siswa masih kurang. Pada umumnya, kegiatan belajar mengajar akan berjalan secara optimal jika siswa aktif terlibat secara langsung di kelas dan mencoba mencari sendiri informasi yang diperlukan guna mengatasi masalah yang ada. Melalui penerapan kurikulum 2013 siswa diharapkan dapat bekerjasama dengan teman sebaya sedangkan guru menjadi pemantau dan pengarah dalam kegiatan pembelajaran. Berdasarkan masalah di atas, peneliti memilih menerapkan metode pembelajaran kooperatif yang mudah dipahami melalui kerjasama antar kelompok. Dengan bekerja sama dalam kelompok siswa akan terbantu dalam menemukan persoalan dan mencari pemecahan masalah. Dengan pembelajaran ini, kondisi kelas dapat menjadi dinamis karena interaksi terjadi multiarah. Interaksi tidak hanya terjadi antara guru dengan siswa, tetapi juga antara siswa dengan siswa, kelompok dengan kelompok, bahkan kelompok dengan guru. Hal itu juga diungkap oleh Solihatin (2008:5) keberhasilan belajar dengan model belajar bukan semata-mata ditentukan oleh kemapuan individu secara utuh, melainkan perolehan belajar itu akan semakin baik apabila dilakukan secara bersama-sama dalam kelompok-kelompok belajar kecil yang terstruktur dengan baik. Metode pembelajaran ini diharapkan mampu mengembangkan keaktifan, kekritisan, partisipasi siswa, serta keberhasilan siswa Model pembelajaran yang digunakan peneliti pada penelitian ini adalah model Two Stay Two Stray (TSTS). Model Two Stay Two Stray membagi siswa dalam kelompok belajar yang terdiri dari empat siswa,.

(27) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 4. setiap kelompok diberi tugas untuk berdiskusi tentang suatu permasalahanpermasalahan ekonomi yang harus mereka diskusikan duduk persoalannya hingga mendapatkan jawabannya. Setelah diskusi intrakelompok selesai, dua orang dari masing-masing kelompok meninggalkan kelompoknya untuk bertamu kepada kelompok yang lain. Anggota kelompok yang tidak mendapat tugas sebagai duta (tamu) mempunyai kewajiban menerima tamu dari suatu kelompok. Tugas tuan rumah adalah menyajikan hasil diskusinya kepada setiap tamu yang datang, sedangkan tugas dua duta atau tamu diwajibkan jalan-jalan (bertamu) ke kelompok lain dan mencari informasi sebanyak-banyaknya tentang materi yang didiskusikan oleh kelompok tersebut. Siswa yang bertugas sebagai tamu maupun penerima tamu mencocokkan dan membahas hasil kerja yang telah mereka diskusikan. Pemilihan model pembelajaran Two Stay Two Stray didasarkan pada kurangnya partisipasi siswa dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Ekonomi. Model ini melibatkan seluruh siswa melalui kelompok kecil yang dibentuk untuk memperlancar proses belajar sekaligus saling mengajarkan materi kepada teman sebaya. Kebanyakan siswa akan lebih mudah memahami materi pelajaran ketika belajar dengan teman sebaya daripada dengan guru. Model pembelajaran TSTS diharapkan mampu meningkatkan partisipasi siswa di kelas, sehingga siswa tidak hanya memiliki hasil belajar yang baik namun juga keterlibatan yang baik..

(28) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 5. B. Batasan Masalah Penerapan model pembelajaran kooperatif dapat diterapkan dalam pembelajaran Ekonomi. Peneliti hanya menggunakan model Two Stay Two Stray (TSTS) dengan tujuan untuk meningkatkan partisipasi siswa dan hasil belajar siswa kelas X di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta.. C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka peneliti membuat rumusan masalah pada penelitian ini 1. Bagaimana penerapan model pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS) untuk meningkatkan partisipasi belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi kelas X di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta ? 2. Bagaimana penerapan model pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS) untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi kelas X di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta ?. D. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk memaparkan penerapan model pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS) dalam meningkatkan partisipasi belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi kelas X di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta..

(29) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 6. 2. Untuk memaparkan penerapan model pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS) dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi kelas X di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta.. E. Manfaat Penelitian Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan yang telah diuraikan di atas, maka hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat antara lain: 1. Manfaat Teoritis Penulis berharap dari hasil penelitian ini dapat memperluas pengetahuan. dalam. bidang. pendidikan. tentang. penggunaan. pembelajaran kooperatif khususnya untuk model pembelajaran tipe Two Stay Two Stray (TSTS). Selain itu, dapat menambah wawasan dan informasi bagi guru maupun mahasiswa dalam lingkup pendidikan guna melakukan penelitian serupa. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Siswa Dengan penerapan model pembelajaran Two Stay Two Stray. (TSTS). diharapkan. dapat. membantu. siswa. untuk. meningkatkan partisipasi dan hasil belajar pada mata pelajaran Ekonomi. Selain itu, dapat melatih kerjasama antarkelompok untuk mencari suatu informasi dalam proses pembelajaran..

(30) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 7. b. Bagi Guru Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi guru dalam memilih model pembelajaran yang tepat untuk mencapai tujuan pembelajaran. Selain itu, memberikan informasi bagi guru dalam menyiapkan pembelajaran di kelas agar pembelajaran menjadi lebih inovatif. c. Bagi Sekolah Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dan referensi untuk pihak sekolah dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah. d. Bagi Peneliti Penelitian ini dapat memberikan pengalaman dan bekal bagi peneliti untuk masuk pendidikan.. Dapat. ke dunia kerja khususnya bidang. menambah. wawasan. peneliti. dalam. menganalisis masalah yang terdapat pada proses pembelajaran di kelas..

(31) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB II KAJIAN TEORI. A. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) 1. Pengertian PTK Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian praktis yang dimaksudkan untuk memperbaiki pembelajaran di kelas. Kusumah (2009:9) berpendapat penelitian tindakan kelas adalah penelitian tindakan yang dilakukan oleh guru di dalam kelas. Ebbut dalam Arifin (2011: 97) menjelaskan penelitian tindakan kelas suatu studi percobaan yang sistematis untuk memperbaiki praktik pendidikan dengan melibatkan kelompok partisipan (seorang guru) melalui tindakan pembelajaran dan refleksi mereka sebagai akibat dari tindakan tersebut. Sementara ahli lain, Suharsimi (2006:2-3) menyatakan PTK merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan pembelajaran berupa sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan. Berdasarkan pendapat tersebut,. dapat. disimpulkan bahwa penelitian. tindakan kelas. merupakan salah satu upaya guru atau praktisi melalui langkahlangkah yang disusun secara sistematis untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu pembelajaran di kelas.. 8.

(32) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 9. 2. Prinsip Dasar PTK PTK mempunyai beberapa prinsip yang perlu diperhatikan oleh guru maupun praktikan di kelas. Prinsip PTK menurut Kunandar (2011:67) adalah sebagai berikut: a. Tidak mengganggu proses belajar mengajar dan tugas mengajar. b. Tidak terlalu banyak menyita waktu. c. Metodologi yang digunakan harus tepat dan terpercaya. d. Masalah yang dihadapi benar-benar ada dan dihadapi guru. e. Memegang etika kerja (minta izin, membuat laporan, dan lainlain). f. PTK bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu proses belajar mengajar. g. PTK menjadi media guru untuk berpikir kritis dan sistematis. h. PTK menjadikan guru terbiasa melakukan aktivitas yang bernilai akademik dan ilmiah. i. PTK hendaknya dimulai dari permasalahan pembelajaran yang sederhana, kongkret, jelas, dan tajam. j. Pengumpulan data atau informasi dalam PTK tidak boleh menyita waktu dan terlalu rumit karena dikhawatirkan dapat mengganggu tugas utama guru sebagai pengajar dan pendidik.. 3. Karakteristik PTK Iskandar (2009:24-26) berpendapat PTK memiliki karakteristik yang agak berbeda dibandingkan dengan jenis penelitian yang lain. Karakteristik yang terdapat dalam PTK antara lain: a. Didasarkan pada masalah yang dihadapi guru. b. Terdapat kolaborasi dalam pelaksanaannya..

(33) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 10. c. Penelitian sekaligus sebagai praktisi yang melakukan tindakan refleksi. d. Bertujuan memperbaiki atau meningkatkan kualitas praktek instruksional. e. Dilaksanakan dalam serangkain langkah-langkah tertentu dengan beberapa siklus. Dari pendapat di atas, penulis menyimpulkan bahwa PTK memiliki karakteristik yakni memperbaiki pembelajaran, dilakukan dalam beberapa siklus, dan berdasarkan masalah yang dihadapi guru. 4. Manfaat PTK PTK merupakan jenis penelitian yang memberikan manfaat bagi guru sebagai pelaksanaan kegiatan pembelajaran di kelas. Menurut Suwandi (2010:16) PTK memiliki manfaat sebagai berikut: a. Guru dapat melakukan inovasi pembelajaran. b. Guru dapat meningkatkan kemampuan reflektifnya dan mampu memecahkan permasalahan pembelajaran yang muncul. c. Melalui PTK guru akan melatih mengembangkan secara kreatif kurikulum di kelas atau sekolah. d. Kemampuan reflektif guru serta keterlibatan guru dalam upaya inovasi dan pengembangan kurikulum pada akhirnya akan bermuara pada tercapainya peningkatan kemampuan profesionalisme guru. Dari pendapat di atas, penulis menyimpulkan bahwa PTK memiliki banyak manfaat baik untuk siswa, guru, sekolah, dan perbaikan kurikulum..

(34) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 11. 5. Tahap dan Model Pelaksanaan PTK Menurut. Kusumah. (2009:25). dalam. pelaksanaan. PTK. dibutuhkan tahapan: a.. Perencanaan (planning) yaitu perencanaan yang matang perlu dilakukan setelah kita mengetahui masalah dalam pembelajaran maka. peneliti. dapat. memutuskan. untuk. menyelesaikan. permasalahan tersebut melalui sebuah kegiatan penelitian. b. Tindakan (acting) yaitu perencanaan harus diwujudkan dengan adanya tindakan dari guru berupa solusi tindakan sebelumnya. Tentu peneliti haruslah berpedoman pada segala perencanaan yang dibuatnya. Segala kegiatannya terpantau dengan baik karena ini akan menjadi bagian dari data yang dikumpulkan. c. Pengamatan (observing) yaitu diadakan pengamatan atau observing yang diteliti terhadap proses pelaksanaannya. Ketika tindakan dilaksanakan di kelas oleh peneliti, maka tindakan-tindakan perbaikan yang dilakukannya harus diamati dengan seksama untuk melihat bagaimana hasil implementasi tindakan-tindakan tersebut. Pada proses ini nantinya akan dibutuhkan beragam instrumen pengumpul data. d. Refleksi (reflecting) yaitu tindakan yang dilakukan oleh guru berupa refleksi dan menyimpulkan apa yang telah terjadi dalam kelasnya. Melalui proses ini, maka akan muncul gagasan-gasan.

(35) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 12. baru untuk memulai siklus berikutnya dalam penelitian tindakan yang dilaksanakannya. Sedangkan menurut Arikunto dkk (2017:16) mengemukakan tahap PTK dengan bagan yang meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Gambar 2.1. Penelitian ini akan dilaksanakan sesuai dengan rancangan model Arikunto dengan dua siklus. Tahapan diawali dengan proses perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Jika hasil evaluasi yang lakuakan pada siklus I masih belum tuntas, maka akan dilakukan perbaikan pada siklus II dengan tahapan yang sama dengan siklus I..

(36) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 13. 6. Kelebihan dan Kekurangan PTK Berbicara mengenai kelebihan dan kelemahan PTK, Arifin (2011:107-108) mengemukakan beberapa kelebihan jika menggunakan PTK yang dilaksanakan di sekolah, yaitu: a. Hasil PTK yang dilakukan secara kolaboratif dapat dijadikan feedback bagi sistem pembelajaran dengan cara yang lebih substansional dan kritis. b. Mendorong guru untuk membagikan masalah pembelajaran terhadap pihak-pihak yang terkait. c. Dapat memberdayakan potensi guru. d. Menumbuhkan rasa memiliki dalam kelompok melalui kolaborasi tim dalam PTK. e. Menumbukan cara berpikir kritis, kreatif, sistematis, dan logis melalui interaksi terbuka. f. Adanya upaya saling mendorong dalam kerjasama tim. g. Meningkatnya kesepakatan melalui kerjasama secara demokratis dan dialogis. h. Menimbulkan adanya semangat dan motivasi kerja melalui dinamika kelompok. Dari kelebihan di atas, terdapat kelemahan dalam PTK, yaitu: a. Sulitnya mencapai keharmonisan kerjasama antara orang-orang yang memiliki latar belakang yang berbeda. b. Kurangnya pengetahuan peneliti dalam penggunaan metode penelitian. c. Kurangnya efisiensi waktu karena guru sebagai peneliti harus terlibat dalam proses tindakan sedangkan di lain pihak guru harus melaksanakan tugas rutin. d. Adanya tuntutan pemimpin kelompok untuk bertindak secara demokratis dan memiliki kepekaan tinggi terhadap kebutuhan anggota kelompoknya dalam situasi tertentu. e. Memiliki validitas dan reliabilitas yang rendah..

(37) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 14. B. Pembelajaran Kooperatif 1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif Sugiyanto (2010:37) berpendapat pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar. Cooperative learning merupakan kegiatan belajar siswa yang dilakukan secara berkelompok. Hal serupa dikatakan. Sanjaya. (2006:239). bahwa. model. pembelajaran. berkelompok adalah rangkaian kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa dalam kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran. yang. telah. dirumuskan.. Jadi. menurut. penulis,. pembelajaran kooperatif umumnya lebih menekankan pada diskusi kelompok yang sengaja dibentuk untuk memudahkan proses pembelajaran di dalam kelas. Menurut. Rusman. (2017:294). pembelajaran. kooperatif. merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari empat sampai enam orang dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen. Sedangkan, Sunal dan Hans dalam Isjoni (2009:15) mengemukakan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan suatu cara pendekatan atau serangkaian strategi yang khusus dirancang untuk.

(38) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 15. memberi dorongan kepada siswa agar bekerja sama selama proses pembelajaran. Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah metode pembelajaran yang memberikan kesempatan pada siswa untuk belajar secara berkelompok dengan saling mengutarakan pendapat masing-masing siswa untuk mencapai pemahaman materi pelajaran. 2. Ciri-Ciri Pembelajaran Kooperatif Isjoni (2009: 27) menyatakan terdapat beberapa ciri-ciri pembelajaran kooperatif sebagai berikut. a. Setiap anggota memiliki peran. b. Terjadi hubungan interaksi langsung di antara siswa. c. Setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas belajarnya dan juga teman-teman sekelompoknya. d. Guru membantu mengembangkan interpersonal kelompok.. keterampilan-keterampilan. e. Guru hanya berinteraksi dengan kelompok saat diperlukan.. 3. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Kooperatif Untuk mencapai keberhasilan kerja kelompok perlu dilakukan bermacam-macam usaha. Lie (2010: 32-35) berpendapat ada lima unsur dasar dalam pembelajaran kooperatif yang harus diterapkan, yaitu:.

(39) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 16. a. Saling Ketergantungan Positif Dalam. pembelajaran. kooperatif. keberhasilan. dalam. menyelesaikan tugas tergantung pada usaha yang dilakukan oleh kelompok tersebut. Untuk menciptakan kelompok kerja yang efektif, pengajar perlu menyusun tugas sedemikian rupa sehingga setiap anggota kelompok harus menyelesaikan tugasnya sendiri. b. Tanggung Jawab Perseorangan Keberhasilan kelompok sangat tergantung pada masingmasing anggota kelompoknya. Dalam model ini harus membuat persiapan dan menyusun tugas sedemikian rupa sehingga masingmasing anggota kelompok harus melaksanakan tanggung jawabnya sendiri agar tugas selanjutnya dapat dilaksanakan. Oleh karena itu, setiap anggota kelompok mempunyai tugas dan tanggung jawab yang harus dikerjakan dalam kelompok tersebut. c. Tatap Muka Kegiatan ini memberikan kesempatan yang luas kepada setiap anggota kelompok untuk bertatap muka melakukan interaksi dan diskusi. Inti dari sinergi ini adalah menghargai perbedaan, memanfaatkan kelebihan, dan mengisi kekurangan masing-masing. Para anggota kelompok perlu diberi kesempatan untuk saling mengenal dan menerima dalam kegiatan tatap muka dan interaksi pribadi..

(40) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 17. d. Komunikasi Antar Anggota Pada unsur ini mengharuskan agar pada pembelajaran dibekali dengan berbagai keterampilan komunikasi. Dalam hal ini hendaknya. seorang. pengajar. perlu. mengajarkan. cara-cara. berkomunikasi yang baik sebelum menugaskan siswa dalam diskusi kelompok. Keberhasilan suatu kelompok bergantung pada kesediaan para anggotanya untuk saling mendengarkan dan kemampuan dalam mengutarakan pendapatnya. e. Evaluasi Proses Kelompok Pada tahap ini pengajar perlu memberikan waktu khusus bagi kelompok untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerjasama kelompok. Tujuan dari kegiatan ini untuk mengevaluasi kerja kelompok agar pada pembelajaran selanjutnya dapat bekerjasama lebih efektif. 4. Prosedur Pembelajaran Kooperatif Menurut Rusman (2017:304) prosedur atau langkah-langkah dalam pembelajaran kooperatif meliputi empat tahap yaitu penjelasan materi, belajar kelompok, penilaian, dan pengakuan tim. Prosedur yang dimaksud yaitu: a. Dalam tahap penjelasan materi guru menyampaiakan pokok-pokok materi pembelajaran sebelum siswa belajar dalam kelompok. Tujuan utama tahap ini adalah pemahaman siswa terhadap pokok materi pembelajaran..

(41) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 18. b. Tahap belajar kelompok dilakukan setelah guru memberikan penjelasan materi, siswa bekerja dalam kelompok yang telah dibentuk sebelumnya. c. Penilaian dalam pembelajaran kooperatif bisa dilakukan melalui tes atau kuis yang dilakukan secara individu atau kelompok. d. Dalam pengakuan tim harus dipilih tim mana yang paling menonjol atau tim yang paling berprestasi untuk diberikan penghargaan atau hadiah dengan harapan dapat memotivasi tim untuk terus berprestasi lebih baik lagi. 5. Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran Kooperatif Menurut. Sudjana. (2009:. 249). pembelajaran. dengan. menggunakan metode pembelajaran kooperatif memiliki keunggulan, sebagai berikut: a. Siswa tidak terlalu tergantung pada guru, tetapi dapat menambah kemampuan berpikir menemukan informasi dari berbagai sumber dan belajar dari siswa. b. Mengembangkan kemampuan siswa mengungkapkan ide dengan kata-kata secara verbal dan membandingkan dengan ide-ide orang lain. c. Membantu setiap siswa lebih bertanggung jawab pada pelajaran. d. Mengembangkan kemampuan siswa untuk menguji ide pemahamannya, menerima umpan balik, dan memecahkan masalah tanpa rasa takut membuat kesalahan karena keputusan dibuat atas tanggung jawab kelompok. e. Meningkatkan kemampuan siswa menggunakan informasi dan meningkatkan kemampuan belajar secara abstrak menjadi nyata. f. Meningkatkan motivasi dan rangsangan untuk berpikir selama interaksi berlangsung..

(42) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 19. Kelemahan model pembelajaran kooperatif bersumber pada dua faktor, yaitu faktor dalam (intern) dan faktor luar (ekstern). Menurut Isjoni (2013: 36-37) faktor dari dalam yaitu: a. Guru harus mempersiapkan pembelajaran secara matang, disamping itu memerlukan lebih banyak tenaga, pemikiran, dan waktu. b. Agar proses pembelajaran berjalan dengan lanacar maka dibutuhkan dukungan fasilitas, alat, dan biaya yang cukup memadai. c. Selama kegiatan diskusi kelompok berlangsung, ada kecenderungan topik permasalahan yang sedang dibahas meluas sehingga banyak yang tidak sesuai dengan waktu yang ditentukan. d. Saat diskusi kelas, terkadang didominasi seseorang, hal ini mengakibatkan siswa yang lain menjadi pasif. Dari pendapat di atas, inti dari keunggulan pembelajaran kooperatif menurut penulis yaitu melatih siswa agar tidak bergantung pada guru, mengembangkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi, melatih tanggungjawab siswa, meningkatkan kemampuan belajar siswa dalam menggunakan informasi, dan menumbuhkan motifasi siswa. Sedangkan kelemahan pembelajar ini yaitu perlu kesiapan yang matang,. harus. didukung. dengan. fasilitas. yang. memadai,. kecenderungan topik permasalahan yang dibahas menjadi luas membuat waktu banyak terbuang, dan dapat menjadikan siswa menjadi pasif karena didominasi oleh seseorang..

(43) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 20. C. Model Pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS) 1. Pengertian Model TSTS Pembelajaran kooperatif tipe TSTS dikembangkan oleh Spencer Kagan tahun 1992. Lie (2010:61) berpendapat teknik ini dapat digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkat usia anak didik. Menurut ahli lain Huda (2013:207) TSTS merupakan sistem pembelajaran kelompok yang memiliki tujuan membuat siswa saling. bekerjasama,. bertanggung. jawab,. saling. membantu. memecahkan masalah, dan saling mendorong satu sama lain untuk berprestasi. Selain itu, metode ini dapat membantu melatih siswa bersosialisasi dengan baik kepada semasa. Dari pernyataan di atas, penulis menyimpulkan bahwa model TSTS merupakan model pembelajaran yang dapat digunakan untuk semua usia anak didik. Model TSTS ini juga berguna untuk siswa dalam meningkatkan kerjasama antar kelompok dan melatih interaksi dengan siswa lain dalam proses pembelajaran. 2. Langkah-langkah Pembelajaran TSTS Dalam buku Suprijono (2009: 93-94) menjelaskan langkahlangkah penerapan prosedur pembelajaran tipe TSTS, yaitu: 1. Pembelajaran model ini diawali dengan pembagian kelompok. Setelah kelompok terbentuk, guru memberikan tugas berupa.

(44) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 21. permasalahan-permasalahan. yang. harus. mereka. diskusikan. jawabannya. 2. Setelah diskusi intra kelompok selesai, dua orang dari setiap kelompok meninggalkan kelompoknya untuk bertamu ke kelompok lain. Tugas mereka mencari informasi dari kelompok yang mereka datangi. 3. Anggota kelompok yang tidak bertugas sebagai tamu mempunyai kewajiban menerima tamu dari suatu kelompok. Tugas mereka adalah menyajikan hasil kerja kelompoknya kepada tamu tersebut. 4. Dua orang yang bertamu kembali ke kelompoknya masing-masing setelah mereka mendapatkan informasi dari semua kelompok. 5. Setelah kembali ke kelompok asal, anggota kelompok yang bertugas sebagai tamu maupun penerima tamu mencocokkan dan membahas hasil kerja yang mereka tunaikan. 3. Tahapan-Tahapan TSTS Dalam pelaksanaan suatu model pembelajaran dibutuhkan tahap-tahap yang jelas agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik. Menurut Shoimin (2014:223-224) tahap-tahap dalam model pembelajaran ini yaitu: a. Persiapan Pada tahap ini, hal yang dilakukan membuat silabus, sistem penilaian, desain pembelajaran, menyiapkan tugas siswa, dan.

(45) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 22. membagi siswa menjadi beberapa kelompok dengan masingmasing beranggota 4 siswa. Setiap anggota kelompok harus heterogen berdasarkan prestasi akademik siswa dan suku. b. Presentasi Guru Pada tahap ini, guru menyampaikan indikator pembelajaran dan menjelaskan materi sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah dibuat. c. Kegiatan Kelompok Pada kegiatan ini pembelajaran menggunakan lembar kegiatan yang berisi tugas-tugas yang harus dipelajari oleh siswa dalam kelompok. Setelah menerima lembar kegiatan diskusi, siswa mempelajarinya dalam kelompok kecil. Masing-masing kelompok menyelesaikan atau memecahkan masalah yang diberikan dengan cara mereka sendiri. Kemudian 2 dari 4 anggota dari masingmasing kelompok meninggalkan kelompoknya dan bertamu ke kelompok lain, sementara 2 anggota yang tinggal dalam kelompok bertugas menyampaikan hasil kerja dan informasi mereka ke tamu. Setelah memperoleh informasi dari 2 anggota yang tinggal, tamu mohon diri untuk kembali ke kelompok masing-masing untuk melaporkan temuannya serta mencocokkan dan membahas hasil kerja mereka..

(46) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 23. d. Formalisasi Setelah belajar dalam kelompok dan menyelesaikan permasalahan yang diberikan, kelompok mempresentasikan hasil diskusi. untuk. dikomunikasikan dengan kelompok. lainnya.. Kemudian guru membahas dan mengarahkan siswa ke bentuk formal. e. Evaluasi Kelompok dan Penghargaan Tahap evaluasi dilakukan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan siswa memahami materi yang telah diperoleh dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif model TSTS. Masing-masing siswa diberi kuis yang berisi pertanyaanpertanyaan dari hasil pembelajaran dengan model TSTS. Selanjutnya. pemberian. penghargaan. kelompok. yang. guna. meningkatkan motivasi siswa. 4. Kelebihan dan Kekurangan TSTS Dalam penerapan strategi pembelajaran berkelompok pasti memiliki kekurangan dan kelebihan. Pendapat tersebut dikemukakan oleh Shoimin (2014:225) adapun kelebihan strategi TSTS adalah sebagai berikut: a. Mudah dipecah menjadi berpasangan. b. Lebih banyak tugas yang dapat dilakukan. c. Guru mudah dalam memonitor para siswa dalam kelompok..

(47) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 24. d. Dapat diterapkan pada semua kelas/tingkatan. e. Kecenderungan belajar siswa menjadi lebih bermakna. f. Menambah kekompakan dan rasa percaya diri siswa. g. Siswa berani mengungkapkan pendapatnya dan kemampuan berbicara siswa dapat ditingkatkan. h. Membantu meningkatkan prestasi belajar siswa. Lebih lanjut Shoimin berpendapat mengenai kekurangan dari model pembelajaran tipe TSTS sebagai berikut: a. Membutuhkan lebih banyak waktu. b. Siswa cenderung tidak mau belajar dalam kelompok. c. Bagi guru, membutuhkan banyak persiapan (materi, dana, dan tenaga). d. Membutuhkan sosialisasi yang lebih baik. e. Jumlah genap dapat menyulitkan pembentukan kelompok. f. Siswa mudah melepaskan diri dari keterlibatan dan tikan memperhatikan guru.. D. Partisipasi 1. Pengertian Partisipasi Dalam buku Suryosubroto (2002:278) berpendapat partisipasi berasal dari bahasa Inggris yaitu participation yang merupakan pengambilan bagian atau pengikut sertaan. Menurut Keit Davis dalam Suryosubroto (2002:279) menyatakan bahwa partisipasi adalah keterlibatan mental dan emosi seseorang untuk pencapaian tujuan dan ikut bertanggung jawab di dalamnya. Hal senada dipaparkan oleh Moelyarto Tjokrowinoto dalam Suryosubroto (2002:278) bahwa.

(48) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 25. partisipasi adalah penyertaan mental dan emosi seseorang dalam situasi kelompok yang mendorong mereka untuk mengembangkan daya pikir dan perasaan mereka bagi tercapainya tujuan-tujuan bersama serta bertanggung jawab terhadap tujuan tersebut. Dari definisi di atas, penulis menyimpulkan bahwa partisipasi siswa berarti keterlibatan mental, emosi serta fisik siswa dalam memberikan respon terhadap kegiatan proses belajar mengajar. Partisipasi. siswa. dalam. pembelajaran. sangat. penting. untuk. menciptakan pemebalajarn yang aktif dan menyenangkan sehingga tujuan pembelajaran yang sudah direncanakan dapat tercapai. 2. Partisipasi Siswa dalam Pembelajaran Belajar merupakan proses interaksi yang terjadi antara siswa dengan lingkungannya. Untuk mencapai hasil belajar yang optimal perlu keterlibatan atau partisipasi dari siswa dalam pembelajaran. Keterlibatan siswa merupakan hal yang sangat penting untuk menentukan keberhasilan pembelajaran. Gagne dan Briggs dalam Yamin (2007:83) menjelaskan sembilan aspek kegiatan yang dilakukan di kelas untuk menumbuhkan partisipasi siswa, di antaranya: a. Memberikan motivasi atau menarik perhatian siswa sehingga mereka berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran. b. Menjelaskan tujuan instruksional (kemampuan dasar) kepada siswa. c. Mengingatkan kompetensi prasyarat. d. Memberikan stimulasi (masalah, topik, dan konsep) yang akan dipelajari..

(49) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 26. e. Memberikan petunjuk kepada siswa cara mempelajarinya. f. Memunculkan aktivitas, partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran. g. Memberikan umpan balik (feed back). h. Melakukan tagihan-tagihan terhadap siswa berupa tes, sehingga kemampuan siswa selalu terpantau dan terukur. i. Menyimpulkan setiap materi yang disampaikan diakhir pelajaran. Dari uraian di atas, disimpulkan bahwa salah satu yang dapat menumbuhkan partisipasi siswa di kelas dengan pemberian motivasi yang diberikan oleh guru. Dibutuhkan keterampilan guru dalam menumbuhkan partisipasi siswa. Partisipasi juga timbul dari interaksi yang dilakukan oleh siswa dengan siswa ataupun siswa dengan guru. Berbagai macam partisipasi siswa akan mempengaruhi proses pembelajaran itu sendiri, di mana dengan partisipasi yang tinggi akan tercipta suasana pembelajaran yang efektif. 3. Indikator atau Keberhasilan Partisipasi Menurut Sudjana (2009:61) keberhasilan partisipasi siswa dapat dilihat dalam hal sebagai berikut: a. Turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya. b. Terlibat dalam pemecahan masalah. c. Bertanya kepada siswa lain atau guru apabila tidak memahami persoalan yang dihadapinya. d. Berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk pemecahan masalah. e. Melaksanakan diskusi kelompok sesuai dengan petunjuk guru. f. Menilai kemampuan dirinya dan hasil yang diperolehnya. g. Melatih diri dalam memecahkan soal atau masalah yang sejenis..

(50) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 27. h. Kesempatan menggunakan atau menerapkan apa yang diperoleh siswa dalam menyelesaikan tugas atau persoalan yang dihadapinya. Berbicara mengenai kegiatan partisispasi, Paul D.Dierich dalam Yamin (2007:85) mengkategorikan kegiatan partisipasi dalam proses pembelajaran adalah sebagai berikut: a. Kegiatan-kegiatan visual Membaca, melihat gambar-gambar, mengamati eksperimen, demonstrasi, dan mengamati orang lain bekerja atau bermain. b. Kegiatan-kegiatan lisan (oral) Mengemukakan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan suatu tujuan, mengajukan suatu pertanyaan, memberi saran, mengemukakan pendapat, wawancara, diskusi, dan interupsi. c. Kegiatan-kegiatan mendengarkan Mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok, mendengarkan suatu permaianan, dan mendengarkan radio. d. Kegiatan-kegiatan menulis Menulis cerita, menulis laporan, memeriksa karangan, membuat rangkuman, mengerjakan tes, dan mengisikan angket. e. Kegiatan-kegiatan menggambar Menggambar, membuat grafik, chart, diagram peta dan pola. f. Kegiatan metrik Melakukan percobaan, memilih alat-alat, melaksanakan pemeran, menari dan berkebun. g. Kegiatan-kegiatan mental Merenungkan, mengingatkan, memecahkan masalah, menganalisis faktor-faktor, melihat hubungan-hubungan, dan membuat keputusan. h. Kegiatan-kegiatan emosional Minat, membedakan, berani, tenang, dan lain-lain. Kegiatankegiatan dalam kelompok ini terdapat dalam semua jenis kegiatan overlap satu sama lain..

(51) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 28. Berdasarkan uraian di atas, penulis menyimpulkan bahwa partisipasi siswa dapat diamati melalui kegiatan-kegiatan seperti visual, lisan, mendengarkan, menulis, metrik, mental, mental, dan emosional. Partisipasi merupakan keikutsertaan siswa dalam proses pembelajaran yang meliputi menerima respon dari luar, menanggapi suatu masalah, berusaha mencari informasi guna pemecahan masalah, dan menjawab suatu masalah yang sedang dibahas. Partisipasi siswa dalam pembelajaran sangat penting untuk menciptakan pembelajaran yang aktif,. kreatif,. dan. menyenangkan.. Dengan. demikian. tujuan. pembelajaran yang sudah direncanakan dapat tercapai.. E. Hasil Belajar 1. Pengertian Dalam buku Rusman (2017:129) berpendapat bahwa hasil belajar adalah sejumlah pengalaman yang diperoleh siswa yang mencangkup ranah konitif, afektif, dan psikomotorik. Belajar tidak hanya penguasaan konsep teori mata pelajaran saja, tetapi juga penguasaan kebiasaan, persepsi, kesenangan, minat-bakat, penyesuain sosial, jenis-jenis keterampilan, cita-cita, dan harapan. Menurut Hamalik dalam Rusman (2017:130) menyatakan bahawa hasil belajar itu dapat terlihat dari terjadinya perubahan dari presepsi dan perilaku, termasuk juga perbaikan perilaku. Hal senada juga dikemukakan oleh.

(52) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 29. Amri (2013:24) bahwa belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi individu dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Jadi. penulis. menyimplkan. bahwa. hasil. belajar. adalah. kemampuan yang relatif menetap yang dimiliki oleh siswa akibat dari pengalaman belajarnya. Belajar merupakan proses yang kompleks dan terjadinya perubahan prilaku saat proses belajar diamati pada perubahan perilaku siswa setelah dilakukan penilaian. Seorang guru harus dapat mengamati terjadinya perubahan tingkah laku tersebut setelah dilakukan penilaian. Tolok ukur keberhasilan siswa biasanya berupa nilai yang diperolehnya. Nilai tersebut diperoleh setelah siswa melakukan proses belajar dalam jangka waktu tertentu dan selanjutnya mengikuti tes akhir. Kemudian dari tes itu guru dapat menentukan hasil belajarnya. 2. Faktor-Faktor Hasil Belajar Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar menurut Amri (2013:25) adalah: a. Faktor Internal 1) Faktor Jasmani Secara umum, kondisi jasmani seperti kesehatan yang prima dan tidak mengalami cacat tubuh semuanya akan.

(53) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 30. membantu dalam proses dan hasil belajar. Hal-hal tersebut dapat mempengaruhi siswa dalam menerima materi pelajaran. 2) Faktor Psikologis Setiap siswa pada dasarnya memiliki kondisi psikologis yang berbeda-beda, hal ini tentunya berpengaruh terhadap hasil belajar. Beberapa faktor psikologis meliputi intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, motivasi, dan kelelahan. b. Faktor Eksternal a. Faktor Keluarga Faktor ini berasal dari lingkungan keluarga seperti cara orangtua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orangtua, dan latar belakang kebudayaan. Lingkungan keluarga yang baik dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa di sekolah. b. Faktor Sekolah Faktor ini berada di lingkungan sekolah yang berhubungan langsung dengan siswa. Faktor ini meliputi metode mengajar, kurikulum, relasi antara guru dan siswa, relasi antar siswa, disiplin sekolah, standar pelajaran, waktu, keadaan gedung, metode belajar, dan tugas rumah..

(54) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 31. c. Faktor Masyarakat Faktor ini berkaitan dengan lingkungan masyarakat diluar sekolah dan keluarga. Faktor ini meliputi kegiatan siswa dalam masyarakat, teman bergaul, bentuk kehidupan dalam masyarakat, dan media massa. 3. Pengukuran Hasil Belajar Hasil belajar siswa dapat diketahui, dinilai, dan diukur dengan menggunakan evaluasi. Dalam Arikunto (2017: 19) fungsi evaluasi untuk mengetahui sejauh mana suatu program berhasil diterapkan. Evaluasi merupakan pengumpulan kenyataan secara sistematis untuk menetapkan apakah dalam kenyataan terjadi perubahan dalam diri siswa dan menetapkan sejauh mana tingkat perubahan dalam diri siswa. Pengukuran hasil belajar dapat dilakukan melalui tes yang diberikan kepada siswa. Tes pada umumnya digunakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar siswa, terutama hasil belajar kognitif berkenaan dengan penggunaan bahan pengajaran sesuai dengan tujuan pendidikan dan pengajaran. Sudjana (2009:35) menyatakan pengertian tes adalah pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kepada siswa untuk mendapat jawaban dari siswa dalam bentuk lisan (tes lisan), dalam bentuk tulisan (tes tulisan), atau dalam bentuk perbuatan (tes tindakan). Siswa dapat mengingat kembali materi pada pertemuan sebelumnya dengan menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru..

(55) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 32. F. Pembelajaran Ekonomi SMA Sistem ekonomi merupakan standar kompetensi pada mata pelajaran Ekonomi kelas X. Standar kompetensi ini diajarkan pada semester ganjil tahun ajaran 2018/2019. Pemilihan materi berdasarkan silabus yang sedang digunakan sekolah dan perkiraan waktu penelitian di sekolah.. G. Hasil Penelitian yang Relevan Penelitian sejenis pernah dilakukan oleh Nining Sugiarti pada tahun 2015 yang berjudul “Penerapan Metode Pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS) Pada Materi Sistem Imun dalam Meningkatkan Minat dan Hasil Belajar Siswa Kelas XI MIA 1 SMA N 1 Prambanan Sleman Yogyakarta”. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada aspek afektif siswa pada siklus I memiliki kategori tinggi sebesar 44,44%, kategori sedang sebesar 55,56%, dan kategori rendah 0%. Sedangkan siklus II meningkat menjadi 88,89% dengan kategori tinggi dan 11,11% kategori sedang. Ketercapaian KKM siklus I yaitu 11,11% sedangkan pada siklus II sebesar 77,78%. Peningkatan juga terlihat pada nilai rata-rata siswa pada sikus I sebesar 46,05 menjadi 74,76 pada siklus II. Minat siswa di akhir siklus II diperoleh hasil dengan kriteria sedang sebesar 59,26% dan kategori tinggi sebesar 40,74%..

(56) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 33. H. Kerangka Berpikir PTK merupakan suatu tindakan yang diterapakan untuk membantu guru dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapi siswa. Kegiatan ini terdiri dari perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Penerapan PTK dilaksanakan karena ditemukan masalah pada proses belajar mengajar, kemudian dilakukan perbaikan berupa tindakan yang sengaja dimunculkan. Metode pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pengajaran di mana siswa belajar dalam kelompok-kelompok kecil yang memiliki tingkat kemampuan berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompok, anggota saling kerjasama dan membantu untuk memahami suatu bahan pembelajaran. Tujuan metode pembelajaran kooperatif adalah mencapai prestasi akademik, toleransi menerima keragaman,. meningkatkan. kemampuan. berpikir. kreatif,. dan. pengembangan keterampilan sosial. Model TSTS merupakan salah satu tipe metode kooperatif yang mengutamakan kerja sama kelompok untuk mencapai tujuan bersama. Model ini juga merupakan pendekatan kolaboratif di mana siswa didorong untuk mampu menerima orang lain, membantu orang lain, menghadapi tantangan, dan bekerja dalam tim. Model TSTS membagi siswa dalam kelompok belajar yang terdiri dari empat siswa, setiap kelompok diberi tugas untuk berdiskusi tentang suatu permasalahan-permasalahan ekonomi yang harus.

(57) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 34. mereka diskusikan jawabannya. Setelah diskusi intrakelompok selesai, dua orang dari masing-masing kelompok meninggalkan kelompoknya untuk bertamu kepada kelompok yang lain. Anggota kelompok yang tidak mendapat tugas sebagai duta (tamu) mempunyai kewajiban menerima tamu dari suatu kelompok. Tugas tuan rumah adalah menyajikan hasil diskusinya kepada setiap tamu yang datang, sedangkan tugas dua duta atau tamu diwajibkan jalan-jalan (bertamu) ke kelompok lain dan mencari informasi sebanyak-banyaknya tentang materi yang didiskusikan oleh kelompok tersebut. Setelah dirasa cukup mendapatkan informasi, anggota kelompok yang jalan-jalan bertugas untuk menyebarkan informasi yang diterimanya dari kelompok lain ke anggota dari kelompoknya sendiri. Siswa yang bertugas sebagai tamu maupun penerima tamu mencocokkan dan membahas hasil kerja yang telah mereka diskusikan. Sebelum melaksanakan proses pembelajaran menggunakan model TSTS, peneliti harus mengetahui kondisi awal siswa dalam pembelajaran ekonomi di kelas X. Hal ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana tingkat partisipasi siswa dalam proses pembelajaran ekonomi. Dalam penerapannya, peneliti bekerjasama dengan guru untuk melaksanakan model pembelajaran TSTS. Model ini menerapkan dua siklus yang terdiri dari perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Dalam pelaksanaannya secara tidak langsung mengarahkan siswa.

(58) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 35. untuk berpartisipasi dalam kegiatan belajar. Selain itu, dengan metode ini siswa tidak hanya menerima informasi yang disajikan guru melainkan siswa belajar dari temannya sekaligus berkesempatan untuk menyampaikan informasi yang didapat kepada temannya. Diharapkan setelah menggunakan model TSTS ini dapat membantu meningkatkan partisipasi dan hasil belajar dalam pembelajaran ekonomi.. I. Pertanyaan Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti memiliki beberapa pertanyaan antara lain: 1. Berapakan persentase rata-rata peningkatan partisipasi siswa sebelum dan sesudah menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TSTS ? 2. Berapakan persentase rata-rata peningkatan hasil belajar siswa sebelum dan sesudah menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TSTS ? 3. Berapakah persentase rata-rata peningkatan partisipasi dari hasil perbandingan siklus I dan sikus II ? 4. Berapakah persentase rata-rata peningkatan hasil belajar dari hasil perbandingan siklus I dan sikus II ? 5. Berapa jumlah siswa yang lulus KKM setelah menerapkan model pembelajaran kooperatif model TSTS pada siklus I dan siklus II ?.

(59) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Jenis penelitian adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK merupakan suatu upaya untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu pembelajaran di kelas dengan memberikan suatu tindakan yang sengaja dimunculkan. Menurut Hopkins dalam Arifin (2011:97) menyatakan penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang menggabungkan prosedur penelitian dengan tindakan substansif yaitu usaha/tindakan seseorang untuk memahami apa yang sedang terjadi dengan melibatkan diri dalam proses perbaikan. Melalui penelitian ini diharapkan terdapat peningkatan partisipasi dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ekonomi menggunakan metode pembelajaran kooperatif. Alasan memilih model pembelajaran kooperatif karena model ini menggunakan pendekatan yang berfokus pada kelompok kecil untuk saling bekerjasama dalam memaksimalkan kondisi belajar dan tercapainya hasil belajar yang ditetapkan.. B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta yang beralamat di Jalan Panembahan Senopati Nomor 18, Prawirodirjan, 36.

(60) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 37. Gondomanan, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta. Waktu pelaksanaan penelitian pada bulan Agustus hingga September 2018.. C. Subjek dan Objek Penelitian Subjek pada penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Pangudi Luhur Yogyakarta dengan kemampuan akademik siswa yang berbeda dan bersifat heterogen. Sedangkan, objek penelitian ini yaitu penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TSTS untuk meningkatkan partisipasi dan hasil belajar pada mata pelajaran ekonomi.. D. Prosedur Penelitian PTK terdiri dari dua tahapan yaitu tahap pra penelitian dan pelaksanaan tindakan pembelajaran. Adapun tahapan penelitian yang akan dilakukan yaitu: 1. Pra Penelitian Kegiatan pra penelitian merupakan kegiatan awal sebelum penelitian dimulai. Hal ini bertujuan untuk memudahkan peneliti mengenal objek penelitian sehingga penelitian yang akan dilakukan dapat berjalan dengan lancar. Selain itu peneliti juga memperoleh datadata awal dan kondisi kelas untuk membantu kegiatan penelitian yang.

(61) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 38. akan dilaksanakan. Dalam kegiatan pra penelitian mencangkup beberapa hal, yaitu: a. Wawancara Guru dan Siswa Kegiatan ini meliputi wawancara pada guru maupun siswa terkait. penerapan. model. pembelajaran. TSTS.. Wawancara. dilakukan dengan guru yang mengampu mata pelajaran ekonomi guna memperoleh informasi mengenai partisipasi dan hasil belajar siswa. Selain itu, wawancara bertujuan untuk mengetahui masalahmasalah. yang dihadapi guru ketika proses pembelajaran.. Wawancara juga akan dilakukan terhadap beberapa siswa. Wawancara siswa bertujuan untuk mengetahui permasalahan yang dirasakan oleh siswa selama proses pembelajaran. b. Observasi Guru dan Siswa Observasi guru dan siswa dilakukan untuk membantu peneliti mengetahui gambaran umum situasi awal di kelas. Observasi ini meliputi pengamatan aktivitas guru dan siswa. Tujuan observasi guru yaitu mengamati metode pengajaran guru, penguasaan materi, dan pengelolaan kelas. Sedangkan tujuan dari observasi siswa untuk mengamati partisipasi siswa sebelum dan sesudah penerapan model pembelajaran tipe TSTS. Kegiatan observasi dilakukan saat guru melaksanakan proses pembelajaran bersama siswa..

(62) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 39. c. Observasi Keadaan Kelas Observasi keadaan kelas dilakukan pada pengamatan keadaan fisik kelas, fasilitas kelas, manajemen kelas, kebersihan kelas, tata letak, dan kelayakan alat-alat penunjang pembelajaran. Observasi ini bertujuan untuk menyesuaikan rencana penggunaan model pembelajaran kooperatif yang akan diterapkan. d. Kuesioner Kuesioner digunakan untuk mengambil data partisispasi siswa selama penerapan PTK. Hal ini dilakukan dengan membagikan lembar kuesioner kepada seluruh siswa seusai proses pembelajaran. Kuesioner memuat tentang pernyataan-pernyataan yang disusun sesuai dengan indikator. Melalui kuesioner akan didapatkan data yang lebih akurat mengenai partisipasi siswa selain pengamatan oleh peneliti. 2. Pelaksanaan Penelitian Penelitian yang akan dilaksanakan dalam siklus I dan siklus II, adapun uraian kegiataannya meliputi: a. Siklus I 1) Perencanaan Pada tahap ini kegiatan pelaksanaan yang akan dilaksanakan meliputi:.

(63) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 40. a) Menyusun perangkat pembelajaran Penyusunan pembelajaran dibuat oleh peneliti melalui kerjasama Pelaksanaan. dengan. guru. untuk. Pembelajaran. membuat. (RPP). dengan. Rencana model. pembelajaran TSTS, modul/handout materi, dan soal-soal diskusi beserta lembar jawaban. b) Menyusun instrumen pengumpulan data Penyusunan instrumen pengumpulan data berupa lembar observasi guru, lembar observasi siswa, lembar observasi kelas, kuesioner atau angket partisipasi, soal post test siklus I, lembar refleksi guru, lembar refleksi siswa, panduan wawancara guru, dan panduan wawancara siswa. c) Pembagian kelompok Pada tahap ini peneliti dan guru saling bekerjasama mengelompokkan siswa secara heterogen berdasarkan prestasi dan kemampuan siswa. Peneliti membagi siswa dalam kelompok kecil yang beranggota 4 siswa. b. Pelaksanaan Tindakan (Acting) Kegiatan yang dilakukan pada tahap pelaksanaan tindakan dengan model pembelajaran TSTS diuraikan menjadi :.

(64) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 41. 1) Kegiatan Awal (a) Guru membuka pelajaran. (b) Guru melakukan kegiatan aprepsepsi. (c) Guru memeriksa kesiapan belajar siswa. (d) Guru menyampaikan kompetensi dasar yang akan dicapai dan rencana kegiatan dengan pembelajaran kooperatif tipe TSTS. 2) Kegiatan Inti (a) Guru menjelaskan materi pelajaran ekonomi dengan presentasi menggunakan media power point. (b) Siswa masuk dalam kelompok-kelompok yang telah ditentukan dan melakukan diskusi. (c) Siswa diberikan media pembelajaran tipe TSTS dan soal latihan, kemudian siswa mendiskusikan jawaban dari setiap soal yang ada. (d) Siswa diwajibkan mengirim 2 anggota dari masing-masing kelompok untuk meninggalkan kelompoknya dan bertamu ke kelompok yang lain, sementara 2 anggota yang tinggal dalam kelompok bertugas menyampaikan hasil kerja dan informasi mereka ke tamu. (e) Setelah siswa memperoleh informasi dari 2 anggota yang tinggal, tamu mohon diri kemudian kembali ke kelompok.

Referensi

Dokumen terkait

The objective of this research is to find out if there is any significant difference of English speaking ability between boarding and non-boarding school of the

Dari mayoritas responden yaitu sebanyak 61.18% yang memberikan penilaian baik terhadap pelayanan yang dirasakan pelanggan tersebut artinya bahwa, pelanggan menilai

kata menjadi kata “pisang goreng” dengan bantuan guru Anak mampu melihat video proses pertumbuhan pisang dan menyusun kartu. kata menjadi kata “pisang goreng” tanpa

Dalam penelitian ini, metode WebQual yang digunakan adalah WebQual versi 4.0 yang telah dimodifikasi dengan menambahkan dimensi kualitas antarmuka pengguna (user

This paper deals with the problem of determining the economic order quantity (EOQ) for deteriorating items in the fuzzy sense where delay in payments for retailer and customer

Dengan demikian ciri dari pertanyaan atau penugasan berbentuk pemecahan masalah adalah: (1) ada tantangan dalam materi tugas atau soal, (2) masalah tidak dapat diselesaikan

Dapat disimpulkan bahwa ada hubungan kegiatan melipat kertas dengan kreativitas anak terbukti adanya peningkatan dari minggu pertama sampai minggu keenam dalam semua aspek

Dalam rangka memecahkan perilaku yang menyimpang dari para aktor pemegang peran baik itu lembaga pelaksana aturan, pengelola parkir, petugas parkir dan pengguna jasa