BAB II. KAJIAN TEORI
A. Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
1. Pengertian PTK
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian praktis
yang dimaksudkan untuk memperbaiki pembelajaran di kelas.
Kusumah (2009:9) berpendapat penelitian tindakan kelas adalah
penelitian tindakan yang dilakukan oleh guru di dalam kelas. Ebbut
dalam Arifin (2011: 97) menjelaskan penelitian tindakan kelas suatu
studi percobaan yang sistematis untuk memperbaiki praktik pendidikan
dengan melibatkan kelompok partisipan (seorang guru) melalui
tindakan pembelajaran dan refleksi mereka sebagai akibat dari
tindakan tersebut. Sementara ahli lain, Suharsimi (2006:2-3)
menyatakan PTK merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan
pembelajaran berupa sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan dan
terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan. Berdasarkan pendapat
tersebut, dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas
merupakan salah satu upaya guru atau praktisi melalui
langkah-langkah yang disusun secara sistematis untuk memperbaiki atau
2. Prinsip Dasar PTK
PTK mempunyai beberapa prinsip yang perlu diperhatikan oleh
guru maupun praktikan di kelas. Prinsip PTK menurut Kunandar
(2011:67) adalah sebagai berikut:
a. Tidak mengganggu proses belajar mengajar dan tugas mengajar. b. Tidak terlalu banyak menyita waktu.
c. Metodologi yang digunakan harus tepat dan terpercaya. d. Masalah yang dihadapi benar-benar ada dan dihadapi guru.
e. Memegang etika kerja (minta izin, membuat laporan, dan lain-lain).
f. PTK bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu proses belajar mengajar.
g. PTK menjadi media guru untuk berpikir kritis dan sistematis. h. PTK menjadikan guru terbiasa melakukan aktivitas yang bernilai
akademik dan ilmiah.
i. PTK hendaknya dimulai dari permasalahan pembelajaran yang sederhana, kongkret, jelas, dan tajam.
j. Pengumpulan data atau informasi dalam PTK tidak boleh menyita waktu dan terlalu rumit karena dikhawatirkan dapat mengganggu tugas utama guru sebagai pengajar dan pendidik.
3. Karakteristik PTK
Iskandar (2009:24-26) berpendapat PTK memiliki karakteristik
yang agak berbeda dibandingkan dengan jenis penelitian yang lain.
Karakteristik yang terdapat dalam PTK antara lain:
a. Didasarkan pada masalah yang dihadapi guru. b. Terdapat kolaborasi dalam pelaksanaannya.
c. Penelitian sekaligus sebagai praktisi yang melakukan tindakan refleksi.
d. Bertujuan memperbaiki atau meningkatkan kualitas praktek instruksional.
e. Dilaksanakan dalam serangkain langkah-langkah tertentu dengan beberapa siklus.
Dari pendapat di atas, penulis menyimpulkan bahwa PTK
memiliki karakteristik yakni memperbaiki pembelajaran, dilakukan
dalam beberapa siklus, dan berdasarkan masalah yang dihadapi guru.
4. Manfaat PTK
PTK merupakan jenis penelitian yang memberikan manfaat
bagi guru sebagai pelaksanaan kegiatan pembelajaran di kelas.
Menurut Suwandi (2010:16) PTK memiliki manfaat sebagai berikut:
a. Guru dapat melakukan inovasi pembelajaran.
b. Guru dapat meningkatkan kemampuan reflektifnya dan mampu memecahkan permasalahan pembelajaran yang muncul.
c. Melalui PTK guru akan melatih mengembangkan secara kreatif kurikulum di kelas atau sekolah.
d. Kemampuan reflektif guru serta keterlibatan guru dalam upaya inovasi dan pengembangan kurikulum pada akhirnya akan bermuara pada tercapainya peningkatan kemampuan profesionalisme guru.
Dari pendapat di atas, penulis menyimpulkan bahwa PTK
memiliki banyak manfaat baik untuk siswa, guru, sekolah, dan
5. Tahap dan Model Pelaksanaan PTK
Menurut Kusumah (2009:25) dalam pelaksanaan PTK
dibutuhkan tahapan:
a. Perencanaan (planning) yaitu perencanaan yang matang perlu
dilakukan setelah kita mengetahui masalah dalam pembelajaran
maka peneliti dapat memutuskan untuk menyelesaikan
permasalahan tersebut melalui sebuah kegiatan penelitian.
b. Tindakan (acting) yaitu perencanaan harus diwujudkan dengan
adanya tindakan dari guru berupa solusi tindakan sebelumnya.
Tentu peneliti haruslah berpedoman pada segala perencanaan yang
dibuatnya. Segala kegiatannya terpantau dengan baik karena ini
akan menjadi bagian dari data yang dikumpulkan.
c. Pengamatan (observing) yaitu diadakan pengamatan atau observing
yang diteliti terhadap proses pelaksanaannya. Ketika tindakan
dilaksanakan di kelas oleh peneliti, maka tindakan-tindakan
perbaikan yang dilakukannya harus diamati dengan seksama untuk
melihat bagaimana hasil implementasi tindakan-tindakan tersebut.
Pada proses ini nantinya akan dibutuhkan beragam instrumen
pengumpul data.
d. Refleksi (reflecting) yaitu tindakan yang dilakukan oleh guru
berupa refleksi dan menyimpulkan apa yang telah terjadi dalam
baru untuk memulai siklus berikutnya dalam penelitian tindakan
yang dilaksanakannya.
Sedangkan menurut Arikunto dkk (2017:16) mengemukakan
tahap PTK dengan bagan yang meliputi tahap perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.
Gambar 2.1
Penelitian ini akan dilaksanakan sesuai dengan rancangan
model Arikunto dengan dua siklus. Tahapan diawali dengan proses
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Jika hasil
evaluasi yang lakuakan pada siklus I masih belum tuntas, maka akan
dilakukan perbaikan pada siklus II dengan tahapan yang sama dengan
siklus I.
6. Kelebihan dan Kekurangan PTK
Berbicara mengenai kelebihan dan kelemahan PTK, Arifin
(2011:107-108) mengemukakan beberapa kelebihan jika menggunakan
PTK yang dilaksanakan di sekolah, yaitu:
a. Hasil PTK yang dilakukan secara kolaboratif dapat dijadikan feedback bagi sistem pembelajaran dengan cara yang lebih substansional dan kritis.
b. Mendorong guru untuk membagikan masalah pembelajaran terhadap pihak-pihak yang terkait.
c. Dapat memberdayakan potensi guru.
d. Menumbuhkan rasa memiliki dalam kelompok melalui kolaborasi tim dalam PTK.
e. Menumbukan cara berpikir kritis, kreatif, sistematis, dan logis melalui interaksi terbuka.
f. Adanya upaya saling mendorong dalam kerjasama tim.
g. Meningkatnya kesepakatan melalui kerjasama secara demokratis dan dialogis.
h. Menimbulkan adanya semangat dan motivasi kerja melalui dinamika kelompok.
Dari kelebihan di atas, terdapat kelemahan dalam PTK, yaitu:
a. Sulitnya mencapai keharmonisan kerjasama antara orang-orang yang memiliki latar belakang yang berbeda.
b. Kurangnya pengetahuan peneliti dalam penggunaan metode penelitian.
c. Kurangnya efisiensi waktu karena guru sebagai peneliti harus terlibat dalam proses tindakan sedangkan di lain pihak guru harus melaksanakan tugas rutin.
d. Adanya tuntutan pemimpin kelompok untuk bertindak secara demokratis dan memiliki kepekaan tinggi terhadap kebutuhan anggota kelompoknya dalam situasi tertentu.