BAB III : PELAKSANAAN PENELITIAN
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
3. Pembelajaran PAI
a. Pengertian Pendidikan Agama Islam (PAI)
Menurut Marimba (1987: 23), Pendidikan Agama Islam (PAI) adalah bimbingan jasmani dan rohani berdasarkan hukum-hukum agama Islam menuju terbentuknya kepribadian yang utama menurut ukuran-ukuran Islam.
Menurut Al-Ghazali dalam (Rusd, 1998: 56) Pendidikan Agama Islam adalah proses memanusiakan manusia menuju pendekatan diri kepada Alah sehingga menjadi manusia yang sempurna.
Dalam dokumen kurikulum 2004, standar kompetensi untuk mata pelajaran PAI disebutkan bahwa PAI adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, hingga mengimani, bertaqwa dan berakhlak mulia dalam mengamalkan agama Islam dari sumber utamanya kitab suci Al-Qur‟an dan Hadits melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan serta penggunaan pengalaman.
Dengan demikian Pendidikan Agama Islam adalah sistem pendidikan yang memberikan kemampuan kepada seseorang untuk memimpin kehidupannya sesuai dengan cita-cita dan nilai-nilai Islam yang telah menjiwai dan mewarnai corak kepribadiannya.
b. Tujuan Pendidikan Agama Islam
Tujuan pendidikan merupakan faktor yang sangat penting, karena merupakan arah yang hendak dituju oleh pendidikan itu. Begitu juga dengan Pendidikan Agama Islam, yang tercakup mata pelajaran akhlak mulia untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang
maha Esa serta berakhlakmulia. Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti, atau moral sebagai perwujudan dari Pendidikan Agama.
Tujuan pendidikan Agama Islam terbagi menjadi dua, yaitu sebagai berikut: 1) Tujuan Umum
Tujuan umum Pendidikan Agama Islam adalah untuk mencapai kualitas yang disebutkan oleh Al-qur‟an dan hadits sedangkan fungsi pendidikan nasional
adalah mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Dari tujuan umum pendidikan nasional di atas berarti Pendidikan Agama Islam bertugas untuk membimbing dan mengarahkan peserta didik supaya menjadi muslim yang beriman teguh sebagai refleksi dari keimanan yang telah dibina oleh penanaman pengetahuan agama yang harus dicerminkan dengan akhlak yang mulia sebagai sasaran akhir dari Pendidikan Agama tersebut. Jadi menurut Islam, pendidikan Agama haruslah menjadikan seluruh manusia menjadi manusia yang menghambakan diri kepada Allah atau dengan kata lain beribadah kepada Allah Swt.
2) Tujun Khusus
Tujuan khusus Pendidikan Agama Islam adalah tujuan yang disesuaikan dengan pertumbuhan dan perkembangan anak sesuai dengan jenjang pendidikan yang
dilaluinya, sehingga setiap tujuan Pendidikan Agama pada setiap jenjang sekolah mempunyai tujuan yang berbeda-beda, seperti tujuan Pendidikan Agama di ekolah dasar berbeda dengan tujuan Pendidikan Agama di SMP, SMA, dan berbeda pula dengan tujuan Pendidikan Agama di perguruan tinggi.
Menurut Riyanto (2006: 160), tujuan khusus pendidikan di SMP adalah untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, ketrampilan yntuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut serta meningkatkan tata cara membaca al-Qur‟an dan tajwid sampai kepada tata cara menerapkan hukum bacaan mad dan waqaf. Membiasakan perilaku terpuji seperti qana‟ah dan
tasamuh dan mewujudkan diri dari perilaku tercela seperti ananiah, hasad, ghadab dan namimah serta memahami dan meneladani tata cara mandi wajib dan shalat-shalat wajib maupun shalat-shalat sunnah.
Jadi dalam menjadikan peserta didik agar menjadi pemeluk Agama yang aktif dan menjadi masyarakat atau warga negara yang baik dimana keduanya itu terpadu untuk mewujudkan apa yang dicita-citakan merupakan suatu hakekat, sehingga setiap pemeluk Agama yang aktif secara otomatis akan menjadi warga negara yang baik, terciptalah warga negara yang pancasila dengan sila Ketuhanan Yang Maha Esa.
c. Fungsi Pendidikan Agama Islam
Fungsi Pendidikan Agama Islam adalah untuk menanamkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah Swt. serta membiasakan siswa berakhlak mulia. Sedangkan menurut Darajat (2001: 174), bahwa fungsi Pendidikan Agama Islam yaitu:
1) Menumbuhkan rasa keimanan yang kuat
2) Mengembangkan kebiasaan dalam melakukan amal ibadah, amal shaleh dan akhlak yang mulia.
3) Menumbuh kembangkan semangat untuk mengolah alam sekitar sebagai anugrah Allah Swt.
Dengan demikian dapat diketahui bahwa Pendidkan Agama Islam di sekolah adalah sebagai salah satu bentuk untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam meningkatkan pemahaman keagamaan, yakni meningkatkan keimanan dan ketaqwaan terhadap Allah Swt. serta kemuliaan akhlak.
d. Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam di SMP
Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam di SMP meliputi keserasian dalam keseimbangan antara:
1) Hubungan manusia dengan Allah Swt 2) Hubungan manusia sesama manusia
3) Hubungan manusia dengan alam (makhluk selain manusia) dan lingkungan
Adapun ruang lingkup bahan pelajaran pendidikan Agama Islam di SMP terfokus pada aspek:
1) Keimanan
2) Al-Qur‟an dan Hdits
3) Akhlak 4) Fiqih/Ibadah 5) Tarikh
Seperti yang terdapat dalam ruang lingkup Pendidikan Agama Islam di SMP, pada tingkat pendidikan pertama atau SMP, materi PAI kelas VII terbagi menjadi dua semester, adapun penjabarannya sebagai berikut:
1) SEMESTER 1
a) Lebih dekat dengan Allah Swt. yang sangat indah Nama-Nya. b) Hidup tenang dengan kejujuran, amanah, dan istiqamah. c) Semua bersih, hidup jadi nyaman.
d) Indahnya kebersamaan dengan berjamaah. e) Selamat datang Nabi Kekasihku.
f) Dengan ilmu pengetahuan semua menjadi lebih mudah. 2) SEMESTER 2
a) Ingin meneladani ketaatan malaikat-malaikat Allah Swt. b) Berempati itu mudah, menghormati itu indah.
c) Memupuk rasa persatuan pada hari yang kita tunggu.
d) Islam memberikan kemudahan melalui shalat Jamak dan Qasar. e) Hijrah ke Madinah, sebuah kisah yang membanggakan.
f) Al-Khulafaur Ar-Rasyidin penerus perjuangan Nabi Muhammad Saw.
g) Hidup menjadi lebih damai dengan ikhlas, sabar, dan pemaaf.
f. KI dan KD Materi Pendidikan Agama Islam kelas VII
Kompetensi Inti (KI) merupakan terjemahan atau operasionalisasi SKL dalam bentuk kualitas yang harus dimiliki nereka yang telah menyelesaikan pendidikan pada satuan pendidikan tertentu, gambaran mengenai kompetensi utama yang
dikelompokkan ke dalam aspek sikap, pengetahuan, dan ketrampilan (afektif, kognitif, dan psikomotor) yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran. Kompetensi Inti dirancang dalam empat kelompok yang saling terkait yaitu berkenaan dengan sikap keagamaan (kompetensi inti 1), sikap sosial (kompetensi inti 2), pengetahuan (kompetensi inti 3), dan penerapan pengetahuan (kompetensi inti 4). Keempat kelompok itu menjadi acuan dari Kompetensi Dasar dan harus dikembangkan dalam setiap peristiwa pembelajaran.
Sedangkan Kompetensi Dasar (KD) merupakan kompetensi setiap mata pelajaran untuk setiap kelas yang diturunkan dari setiap kelas yang diturunkan dari kompetensi inti. Kompetensi dasar terdiri atas sikap, pengetahuan, dan ketrampian yang bersumber pada kompetensi inti yang harus dikuasai peserta didik. Kompetensi tersebut dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik peserta didik, kemampuan awal, serta ciri dari suatu mata pelajaran.
Tabel 2.1 Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar PAI dan Budi Pekerti di SMP
Kompetensi Inti Kompetensi dasar
1. Menghargai dan
menghayati ajaran agama yang dianutnya
1.1 Membaca Al-Qur‟an dengan tartil
1.2 Beriman kepada A;;ah Swt 1.3 Beriman kepada malaikan Allah
Swt
1.4 Melaksanakan bersuci dari hadats besar dalam kehidupan
sehari-hari
1.5 Melaksanakan shalat wajib berjamaah sebagai implementasi dari pemahaman rukun Islam 1.6 Melaksanakan shalat jum;at
sebagai implementasi dari
spemahaman Q.S. shalat jama‟
qashar implementasi dari pemahamanan beribadah 2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong
royong), santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya.
2.1 memiliki perilaku semangat menuntut ilmu sebagai
implementasi dari pemahaman sifat Allah (Al-„alim, Al-Khabir, As-Sami‟, dan Al-Bashir) dan Q.S. Al- Mujadilah (58): 11 dan Ar-Rahman (55): 33 serta hadits terkait.
2.2 Memiliki perilaku ikhlas, sabar, dan pemaaf sebagai implementasi dan pemahaman Q.S. An-Nisa (4): 146, Q.S. Al-Baqarah (2): 153, dan Q.S. Ali Imran (3): 134, dan hadits yang terkait.
2.3 Memiliki perilaku meneladani perjuangan Nabi Muhammad Saw. periode Mekah dan Madinah.
3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual dan procedural) berdasarkan rasa ingin tehunya tentang Ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
3.1 memahami makna al-Asmaul-Husna: Al-„Alim, Al-khabir,
As-Sami‟, dan Al-Bashir.
3.2 Memahami makna iman kepada malaikat berdasarkan dalil naqli 3.3 Memahami kandungan Q.S
Al-Mujadilah (58): 11 dan Q.S. Ar-Rahman (55): 33 serta hadits
yang terkait tentang menuntut ilmu.
3.4 Memahami kandungan Q.S. An-Nisa (4): 146, Q.S. Al-Baqarah (2): 153, dan Q.S. Ali Imran (3): 134, dan hadits yang terkait tentang ikhlas, sabar, dan pemaaf. 3.5 Memahami ketentuan bersuci
dari hadas besar.
3.6 Memahami ketentuan shalat
berjama‟ah.
3.7 Memahami ketentuan shalat
Jum‟at.
3.8 Memahami ketentuan shalat
jama‟ qasar.
3.9 Memahami sejarah perjuangan Nabi Muhammad Saw. periode Makah dan Madinah.
3.10 Mengetahui karakter Khalifah dari Khulafaurrasyidin
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudutpandang/teori.
4.1 Membaca Q.S. Al-Mujadilah (580: 11, Q.S. Ar-Rahman (55): 33, Q.S. An-Nisa (4): 146, Q.S. Al-Baqarah (2): 153, dan Q.S. Ali Imran (3): 134 dengan tartil. 4.2 Menunjukkan hafalan Q.S.
Al-Mujadilah (580: 11, Q.S. Ar-Rahman (55): 33, Q.S. An-Nisa (4): 146, Q.S. Al-Baqarah (2): 153, dan Q.S. Ali Imran (3): 134 dengan lancar.
4.3 Mempraktikkan tata cara bersuci dari hadats besar dalam
kehidupan sehari-hari.
4.4 Mempraktikkan shalat jum‟at
dan qasar.
4.5 Mempraktikkan sholat
berjama‟ah.
4.6 Mempraktikkan sholat jum‟at.