PENERAPAN METODEROLE PLAYINGUNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PAI MATERI AL-KHULAFAURRASYIDIN PENERUS PERJUANGAN NABI SAW
PADA SISWA KELAS VII E SMP N 1 ANDONG BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2017/2018
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh:
Nurul Fatimah (111-14-241)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI (IAIN)
SALATIGA
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Dr. Fatchurrohman , M. Pd. Dosen IAIN Salatiga Persetujuan Pembimbing Hal : Naskah Skripsi Lamp : 4 eksemplar Saudari : Nurul Fatimah
Kepada:
Yth. Dekan FTIK IAIN Salatiga Di Salatiga
Assalamu’alaikum. Wr.Wb.
Setelah meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini, kami kirimkan naskah skripsi saudara/saudari:
Nama : Nurul Fatimah NIM : 111-14-241
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Judul : Penerapan Metode Role Playing untuk Meningkatkan Hasil
Belajar PAI Materi Al-Khulafaurrasyidin Penerus Perjuangan Nabi Saw pada Siswa Kelas VII E SMP N 1 Andong Boyolali Tahun Ajaran 2017/2018.
Dengan ini kami mohon skripsi saudara/saudari tersebut di atas supaya segera dimunaqosyahkan.
Demikian agar menjadi perhatian.
Wassalamu’alaikum. Wr.Wb.
Salatiga, 07 Mei 2018 Pembimbing
DEKLARASI
Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Nurul Fatimah
NIM : 111-14-241
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiyah.
Demikian pernyataan keaslian ini dibuat oleh penulis untuk dapat dimaklumi.
Salatiga, 07 Juni 2018 Yang menyatakan
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGAFAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN JalanLingkarSalatiga KM.2 Telepon (0298) 6031364 KodePos 50716 Salatiga
Website:http://tarbiyah.iainsalatiga.ac.ide-mail: tarbiyah@iainsalatiga.ac.id
PENGESAHAN KELULUSAN
PENERAPAN METODEROLE PLAYINGUNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PAI MATERI AL-KHULAFAURRASYIDIN PENERUS PERJUANGAN NABI SAW
PADA SISWA KELAS VII E SMP N 1 ANDONG BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2017/2018
Disusun oleh : Nurul Fatimah NIM. 111-14-241
Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Salatiga, pada tanggal 21-08-2018 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan.
Susunan Panitia Penguji
Ketua Penguji : Suwardi, M.Pd.
Sekertasis Penguji : Dr. Fatchurrohman, M.Pd. Penguji 1 : Dra.Siti Asdiqoh, M.Si. Penguji 2 : Jaka Siswanta, M.Pd.
Salatiga, 21 Agustus 2018 Dekan
Suwardi, M.Pd
MOTTO
{ ِباَبْلَلِّا يِلْوُألِّ ٌةَرْ بِع ْمِهِصَصَق يِف َناَك ْدَقَل
فسوي
١١١
}
Sungguh, pada kisah-kisah mereka itu terdapat
pengajaran bagi orang yang mempunyai akal.
(QS.
PERSEMBAHAN
Puji syukur atas kehadirat Allah Swt. atas limpahan rahmat serta karuniaNya Skripsi ini dipersembahkan untuk:
1. Almarhumah Ibu tercinta Marfu‟ah, yang do‟anya selalu menyertai saya dan bapak
tercinta Istamsik, yang senantiasa membimbing, menasehati, mendo‟akan dan
mencurahkan segala kasih sayangnya.
2. Saudara-saudara saya, mbak Maftukhah, mas Supad, mas Ghofur, mbak Hanik, mbak
Qoim, mas Gun. Serta keponakan saya Rifqy, Rifda, Hima, Rara, dan Hansa atas do‟a
dan dukungannya sehingga skripsi ini dapat selesai.
3. Bapak Dr. Fatchurrohman , M. Pd. yang telah meluangkan waktu dan membimbing saya hingga skripsi ini selesai.
4. Sahabat-sahabatku Novie, mbak Bastia, Desita, Yulia, Fita, Indah, teman seperjuanganku dalam mengerjakan skripsi Nurul Hidayah, Devi, dan seluruh teman-teman seangkatan PAI 2014 yang selalu menyemangati dan mendo‟akan saya.
5. Bapak – Ibu winarto yang menjadi orangtua kedua saya selama di wisma Pandhito
Wono yang selalu mendukung serta mendo‟akan saya. Serta Teman-teman wisma Pandhito Wono yang selalu menyemangati saya.
6. Seseorang yang selalu ada dalam do‟a saya, yang selalu memberikan dukungan dan semangat.
7. Teman-teman Karang Taruna REISKA, yang tidak henti-hentinya menanyakan “kapan
wisuda”, sehingga semangat saya selalu tumbuh dalam menyelesaikan skripsi ini.
8. Teman-teman PPL SMA N 2 Salatiga dan KKN Dsn Kalitulang.
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut Nama Allah Swt. yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, segala puji dan Syukur kehadirat Allah Swt. Yang telah memberikan hidayah dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Penerapan Metode Role Playing untuk Meningkatkan Hasil Belajar PAI Materi Al-Khulafaurrasyidin Penerus Perjuangan Nabi Saw pada Siswa Kelas
VII E SMP N 1 Andong Boyolali Tahun Ajaran 2017/2018”.
Tidak lupa shalawat serta salam senantiasa tercurah terhadap Nabi Agung Muhammad Saw., kepada keluarga, sahabat, dan pengikutnya yang selalu setia dan menjadikannya suri tauladan dalam bentuk yang sebaik-baik pada kehidupan kita dari zaman jahiliyyah menuju zaman yang terang benderang.
Penulisan skripsi ini tidak mungkin dapat terselesaikan dengan baik tanpa ada bantuan, dorongan serta bimbingan dari pihak-pihak tertentu yang telah berkenan membantu dan memberikan dorongan baik moril maupun materiil. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Suwardi, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan.
3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam dan dosen Pembimbing Akademik.
4. Bapak Dr. Fatchurrohman , M.Pd., selaku dosen Pembimbing Skripsi.
5. Bapak Sutomo S.Pd., MM., selaku kepala sekolah SMP N 1 Andong Boyolali. 6. Bapak Warsito, S. Pdi., selaku Guru PAI di SMP N 1 Andong Boyolali.
Akhirnya penulis berharap, semoga jasa dan bantuan yang telah diberikan menjadi amal baik dan mendapat balasan dari Allah Swt. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Hal ini dikarenakan keterbatasan dari segala aspek yang dimiliki pelh penulis sendiri. Dengan demikian, kritik dan saran selalu penulis harapkan. Semoga hasil penelitian ini dapat berguna bagi penulis serta para pembaca pada umumnya. Aamiin.
Salatiga, 07 Mei 2018
ABSTRAK
Fatimah, Nurul. 2018. Penerapan Metode Role Playing untuk Meningkatkan Hasil Belajar PAI Materi Al-Khulafaurrasyidin Penerus Perjuangan Nabi Saw pada Siswa Kelas VII E SMP N 1 Andong Boyolali Tahun Ajaran 2017/2018. Skripsi, Salatiga: Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negreri Salatiga. Pembimbing: Dr. Fatchurrohman , M.Pd.
Kata Kunci: Peningkatan; Pendidikan Agama Islam; dan Metode Role Playing.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah metode Role Playing dapat meningkatkan hasil belajar PAI materi Al-Khulafaurrasyidin penerus perjuangan Nabi Saw pada siswa kelas VII E SMP N 1 Andong Boyolali tahun ajaran 2017/2018?
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus dengan langkah-langkah: a) Perencanaan, b) Pelaksanaan Tindakan, c) Observasi, dan d) Refleksi. Pengumpulan data menggunakan observasi, dokumentasi, dan tes tertulis. Analisis data menggunakan deskriptif-kualitatif.
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ... i
LEMBAR BERLOGO ... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... iv
PENGESAHAN KELULUSAN ... v
F. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan ... 6
G. Metode Penelitian ... 7
1. Rancangan Penelitian ... 7
2. Subyek Penelitian ... 8
3. Langkah-Langkah Penelitian ... 10
4. Metode Pengumpulan Data ... 12
5. Instrumen Penelitian... 12
6. Analisis Data ... 13
H. Sistematika Penulisan ... 15
BAB II LANDASAN TEORI ... 17
B. Kajian pustaka ... 39
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN ... 42
A. Gambaran Umum SMP N 1 Andong Boyolali ... 42
B. Deskripsi Pra Siklus ... 44
C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I ... 48
D. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II ... 54
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 62
A. Deskripsi per Siklus ... 62
1. Siklus I ... 62
2. Siklus II ... 67
B. Pembahasan Penggunaan Metode Role Playing dapat Meningkatkan Hasil Belajar PAI pada Siswa Kelas VII E SMP N 1 Andong Boyolali Tahun 2017/2018 ... 70
BAB V PENUTUP ... 74
A. Kesimpulan ... 74
B. Saran ... 74
DAFTAR TABEL
1. Tabel 1.1 Daftar Nama Siswa Kelas VII E
SMP N 1 Andong Boyolali Tahun Ajaran 2017/2018 ... 8
2. Tabel 1.2 Klasifikasi Hasil Belajar pada Aktivitas Siswa ... 16
3. Tabel 1.3 Klasifikasi Observasi Aktivitas Guru ... 16
4. Tabel 2.1 Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar PAI dan Budi Pekerti di SMP ... 36
5. Tabel 3.1 Keadaan Siswa di SMP N 1 Andong Boyolali pada 3 Tahun Terakhir ... 42
6. Tabel 3.2 Tenaga Pengajar dan Karyawan di SMP N 1 Andong Boyolali ... 42
7. Tabel 3.3 Hasil Ulangan Harian (Pra Siklus) Siswa kelas VII E ... 44
8. Tabel 3.4 Rekapitulasi Nilai Ulangan Harian (Pra Siklus) Siswa Kelas VII E ... 46
9. Tabel 3.5 Lembar Observasi Siswa pada Siklus I ... 50
10. Tabel 3.6 Lembar Observasi Guru pada Siklus I ... 52
11. Tabel 3.7 Lembar Observasi Siswa pada Siklus II ... 56
12. Tabel 3.8 Lembar Observasi Guru pada Siklus II ... 58
13. Tabel 4.1 Hasil Belajar pada Tes Formatif Siklus I ... 60
14. Tabel 4.8 Hasil Belajar pada Tes Formatif Siklus II ... 65
DAFTAR GAMBAR
1. Gambar 1.1 Tahap-tahap Penelitian Kelas
2. Gambarsiklus I
a. Gambar 1. Siswamelakukandiskusi b. Gambar 2. Siswabermainperan
c. Gambar 3. Siswamengerjakantesformatif 3. Gambarsiklus II
a. Gambar 1. Siswamelakukandiskusi b. Gambar 2. Siswabermainperan
DAFTAR LAMPIRAN
1. Lembar observasi aktivitas siswa 2. Lembar observasi aktivitas guru 3. Lembar tes formatif siklus I 4. Tugas kelompok siklus I 5. Naskah Role Playingsikluus I 6. Lembar tes formatif siklus II 7. Tugas kelompok siklus II 8. Naskah Role Playing siklus II
9. Hasil ulangan harian (pra siklus) siswa kelas VII E 10. Hasil observasi siswa pada siklus I
11. Hasil observasi guru pada siklus I 12. Hasil tes formatif siklus I
13. Hasil observasi aktivitas Role Playing siswa pada siklus II 14. Hasil observasi guru pada siklus II
15. Hasil tes formatif siklus II 16. Dokumentasi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada kegiatan belajar mengajar, anak adalah sebagai subjek dan sebagai objek dari kegiatan pengajaran. Karena itu, inti proses pengajaran tidak lain adalah
kegiatan belajar peserta didik dalam mencapai suatu tujuan pengajaran. Tujuan pengajaran tentu saja akan dapat tercapai jika peserta didik berusaha secara aktif
untuk mencapainya (Syaiful dan Aswan, 2014: 38). Jadi dalam suatu pembelajaran harus ada hubungan timbal balik antara pendidik dengan peserta
didik agar dapat mencapai suatu tujuan tertentu. Keaktifan tersebut tidak hanya dari segi fisik, melainkan juga kegiatan seorang peserta didik. Karena apabila hanya dari segi fisik tapi pikiran dan mental kurang aktif maka tujuan
pembelajaran tidak akan tercapai dengan baik. Padahal menurut Syaiful dan Aswan (2014: 38) belajar pada hakikatnya adalah perubahan yang terjadi di dalam
diri seseorang setelah berakhirnya melakukan aktifitas belajar. Jadi suatu tujuan pembelajaran dapat dikatakan berhasil apabila peserta didik dapat belajar secara aktif baik dari segi fisik maupun kejiwaan sehingga terjadi suatu perubahan yang
sebelumnya tidak faham menjadi faham.
Betapa tingginya nilai suatu keberhasilan, yang menjadikan pendidik berusaha
sekuat tenaga dan pemikiran untuk mempersiapkan program pengajarannya dengan baik dan sistematik. Tetapi semua yang telah direncanakan tersebut terkadang mengalami berbagai kendala dari berbagai faktor. Salah satu faktor
pendidik dalam melaksanakan suatu proses pembelajaran. Hal tersebut memang terlihat sepele karena kebanyakan pendidik masih menggunakan metode
konvensional yang tidak mempertimbangkan berbagai kelemahan dari metode tersebut. Maka dari itu, disinilah peran pendidik sangat diperlukan, yaitu sebagai
inovator dalam sebuah pembelajaran yang dapat menjadikan peserta didik lebih aktif dan memahami materi yang disampaikan.
Begitupun dalam pembelajaran Agama Islam juga tidak jauh berbeda dengan
pembelajaran secara umumnya, metode juga sangat diperlukan untuk berlangsungnya suatu pembelajaran Agama Islam. Pendidik sebagai salah satu
sumber belajar berkewajiban menyediakan lingkungan belajar yang kreatif bagi kegiatan belajar anak didik di kelas. Salah satu kegiatan yang harus pendidik lakukan adalah melakukan pemilihan dan penentuan metode yang akan dipilih
untuk mencapai tujuan tertentu. Misalnya dalam pembelajaran PAI pada materi sejarah Islam, biasanya pada materi tersebut peserta didik menjadi malas untuk
membaca cerita sejarah, dan kebanyakan guru hanya menjelaskan dengan metode ceramah saja tanpa dimodifikasi menjadi lebih menarik lagi. Sehingga tujuan pembelajaran tidak dapat berlangsung dengan baik karena peserta didik tidak
sepenuhnya memahami materi yang disampaikan.
Seperti pembelajaran PAI yang berlangsung di SMPN 1 Andong Boyolali,
ditemukan fakta bahwa dari keseluruhan materi pada pelajaran PAI, materi Sejarah Islam memang paling rendah. Hal tersebut dikarenakan metode yang
guru masih menggunakan metode ceramah. Nilai KKM untuk pelajaran PAI di SMP tersebut adalah 75. Dilihat dari nilai Ulangan Harian pada materi
Al-Khulafaurrasyidin penerus perjuangan Nabi Saw. siswa yang dirasa masih banyak yang belum memenuhi KKM adalah kelas VII E. Dari 34 siswa terdapat 28 siswa
atau 82,3% siswa yang belum memenuhi KKM. Ini terbukti bahwa hasil belajar PAI pada materi tersebut memang sangat rendah.
Disini peneliti akan meneliti mengenai materi Khulafaurrasyidin yang termasuk
dalam kategori sejarah, dan dirasa sangat memerlukan waktu untuk memahami materi tersebut. Sehingga siswa cenderung malas untuk membaca dan mudah
lupa. Untuk meningatkan hasil belajar siswa diantaranya dapat dilakukan berbagai upaya memperbaiki program pembelajaran, khususnya dalam penggunaan metode pembelajaran. Dengan demikian salah satu solusi untuk
meningkatkan hasil belajar pada pelajaran PAI tersebut adalah dengan menerapkan metode Role Playing, yang mana metode tersebut adalah metode
alternatif yang dapat ditempuh. Dalam hal ini bermain peran atau Role Playing diarahkan pada karakter dari masing-masing Khalifah yang berbeda-beda dan banyak pelajaran yang dapat diambil dari masing-masing karakter tersebut. Maka
agar peserta didik tidak kesulitan dalam memahami materi tersebut, perlu diterapkan metode Role Playing yang mana siswa akan bermain peran mengenai
karakter masing-masing Khalifah.
Untuk itu akan diterapkan metode Role Playing dalam proses pembelajaran PAI
mengambil judul “penerapan metode Role Playing untuk meningkatkan hasil belajar PAI materi Al-Khulafaurrasyidin penerus perjuangan Nabi Saw
pada siswa kelas VII E SMP N 1 Andong Boyolali tahun ajaran 2017/2018”.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas maka akan dirumuskan masalah sebagai berikut: Apakah metode Role Playing dapat meningkatkan hasil belajar PAI pada siswa
kelas VII E SMP N 1 Andong Boyolali tahun 2017/2018?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar PAI pada
siswa kelas VII E SMP N 1 Andong Boyolali tahun 2017/2018 dengan metode Role Playing.
D. Manfaat Penelitian
Dengan mendasarkan pada permasalahan yang ada dan dengan penelitian yang telah di laksanakan maka penelitian tindakan kelas ini, dapat dirumuskan
manfaatnya baik secara teoritis maupun praktiis.
1. Secara Teoretis
a. Diharapkan dapat memberikan sumbangan teori tentang pembelajaran Pendidikan Agama Islam, khususnya materi Al-Khulafaurrasyidin penerus perjuangan Nabi Saw.
b. Memperkaya khasanah pustaka teori tentang pendidikan Islam. 2. Secara Praktis
a. Bagi Siswa
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperoleh pelajaran PAI yang lebih menarik, menyenangkan dan memungkinkan bagi dirinya untuk memperoleh
b. Bagi Guru
Diharapkan dapat membantu mengatasi permasalahan proses belajar mengajar (PMB), pendidikan yang mereka hadapi dan mendapat tambahan wawasan serta ketrampilan pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan mutu
pembelajaran.
c. Bagi Sekolah
dapat memberikan sumbangan dalam upaya meningkatkan mutu pembelajaran di
Sekolah. Dari hasil penelitian tindakan kelas ini di harapkan dapat memberikan sumbangan keilmuan bagi para guru di SMP N 1 Andong Boyolali sehingga dapat
meningkatkan hasil prestasi peserta didik.
E. Definisi Operasional
Agar tidak menyimpang dari pokok masalah yang menjadi inti dari judul tersebut terdapat batasan sebagai berikut:
1. Peningkatan Hasil Belajar
Kata “peningkatan” berasal dari kata “tingkat” yang berarti keadaan atau kualitas
yang lebih tinggi. Sedangkan kata “belajar” menurut Syaiful Bahri Djamarah
(2011: 12) adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor.
Adapun yang diteliti pada penelitian ini adalah bagaimana cara agar hasil belajar siswa pada materi PAI dapat meningkat.
2. Metode Role Playing
Menurut Armai (2002: 45), kata metode berarti cara kerja bersistem untuk
Role Playing atau bermain peran merupakan suatu metode pembelajaran terencana
yang dirancang untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan yang spesifik, yang
mana melibatkan interaksi antara dua siswa atau lebih tentang topik atau situasi.
F. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan
Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Arikunto, 1996: 67).
Pada penelitian ini penulis menyusun hipotesis tindakan yang berbunyi:
“Penerapan metode Role Playing dapat meningkatkan hasil belajar PAI materi
Al-Khulafaurrasyidin penerus perjuangan Nabi Saw pada siswa kelas VII E SMP N 1
Andong Boyolali tahun ajaran 2017/2018”. Adapun indikator tercapainya
keberhasilan pada penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut:
1. Hasil belajar PAI pada materi Khulafaurrasyidin penerus perjuangan Nabi Saw pada siswa kelas F SMP 1 N Andong Boyolali setelah menggunakan metode Role Playing mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 75.
2. Berdasarkan Depdikbud dalam Suryanti, dkk (2013: 38), suatu kelas dikatakan tuntas secara klasikal, jika 85% atau lebih. Jadi keberhasilan siswa dikatakan meningkat apabila dalam proses pembelajaran terlihat adanya peningkatan jumlah siswa yang tuntas keberhasilan dari siklus sebelumnya ke siklus selanjutnya dengan kriteria 85% dari total siswa. G. Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian yang diterapkan berupa penelitian tindakan kelas, prosedur dan langkah-langkah penelitian mengikuti prinsip-prinsip yang berlaku dalam
2. Subyek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP N 1 Andong Boyolali kelas E sebanyak 34 siswa.dari jumlah tersebut, 14 siswa adalah perempuan dan 20 siswa adalah laki-laki. Secara rinci dapat di lihat dalam tabel 1.1. Penelitian ini
bertempat di SMP N 1 Andong Boyolali tahun 2017/2018 yang dilakukan pada semester 2 tanggal 31 Maret 2018 dan 07 April 2018.
Tabel 1.1 Daftar Nama Siswa Kelas VII E SMP N 1 Andong Boyolali Tahun Ajaran 2017/2018
No Nama Jenis kelamin
1 Adham L
2 Adimas Ilham N. A. L
3 Agy Afriansyah L
4 Ahmad Aqul Anam L
5 Amara Putri T. A. P
6 Anggie Tiva Apriliyani P
7 Annur Purnomo S. L
8 Azkia Early N. N. P
9 Beny Wijaya L
10 Bunga Gayati D. L. P
11 Devi Ariyanti P
12 Dhany Anggit S. L
13 Dhany Firdaus S. L
15 Dimas Ashari L
16 Dimas Wahyu S. L
17 Fanny Ardyansah L
18 Femas Putra Aryana L
19 Feri Ardiyanto L
20 Findi Firdani P
21 Geryl Maulana F. A. L
22 Hanan Dwi Irtaka L
23 Johan L
24 Kevi Suprihatin P
25 Muhammad Abdul J. L
26 Nur Hidayah A. P
27 Resa Dwi Septiani P
28 Reza Widyawati P
29 Rieby Queennana A. R. P
30 Rifda Fairuzy P
31 Ropek Andriyanto L
32 Santi Kurniawati P
33 Sri Lestari P
34 Vaisal Hidayat L
Langkah-langkah penelitian PTK ini melalui siklus, adapun penelitian ini terdiri dari dua siklus yakni setiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi
dan refleksi. Adapun model dan penjelasan untuk masing-masing tahap adalah sebagai berikut:
Gambar 1.1 Tahap-tahap Penelitian Kelas (Arikunto, 2006: 74).
a. Perencanaan
Pada langkah ini peneliti harus melakukan perencanaan yang matang dan teliti.
Dalam perencanaan PTK, menurut Sumadayo (2013: 44) perencanaan tindakan berkaitan dengan hal-hal yang harus disiapkan untuk melaksanakan tindakan perbaikan berkaitan dengan masalah penelitian yang ditetapkan.
b. Pelaksanaan
Menurut Suyadi (2014: 62) pelaksanaan adalah menerapkan apa yang telah direncanakan pada tahap satu, yaitu bertindak di kelas. Setelah mempersiapkan semua yang dibutuhkan untuk mendukung proses pembelajaran tentang PAI,
maka peneliti melakukan pembelajaran di kelas berdasarkan metode dan tindakan peneliti dilakukan setelah satu siklus selesai berdasarkan hambatan yang ada.
Perencanaan
Siklus I Pelaksanaan Refleksi
Observasi
Perencanaan
Siklus II Pelaksanaan Refleksi
Obsevasi
c. Observasi
Pada tahap ini, Supardi dalam (Suyadi,2014: 63) menyatakan bahwa observasi yang dimaksud adalah pengumpulan data. Dengan kata lain, obeservasi adalah alat untuk memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran. Pada
tahap ini guru dan peneliti mengumpulkan data atau informasi yang berkaitan dengan penguasaan konsep siswa tentang PAI, peningkatan aktivitas, kreativitas
dan hasil belajar siswa, serta perubahan tindakan yang mendukung proses pembelajaran tersebut.
d. Refleksi
Menurut Arikunto (2006: 20), refleksi merupakan tahap terakhir dari kegiatan guna mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan. Tahap ini dilakukan setelah diperoleh informasi melalui proses pembelajaran tersebut. Kemudian dari
data yang ada dilakukan analisis tertentu. Hasil analisis dibandingkan dengan acuan pembelajaran yang akan dicapai. Apabila hasil yang dicapai belum
maksimal, maka akan diadakan perubahan baik dalam bentuk perangkat pembelajaran, tindakan, maupun proses pembelajaran, melalui perencanaan yang lebih lanjut pada siklus berikutnya secara berulang. Masukan dari semua
komponen yang berhubungan dengan penelitian ini juga dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk perencanaan pada siklus berikutnya.
4. Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini
adalah:
b. Observasi, peneliti melakukan pengamatan selama proses penelitian tindakan kelas dilakukan. Observasi ini terdiri dari dua, yaitu observasi terhadap siswa, dan observasi terhadap guru.
c. Dokumentasi, merupakan teknik mengumpulkan data yang dapat membantu peneliti dalam mengumpulkan data penelitian.
5. Instrumen Penelitian
Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian tindakan adalah: a. Lembar observasi, alat yang digunakan untuk mengamati secara
langsung kegiatan siswa dan guru dalam proses pembelajaran. b. Soal tes tertulis, digunakan untuk memperoleh data kuantitatif berupa
nilai yang menggambarkan pencapaian target kompetensi dalam mata pelajaran PAI materi Khulafaurrasyidin penerus perjuangan Nabi Saw. c. Dokumentasi, dilakukan untuk merekam kegiatan siswa dan guru
dalam proses pembelajaran berupa foto atau video (Hartiny, 2010: 93).
6. Analisis Data
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif-kuantitatif. Maksudnya adalah
penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran suatu obyek, dalam hal ini mengenai pelaksanaan pembelajaran PAI materi Khulafaurrasyidin penerus
perjuangan Nabi Saw. dengan menggunakan metode Role Playing di SMP N 1 Andong Boyolali. Selain itu, penelitian ini juga menggunakan pendekatan kuantitatif dalam menganalisis data yang berupa angka-angka (Statistik), sebagai
pendukung penelitian kuantitatif yang bersifat deskriptif.
Analisis data untuk menjelaskan peningkatan hasil belajar siswa, dapat diketahui
dengan menentukan ketuntasan belajar. Untuk menentukan ketuntasan individual dan klasikal siswa terhadap indikator yang telah ditentukan, maka dapat diperoleh
Menurut Djamarah (2010: 226) untuk presentase ketuntasan dapat dihitung
F : Jumlah siswa yang tuntas belajar
N : Jumlah semua siswa
Penilaian rata-rata menurut Aqib (2009: 204), dapat menggunakan rumus sebagai berikut:
= Jumlah nilai keseluruhan siswaN
= Jumlah siswaX = Nilai rata-rata
a. Aktivitas Guru
Tabel 1.2 Lembar Observasi Aktivitas Guru
Keteranan: B : Baik K : Kurang
NO Kriteria Kategori
K B 1 Penguasaan metode Role Playing
2 Penguasaan naskah Role Playing
H. Sistematika Penulisan
Penulisan skripsi ini terdiri dari lima bab yang tersusun dengan sistematikansebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab pendahuluan ini, peneliti akan menjelaskan pokok-pokok pikiran seperti latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan, manfaat penelitian, penelitian
terdahulu, definisi operasional, hipotesis penelitian dan indikator pencapaian, metode penelitian: Rancangan Penelitian; Tempat, Waktu dan Subyek Penelitian;
Langkah-Langkah Penelitian; Instrumen Penelitian; Teknik Pengumpulan Data, Analisis Data, sistematika penelitian.
BAB II : LANDASAN TEORI
Pada bab ini membahas dua sub bab, yaitu yang pertama tentang Kajian Teori yang terdiri dari konsep hasil belajar, konsep metode Role Playing,
pembelajaran PAI. Kedua tentang Kajian Pustaka. BAB III : PELAKSANAAN PENELITIAN
Meliputi gambaran umum SMP N 1 Andong Boyolali, Deskripsi Siklus 1,
Deskripsi Siklus II, Deskripsi Siklus III.
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini membahas deskripsi per siklus (data hasil penelitian, refleksi), menjawab rumusan masalah.
BAB V : PENUTUP
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Konsep Hasil Belajar
a. Pengertian Hasil Belajar
Terdapat beberapa pengertian mengenai belajar menurut beberapa ahli, antara lain yaitu:
1) Menurut Komsiyah (2012: 1), belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan.
2) Menurut Basleman (2011: 12), belajar adalah perubahan tingkah laku yang dialami oleh individu dalam berinteraksi dengan lingkungannya.
3) Menurut R. Gagne dimana dia memberikan dua definisi belajar, yaitu belajar adalah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan, ketrampilan, kebiasaan, dan tingkah laku. Belajar juga merupakan penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang diperoleh dari intruksi. (Sri Lahir, 2017: 2)
Hal ini berarti bahwa berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan pendidikan itu
amat bergantung pada proses belajar yang dialami siswa, baik ketika ia berada di sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarganya sendiri.
Bila terjadi proses belajar, maka bersama itu pula terjadi proses mengajar. Hal ini kiranya mudah dipahami, karena bila ada yang belajar sudah tentu ada yang mengajarnya, dan begitu pula sebaliknya apabila ada yang mengajar tentu ada
hasil yang maksimal, proses belajar mengajar harus dilakukan dengan sadar dan sengaja serta terorganisasi secara baik.
Dengan demikian hasil belajar adalah sejumlah kompetensi yang diperoleh seseorang setelah menjalani proses belajar mengajar dalam jangka waktu tertentu.
b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Menurut Komsiyah (2012: 89), secara global faktor-faktor yang mempengaruhi
hasil belajar siswa dapat dibedakan menjadi tiga macam:
1) Faktor internal (faktor dari siswa), yakni keadaan jasmani dan rohani siswa.
a) Faktor Fisiologis
Secara umum kondisi fisiologis, seperti kesehatan uyang prima, tidak dalam keadaan lelah dan capek, tidak dalam keadaan cacat jasmani, dan sebagainya semua akan membantu dalam proses dan hasil belajar. Misalnya pada anak yang
kurang gizi, sebab mereka akan mudah lelah dan capek, mudah ngantuk dan akhirnya tidak mudah dalam menerima pelajaran.
b) Faktor Psikologis
Setiap manusia atau peserta didik pada dasarnya memiliki kondisi psikologis yang berbeda-beda, tentunya perbedaan-perbedaan ini akan berpengaruh pada proses dan hasil belajarnya masing-masing. Diantaranya yaitu intelegensi, perhatian,
minat dan bakat, motivasi, kognitif dan daya nalar.
Menurut Suwardi, dkk (2017:220), perkembangan kognitif anak dipengaruhi oleh
kondisi lingkungan, pengalaman, dan informasi yang dimilikinya.
2) Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi disekitar siswa.
Kondisi lingkungan juga mempengaruhi proses dan hasil belajar. Lingkungan ini dapat berupa lingkungan fisik atau alam dan dapat pula berupa lingkungan sosial.
Lingkungan alam misalnya keadaan suhu, kelembaban, kepengapan udara, dan sebagainya. Belajar pada tengah hari di ruang yang memiliki ventilasi udara
kurang tentunya akan berbeda dengan suasana belajar di pagi hari yang udaranya masih segar, apalagi di dalam ruang yang cukup mendukung untuk bernafas lega. Lingkungan sosial baik yang berwujud manusia maupun hal-hal lainnya, juga
dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar. Seringkali guru dan para siswa yang sedang belajar di dalam kelas merasa terganggu oleh obrolan orang-orang yang
berada di luar. Hiruk pikuk lingkungan sosial seperti suara mesin pabrik, lalu lintas, gemeruhnya pasar, dan lain-lain juga akan berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar. Karena itu, sekolah hendaknya didirikan dalam lingkungan yang
kondusif untuk belajar.
b) Faktor instrumental
Faktor-faktor instrumental adalah faktor yang keberadaan dan penggunaannya dirancang sesuai dengan hasil belajar yang diharapkan. Faktor-faktor ini darapkan
dapat berfungsi sebagai sarana untuk tercapainya tujuan-tujuan belajar yang telah direncanakan. Faktor instrumental ini dapat berupa kurikulum, sarana prasarana,
guru, dan metode pembelajaran.
2. Konsep Metode Role Playing
a. Pengertian Metode Role Playing
Metode menurut bahasa adalah: “cara kerja” (Soekanto, 1995: 48). Secara istilah, menurut Wina Sanjaya, metode adalah upaya mengimplementasikan rencana yang
optimal (Sanjaya, 2007: 126). Dalam hal ini metode dapat dikatakan sebagai suatu cara teratur dan sistematis dalam melaksanakan suatu pekerjaan guna mencapai
tujuan yang diinginkan yang nantinya akan berpengaruh terhadap hasil yang efektif dan efisien.
Bermain merupakan bagian terbesar dalam kehidupan anak-anak untuk dapat belajar mengenal dan mengembangkan ketrampilan sosial dan fisik. Secara umum bermain sering dikaitkan dengan kegiatan anak-anak yang dilakukan secara
spontan dan dalam suasana senang. Dengan bermain, peserta didik akan mempunyai penilaian terhadap dirinya sendiri yaitu tentang kelebihan yang
dimilikinya, sehingga dapat memmbantu pembentukan konsep diri yang positif, pengelolaan emosi yang baik, memiliki rasa empati yang tinggi, memiliki kendali diri yang bagus, dan memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi.
Role Playing adalah sebuah permainan dalam sebuah cerita dengan tujuan atau
cerita yang jelas. Sedangkan dalam dunia pendidikan, Role Playing adalah suatu
aktivitas pembelajaran terencana yang dirancang untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan yang spesifik. Menurut Sanjaya (2007: 161), Role Playing adalah metode pembelajaran sebagai bagian dari simulasi yang diarahkan untuk
mengkreasi peristiwa sejarah, mengkreasi peristiwa-peristiwa aktual, atau kejadian yang mungkin akan muncul pada masa mendatang. Jadi metode ini
adalah pembelajaran yang mana seolah-olah berada dalam suatu situasi untuk memperoleh suatu pembelajaran tentang suatu konsep.
al-Qur‟an yang menceritakan kisah antara Qobil dan Habil yang terdapat dalam Q.S.
Al-Ma‟idah ayat 5:
ِم ْلَّبَقَ تُ ي َْلََو اَِهِِدَحَأ نِم َلِّبُقُ تَ ف ًاناَبْرُ ق اَبَّرَ ق ْذِإ ِّقَْلْاِب َمَدآ َْنَْ با َأَبَ ن ْمِهْيَلَع ُلْتاَو
ُلَّبَقَ تَ ي اََّنَِّإ َلاَق َكَّنَلُ تْ قََلَ َلاَق ِرَخلآا َن
َينِقَّتُمْلا َنِم ُهّللا
-٧٢
Artinya: Dan ceritakanlah (Muhammad) yang sebenarnya kepada mereka tentang kisah kedua putra Adam, ketika keduanya mempersembahkan kurban, maka (kurban) salah seorang dari mereka berdua (Habil) diterima dan dari yang lain
(Qabil) tidak diterima. Dia (Qabil) berkata, “Sungguh, aku pasti membunuhmu!” Dia (Habil) berkata, “Sesungguhnya Allah hanya Menerima (amal) dari orang yang bertakwa.”
Jadi, pembelajaran dengan metode Role Playing merupakan suatu aktivitas yang
dramatik, biasanya ditampilkan oleh sekelompok kecil siswa, bertujuan mengeksploitasi beberapa masalah yang ditentukan untuk melengkapi partisipasi dan pengamat dengan pengalaman belajar yang nantinya dapat meningkatkan
pemahaman pembelajaran dengan Role Playing.
Dengan demikian Role Playing merupakan salah satu metode yang digunakan
dalam pembelajaran yang dimana peserta didik menjadi aktif dalam memainkan peran-peran tertentu, sehingga pada dasarnya Role Playing atau bermain peran merupakan salah satu sarana yang membantu peserta didik untuk belajar. Melalui
kegiatan tersebut, peserta didik berusaha menyelidiki dan mendapatkan pengalaman yang kaya, baik pengalaman dengan dirinya sendiri maupun dengan
orang lain dan lingkungan disekitarnya.
Menurut Usman (2002: 5) metode Role Playing cocok digunakan pada: Pelajaran dimaksudkan untuk menerangkan peristiwa yang dialami dan menyangkut orang
terjadi pada masa lampau, sehingga sangat cocok jika memakai metode Role Playing; Untuk melatih siswa agar dapat bergaul dan memberi kemungkinan bagi
pemahaman terhadap orang lain beserta permasalahannya.
b. Tujuan Metode Role Playing
Metode sosiodrama dan Role Playing dapat dikatakan sama artinya dan dalam pemakaiannya sering disilihgantikan. Sosiodrama pada dasarnya
mendramatisasikan tingkah laku dalam hubungannya dengan masalah sosial. Tjuan yang diharapkan dalam penggunaan metode Role Playing menurut
Djamarah (2014: 88) adalah sebagai berikut:
1) Agar siswa dapat menghayati dan menghargai perasaan orang lain 2) Agar siswa dapat belajar bagaimana membagi tanggung jawab 3) Agar siswa dapat belajar bagaimana mengambil keputusan secara
spontan
4) Untuk merangsang siswa agar berfikir memecahkan masalah.
c. Langkah-Langkah Metode Role Playing
Adapun langkah-langkah metode bermainn peran menurut kiromim (2011: 151), terdiri dari 3 langkah yaitu:
1) Persiapan Role Playing
a) Tetapkan dahulu masalah-masalah sosial yang menarik perhatian siswa untuk dibahas.
b) Guru menyusun/menyiapkan skenario yang akan ditampilkan. Skenario juga dapat dibuat oleh siswa.
c) Menunjuk beberapa siswa untuk mempelajari skenario sebelum kegiatan belajar mengajar.
2) Pelaksanaan Role Playing
a) Memberikan penjelasan tentang kompetensi yang ingin dicapai.
c) Masing-masing siswa duduk di kelompoknya masing-masing, sambil memperhatikan danmengamati skenario yang sedang diperagakan.
d) Setelah selesai dipentaskan, masing-masing mahasiswa diberikan kertas sebagailembar kerja untuk membahas. e) Masing-masing kelompok menyampaikan hasil
kesimpulannya.
f) Guru memberikan kesimpulan secara umum g) Evaluasi
3) Penutup
a) Mengakhiri Role Playing dengan diskusi kelas untuk bersama-sama memecahkan masalah persoalan yang ada pada skenario tersebut.
b) Memberi penguatan terhadap konsep/materi dalam permainan Role Playing.
c) Salam.
Selain itu menurut Uno (2007: 26-28), prosedur Role Playing terdiri atas sembilan langkah, yaitu:
1) Pemanasan (warming up)
Guru berupaya memperkenalkan kepada siswa tentang metode Role Playing. 2) Memilih pemain
Guru membagi siswa kedalam beberapa kelompok kemudian guru menyiapkan materi yang akan digunakan nanti.
3) Menyiapkan pengamat (observer)
Guru menunjuk beberapa siswa sebagai pengamat atas peran yang sedang
dilakukan.
4) Menata panggung
Dalam hal ini, guru dan siswa berdiskusi tentang peran yang akan dimainkan, apa saja kebutuhan yang diperlukan saat akan melaksanakan Role Playing.
5) Memainkan peran
6) Diskusi dan evaluasi
Guru meminta tiap kelompok untuk berdiskusidan mengevaluasi atau memberi ppendapat tentang peran yang telah dilakukan.
7) Memainkan peran ulang
Setelah melakukan diskusi dan evaluasi, maka langkah selanjutnya adalah peran
ulang, agar peran yang kedua ini bisa berjalan lebih baik, dari permainan peran yang pertama.
8) Diskusi dan evaluasi kedua
Seperti tahap pertama, diskusi dan evaluasi pada tahap kedua ini, tidak jauh
berbeda, yaotu guru meminta tiap kelompok untuk berdiskuaai dan mengevaluasi peran yang sudah dilaksanakan.
9) Berbagi pengalaman dan kesimpulan
Pada tahap ini, siswa diajak untuk berbagi pengalamannya tentang peran yang
sudah dilakukan dan dilanjutkan dengan membuat kesimpulan.
Berdasarkan tahapan tersebut, terlihat bahwa terdapat dua tahap pemeranan dalam
Role Playing. Namun, tahapan ini masih dapat dimodifikasi. Dua diantara
kemungkinan modifikasi yang dapat digunakan adalah: Pertama, Role Playing dilakukan dalam kelompok-kelompok kecil, sehingga untuk sub materi pertama
dapat diperaknan oleh kelompok pertama, untuk sub materi kedua dapat diperankan oleh kelompok kedua, dan seterusnya. Hal ini berarti Role Playing
dengan modifikasi seperti ini, hanya terdapat satu tahapan
pemeranan untuk setiap kelompok. Kedua, Role Playing dilakukan oleh sekelompok pemeran yang telah dibentuk bersama oleh guru dan siswa. Tahapan
ditunjuk sebagai contoh dan sub materi lain diperankan oleh kelompok pemeran yang lain yang telah disusun oleh siswa sendiri.
Sedangkan menurut Djamarah (2014: 89), langkah-langkah menggunakan metode Role Playing adalah:
1) Tetapkan dahulu masalah-masalah sosial yang menarik perhatian siswa untuk dibahas.
2) Ceritakan kepada peserta didik mengenai isi dari masalah-masalah dalam konteks cerita tersebut.
3) Tetapkan siswa yang dapat atau yang bersedia untuk memainkan perannya di depan kelas.
4) Jelaskan kepada pendengar mengenai peranan mereka pada waktu sosiodrama/Role Playing sedang berlangsung.
5) Beri kesempatan kepada para pelaku untuk berunding beberapa menit sebelum mereka memainkan perannya.
6) Akhiri kegiatan Role Playing dengan diskusi kelas untuk bersama-sama memecahkan maslah persoalan yang ada pada kegiatan tersebut.
7) Jangan lupa menilai hasil Role Playing tersebut sebagai bahan pertimbangan lebih lanjut.
Dengan demikian, dari beberapa uraian di atas, adapun langkah-langkah metode Role Playing yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1) Guru membuat bahan atau permasalahan yang sesuai dengan materi, yaitu Al-Khulafaurrasyidin penerus perjuangan Nabi Saw. 2) Guru menunjuk beberapa siswa sesuai dengan jumlah siswa untuk
dijadikan kelompok.
3) Siswa diminta berunding terlebih dahulu untuk memahami materi dan membagi tugas.
4) Siswa melakukan drama atau bermain peran.
5) Guru menyuruh siswa yang lainnya untuk mengamati jalannya cerita/drama tersebut sebagai bahan kritikan dan mengeluarkan pendapat terhadap kelompok yang telah selesai memainkan peran dan mendiskusikan tugas kelompok.
d. Kelebihan dan Kekurangan Metode Role Playing
Dengan metode ini, siswa lebih tertarik perhatiannya dengan pelajaran, bagi siswa dengan bermain peran seperti orang lain, maka ia dapat menempatkan diri seperti
watak orang lain itu. Ia dapat merasakan perasaan orang lain, dapat mengakui pendapat orang lain, sehingga menumbuhkan sikap saling pengertian, tenggang
rasa, toleransi, dan cinta terhadap sesama makhluk. Selain itu, penonton tidak pasif, tetapi aktif mengamati dan mengajukan saran dan kritik.
Menurut Syaiful Basyri Djamarah (2014: 89), Role Playing mempunyai beberapa kelebihan dan kekurangan. Beberapa kelebihannya yaitu:
1) Siswa berusaha untuk melatih, memahami, dan mengingat isi bahan yang akan didramakan. Sebagai pemain harus memahami,
menghayati isi cerita secara keseluruhan, terutama untuk materi yang harus diperankannya. Dengan demikian, daya ingatan siswa harus tajam dan tahan lama.
2) Siswa akan terlatih untuk berinisiatif dan berkreatif. Pada waktu bermain drama para pemain dituntut untuk mengemukakan pendapatnya sesuai dengan waktu yang tersedia.
3) Bakat yang terdapat pada siswa dapat dipupuk sehingga dimungkinkan akan muncul atau tumbuh bibit seni drama dari sekolah.
4) Siswa memperoleh kebiasaan untuk menerima dan membagi tanggung jawab dengan sesamanya.
Sedangkan kelemahannya anatara lain yaitu:
1) Banyak memakan waktu, baik waktu persiapan dalam rangka pemahaman isi bahan pelajaran maupun pada pelaksanaan pertunjukan.
2) Memerlukan tempat yang cukup luas, jika tempat bermain sempit menjadi kurang bebas.
3) Sering kali kelas lain menjadi terganggu oleh suara pemain dan para menonton yang kadang-kadang bertepuk tangan, dan sebagainya.
a. Pengertian Pendidikan Agama Islam (PAI)
Menurut Marimba (1987: 23), Pendidikan Agama Islam (PAI) adalah bimbingan jasmani dan rohani berdasarkan hukum-hukum agama Islam menuju terbentuknya kepribadian yang utama menurut ukuran-ukuran Islam.
Menurut Al-Ghazali dalam (Rusd, 1998: 56) Pendidikan Agama Islam adalah proses memanusiakan manusia menuju pendekatan diri kepada Alah sehingga
menjadi manusia yang sempurna.
Dalam dokumen kurikulum 2004, standar kompetensi untuk mata pelajaran PAI
disebutkan bahwa PAI adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, hingga mengimani, bertaqwa dan berakhlak mulia dalam mengamalkan agama Islam dari sumber utamanya kitab
suci Al-Qur‟an dan Hadits melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan serta penggunaan pengalaman.
Dengan demikian Pendidikan Agama Islam adalah sistem pendidikan yang memberikan kemampuan kepada seseorang untuk memimpin kehidupannya sesuai dengan cita-cita dan nilai-nilai Islam yang telah menjiwai dan mewarnai corak
kepribadiannya.
b. Tujuan Pendidikan Agama Islam
Tujuan pendidikan merupakan faktor yang sangat penting, karena merupakan arah yang hendak dituju oleh pendidikan itu. Begitu juga dengan Pendidikan
maha Esa serta berakhlakmulia. Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti, atau moral sebagai perwujudan dari Pendidikan Agama.
Tujuan pendidikan Agama Islam terbagi menjadi dua, yaitu sebagai berikut: 1) Tujuan Umum
Tujuan umum Pendidikan Agama Islam adalah untuk mencapai kualitas yang disebutkan oleh Al-qur‟an dan hadits sedangkan fungsi pendidikan nasional
adalah mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.
Dari tujuan umum pendidikan nasional di atas berarti Pendidikan Agama Islam
bertugas untuk membimbing dan mengarahkan peserta didik supaya menjadi muslim yang beriman teguh sebagai refleksi dari keimanan yang telah dibina oleh penanaman pengetahuan agama yang harus dicerminkan dengan akhlak yang
mulia sebagai sasaran akhir dari Pendidikan Agama tersebut. Jadi menurut Islam, pendidikan Agama haruslah menjadikan seluruh manusia menjadi manusia yang
menghambakan diri kepada Allah atau dengan kata lain beribadah kepada Allah Swt.
2) Tujun Khusus
Tujuan khusus Pendidikan Agama Islam adalah tujuan yang disesuaikan dengan
dilaluinya, sehingga setiap tujuan Pendidikan Agama pada setiap jenjang sekolah mempunyai tujuan yang berbeda-beda, seperti tujuan Pendidikan Agama di ekolah
dasar berbeda dengan tujuan Pendidikan Agama di SMP, SMA, dan berbeda pula dengan tujuan Pendidikan Agama di perguruan tinggi.
Menurut Riyanto (2006: 160), tujuan khusus pendidikan di SMP adalah untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, ketrampilan yntuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut serta meningkatkan
tata cara membaca al-Qur‟an dan tajwid sampai kepada tata cara menerapkan
hukum bacaan mad dan waqaf. Membiasakan perilaku terpuji seperti qana‟ah dan
tasamuh dan mewujudkan diri dari perilaku tercela seperti ananiah, hasad, ghadab dan namimah serta memahami dan meneladani tata cara mandi wajib dan shalat-shalat wajib maupun shalat-shalat sunnah.
Jadi dalam menjadikan peserta didik agar menjadi pemeluk Agama yang aktif dan menjadi masyarakat atau warga negara yang baik dimana keduanya itu terpadu
untuk mewujudkan apa yang dicita-citakan merupakan suatu hakekat, sehingga setiap pemeluk Agama yang aktif secara otomatis akan menjadi warga negara yang baik, terciptalah warga negara yang pancasila dengan sila Ketuhanan Yang
Maha Esa.
c. Fungsi Pendidikan Agama Islam
Fungsi Pendidikan Agama Islam adalah untuk menanamkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah Swt. serta membiasakan siswa berakhlak mulia.
1) Menumbuhkan rasa keimanan yang kuat
2) Mengembangkan kebiasaan dalam melakukan amal ibadah, amal shaleh dan akhlak yang mulia.
3) Menumbuh kembangkan semangat untuk mengolah alam sekitar sebagai anugrah Allah Swt.
Dengan demikian dapat diketahui bahwa Pendidkan Agama Islam di sekolah adalah sebagai salah satu bentuk untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam
meningkatkan pemahaman keagamaan, yakni meningkatkan keimanan dan ketaqwaan terhadap Allah Swt. serta kemuliaan akhlak.
d. Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam di SMP
Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam di SMP meliputi keserasian dalam
keseimbangan antara:
1) Hubungan manusia dengan Allah Swt 2) Hubungan manusia sesama manusia
3) Hubungan manusia dengan alam (makhluk selain manusia) dan lingkungan
Adapun ruang lingkup bahan pelajaran pendidikan Agama Islam di SMP terfokus
pada aspek:
1) Keimanan
2) Al-Qur‟an dan Hdits 3) Akhlak
4) Fiqih/Ibadah 5) Tarikh
Seperti yang terdapat dalam ruang lingkup Pendidikan Agama Islam di SMP, pada tingkat pendidikan pertama atau SMP, materi PAI kelas VII terbagi menjadi dua
semester, adapun penjabarannya sebagai berikut: 1) SEMESTER 1
a) Lebih dekat dengan Allah Swt. yang sangat indah Nama-Nya. b) Hidup tenang dengan kejujuran, amanah, dan istiqamah. c) Semua bersih, hidup jadi nyaman.
d) Indahnya kebersamaan dengan berjamaah. e) Selamat datang Nabi Kekasihku.
f) Dengan ilmu pengetahuan semua menjadi lebih mudah. 2) SEMESTER 2
a) Ingin meneladani ketaatan malaikat-malaikat Allah Swt. b) Berempati itu mudah, menghormati itu indah.
c) Memupuk rasa persatuan pada hari yang kita tunggu.
d) Islam memberikan kemudahan melalui shalat Jamak dan Qasar. e) Hijrah ke Madinah, sebuah kisah yang membanggakan.
f) Al-Khulafaur Ar-Rasyidin penerus perjuangan Nabi Muhammad Saw.
g) Hidup menjadi lebih damai dengan ikhlas, sabar, dan pemaaf.
f. KI dan KD Materi Pendidikan Agama Islam kelas VII
Kompetensi Inti (KI) merupakan terjemahan atau operasionalisasi SKL dalam bentuk kualitas yang harus dimiliki nereka yang telah menyelesaikan pendidikan
dikelompokkan ke dalam aspek sikap, pengetahuan, dan ketrampilan (afektif, kognitif, dan psikomotor) yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang
sekolah, kelas dan mata pelajaran. Kompetensi Inti dirancang dalam empat kelompok yang saling terkait yaitu berkenaan dengan sikap keagamaan
(kompetensi inti 1), sikap sosial (kompetensi inti 2), pengetahuan (kompetensi inti 3), dan penerapan pengetahuan (kompetensi inti 4). Keempat kelompok itu menjadi acuan dari Kompetensi Dasar dan harus dikembangkan dalam setiap
peristiwa pembelajaran.
Sedangkan Kompetensi Dasar (KD) merupakan kompetensi setiap mata pelajaran
untuk setiap kelas yang diturunkan dari setiap kelas yang diturunkan dari kompetensi inti. Kompetensi dasar terdiri atas sikap, pengetahuan, dan ketrampian yang bersumber pada kompetensi inti yang harus dikuasai peserta didik.
Kompetensi tersebut dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik peserta didik, kemampuan awal, serta ciri dari suatu mata pelajaran.
Tabel 2.1 Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar PAI dan Budi Pekerti di SMP
Kompetensi Inti Kompetensi dasar
1. Menghargai dan
menghayati ajaran agama yang dianutnya
1.1 Membaca Al-Qur‟an dengan tartil 1.2 Beriman kepada A;;ah Swt 1.3 Beriman kepada malaikan Allah
Swt
sehari-hari
1.5 Melaksanakan shalat wajib berjamaah sebagai implementasi dari pemahaman rukun Islam 1.6 Melaksanakan shalat jum;at
sebagai implementasi dari
spemahaman Q.S. shalat jama‟
qashar implementasi dari
2.1 memiliki perilaku semangat menuntut ilmu sebagai
implementasi dari pemahaman sifat Allah (Al-„alim, Al-Khabir, As-Sami‟, dan Al-Bashir) dan Q.S. Al- Mujadilah (58): 11 dan Ar-Rahman (55): 33 serta hadits terkait.
2.2 Memiliki perilaku ikhlas, sabar, dan pemaaf sebagai implementasi dan pemahaman Q.S. An-Nisa (4): 146, Q.S. Al-Baqarah (2): 153, dan Q.S. Ali Imran (3): 134, dan hadits yang terkait.
2.3 Memiliki perilaku meneladani perjuangan Nabi Muhammad Saw. periode Mekah dan Madinah. Husna: Al-„Alim, Al-khabir,
As-Sami‟, dan Al-Bashir.
3.2 Memahami makna iman kepada malaikat berdasarkan dalil naqli 3.3 Memahami kandungan Q.S
yang terkait tentang menuntut ilmu.
3.4 Memahami kandungan Q.S. An-Nisa (4): 146, Q.S. Al-Baqarah (2): 153, dan Q.S. Ali Imran (3): 134, dan hadits yang terkait tentang ikhlas, sabar, dan pemaaf. 3.5 Memahami ketentuan bersuci
dari hadas besar.
3.6 Memahami ketentuan shalat
berjama‟ah.
3.7 Memahami ketentuan shalat
Jum‟at.
3.8 Memahami ketentuan shalat
jama‟ qasar.
3.9 Memahami sejarah perjuangan Nabi Muhammad Saw. periode Makah dan Madinah.
3.10 Mengetahui karakter Khalifah dari Khulafaurrasyidin
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudutpandang/teori.
4.1 Membaca Q.S. Al-Mujadilah (580: 11, Q.S. Ar-Rahman (55): 33, Q.S. An-Nisa (4): 146, Q.S. Al-Baqarah (2): 153, dan Q.S. Ali Imran (3): 134 dengan tartil. 4.2 Menunjukkan hafalan Q.S.
Al-Mujadilah (580: 11, Q.S. Ar-Rahman (55): 33, Q.S. An-Nisa (4): 146, Q.S. Al-Baqarah (2): 153, dan Q.S. Ali Imran (3): 134 dengan lancar.
kehidupan sehari-hari.
4.4 Mempraktikkan shalat jum‟at dan qasar.
4.5 Mempraktikkan sholat
berjama‟ah.
4.6 Mempraktikkan sholat jum‟at.
B. Kajian Pustaka
Penelitian terdahulu ini menjadi salah satu acuan penulis dalam melakukan
penelitian sehingga penulis dapat memperkaya teori yang digunakan dalam mengkaji penelitian yang dilakukan. Dari penelitian terdahulu, penulis tidak menemukan penelitian dengan judul yang sama seperti judul penelitian penulis.
Namun penulis mengangkat beberapa penelitian sebagai referensi dalam memperkaya bahan kajian pada penelitian penulis. Berikut merupakan penelitian
terdahulu berupa beberapa jurnal terkait dengan penelitian yang dilakukan penulis. Penelitian terdahulu tersebut adalah:
1. Nur Inayati, 2010, dalam penelitian peningkatan prestasi belajar SKI materi Sejarah Ali bin Abi Thalib dengan metode Role Playing pada siswa kelas VI MI Reksosari 03Kec. Suruh Kab. Semarang tahun 2010, yang menghasilkan temuan bahwa penggunaan metode Role Playing terbukti mampu meningkatkan hasil pembelajaran SKI dengan nila rata-rata kelas 6, 9 dan tingkat keaktifan siswa mencapai 100%.
2. Atik Nur Latifah, 2010, dalam penelitian peningkatan prestasi Belajar SKI Melalui Metode Role Playing pada siswa kelas VII MtsN Parakan
3. Siti Hasanatul Mardiah, 2015, dalam penelitian Implementasi metode Role Playing dalam meningkatkan minat belajar PAI siswa (penelitian tindakan kelas di SMPN 1 Cimarga Rangkas Bitung Lebak-Banten), yang
menghasilkan adanya peningkatan darisetiap siklusnya. Hal ini terbukti dari nilai rata-rata pada penyebaran angket minat belajar siswa yaitu pada saat pra siklus, siklus I, dan siklus II, rata-rata presentase angket minat belajar PAI siswa, yang jumlah nilai angket minat belajar siswa
terendah pada saat pra siklus sebesar 98% dengan jumlah nilai angket 34, untuk siklus I sebesar 106% dengan jumlah nilai angket 37, sedangkan untuk siklus II sebesar 120% dengan jumlah nilai angket 42. Dan untuk rata-rata persentase angket minat belajar PAI siswa, yang jumlah nilai angket minat belajar siswa tertinggi pada saat pra siklus sebesar 152% dengan jumlah nilai angket 53, untuk siklus I sebesar 175% dengan jumlah nilai angket 61, sedangkan untuk siklus II sebesar 183% dengan jumlah nilai angket 64. Sedangkan untuk skor rata-rata nilai terendah mengalami penurunan sebesar 12,8% ketika diterapkan metode Role Playing, dan untuk skor rata-rata nilai tertinggi mengalami peningkatan sebesar 20,6% ketika diterapkannya metode Role Playing.
Berdasarkan penelitian terdahulu tersebut, perbedaannya terdapat pada tujuan
yang akan diteliti. Pada penelitian ini akan dicari tahu mengenai peningkatan hasil belajar siswa dengan menerapkan metode Role Playing pada pelajaran PAI
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum SMP N 1 Andong Boyolali 1. Profil SMP N 1 Andong Boyolali
a. Nama sekolah : SMP Negri 1 Andong
b. Alamat : Jl. Raya Gemolong - Kr. Gede Km
07
c. Desa : Andong
d. Kecamatan : Andong – Boyolali
e. NSS/NSM/NDS : 201030916011
g. Tahun didirikan/Th. beroprasi : 1977/1977 h. Kepemilikan Tanah/status tanah : hak pakai
i. Luas Tanah : 15000 m2
2. Lokasi
a. Geografi : Dataran Rendah b. Potensi wilayah : Pertanian c. Wilayah : Pedesaan
3. Jumlah Siswa SMP N 1 Andong Boyolali
Keadaan siswa di SMP N 1 Andong Boyolali pada 3 tahun terakhir dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.1 Keadaan Siswa di SMP N 1 Andong Boyolali pada 3 Tahun Terakhir
Tahun
Tenaga pengajar dankaryawan di SMP N 1 Andong Boyolali dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.2 Tenaga Pengajar dan Karyawan di SMP N 1 Andong Boyolali
No Nama Keterangan
7 Putut Condrolaksito, BA Guru
8 Tuwuh, S.Pd Guru
9 Sarwono, S.Pd WKS 2
10 Diastuti Pujiningsih, S.Pd Guru
11 Drs. Triyatno WKS 3
12 Sri Hastuti Handayani, S.Pd Guru
34 Ika Sari Dewi Guru
35 Saimin, S.E Ka.Subbag TU
36 Wakimin Staf Tu
37 Erna Soelistyowati Staf Tu
38 Hardiman Staf Tu
39 Sudiyono Staf Tu
40 Rida Diyah Ayu AS Staf Tu
41 Parmin Staf Tu
42 Muslim Staf Tu
43 Yoyok Rihadi DS Satpam
B. Deskripsi Pelaksanaan Pra Siklus
Sebelum kegiatan penelitian dilaksanakan, terlebih dahulu melakukan observasi di SMP N 1 Andong Boyolali. Observasi ini dilaksanakan pada hari Senin, 12 Maret 2018. Berdasarkan hasil pbservasi, diperoleh data mengenai kondisi pembelajaran
di SMP N 1 Andong. Sistem pembelajaran yang berlangsung masih terpusat pada guru, sedanggkan siswa masih kurang aktif. Metode pembelajaran yang masih
sering digunakan adalah metode ceramah. Selain itu siswa juga masih kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran yang ditunjukkan dengan masih sedikitnya siswa mengajukan pertanyaan, serta masih yterdapat siswa yang kurang
memperhatikan misalnya mereka sering bercanda dan berbicara dengan temannya. Data yang diperoleh dari observasi, bahwa hasil nilai ulangan siswa pada mata
pelajaran PAI materi Al-Khulafaurrasyidin penerus perjuangan Nabi Saw. masih banyak yang belum mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM). Khususnya
Hal tersebut dapat dilihat dalam tabel berikut:
Tabel 3.3 Hasil Ulangan Harian (Pra Siklus) Siswa kelas VII E
NO NAMA L/P NILAI KETERANGAN
1 Adham L 55 Belum tuntas
2 Adimas Ilham N. A. L 55 Belum tuntas
3 Agy Afriansyah L 50 Belum tuntas
4 Ahmad Aqul Anam L 55 Belum tuntas
5 Amara Putri T. A. L 60 Belum tuntas
6 Anggie Tiva Apriliyani P 60 Belum tuntas
7 Annur Purnomo S. P 70 Belum tuntas
8 Azkia Early N. N. P 65 Belum tuntas
9 Beny Wijaya L 50 Belum tuntas
10 Bunga Gayati D. L. P 55 Belum tuntas
11 Devi Ariyanti P 60 Belum tuntas
12 Dhany Anggit S. L 50 Belum tuntas
13 Dhany Firdaus S. L 55 Belum tuntas
14 Dimas Adi N. L 85 Tuntas/mencapai KKM
15 Dimas Ashari L 55 Belum tuntas
16 Dimas Wahyu S. L 55 Belum tuntas
17 Fanny Ardyansah L 60 Belum tuntas
18 Femas Putra Aryana L 60 Belum tuntas
19 Feri Ardiyanto L 65 Belum tuntas
20 Findi Firdani P 55 Belum tuntas
22 Hanan Dwi Irtaka L 80 Tuntas/mencapai KKM
23 Johan L 80 Tuntas/mencapai KKM
24 Kevi Suprihatin L 75 Tuntas/mencapai KKM
25 Muhammad Abdul J. L 50 Belum tuntas
26 Nur Hidayah A. L 60 Belum tuntas
27 Resa Dwi Septiani P 80 Tuntas/mencapai KKM
28 Reza Widyawati L 60 Belum tuntas
29 Rieby Queennana A. R. P 55 Belum tuntas
30 Rifda Fairuzy P 60 Belum tuntas
31 Ropek Andriyanto L 60 Belum tuntas
32 Santi Kurniawati P 60 Belum tuntas
33 Sri Lestari P 60 Belum tuntas
34 Vaisal Hidayat L 60 Belum tuntas
Rata-rata 61, 4
Tuntas 6
Tidak tuntas 28
Presentase ketuntasan 17,6%
Berikut ini adalah tabel rekapitulasi nilai ulangan harian siswa kelas VII E materi Al-Khulafaurrasyidin penerus perjuangan Nabi Saw.:
Tabel 3.4 Rekapitulasi Nilai Ulangan Harian (Pra Siklus) Siswa Kelas VII E
No Keterangan Tes awal
1 Nilai terendah 50
2 Nilai tertinggi 85
4 Kriteria ketuntasan minimal 75
5 Jumlah siswa yang tuntas 6
6 Jumlah siswa yang tidak tuntas 28
7 Presentase siswa yang tuntas 17,6%
8 Presentase siswa yang tidak tuntas 82,3%
Setelah diperoleh data secara keseluruhan, selanjutnya mengklasifikasikan nilai perolehan siswa berdasarkan acuan penelitian yang telah ditetapkan. Hasil analisis
data yang diperoleh membuktikan banyaknya hasil belajar siswa yang masih rendah atau belum memenuhi kriteria ketuntasan miniml yang telah ditentaukan.
Oleh karena itu, hasil data tersebut menjadi dasar untuk melaksanakan penelitian tindakan kelas dengan tujuan agar dapat meningkatkan hasil belajar siswa yaitu dengan menerapkan metode Role Playing dalam matapelajaran PAI materi
Al-Khulafaurrasyidin penerus perjuangan Nabi Saw. di SMP N I Andong Boyolali tahun ajaran 2017/2018.
C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I
Dalam pelaksanaan siklus I ini terdiri dari empat tahapan yang dimulai dari
perencanaan, pelaksanaan, observari dan refleksi. Kegiatan siklus I ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 31 Maret 2018.
Adapun langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Perencanaan
a.
Menyusun perencanaan dengan menggunakan metode Role Playing pad pelajaran PAI materi al-Khulafaur Ar-Rasyidin PenerusPerjuangan Nabi Muhammad Saw.
b.
Menentukan waktu pelaksanaan siklus I yaitu pada hari Sabtu, 31 Maret 2018.c.
Menetapkan materi (kompetensi dasar) yang akan diajarkan pada siklus I.d.
Menyusun indikator yang akan dicapai setelah pembelajaran.e.
Menyusun tujuan pembelajaran yang akan dicapai pada siklus I.f.
Membuat instrumen penelitian, yaitu:1) Lembar observasi untuk kegiatan siswa, yaitu untuk
mengumpulkan data mengenai penilaian aktifitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan metode Role Playing.
2) Lembar Observasi untuk kegiatan guru, yaitu untuk
mengumpulkan data mengenai pengelolaan kelas oleh guru. 3) Tes tertulis sebagai alat pengukur hasil belajar siswa pada mata
pelajaran PAI pada materi al-Khulafaur Ar-Rasyidin Penerus Perjuangan Nabi Muhammad Saw. dengan kompetensi dasar dan indikator yang telah ditentukan.
g.
Membuat lembar kerja siswa.h.
Menyiapkan alat atau media pembelajaran. 2. Pelaksanaan TindakanPelaksanaan tindakan pada siklus I dilaksanakan pada hari Sabtu, 31 Maret 2018.
Pelaksanaan pembelajaran pada siklus ini mengacu RPP yang telah disiapkan. a. Kegiatan awal (5 menit)
2) Guru memberi salam kepada siswa dan memulai pelajaran dengan
mengucapkan basmalah dan kemudian berdo‟a bersama-sama sebelum memulai pelajaran.
3) Guru menjelaskan secara singkat materi yang akan diajarkan dengan kompetensi dasar yang akan dicapai.
4) Guru menyampaikan persepsi.
b. Kegiatan Inti (30 menit)
Dalam kegiatan inti, guru dan siswa melakukan beberapa kegiatan sebagai berikut:
1) Mengamati
a) Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok, dan membagi 4 topik yang berbeda.
b) Guru mempersilahkan siswa untuk membaca dan mengamati materi sesuai dengan tema yang ditentukan dengan tujuan masing-masing kelompok dapat memerankan topik. 2) Menanya
Pada saat berdiskusi mengalami masalah, maka siswa dipersilahkan untuk bertanya kepada teman lain atau bertanya langsung pada guru.
3) Mengumpulkan data
Masing-masing kelompok mendiskusikan bagaimana cara memerankan tokoh mulai membagi karakter dan bagaimana mengekspresikan tokoh dalam peran.
4) Mengasosiasi
Masing-masing kelompok menyimpulkan inti sari yang terdapat dalam setiap drama yang diperankan oleh kelompok lain, mulai dari karakter, permasalahan yang sedang terjadi, serta mengkritik setiap kelompok yang bermain peran. Kemudian setelah selesai berdiskusi, secara bersama-sama siswa mengerjakan tugas Individu.
5) Mengkomunikasikan
1) Siwa menyimpulkan hasil pembelajaran. 2) Guru memberikan penguatan materi ajar.
3) Guru bersama siswa membaca do‟a penutup majlis. 3. Observasi
Observasi dilakukan untuk mengadakan penilaian aktivitas siswa maupun terhadap guru selama proses pembelajaran berlangsung. pada siklus pertama, baik
siswa maupun guru masih belum mampu menerapkan secara maksimal metode Role Playing. Namun meskipun demikian, hasil belajar siswa dapat meningkat
dari pembelajaran yang sebelumnya menggunakan metode konvensional. Aspek penamatan dalam penelitian ini mencakup aspek pengamatan pada siswa kelas VII E dan pada guru PAI. Adapun aspek-aspek yang diobservasi adalah sebagi
berikut:
a. Lembar Observasi Siswa pada Siklus I Tabel 3.5 Lembar Observasi Aktivitas Siswa pada Siklus I
NO NAMA
KRITERIA
I II III IV V
B K B K B K B K B K
1 Adham √ √ √ √ √
2 Adimas Ilham N. A. √ √ √ √ √ 3 Agy Afriansyah √ √ √ √ 4 Ahmad Aqul Anam √ √ √ √ √ 5 Amara Putri T. A. √ √ √ √ √ √ 6 Anggie Tiva
Apriliyani √ √ √ √ √
7 Annur Purnomo S. √ √ √ √ √ 8 Azkia Early N. N. √ √ √ √ √
9 Beny Wijaya √ √ √ √ √