• Tidak ada hasil yang ditemukan

Model Pembelajaran Quantum Teaching a.Pengertian Quantum Teaching a.Pengertian Quantum Teaching

F. Manfaat Penelitian

4. Model Pembelajaran Quantum Teaching a.Pengertian Quantum Teaching a.Pengertian Quantum Teaching

Quantum teaching berasal dari kata quantum yang artinya interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya dan teaching yang berarti mengajar. Dengan demikian, quantum teaching adalah penggubahan bermacam-macam interaksi yang ada di dalam dan di sekitar momen belajar. Interaksi yang dimaksud di sini adalah unsur-unsur untuk belajar efektif yang memegaruhi kesusksesan siswa (DePorter, 1999: 5).

Aris Shoimin (2016: 138) mengemukakan bahwa quantum teaching adalah penggubahan belajar yang meriah, dengan segala nuansanya. Menurutnya,

quantum teaching berfokus pada hubungan dinamis pada lingkungan kelas, interaksi yang mendirikan landasan-landasan dan kerangka untuk belajar.

Menurut Miftahul A’la (2012: 21) Quantum Teaching menciptakan lingkungan belajar yang efektif, dengan cara menggunakan unsur yang ada pada siswa dan lingkungan belajarnya melalui interaksi yang terjadi di kelas. Sedangkan menurut Udin Saefudin Sa’ud (2008: 138) model pembelajaran kuantum adalah salah satu model, strategi, dan pendekatan pembelajaran yang mengorkestrasikan pada keterampilan guru dalam mengelola pembelajaran.

21

Dari beberapa pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa Quantum Teaching merupakan model pembelajaran dengan cara penggubahan belajar yang meriah serta menciptakan lingkungan belajar yang efektif sehingga memengaruhi kesuksesan belajar siswa. Diharapkan dengan model ini siswa menjadi terlibat aktif selama pembelajaran.

b. Asas Quantum Teaching

Bobbi DePorter (1999: 6) mengungkpakan asas utama quantum teaching, yaitu Theirs to Ours, Ours to Theirs. Sedangkan A’la (2012: 27) juga menjelaskan bahwa asas dari Quantum Teaching adalah “Bawalah Dunia Mereka ke Dunia Kita” dan “ Antarkan Dunia Kita ke Dunia Mereka”. Maksud dari kedua pernyataan tersebut adalah langkah pertama dalam mengajar adalah masuki dahulu dunia mereka. Caranya bisa dengan mengaitkan apa yang diketahui siswa dan dihubungkan dengan kehidupan siswa sehari-hari. Setelah hal itu terbentuk, guru bisa membawa dunia mereka masuk ke dalam dunianya.

c. Prinsip Quantum Teaching

Prinsip-prinsip yang digunakan dalam quantum teaching menurut Bobbi DePorter (1999: 7-8), yaitu:

1) Everything speaks

Everything from your classroom environment to your body language, from the handouts you distribute to the design of your lesson; everything is sending a message about learning.

2) Everything is on purpose

Everything that happends under your orchestration has an intended purpose...everything.

3) Experience before label

Our brains thrive on complex stimulation. It drives the need to know. Therefore, learning happens best when students experience the information before they acquire the labels for what they learned.

22

4) Acknowledge every effort

Learning involves risking, stepping out of what is comfortable. As students take these steps they are acknowledge for both their competence and their confidence.

5) If it’s worth learning, it’s worth celebrating!

Celebration is the breakfast of champion learners. Celebration provides feedback regarding progress and increases positive emotional associations with the learning.

Arti dari pernyataan tersebut adalah quantum teaching mempunyai prinsip-prinsip sebagai berikut:

1) Segalanya berbicara

Segalanya dari lingkungan kelas hingga bahasa tubuh, kertas yang dibagikan hingga rancangan pelajaran, semuanya mengirim pesan tentang belajar.

2) Segalanya bertujuan

Segala upaya yang dilakukan oleh guru mempunyai tujuan. 3) Pengalaman sebelum pemberian nama

Otak berkembang karena adanya rangsangan kompleks, hal itu akan menggerakkan rasa ingin tahu. Proses belajar yang paling baik terjadi ketika siswa telah mengalami informasi sebelum mereka mereka memeroleh nama untuk apa yang mereka pelajari.

4) Akui setiap usaha

Proses belajar mengandung resiko, belajar berarti melangkah keluar dari kenyamanan. Ketika siswa mengambil langkah ini, mereka pantas mendapatkan pengakuan terhadap kecakapan dan kepercayaan diri mereka.

23

5) Jika layak dipelajari, maka layak pula dirayakan

Perayaan adalah sarapan bagi pembelajar juara. Perayaan memberikan umpan balik terhadap kemajuan dan meningkatkan asosiasi emosi positif dengan belajar.

Menurut A’la (2012:29-32) Quantum Teaching memiliki empat prinsip, yaitu:

1) Segalanya berbicara

Mulai dari lingkunngan kelas hingga bahasa tubuh guru, dari kertas yang dibagikan guru, hingga rancangan pelajaran guru, keseluruhannya mengirim pesan tentang belajar yang akan disampaikan dalam pengajaran tersebut. Jadi semua anggota tubuh dapat dijadikan alat pembelajaran yang akan guru lakukan. 2) Memiliki tujuan

Apa yang disusun dalam pelajaran yang akan diberikan kepada siswa harus mempunyai tujuan dan batasan yang jelas. Hal ini agar dalam pelaksanaan mengajar tidak melenceng dari tujuan utama, karena semuanya sudah dipersiapkan secara matang terlebih dahulu.

3) Mengakui setiap usaha

Pada langkah ini murid berhak atas pengakuan dari kecakapan dan rasa percaya diri mereka.

4) Layak dipelajarai maka layak dirayakan (diberi reward)

Perayaan atau pemberian sesuatu sebagai reward adalah suatu umpan balik mengenai kemajuan murid dan meningkatkan asosiasi emosi positif dengan belajar.

24

Berdasarkan pendapat tersebut, inti dari prinsip-prinsip Quantum Teaching

adalah segalanya berbicara, memiliki tujuan, pengalaman sebelum pemberian nama, akui setiap usaha, dan jika layak dipelajari maka layak pula dirayakan (pemberian reward).

d. Kerangka Rancangan Belajar Quantum Teaching

Quantum teaching mempunyai kerangka rancangan dalam belajar, kerangka tersebut sering disingkat dengan TANDUR yang merupakan kepanjangan dari Tumbuhkan, Alami, Namai, Ulangi, Rayakan. DePorter (1999: 10) menjelaskan keenam langkah tersebut, yakni:

1) Enroll

Creates buy-in by addressing “What’s In It For Me” (WIIFM), and taps into the learner’s life.

2) Experience

Creates or elicits a common experience to which all learners can relate. 3) Label

Provides the key words, concepts, models, formulas, strategies; the “input.”

4) Demonstrate

Provides opportunities for the learner to “show that they know.” 5) Review

Provides the learner with ways to review the material and solidify that, “I know that I know this.”

6) Celebrate

An acknowledgment of completion, participation and acquisition of skills and knowledge.

Dari pernyataan di atas dapat dijelaskan langkah-langkah belajar dengan model quantum teaching, yaitu:

1) Tumbuhkan

Tumbuhkan dengan memuaskan “Apa Manfaatnya BAgiKu” (AMBAK), dan manfaatkan kehidupan pelajar. Menurut Aris Shoimin (2016: 139) tumbuhkan yang dimaksud dalam pengertian ini adalah menumbuhkan minat

25

siswa terhadap pembelajaran yang akan dilakukan. Guru memotivasi siswa agar tertarik mengikuti pembelajaran. Tahap ini bisa dilakukan dengan mengaitkan materi yang akan dipelajari dengan kehidupan siswa sehari-hari, bisa dengan menampilkan gambar, cerita pendek, ataupun video.

2) Alami

Ciptakan atau datangkan pengalaman umum yang dapat dimengerti semua pelajar. Pada tahap ini siswa diberikan kesempatan untuk mengembangkan pengetahuan awal yang mereka miliki. Guru dapat memberikan tugas kelompok yang berkaitan dengan pengetahuan yang sudah mereka miliki.

3) Namai

Sediakan kata kunci, konsep, model, rumus, strategi; sebuah “masukan”. Konsep ini didapatkan siswa dengan bantuan guru setelah pengalaman yang telah mereka lewati. Shoimin (2016: 140) menjelaskan bahwa tahap penamaan memacu struktur kognitif siswa untuk memberikan identitas, menguatkan, dan mendefinisikan atas apa yang telah dialaminya. Pemberian nama akan membuat siswa menjadi lebih berkesan atau bermakna setelah melakukan sebuah pengalaman. Hal yang dapat membantu penamaan bisa menggunakan susunan gambar, warna, alat bantu, kertas tulis, poster di dinding, bahkan jembatan keledai dapat dipakai untuk tahap ini.

4) Demonstrasikan

Sediakan kesempatan bagi pelajar untuk “menunjukkan bahwa mereka tahu”. Berikan kesempatan bagi mereka untuk mengaitkan pengalaman dengan data baru, sehingga mereka menghayati dan membuatnya sebagai pengalaman

26

pribadi (DePorter, 1999: 89). Strategi yang bisa dilakukan untuk tahap ini adalah melakukan penyajian di depan kelas, permainan, menjawab pertanyaan, serta menunjukkan hasil pekerjaan siswa.

5) Ulangi

Sediakan pelajar cara-cara mengulang materi dan menegaskan, “Aku tahu bahwa aku memang tahu ini.” Pengulangan yang dilakukan guru akan memperkuat struktur kognitif siswa. Mengulang materi pelajaran dengan menegaskan kembali hal-hal yang paling pokok, tanya jawab dengan siswa apa yang telah dilakukan pada pembelajaran hari itu, serta latihan soal dapat dijadikan untuk memperkuat pengulangan.

6) Rayakan

Sebuah pengakuan untuk penyelesaian, partisipasi, dan pemerolehan dan ilmu pengetahuan. Perayaan dapat memberi rasa terselesaikannya suatu usaha yang telah dilakukan dengan cara menghormati usaha itu sendiri. Hal ini seperti pada prinsip quantum teaching : Jika layak dipelajari, maka layak pula dirayakan. Guru memberikan umpan balik kepada siswa yang telah bekerja keras dalam hal ini belajar selama KBM berlangsung. Perayaan yang bisa dilakukan guru antara lain dengan pujian, tepuk tangan, bernyanyi bersama, dan lainnya.

Menurut A’la (2012:34-40) terdapat enam langkah-langkah pembelajaran

Quantum Teaching, yaitu:

1) Tumbuhkan minat dengan memuaskan, yakni apa manfaat yang akan diperoleh dari pelajaran tersebut bagi guru dan muridnya.

27

2) Alami, yakni ciptakan dan datangkan pengalaman umum yang dapat dimengerti semua pelajar.

3) Memberi nama, ini harus disediakan kata kunci, konsep, model, rumus,, strategi: yang kemudian menjadi sebuah masukan bagi anak.

4) Demonstrasikan, yaitu sediakan kesempatan bagi pelajar untuk menunjukkan bahwa mereka tahu.

5) Ulangi, yakni tunjukkan pada pelajar tentang cara-cara mengulang materi dan menegaskan Aku tahu bahwa aku memang tahu ini.

6) Rayakan, yakni pengakuan untuk penyelesaian, partisipasi, dan perolehan keterampilan dan ilmu pengetahuan.

Berdasarkan pendapat tersebut, kerangka pembelajaran atau langah-langkah pembelajaran dalam Quantum Teaching disingkat menjadi TANDUR, yaitu Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi, dan Rayakan. Dalam penelitian ini, menggunakan semua kerangka rancangan belajar TANDUR. Kerangka tersebut meliputi Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi, dan Rayakan.

e. Kelebihan Model Pembelajaran Quantum Teaching

Menurut Aris Shoimin (2016:145-146) terdapat beberapa kelebihan model

Quantum Teaching, sebagai berikut:

1) Dapat membimbing siswa ke arah berpikir yang sama dalam satu saluran pikiran yang sama.

28

2) Karena quantum teaching lebih melibatkan siswa, saat proses pembelajaran perhatian murid dapat dipusatkan pada hal-hal yang dianggap penting oleh guru sehingga hal yang penting itu dapat diamati secara teliti.

3) Karena gerakan dan proses dipertunjukkan maka tidak memerlukan keterangan-keterangan yang banyak.

4) Proses pembelajaran menjadi lebih nyaman dan lebih menyenangkan.

5) Merangsang siswa untuk aktif dalam mengamati, menyesuaikan antara teori dan kenyataan, dan dapat mencoba melakukannya sendiri.

6) Karena model pembelajaran quantum teaching membutuhkan kreativitas dari seorang guru untuk merangsang keinginan bawaan siswa untuk belajar, secara tidak langsung guru terbiasa untuk berpikir kreatif setiap harinya.

7) Pelajaran yang diberikan oleh guru mudah diterima atau dimengerti oleh siswa.

Berdasarkan beberapa model pembelajaran yang telah disebutkan, model pembelajaran quantum teaching lebih melibatkan siswa dalam setiap sintaks atau langkah-langkah pembelajarannya. Selain itu, model quantum teaching dapat memuat ketiga hasil belajar IPA, yakni sikap ilmiah, keterampilan proses sains, dan produk sains. Model Quantum Teaching juga dapat meningkatkan hasil belajar siswa, seperti yang dijelaskan oleh Udin Syaefudin Sa’ud (2008: 130) bahwa tujuan pokok pembelajaran kuantum adalah meningkatkan partisipasi siswa, melalui penggubahan keadaan, meningkatkan motivasi dan minat belajar, meningkatkan daya ingat dan meningkatkan rasa kebersamaan, meningkatkan daya dengar dan meningkatkan kehalusan perilaku, sehingga mampu

29

meningkatkan hasil belajar siswa. Berdasarkan alasan dan kelebihan-kelebihan tersebut, maka peneliti memilih model quantum teaching untuk diterapkan dalam kelas yang terpilih menjadi kelompok eksperimen.

C. Kajian tentang Hasil Belajar Sains (IPA) di SD