• Tidak ada hasil yang ditemukan

Erni Muliawati (2015) dalam hasil penelitiannya menjelaskan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model quantum teaching memberikan pengaruh terhadap motivasi belajar IPA siswa kelas V SD Negeri Tukangan Yogyakarta. Hal ini ditunjukkan dengan penghitungan statistik dari rata-rata motivasi belajar IPA akhir siswa kelas eksperimen lebih tinggi yaitu 81,78 daripada motivasi belajar awal yaitu 70, 08, dan lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol yaitu 69,93. Penelitian yang dilakukan Erni Muliawati dengan judul “Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching terhadap Motivasi Belajar IPA Siswa Kelas V SD Negeri Tukangan Yogyakarta” menggunakan variabel bebas model pembelajaran Quantum Teaching dan variabel terikatnya adalah motivasi belajar IPA dengan teknik anaisis data yang digunakan adalah membandingkan rata-rata skor motivasi belajar siswa.

Penelitian lain yang relevan adalah dari Tri Isworo Rahmad (2010). Menurutnya ada pengaruh dalam penggunaan model quantum teaching terhadap motivasi berprestasi dan prestasi belajar matematika kelas V SD. Hasil penelitiannya sebagai berikut. 1) terdapat pengaruh positif model pembelajaran

quantum teaching terhadap prestasi belajar pada siswa MIN 1 Yogyakarta, dengan t hitung > t tabel, yaitu 6,796 > 1,995 dan nilai probabilitas signifikasi < 0,05 yaitu 0,000. 2) terdapat pengaruh positif model pembelajaran quantum teaching

46

yaitu 4,099 > 1,995 dan nilai probabilitas singnifikan < 0,05 yaitu 0,000. Penelitan yang dilakukan Tri Isworo Rahmad dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Quantum Teaching Terhadap Motivasi Berprestasi dan Prestasi Belajar Matematika Kelas V Siswa SD” variabel bebasnya adalah model pembelajaran

Quantum Teaching dengan variabel terikatnya adalah motivasi berprestasi dan prestasi belajar matematika. Teknik analisis data yang digunakan adalah uji t.

Perbedaan kedua hasil penelitian tersebut dibandingkan dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan Erni Muliawati variabel terikatnya adalah motivasi belajar dengan teknik analisis data membandingkan rata-rata skor motivasi belajar siswa. Penelitian dari Tri Isworo Rahmad variabel terikatnya adalah motivasi berprestasi dan prestasi belajar matematika dengan teknik analisis data menggunakan uji t, sedangkan pada penelitian ini variabel terikatnya adalah hasil belajar IPA dengan teknik analisis data uji normalized gain.

Persamaan kedua penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan Erni Muliawati dan Tri Isworo Rahmad variabel bebasnya adalah model pembelajaran

Quantum Teaching. Pada penelitian ini juga variabel bebasnya adalah model

Quantum Teaching. G. Kerangka Pikir

Berdasarkan hasil observasi yang sudah dilakukan, model pembelajaran yang sering digunakan guru dalam pembelajaran di kelas adalah model pembelajaran langsung. Metode yang sering digunakan adalah ceramah. Guru menjelaskan jika dalam kurikulum KTSP, cenderung menekankan pada materi. Jadi guru harus berusaha mengejar materi agar tersampaikan dengan tepat waktu.

47

Berdasarkan hasil observasi, pembelajaran yang konvensional/pembelajaran langsung cenderung mengakibatkan siswa menjadi mudah bosan, siswa kurang terlibat selama pembelajaran, serta sikap ilmiah dan proses Sains dalam mata pelajaran IPA juga belum terlihat. Model pembelajaran Quantum Teaching adalah model pembelajaran dengan cara penggubahan belajar yang meriah serta menciptakan lingkungan belajar yang efektif sehingga memengaruhi kesuksesan belajar siswa. Model ini menggunakan TANDUR sebagai kerangka pembelajarannya. Dalam tahap Tumbuhkan, guru melakukan apersepsi yang berkaitan dengan materi yang akan disampaikan sehingga termotivasi dengan pelajaran pada hari itu dan memahami Apa Manfaatnya Bagiku? (AMBAK). Tahap selanjutnya adalah Alami, siswa akan diberikan pengalaman nyata untuk mencoba suatu percobaan. Demonstrasikan, tahap ini siswa diberikan kesempatan untuk meunjukkan kemampuannya, hal itu bisa dilakukan dengan mempresentasikan hasil percobaan yang sudah dilakukan. Ulangi, tahap ini dilakukan oleh guru bersama dengan siswa mengulangi materi yang sudah dilajarkan pada hari itu. Terakhir adalah tahap Rayakan, siswa yang sudah berani mencoba, atau bisa dikatakan berani keluar dari zona nyamannya sebaiknya diberikan pengakuan terhadap apa yang sudah dilakukan. Tahap rayakan bisa dilakukan guru dengan memberikan tepuk tangan, pujian, dan lainnya.

Model pembelajaran Quantum Teaching memberikan kesempatan kepada siswa untuk menunjukkan kemampuannya, sehingga partisipasi siswa dalam kelas dapat meningkat dan mampu mempengaruhi hasil belajarnya. Melalui

48

penggubahan suasana kelas yang menyenangkan, siswa akan merasa nyaman dan pembelajaran menjadi lebih bermakna.

Berdasarkan uraian di atas, terdapat kaitan antara model pembelajaran

Quantum Teaching dengan hasil belajar IPA, karena dalam tahapan kerangka pembelajaran Quantum Teaching, siswa akan mengalami, mencoba, dan mendemonstrasikan sesuatu yang membuat dirinya senang dan belajar terasa lebih bermakna. Dengan demikian, diduga pembelajaran dengan model Quantum Teaching dapat memengaruhi hasil belajar IPA. Berikut bagan kerangka pikir dalam penelitian ini.

49

Gambar 1. Bagan Kerangka Pikir Mata pelajaran IPA dengan model pembelajaran

langsung

Siswa kurang terlibat selama pembelajaran, pembelajaran menekankan pada produk Sains, dan hasil belajar IPA belum optimal

Kelas Kontrol Kelas Eksperimen

Model pembelajaran langsung Model pembelajaran Quantum Teaching (Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasi, Ulangi, Rayakan)

Terdapat pengaruh penerapan model Quantum Teaching

50 H. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan teori dan kerangka pikir di atas, maka hipotesis yang diajukan adalah: Terdapat pengaruh positif penerapan model Quantum Teaching terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA di kelas V SD Muhammadiyah Gamplong.

I. Definisi Operasional Variabel Penelitian

Definisi operasional dalam penelitian ini sesuai variabel adalah :

1. Model Quantum Teaching adalah model pembelajaran dengan cara penggubahan belajar yang meriah serta menciptakan lingkungan belajar yang efektif sehingga memengaruhi kesuksesan belajar siswa. Kerangka pembelajaran dalam model ini adalah TANDUR, yakni Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi, dan Rayakan.

2. Hasil belajar Sains di SD adalah segenap perubahan tingkah laku yang terjadi pada siswa dalam bidang sains sebagai hasil mengikuti proses pembelajaran sains (Patta Bundu, 2006: 19). Dalam penelitian ini, semua hasil belajar yakni hasil belajar pada ranah kognitif, afektif, dan psikomotor diteliti. Untuk ranah kognitif berkaitan dengan produk sains, ranah afektif berkaitan dengan sikap ilmiah, dan ranah psikomotor berkaitan dengan keterampilan proses ilmiah.

51 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif karena data yang digunakan dalam bentuk angka-angka dan dianalisis menggunakan teknik statistik. Menurut Sugiyono (2013: 14) penelitian kuantitatif merupakan metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.