• Tidak ada hasil yang ditemukan

7 STRATEGI PENGELOLAAN BUM DESA BENETE

YANG BERKELANJUTAN DALAM

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

Sebagai badan usaha yang pembentukannya datang dari partisipasi banyak pihak, maka perlu dilakukan pemetaan para pihak (stakeholder) kunci atas dasar tingkat berpengaruh dan berkepentingannya terhadap BUM Desa Benete.

Stakeholder yang mempunyai kepentingan tinggi atas keberadaan BUM Desa Benete adalah masyarakat, pemerintah, pengelola dan PTNNT (swasta). Keterlibatan PTNNT dalam pengembangan BUM Desa adalah untuk memastikan keberlanjutan program pengembangan masyarakat, dimana terdapat tiga bidang usaha yang dikelola dengan menggunakan wadah BUM Desa.

Masih dominannya peran PTNNT ditunjukkan dengan tingginya ketergantungan BUM Desa atas dana subsidi untuk biaya operasional usaha. Hal ini disebabkan karena belum adanya interpensi pembiayaan dari sumber lain. Pada kondisi ini, pihak PTNNT harus dapat menggerakkan stakeholder yang lain untuk mempunyai kepentingan agar BUM Desa Benete dapat tumbuh menjadi lembaga yang mandiri. Penegasan ini diperlukan, karena PTNNT mempunyai peran, kepentingan dan pengaruh yang dominan. Satu sisi stakeholder yang lain masih perlu diupayakan lebih maksimal dalam membentuk kepentingan, peran dan pengaruhnya atas keberadaan dan bisnis BUM Desa Benete.

Konflik kepentingan antar stakeholder yang terlibat dalam pengembangan BUM Desa tidak ditemukan termasuk dengan organisasi lain yang ada di Desa Benete. Kondisi ini dapat dijadikan peluang, dengan menjalankan koordinasi kerja dengan semua pihak. PTNNT melalui fungsi CSR tidak dapat bekerja secara sendiri, tetapi bagaimana menggunakan seluruh sumber daya dan bersinergi dengan stakeholder yang lain, bukan hanya pada pemberian pelayanan dasar, tetapi yang lebih penting adalah mengubah minset terhadap arah pemberdayaan teraktualisasi dalam prilaku produktif. Perhatian diberikan pada peran dan kepentingan PTNNT, karena sebagai pihak yang mempunyai kemampuan sumber daya yang tinggi lebih tinggi. Bagaimana kerja tersebut diarahkan, termasuk peran dari stakeholder lainnya, maka perlu dilakukan pendekatan atas dasar konsep dan teori pemberdayaan-pengembangan masyarakat yang ada.

Tahapan strategi pengelolaan BUM Desa diawali dengan perumusan strategi. Perumusan strategi merupakan sebuah proses memilih pola tindakan utama dalam mewujudkan visi organisasi (BUM Desa). Adapun tahapan utama perumusan strategi menurut Tripomo (2005) yaitu: (1) analisis arah, yaitu untuk menentukan visi, misi dan tujuan jangka panjang yang ingin dicapai organisasi; (2) analisis situasi, yaitu tahapan untuk membaca situasi dan menentukan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang menjadi dasar perumusan strategi; (3) penetepan strategi, yaitu tahapan untuk identifikasi alternatif dan memilih strategi yang akan dijalankan organisasi.

Sebagai pertimbangan dalam pengelolaan BUM Desa, dengan memposisikan sebagai organisasi bisnis (mencari laba) dan sosial (kesejahteraan masyarakat), maka penerapan strategi harus bersifat khusus, dengan cara mereduksi konsep strategi dalam organisasi bisnis dan organisasi publik. Berdasarkan konsep proses manajemen strategi yang dikembangkan oleh

Robinson dan Pearce (1997), maka dapat disederhanakan dalam kerangka konsep proses manajemen strategi BUM Desa seperti ditunjukkan pada Gambar 15.

Gambar 24 Proses manajemen strategi BUM Desa

Penentuan visi dan misi merupakan langkah awal dalam proses perencanaan, sedangkan penentuan tujuan mengikuti formulasi strategi (David 2009). Ketiga komponen tersebut mempunyai hubungan yang saling menunjang serta mempunyai peran dalam pelaksanaan perencanaan strategi. Visi merupakan suatu pernyataan niat yang dirumuskan dengan seksama yang menetapkan tujuan atau keadaan masa depan yang secara khusus digunakan oleh seseorang atau sekelompok. Menurut David (2009) visi adalah pernyataan masa depan yang mungkin dan didambakan oleh kelompok. Visi diperlukan untuk memotivasi tenaga kerja secara efektif, visi bersama menciptakan perhatian bersama yang dapat mengangkat pekerja dari kebosanan kerja sehari-hari dan menempatkan mereka ke dunia baru yang penuh peluang dan tantangan.

Misi adalah tujuan atau alasan mengenai keberadaan organiasi, dalam misi badan usaha yang ditetapkan apa yang ingin atau akan dicapai oleh badan usaha tersebut. Misi ini mencakup tipe, lingkungan atau karakteristik yang dikerjakan oleh badan usaha, harapan dan keinginan yang ingin dicapai (Jauch dan Gleueck 1999). Sedangkan menurut David (2009) misi akan lebih berkaitan dengan tingkah laku masa kini. Misi merupakan pernyataan alasan keberadaan suatu kelompok, pernyataan misi mengungkapkan misi jangka panjang dari suatu kelompok dalam arti kelompok ingin menjadi seperti apa dan siapa yang ingin dilayani.

Visi dan misi merupakan motivator dalam kelompok terutama tenaga kerja. Misi adalah pernyataan tentang bisnis yang dijalankan oleh kelompok. Visi biasanya dapat membangkitkan semangat. Misi dapat memastikan kebulatan tujuan dalam kelompok, menyediakan standar untuk mengalokasikakan

Evaluasi visi dan misi BUM Desa Menganalisis Lingkungan External Menganalisis Lingkungan Internal Mengidentifikasi Faktor Startegis  Peluang  Ancaman Mengidentifikasi Faktor Strategis  Kekuatan  Kelemahan Pemberdayaan Masyarakat dan pemasukan bagi PADes Menyusun/ merumus-kan strategi Mengimle- mentasikan Strategi Analisis SWOT Evaluasi dan Pengendalian Umpan balik

93

sumberdaya kelompok dan berfungsi sebagai titik pusat bagi individu dalam menyelaraskan diri dengan tujuan dan arah kelompok.

Tujuan merupakan hasil akhir dari suatu kreatifitas atau kinerja. Tujuan menyatakan secara tegas apa saja yang akan dicapai dan kapan serta berapa yang harus dicapai. Tujuan badan usaha umumnya meliputi profitabilitas, efektivitas, efisiensi, pertumbuhan, kesejahteraan, pemanfaatan sumberdaya secara penuh, reputasi, kontribusi kepada karyawan melalui program kesejahteraan karyawan, kepemimpinan pasar, dan mempunyai keunggulan kompetitif yang tinggi.

Perumusan Strategi Inti

Berdasarkan hasil analisis stakeholder dan evaluasi kondisi internal dan eksternal BUM Desa Benete, maka selanjutnya dilakukan perumusan alternatif strategi. Penyusanan strategi dan rencana aksi merupakan langkah awal dalam menentukan arah perbaikan operasional dan kelembagaan dalam mencapai tujuan. Strategi merupakan ilmu dan seni dalam memanfaatkan sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan (Kolopaking et. al 2013).

Goldworthy dan Ashley (1996) mengusulkan tujuh aturan dasar dalam merumuskan suatu strategi sebagai berikut: (1) Harus menjelaskan dan menginterpretasikan masa depan, tidak hanya masa sekarang; (2) Arahan strategi harus bisa menentukan rencana dan bukan sebaliknya; (3) Strategi harus berfokus pada keunggulan kompetitif, tidak semata-mata pada pertimbangan keuangan; (4) Harus diaplikasikan dari atas ke bawah, bukan dari bawah ke atas; (5) Strategi harus mempunyai orientasi eksternal; (6) Fleksibilitas adalah sangat esensial; dan (7) Strategi harus berpusat pada hasil jangka panjang.

Perumusan strategi merupakan sebuah proses memilih pola tindakan utama dalam mewujudkan visi, misi dan tujuan BUM Desa Benete. Berikut pernyataan terkait visi, misi dan tujuan BUM Desa Benete:

Visi:

Menjadi mitra pemerintah desa dalam membangun penguatan ekonomi desa untuk menciptakan masyarakat sesejahtra dan berdaya saing.

Misi:

1) membentuk lembaga wirausaha melalui UKM dan pembinaan ekonomi kreatif;

2) pelibatan pemuda dalam program ekonomi kreatif melalui peningkatan skill dan profesionalisme kewirausahaan;

3) menciptakan lapangan kerja melalui pembentukan unit usaha baru berdasarkan potensi desa;

4) meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pelayanan kebutuhan dasar dengan harga terjangkau.

Tujuan:

Pembentukan BUM Desa Benete bertujuan untuk menjalan misi pengembangan masyarakat melalui pengelolaan bidang usaha yang melayani kebutuhan dasar

masyarakat dengan mempertimbangkan aspek pemberdayaan masyarakat dan aspek bisnis untuk mencapai kemandirian lembaga serta dapat berkontribusi bagi pendapatan keuangan Desa.

Penyusunan strategi dilakukan melalui forum FGD untuk pengumpulan data sebagai masukan analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities and Threats), yang merupakan suatu cara untuk mengidentifikasi berbagai faktor kritis dalam suatu organisasi dengan sistimatis dalam rangka merumuskan berbagai strategi. Metode Analisa ini didasarkan pada logika untuk dapat memaksimalkan kekuatan (strength) dan memanfaatkan peluang (opportunities), dengan secara bersamaan juga dapat meminimalkan dampak kelemahan (weaknesses) dan mengantisipasi ancaman (threats) (Rangkuty 2011).

Dari hasil analisis matrik SWOT (Lampiran 2), diperoleh beberapa rumusan strategi yaitu:

A. Strategi S-O (Strength – Opportunity), yaitu dengan menggunakan kekuatan internal yang ada untuk memanfaatkan peluang eksternal, dalam upaya mengembangankan kelembagaan BUM Desa untuk meningkatkan pendapatan dan berkontribusi bagi pemasukan PADes Desa Benete. Rumusan strategi S-O untuk BUM Desa Benete adalah:

1) Meningkatkan aktivitas bisnis/usaha melalui pemanfaatan potensi desa dan peluang pasar.

2) Tingkatkan mutu pelayanan dan merubah pola pendekatan terhadap konsumen.

3) Menambah unit usaha pada bidang usaha yang melayani kebutuhan pokok masyarakat.

4) Perkuat kapasitas organisasi dengan mengoptimalkan pemanfaatan bantuan dana dan fasilitas usaha dari PTNNT.

B. Strategi W-O (Weaknesses – Opportunities), yaitu dengan memanfaatkan peluang yang muncul, untuk mengatasi kelemahan dalam rangka mengembangkan kelembagaan BUM Desa dalam mewujudkan pemberdayaan masyarakat berkelanjutan. Rumusan strategi W-O untuk BUM Desa Benete adalah:

1) Meningkatkan kapasitas SDM melalui pelatihan keterampilan dan motivasi kerja.

2) Menyusun struktur organisasi yang menyesuaikan bidang usaha dengan mempertimbangkan kualifikasi dan kinerja individu personel yang akan ditempatkan pada posisi tersebut.

3) Menetapkan rencana strategi berdasarkan pernyataan visi misi BUM Desa Benete secara lebih operasional.

C. Strategi S-T (Strength – Threats), yaitu dengan menggunakan kekuatan yang ada untuk mengatasi ancaman potensial, yang dapat menghambat pengembangan kelembagaan BUM Desa dalam mewujudkan pemberdayaan masyarakat berkelanjutan. Rumusan strategi S-T untuk BUM Desa Benete adalah:

1) Menetapkan aturan Desa yang mendorong pelibatan masyarakat dalam penguatan BUM Desa dan pengelolaan usaha produktif.

95

2) Memilih teknologi pengolahan air bersih yang efektif dan bangun kerjasama dengan Desa lain untuk mengelola sumber air secara bersama.

D. Strategi WT (Weaknesses - Threats), yaitu upaya mengurangi kelemahan internal serta menghindari ancaman eksternal dalam rangka mempertahankan kelembagaan BUM Desa sebagai pengerak kegiatan pemberdayaan masyarakat berkelanjutan. Rumusan strategi W-T untuk BUM Desa Benete adalah:

1) Mendorong pemerintah agar menerbitkan PERDA untuk pembinaan dan pembiayaan pengembangan BUM Desa.

2) Mencari sumber alternatif pembiayaan baru dan membangun jaringan usaha dengan lembaga lain diluar komunitas.

Rumusan Strategi Pengelolaan BUM Desa Benete

Rumusan strategi yang didapatkan dari analisis SWOT tersebut, masih bersifat umum dan belum dapat dioperasionalkan. Pilihan strategi yang menjadi prioritas disesuaikan berdasarkan tingkat urgensi, dengan kebutuhan operasional dan kemampuan sumberdaya internal BUM Desa, rancangan strategi dan program aksi pada lampiran 3.

Adapun pilihan strategi utama pada masing-masing bidang sasaran adalah sebagai berikut:

A. Alternatif strategi penguatan kapasitas kelembagaan BUM Desa Benete adalah:

a) Menyusun rencana strategis pengembangan usaha BUM Desa berdasarkan visi dan misi BUM Desa Benete dalam bentuk operasional pada bidang usaha yang dikelola;

b) Meningkatkan kemampuan personel dalam pengelolaan BUMDes Benete;

c) Memperbaiki pola pelayanan terhadap konsumen; dan d) Memperkuat seluruh potensi internal BUMDes Benete.

B. Alternatif strategi untuk keberlanjutan bidang usaha pengelolaan air bersih adalah:

a) Menjalin kemitraan dengan PDAM KSB dalam meningkatkan keterampilan tehnis dan manajemen pengelolaan air bersih; dan

b) Memperbaiki jaringan distribusi, mesin, unit pengolahan air untuk menekan biaya operasional dan menciptakan efesiensi anggaran.

C. Alternatif strategi untuk keberlanjutan bidang usaha pengelolaan pengangkutan sampah dan kebersihan lingkungan adalah:

a) Usaha pengelolaan sampah/kebersihan lingkungan perlu pendekatan lebih kreatif dengan menerapkan konsep reduce, reuse dan recycle yang dilakukan melalui kerjasama dengan pihak luar untuk memberikan nilai tambah bagi keuangan BUM Desa; dan

b) Mengurangi biaya opeasional truk sampah dengan sistim penempatan bak sampah komunal. Sampah dikumpulkan dari tempat tinggal pelanggan dengan menggunakan gerobak sampah. Selanjutnya dilakukan pemisahan

pada jenis sampah plastik dan metal dengan sampah jenis organik. Pengangkutan sampah ke TPA menggunakan truk sampah.

D. Alternatif strategi untuk keberlanjutan bidang usaha pengelolaan pariwisata Pantai Benete adalah:

a) Diferensiasi usaha melalui kerjasama dengan pihak luar untuk menambah fasilitas bermain dan hiburan dengan pembagian hasil yang tidak merugikan BUM Desa; dan

b) Mendorong kontribusi Pemda dalam penataan dan promosi wisata pantai Benete.

97

Dokumen terkait