• Tidak ada hasil yang ditemukan

Simpulan

1) Hasil analisis terhadap stakeholder yang terlibat pada proses pendirian dan operasional BUM Desa, menunjukkan bahwa PTNNT dan Kepala Desa merupakan stakeholder utama yang memiliki pengaruh dan kepentingan tinggi. Masyarakat dan pengelola berada pada kategori stakeholder sekunder yang memiliki pengaruh rendah tetapi kepentingan tinggi. Pemerintah Desa dan Pemerintah Kabupaten memiliki pengaruh tinggi tetapi belum berperan sebagaimana amanat regulasi dalam memperkuat kelembagaan BUM Desa. 2) Hasil analisis faktor internal dan eksternal BUM Desa, menunjukkan bahwa

kapasitas SDM Pengelola menjadi faktor kelemahan. Keberadaan regulasi dari pemerintah pusat menjadi peluang, serta ketersediaan sarana dan fasilitas usaha menjadi keunggulan. Rendahnya partisipasi masyarakat dalam membayar iuran merupakan faktor penghambat bagi keberlanjutan usaha. 3) Strategi pengelolaan BUM Desa dalam pemberdayaan masyarakat

berkelanjutan adalah; (1) meningkatkan partisipasi masyarakat; (2) penguatan kemampuan pengelola;dan (3) perbaikan pada tata kelola bidang usaha pengolahan air bersih dan pengangkutan sampah serta pengelolaan fasilitas wisata Pantai Benete.

Saran

1) Stakeholder dapat memberikan kontribusi maksimal dengan komitmen yang tinggi dalam menjalankan tugas pokok dan fungsi masing-masing. Masyarakat sebagai sasaran utama program pemberdayaan hendaknya tidak menjadi penerima/konsumen tetapi dapat berkontribusi dalam mengembangkan usaha BUM Desa melalui partisipasi aktif sesuai kewajiban dan tanggung jawab yang telah disepakati. Pemerintah Desa dan Kecamatan hendaknya lebih pro aktif melakukan koordinasi dengan SKPD terkait untuk mendapatkan dukungan regulasi dan pembiayaan dari anggaran daerah dalam pengembangan usaha BUM Desa.

2) Untuk meningkat produktifitas, personel BUM Desa Benete perlu diberikan pelatihan dan kemungkinan pergantian personel dapat dilakukan dengan mempertimbangkan indikator kinerja lembaga dan kompetensi individu. Fakta sarana dan prasarana yang dikelola BUM Desa Benete adalah bantuan dari PTNNT kepada masyarakat. Kondisi ini masih abstrak sehingga perlu kejelasan status sehingga menjadi bagian dari asset BUM Desa.

3) Strategi pemilihan untuk bidang usaha baru perlu menjadi pertimbangan dengan melihat faktor potensi Desa dan kebutuhan pasar. Pilihan usaha yang dilakukan sifatnya adalah padat karya, bukan padat modal dan memprioritaskan pada kegiatan ekonomi produktif masyarakat.

Albrecht, K. 1995. Pengembangan Organnisasi. Bandung [ID]: Angkasa.

Anonim. 2006, Warta Intra Bulog; Evaluasi : Refleksi Internal. Jakarta: No. 11- 12/Th.XXXII/Nov-Des.2006.

Astika, Sudhana K. 2010. Budaya Kemiskinan Di Masyarakat:Tinjauan Kondisi Kemiskinan Dan Kesadaran Budaya Miskin Di Masyarakat. Jurnal Ilmiah Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Vol. I No. 01. 20-26.

Budiman, SHR., dkk.1989. Business Policy & Strategic Management. Jakarta: Karunika.

David. 2006. Manajemen Strategik. Jakarta [ID]: PT Prenhallindo.

David. 2009. Strategic Management: Manajemen Strategis Konsep. Edisi kedua belas. Jakarta [ID]: Salemba Empat.

Departemen Pendidikan Nasional - Pusat Kajian Dinamika Sistem Pembangunan (PKDSP). 2007. Buku Panduan Pendirian dan Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Malang: Universitas Brawijaya.

Dubois O. 1998. Capacity to manage role changes in forestry. Introducing the 4Rs framework. Forest Participation Series No. 11, IIED, London.

Friedman, A.L. and S. Miles. 2006. Stakeholders. Theory and Practice. OXFORD University Press.

Hancock, B. 2002. An Introduction to Qualitative Research. Trent Focus Group. University of Nottingham.

Hayami Yujiro, Masao Kikuci, Asian Village Economy at the Crossroads. University of Tokyo Press, 1981.

Ife, Jim dan Frank Tesoriero. 2006. Community Development: Alternatif Pengembangan Masyarakat di Era Globalisasi. Yogjakarta: Pustaka Pelajar. Jauch L, Glueck. 1999. Manajemen Strategi dan Kebijakan Perusahaan. Jakarta

[ID]: Penerbit Erlangga.

Kadir A, S.A.Awang, R.H. Purwanto dan E.Poedjirahajoe. 2013. Analisis

Stakeholder Pengelolaan Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung, Provinsi Sulawesi Selatan (Stakeholder Analysis of Bantimurung Bulusaraung National Park Management, South Sulawesi Province). J. Manusia Dan Lingkungan, Vol. 20, No.1, Maret. 2013: 11 –21.

Kanuk L L dan Schiffman, L. 2008. Perilaku Konsumen. Jakarta: PT. Indeks. Kolopaking LM et al, 2013. Desain Pengembangan Kawasan Minapolitan

Percontohan Berbasis Industri Rumput Laut Kabupaten Sumbawa Barat. PSP3-IPB.

Kotler, Philip, 2003, Marketing Management, 11th Edition, New Jersey:

Prentice Hall Int’l.

Mubyarto.1999. Memacu Perekonomian Rakyat; Metedologi Kaji Tindak Partisipatif. Yogyakarta: Aditya Media.

Mulyadi. 2007. Sistem Perencanaan dan Pengendalian Manajemen: Sistem Pelipat ganda Kinerja Perusahaan. Jakarta: SalembaEmpat.

Nasdian, FT. 2014. Pengembangan Masyarakat. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

Osborne, David dan Peter Plastrik. 1997. Banishing Bureaucracy: The Five

Strategies for Reinventing Government.

99

Pemerintah Republik Indonesia. 2004. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah. Bandung [ID]: Fokusmedia.

______. 2005. Peraturan Pemerintah RI No. 72 Tahun 2005 tentang Desa. Jakarta. ______. 2010. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 39 Tahun 2010. Jakarta. ______. 2014. Peraturan Pemerintah No. 34 Tahun 2014. Jakarta.

______. 2014. Undang-Undang Nomor 06 Tahun 2014 tentang Pemerintah Desa. Jakarta [ID]: sekretaris Negara.

______. 2015. Peraturan Menteri Desa No. 4 Tahun 2015. Jakarta.

Prasojo, Eko. 2003. Hasil penelitian: Pola dan mekanisme Pemberdayaan Masyarakat di DKI Jakarta. Pusat Kajian Strategi Pembangunan dan Politik (PKSPSP) FISIP UI.

Rangkuty, Freddy. 2001. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta: PT. Gramedia.

Robinson BR, Pearce AJ. 1997. Manajemen Strategik; Formulasi, Implementasi dan Pengendalian Jilid I. Jakarta: Binarupa Aksara.

Salam DS. 2001. Otonomi Daerah dalam Perspesktif Lingkungan, Nilai dan Sumber Daya. Jakarta: Djambatan.

Salam, Md. Abdus and T. Noguchi. 2006. Evaluating Capacity Development for Participatory Forest Management in Bangladesh Sal Forests Based on 4Rs Stakeholder Analysis. Forest Policy and Economics 8 (2006) 785–796. doi:10.1016/j.forpol.2004.12.004.

Schuler, Jackson. 2001. Manajemen Suber Daya Manusia Menghadapi Abad ke- 21, jilid 2, edisi keenam. Jakarta [ID]: Penerbit Erlangga.

Sitorus M. T. Felix. 1998. Penelitian Kualitatif Suatu Perkenalan. Kelompok Dokumentasi Ilmu Sosial untuk Laboratorium Sosiologi, Antropologi, dan Kependudukan, Jurusan Sosial-Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Soekanto S. 2006. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta [ID]: PT Raja Grafindo Persada.

Soetomo. 2011. Pemberdayaan Masyarakat; Mungkinkah Muncul Antitesisnya? Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sondakh W. Lucky. 2003. Globalisasi & Desentralisasi; Perspektif Ekonomi Lokal. Jakarta: Lembaga Penerbit FE UI.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: CV. Alfabeta.

Suharto E. 1997. Pembangunan, Kebijakan Sosial dan Pekerjaan Sosial: Spektrum Pemikiran, Bandung: LSP-STKS.

Suharto E. 2010. Membangun Masyarakat Memberdayakan Masyarakat: Kajian Strategis Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial. Bandung: Refika Aditama, PT.

Tjiptono F. 2002. Strategi Pemasaran. Yogyakarta: Andi Offset.

Tripomo TU dan. 2005. Manajemen Strategi. Bandung: Rekayasa Sains.

Vishal S, Rachma S. 2011. Experiential Marketing: A Contemporary Marketing Mix. International Journal of Management and Strategy. Vol. I. No. 11. Wasistiono S. 2003. Kapita Selekta Manajemen Pemerintahan Daerah, CV. Fokus

Media, Jakarta.

Woolcock M. 2001. The Place of Social Capital in Understanding Social and Economic Outcome. Canadian Journal of Policy Reserach. Vol 2 (1), page 1-27.

Lampiran 1. Analisis peran, pengaruh dan kepentingan stakeholder dalam pembentukan dan operasional BUM Desa Benete No Faktor Analisis Stakeholder Analisis Keterlibatan PTNNT Pemerintah

Desa Benete Pemerintah Daerah KSB

Pengurus BUMDes Masyarakat/ Konsumen A. Peran 1) Pembentuk cikal bakal BUMDes Benete 2) Memberikan modal 3) Membangun fasilitas umum / aset usaha 4) Penguatan kapasitas kelembagaan BUMDes 1) Fasilitator dalam kegiatan pembentukan 2) Memfasilitasi kemitraan antar lembaga 3) Merekomenda sikan pengurus dan membuat SK 4) Sosialisasi 1) Bimbingan dan pelatihan pengurus 2) Memfasilitasi kemitraan antar lembaga 1) Mengelola organisasi 2) Merumuskan misi

dan arah organisasi

3) Menyusun

program kerja dan penggaran 4) Melakukan evaluasi dan perbaikan kinerja 1) Sebagai konsumen/ pengguna 2) Pembentukan usaha baru 3) Menciptakan kondisi kondusif bagi keberlanjutan investasi dunia usaha

Pihak PTNNT, Pemerintah Desa, Pengurus dan masyarakat/pelanggan sudah menjalankan peran sesuai fungsinya sedangkan pihak Pemda KSB belum menunjukkan peran nyata. B. Pengaruh 1) Penentu pilihan bentuk lembaga dan bisnis BUMDes 2) Bantuan biaya operasional 1) Membuat regulasi 2) Koordinasi lintas lintas stakeholder pada level Desa 3) Penganggaran melalui APBDes 1) Membuat regulasi 2) Koordinasi lintas lintas stakeholder pada level Kabupaten 3) Penganggaran melalui APBD 1) Menggerakkan organisasi 2) Kinerja organisasi 1) Partisipasi dalam membayar iuran dan membayar jasa pelayanan

Stakeholder yang telah menggunakan

pengaruhnya yaitu; PTNNT,

Pengurus dan masyarakat (sebagian kecil). Sedangkan pemerintah Daerah

dan Desa belum menggunakan

pengaruhnya secara nyata dalam pengembangan BUMDes Benete.

C. Kepentinga n 1) Menjalankan kebijakan CSR untuk mendapatkan lisensi sosial 2) Pemberdayaan masyarakat. 1) Pemasukan bagi PADes 2) Pemberdayaan masyarakat 3) Menjalankan amanat regulasi/UU Pemerintah 1) Pemasukan bagi PAD 2) Pemberdayaan masyarakat 3) Menjalankan amanat regulasi/UU Pemerintah 1) Kepentingan

sebagai salah satu tempat bekerja 2) Mendapatkan gaji 1) Mendapatkan pelayanan dengan biaya terjangkau. 2) Program pemberdayaan masyarakat

Satakeholder yang telah memenuhi

kepentingannya yaitu; PTNNT,

Pengurus BUMDes dan masyarakat. Sedangkan Pemerintah Daerah dan

Desa belum memenuhi

kepentingannya terutama pada

101 Lampiran 2: Matrik Analisis SWOT BUM Desa Benete untuk peningkatan kapasitas kelembagaan dan pengembangan unit usaha dalam

mewujudkan pemberdayaan masyarakat berkelanjutan.

Kekuatan (Strength) - S

1. Tersedia sarana dan prasarana usahayang memadai 2. BUMDes telah dikenal luas oleh masyarakat

3. Cukup tersedia fasilitas perkantoran dan pelayanan administrasi 4. Bidang usaha yang dikelola melayani kebutuhan dasar

masyarakat

5. Produk mudah dipasarkan

Kelemahan (Weaknesses) – W

1. Kapasitas SDM pengelola rendah

2. Kinerja personal tidak berkontribusi terhadap pendapatan BUM Desa

3. Tidak ada jobdescription masing-masing pengelola 4. Kurangnya kinerja dalam mengembangkan usaha 5. Belum ada kejelasan visi dan misi organisasi 6. Struktur organisasi belum ideal

7. Kinerja keuangan tidak seimbang antara pemasukan dibanding biaya

8. Lemah dalam manajemen administrasi

9. Mengandalkan sumber biaya hanya dari subsidi PTNNT 10.Tidak ada jaringan kerja dengan lembaga lain

11.Unit produksi sudah tua dan biaya operasional tinggi.

Peluang (Opportunities) – O

1. Dukunganregulasi Pemerintah (UU No. 06 Tahun 2014) terkait BUM Desa

2. Dukungan dari program CSR PTNNT 3. Jumlah penduduk sebagai konsumen 4. Luas wilayah dan potensi SDA

5. Ketersediaan sarana dan perasarana perhubungan/komunikasi yang memadai

6. Daya beli masyarakat dan permintaan pasar 7. Keberadaan kelembagaan sosial tingkat komunitas 8. Ketersediaan kelembagaan produksi/usaha jasa 9. Tersedia sarana dan prasarana pemerintahan Desa 10.Kondisi sosial budaya yang kondusif

11.Pola nafkah masyarakat dan prasarananya

Strategi S-O

1. Meningkatkan aktivitas bisnis/usahamelalui pemanfaatan potensi desa dan peluang pasar

2. Tingkatkan mutu pelayanan dan merubah pola pendekatan terhadap konsumen

3. Menambah unit usaha pada bidang usaha yang melayani kebutuhan pokok masyarakat.

4. Perkuat kapasitas organisasi dengan mengoptimalkan pemanfaatan bantuan dana dan fasilitas usaha dari PTNNT.

Strategi W-O

1. Meningkatkan kapasitas SDM melalui pelatihan keterampilan dan motivasi kerja

2. Menyusun struktur organisasi yang menyesuaikan bidang usaha dengan mempertimbangkan kualifikasi dan kinerja individu personel yang akan ditempatkan pada posisi tersebut.

3. Menetapkan sasaran program dan rumusan visi misi BUM Desa Benete

Tantangan (Threats) - T

1. Dukungan regulasi dan pembiayaan dari pemerintah Daerah dan Desa

2. Keterlibatan pihak swasta yang belum dikelola dengan baik 3. Minset masyarakat terhadap program CSR PTNNT 4. Rendah berpartisipasi masyarakat

5. Potensi sumber air terbatas

6. Ketidakpastian keberlanjutan operasional perusahaan (PTNNT) karena kesulitan memenuhi syarat perijinan

Strategi S-T

1. Menetapkan aturan Desa yang mendorong pelibatan masyarakat dalam penguatan BUM Desa dan pengelolaan usaha produktif. 2. Memilih teknologi pengolahan air bersih yang efektif dan

bangun kerjasama dengan Desa lain untuk mengelola sumber air secara bersama.

Strategi W-T

1. Mendorong pemerintah agar menerbitkan PERDA untuk pembinaan dan pembiayaan pengembangan BUM Desa. 2. Mencari sumber alternatif pembiayaan baru dan

membangun jaringan dengan lembaga lain.

Faktor-faktor Internal

Faktor-faktor Eksternal

Lampiran 3. Rencana aksi pengelolaan BUM Desa melalui peningkatan kapasitas kelembagaan dalam mewujudkan pemberdayaan masyarakat berkelanjutan.

No. Strategi dan Kegiatan Pertimbangan* Aktor Waktu

Pelaksanaan Mekanisme Pelaksanaan Sumber Dana

A. Bonding Strategy

1. Evaluasi sasaran program dan rumusan visi misi BUMDes Benete

- Ketidak jelasan tujuan BUMDes Benete dan belum optimal dalam pemilihan usaha yang berdasarkan potensi Desa dan kebutuhan pasar.

Personel CSR PTNNT dan Personel BUMDes Benete Semester awal tahun 2016 - Padukan Restra PTNNT dengan RPJM KSB - Lakukan analisi potensi

ekonomi Desa dan kebutuhan pasar.

PTNNT

2. Perbaikan kemampuan personel BUMDes Benete

- Kapasitas personel pengurus rendah, tata kelola organisasi dan kinerja kinerja keuangan rendah.

Personel CSR PTNNT dan Personel BUMDes Benete Pertengahan Tahun 2016

- Pilih pengurus berdasarkan kompetensi,

- Pelatihan manajemen usaha dan perbaikan struktur organiasi PTNNT dan Dinas Terkait Pemerintah Daerah 3. Perkuat potensi BUMDes Benete

- Pemanfaatan bantuan dana dan fasilitas dari PTNNT tidak optimal. - Bidang usaha sektor lain selain

bidang usaha dari bantuan PTNNT belum tergarap. Personel CSR PTNNT, Personel BUMDes Benete dan Pemdes Benete Semester kedua tahun 2015 dan semester awal 2016

- Pelatihan usaha dan pengelolaan organisasi - Melakukan diversifikasi usaha

pada bidang pengadaan sarana pertanian, perikanan dan kebutuhan pokok

- Membuka unit usaha koperasi tani

PTNNT, Pemdes Benete

4. Tingkatkan mutu pelayanan dan merubah pola pendekatan

- Kurang terbangunnya hubungan emosional antara pengurus Bumdes dengan masyarakat

- Rendahnya tingkat partisipasi masyaratak serta masih kuatnya mindset bahwa bantuan daari PTNNT adalah gratis.

- Personil BUMDes tidak kompeten

Personel CSR PTNNT, Pemdes Benete dan Personel BUMDes Benete Semester awal 2016

- Sosialisasi dan perbaikan kinerja BUMDes.

- Pemdes menerbitkan Perdes penarikan retribusi pelayanan BUMDes

PTNNT, Pemdes Benete

103

No. Strategi dan Kegiatan Pertimbangan* Aktor Waktu

Pelaksanaan

Mekanisme Pelaksanaan Sumber Dana B. Bridging Strategy

1. Membangun kemitraan dengan karang taruna dan PKK.

- Mengurangi biaya operasional yang relatif mahal.

- Memungkinkan terbentuknya usaha dari kegiatan daur ulang sampah.

PTNNT, Personel BUMDes, Karang Taruna, ibu-ibu PKK dan pemerintah desa. Semester awal 2016

- Menyiapkan alat angkut sampah sederhana lintas RT. Pelibatan karang taruna dan ibu-ibu PKK, pelatihan keterampilan recycle dan

reuse sampah.

PTNNT

2. Membangun kemitraan dengan kelompok tani, Rumah kompos dan kelompok nelayan.

BUMDes Benete tidak bermitra dengan potensi lembaga yang ada di desa untuk menggerakkan potensi ekonomi masyakat. PTNNT, personel BUMDes Benete Semester awal 2016 - Sosialisasi, kemitraan, pemetaan potensi dan penilaian kebutuhan masyarakat. PTNNT C. Creating Strategy 1. 2. 3. 4. Membangun kemitraan dengan PDAM Menjajaki peluang kerjasama dengan lembaga keuangan dan mencari sumber pembiayaan lain Membangun kemitraan dengan Membangun kerjasama dengan otoritas Dermaga Benete

Infrastruktur Air Bersih telah ada, tetapi tinggi biaya operasional.

Pembiyaan masih tergantung dari subsidi PTNNT. Kondisi ini tidak menguntungkan bagi kelangsungan usaha BUM Desa jika operasi PTNNT berakhir.

Diperlukan kolaborasi antar BUMDes dan LKM untuk advokasi mendorong pembahasan Perda BUMDes di KSB

Peluang usaha transportasi, pengadaan air bersih dan jasa buruh angkutan barang. PTNNT, PDAM KSB, Pemerintah Daearah, Kecamatan dan Desa, Otoritas Pelabuhan Benete (Syahbandar) Tahun 2016 Semester kedua tahun 2016 Semester pertama tahun 2016 Semester kedua tahun 2016

- Pembuatan Perda tentang BUMDes

- Pembuatan Perdes pengelolaan BUMDes dan Perdes

Pembayaran Retribusi - Kejelasan asset BUM Desa

(MOU PTNNT dan BUM Desa Benete

- MOU BUMDes dengan PDAM

- MOU dengan otoritas Dermaga Benete PTNNT; DPR dan pemerintah KSB, Pemdes Benete, dan PDAM KSB

Dokumen terkait