• Tidak ada hasil yang ditemukan

RIWAYAT HIDUP

YAYASAN OLAT PERIGI (YOP)

3.2. Prosedur Permohonan Pembiayaan Usaha Mikro

3.3.1. Pembinaan dan Pengawasan Pembiayaan Usaha Mikro

3.3.1.1. Definisi

Pembinaan dan Pengawasan Pembiayaan Mikro adalah suatu usaha, tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara berdaya guna berhasil guna untuk memperoleh hasil yang lebih baik. Sedangkan pengawasan adalah proses pengawasan daripada pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi untuk menjamin agar semua pekerjaan yang sedang dilakukan berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya.

A. Maksud dan Tujuan

1. Pembinaan dan pengawasan Debitur merupakan suatu proses.

2. Petugas pembinaan Debitur yang menangani portofolio pembiayaan tersebut bertanggung jawab dalam pembinaan dan pengawasan Debiturnya terutama untuk:

2.1. Menjamin agar penggunaan dana tersebut sesuai dengan tujuan serta rencana pemberiannya sehingga pengembalian seluruh kewajibannya benar-benar dapat terjamin

2.2. Memonitor kegiatan Debitur di dalam mengelolah usahanya, baik dari segi manajemen maupun keuangannya

2.3. Mengidentifikasikan permasalahan yang timbul dalam kegiatan operasinya, sehingga pemecahan/penyelesaian dapat dilakukan tepat waktu

2.4. Melihat sejauh mana kemungkinan adanya perubahan-perubahan terhadap ketentuan atas fasilitas pembiayaan tersebut, sehubungan dengan kondisi dan kemampuan Debitur

2.5. Menciptakan kondisi pelayanan yang optimal B. Metode dan Teknik Pembinaan/Pengawasan

1. Pembinaan Secara Langsung

Pembinaan secara langsung dilakukan kunjungan ke lokasi usaha Debitur, dan dimaksudkan untuk:

1.1. Mengetahui, mengecek secara fisik kondisi dan keadaan usaha Debitur 1.2. Memberikan saran-saran yang menyangkut problematik Debitur dalam

rangka pengembangan usaha yang bersangkutan

1.3. Untuk mengetahui sejauh mana fasilitas pembiayaan tersebut digunakan sebagaimana mestinya

1.4. Memelihara hubungan/komunikasi dengan kontak telepon, dilaksanakan untuk menciptakan hubungan yang lebih akrab disamping untuk mengetahui perkembangan usaha yang bersangkutan

2. Pembinaan Secara Tidak Langsung

2.1. Meng update status kolektibilitas piutang debitur yang bersangkutan

2.2. Mengikuti perkembangan usaha Debitur melalui laporan-laporan yang disampaikan baik atas permintaan manajer YOP maupun tidak

2.3. Mencari informasi dari sumber lain tentang segala sesuatu yang menyangkut Debitur tersebut

2.4. Mengadakan penelitian (review) terhadap file-file pembiayaan Debitur yang bersangkutan secara berkala/periodik

2.5. Pembinaan dan pengawasan harus dilakukan secara periodik minimal setiap bulan dan harus dituangkan dalam laporan tertulis

2.6. Mengelompokkan anggota yang tergolong bermasalah agar dapat dibina secara khusus dan bila perlu dapat ditunjuk pembina pembiayaan yang khusus menangani pembiayaan bermasalah. Adapun kriteria langkah-langkah pemecahan pembiayaan bermasalah adalah sebagai berikut:

Pembiayaan bermasalah adalah Debitur yang memperoleh pembiayaan yang tergolong kolektibilitas kurang lancar, diragukan dan macet.

Monitoring dan pembinaan anggota tersebut memerlukan pembinaan khusus, dalam arti pembinaan secara langsung maupun tidak langsung, secara periodik minimal perminggu

Portofolio pembiayaan bermasalah harus segera diminta review oleh bagian pengawasan pembiayaan/analis pembiayaan.

Melakukan tindakan penyelamatan dengan cara penjadwalan, penataan dan sebagainya melalui anggota komite pembiayaan

Bila upaya pembinaan secara maksimal masih belum berhasil maka melalui komite pembiayaan dapat dialihkan pada bagian penyelesaian pembiayaan C. Ringkasan Data Debitur

Setiap debitur/Debitur pembiayaan harus dibuat ringkasan data pembiayaannya. Pengisian ringkasan data pembiayaan harus dilakukan pada saat pengajuan pembiayaan baru, secara seksama dan lengkap, agar benar-benar dapat mencerminkan gambaran umum usaha dari Debitur tersebut, sehingga dasar pertimbangan untuk suatu keputusan pembiayaan, dan dibuat oleh pembina pembiayaan.

Ringkasan data debitur tersebut harus disimpan dalam file pembiayaan dan harus selalu diperbaharui jika terjadi perubahan dalam ringkasan data debitur tersebut, contoh pengisian ringkasan data pembiayaan adalah sebagai berikut:

1. Kantor Lokasi kantor layanan tempat Debitur

dilayani memperoleh layanan

2. Nama Nama lengkap Debitur sebagaimana

tercantum dalam akad pembiayaannya

3. Alamat Alamat lengkap Anggota

4. Tanggal tanda tangan akad kredit Tanggal tanda tangan perjanjian pembiayaan mikro YOP

5. Bidang Usaha Cantumkan bidang usaha/kegiatan Debitur

tersebut. Dalam hal Debitur tersebut mempunyai beberapa usaha, cantumkan seluruhnya, dan garis bawah (beri tanda) bidang usaha yang akan/telah dibiayai YOP

6. Tanggal Tanggal pembuatan ringkasan data Debitur

7. Pengurus/Manajemen Cantumkan susunan Manajemen/pengurus

kelompok tersebut. Sebutkan ke personnya bila ada

8. Sejarah Usaha Uraikan secara singkat sejarah usaha yang

bersangkutan dari mulai didirikan sampai tanggal ringkasan data Debitur ini dibuat

9. Hubungan dengan lembaga keuangan / perbankan

Sebutkan hubungan yang bersangkutan dengan bank lain/koperasi/lembaga lain, dan jelaskan fasilitas-fasilitas yang diterima Debitur tersebut dari lembaga tersebut jika da

10. Produk yang dihasilkan Sebutkan produk-produk yang dihasilkan

ataupun yang diperdagangkan yang

bersangkutan

11. Sarana produksi Sebutkan sarana produksi yang dimiliki yang

bersangkutan, dan jelaskan status

kepemilikan sarana produksi tersebut (milik sendiri, status sewa beli dsb)

12. Hubungan Usaha Sebutkan relasi dengan Debitur tersebut baik

supplier maupun distributor

D. Kualitas (Kolektibilitas) Aktiva Produktif:

1. Kolektibilitas Aktiva Produktif-Pembiayaan dan Tagihan

1.1. Aktiva Produktif adalah kekayaan YOP yang mendatangkan penghasilan bagi YOP yang bersangkutan, yang dalam hal ini merupakan perkiraan pembiayaan dan atau tagihan. Kualitas pembiayaan dan tagihan dinilai berdasarkan kolektibilitasnya.

1.2. Kolektibilitas pada dasarnya adalah keadaan/kondisi pembayaran Debitur sebagaimana terlihat pada laporan kolektibilitas piutang YOP. Ukuran utama dalam menentukan kolektibilitas adalah berjalannya waktu, dan kemampuan bayar sedangkan unsur jaminan dan prospek usaha merupakan ukuran pembantu yang sifatnya hanya dapat mempersingkat jangka waktu pemotongan pinjaman dari golongan yang lebih buruk.

1.3. Penilaian terhadap kualitas pembiayaan yang dilakukan berdasarkan pemampuan bayar mengacu pada ketepatan pembayaran angsuran atau pencapaian ratio antara Realisasi Pengembalian Angsuran (RP) dengan Proyeksi Pengembalian angsuran (PP).

1.4. Realisasi Pengembalian angsuran (RP) adalah perkiraan pembayaran angsuran yang akan diterima YOP dari Debitur atas pembiayaan yang diberikan.

1.5. Proyeksi Pengembalian Angsuran (PPA) adalah perkiraan pengembalian angsuran yang akan diterima YOP dari Debitur atas pembiayaan yang diberikan dengan jumlah dan tanggal jatuh tempo yang disepakati antara YOP dan Debitur.

1.6. PPA dihitung berdasarkan pada analisa kelayakan usaha dan arus kas masuk Debitur selama jangka waktu pembiayaan.

1.7. YOP dapat mengubah PPA berdasarkan kesepakatan dengan Debitur sepanjang terdapat perubahan atas kondisi ekonomi makro, pasar dan faktor lain ynag mempengaruhi usaha Debitur.

1.8. YOP wajib mencantumkan PPA dan perubahan PPA dalam perjanjian pembiayaan antara YOP dengan Debitur dan harus terdokumemtasi secara lengkap.

2. Kriteria kualitas pembiayaan dan atau tagihan berdasarkan kolektibilitas diklasifikasikan sebagai berikut:

Kolektibillitas I : Lancar

Kolektibilitas II : Kurang Lancar

Kolektibilitas III : Diragukan

Kolektibilitas IV : Macet

PENGGOLONGAN KOLEKTIBILITAS PEMBIAYAAN MIKRO YAYASAN OLAT PERIGI (YOP) LANCAR KURANG LANCAR DIRAGUKAN MACET Pembayaran angsuran tepat waktu. Terdapat tunggakan pembayaran angsuran melewati 1 hari – 3 bulan. Terdapat tunggakan pembayaran angsuran 3 bulan sampai dengan 6 bulan. Terdapat tunggakan pembayaran angsuran 6 bulan lebih satu hari dan seterusnya.

Informasi keuangan anggota selalu dapat diperoleh jika dibutuhkan dan kondisinya akurat Informasi keuangan jika dibutuhkan terlambat diperileh dan datanya meragukan

Informasi keuangan jika dibutuhkan sulit untuk diperoleh dan jika ada informasi datanya tidak dapat dipercaya Informasi keuangan tidak dapat diperoleh dan anggota sulit dihubungi Dokumentasi perjanjian

piutang lengkap dan pengikatan agunan kuat

Dokumentasi perjanjian piutang kurang lengkap dan pengikatan agunan kuat

Dokumentasi perjanjian piutang tidak lengkap dan pengikatan agunan lemah

Tidak ada dokumentasi perjanjian piutang dan pengikatan agunan Terjadi pelanggaran – pelanggaran terhadap perjanjian piutang Terjadi pelanggaran- pelanggaran yang prinsip terhadap perjanjian piutang

Terdapat perpanjangan piutang untuk menyembunyikan kesulitan keuangan 3.4.1. Pembiayaan Bermasalah 3.4.1.1. Definisi

Pembiayaan bermasalah adalah suatu kondisi pembiayaan di mana terdapat suatu penyimpangan utama dalam pembayaran kembali pembiayaan yang berakibat terjadi kelambatan dalam pengembalian, atau diperlukan tindakan dalam pengembalian atau kemungkinan terjadinya kerugian.

Pembiayaan bermasalah adalah pembiayaan dan tagihan yang kolektibilitasnya berada pada kondisi kurang lancar, diragukan dan macet.

1. Penghitungan Pembiayaan dan Tagihan Bermasalah

1.1. Besarnya pembiayaan dan tagihan bermasalah dihitung dari penjumlahan sebesar sebagai berikut:

50% dari pembiayaan dan atau tagihan kurang lancar 75% dari pembiayaan dan atau tagihan diragukan 100% dari pembiayaan dan tagihan macet

1.2. Untuk menghitung rasio antara risiko pembiayaan/tagihan bermasalah terhadap pembiayaan dan tagihan yang diberikan, dilakukan sebagai berikut:

 Jumlahkan seluruh perhitungan pembiayaan/tagihan bermasalah (pada butir 1.2 diatas)

 Peroleh jumlah seluruh pembiayaan dan tagihan

 Perolehan rasio dengan membagi jumlah 3.3.1 dengan 3.3.2 dikali 100%

1.3. Perhitungan penilaian dilakukan dengan cara sebagai berikut: Untuk rasio 50% atau lebih diberi nilai 0

Untuk penurunan rasio 1% nilai ditambah 2 dengan maksimum nilai 100 Nilai dikalikan dengan bobot 10% akan diperoleh skor

1.4. Perhitungan secara lengkap perihal penilaian komponen keuangan lainnya dibahas dalam penilaian tingkat kesehatan YOP (butir E dibawah). 2. Penilaian Tingkat Kesehatan

1. Kesehatan Pembiayaan mikro YOP merupakan kepentingan semua pihak yang terkait baik Debitur, pengurus, pengawas.

2. Untuk terwujudnya kesehatan pembiayaan sebagaimana disebut diatas, perlu dilakukan pembinaan dan pengawasan yang mantap agar tetap sehat dalam melakukan usahanya

3. Penilaian kesehatan program pembiayaan mikro dilakukan dengan pendekatan kuallitatif dan Kuantitatif melalui penilaian berbagai aspek yang berpengaruh terhadap kondisi dan perkembangan YOP tersebut

4. Penilaian melalui pendekatan Kualitatif sebagaimana butir 3 diatas dilakukan dengan menilai aspek-aspek sebagai berikut:

4.1. Aspek permodalan

4.2. Aspek Kualitas Aktiva Produktif

4.3. Aspek Manajemen

4.4. Aspek Rentabilitas 4.5. Aspek Likuiditas

5. Pelaksanaan penilaian tingkat kesehatan pada tahap pertama dilakukan dengan mengkuantifikasikan komponen-komponen dalam butir E.4 diatas

6. Pelaksanaan penilaian tingkat kesehatan pada tahap kedua dilakukan dengan melakukan analisa dan pengujian atas komponen yang tidak dapat

dikuantifikasikan tetapi mempunyai pengaruh yang material terhadap tingkat kesehatan PROPAM YOP.

7. Terlampir disampaikan petunjuk pelaksanaan penilaian kesehatan PROPAM sesuai keputusan Menteri Koperasi Pengusaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor: 194/KEP/M/IX/1998 tanggal 25 September 1998 yang antara lain memberi bobot penilaian terhadap aspek dan komponen sebagai berikut: No. Aspek yang

dinilai Komponen

Bobot Penilaian

Jumlah (%)

1. Permodalam A. Rasio modal sendiri terhadap Total

Asset

B. Rasio modal sendiri terhadap pinjaman diberikan yang beresiko 10 10 20 2. Kualitas Aktiva Produktif

A. Rasio volume pinjaman pada anggota terhadap total Volume pinjaman diberikan

B. Rasio risiko pinjaman bermasalah terhadap pinjaman diberikan C. Rasio cadangan risiko terhadap

risiko pinjaman bermasalah

10 10 10 30 3. Manajemen A. Permodalan B. Aktiva C. Pengelolaan D. Rentabilitas E. likuiditas 5 5 5 5 5 25 4. Rentabilitas

A. Ratio SHU sebelum pajak terhadap pendapatan operational

B. Ratio SHU sebelum pajak terhadap total Asset

C. Ratio beban operasional terhadap pendapatan operasional

5

5

5

15

5. Likuiditas Ratio pinjaman yang diberikan terhadap dana yang diterima

10 10

JUMLAH BOBOT 100

3. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pembiayaan

a. Karakter Debitur b. Kelayakan Usaha c. Kemampuan pelunasan d. Survey e. Anilisis Pembiayaan f. Pemantauan-pembinaan

a. Preventif (Pencegahan)

1) Pemahaman dan pelaksanaan proses pembiayaan yang benar, menyangkut internal (YOP) dan Eksternal (debitur dan lingkupnya)

2) Pemantauan dan pembinaan pembiayaan (on site and on desk monitoring) 3) Memahami faktor yang menjadi penyebab dan gejala dini pembiayaan

bermasalah

4) Membuat Surat Pernyataan “Persetujuan penyitaan aset” sebagai jaminan pembiayaan mikro.Surat pernyataan ini dibuat ketika tanda tangan akad kredit.

b. Kuratif (Penyelesaian)

1) Melakukan analisa-evaluasi ulang mengenai Proses pembiayaan dan melakukan teguran resmi secara lisan atau sms ke debitur.

2) Menyampaikan surat teguran secara tertulis yang ditandatangan langsung oleh pengurus Yayasan Olat Parigi (YOP).

5. Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah

5.1. Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah Secara Damai

Penyelesaian pembiayaan bermasalah secara damai dapat dilakukan terhadap debitur yang beritikat baik untuk menyelesaikan kewajibannya, meninggal dunia dan debitur yang mengalami bencana alam.

5.1. Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah Melalui Jalur Hukum

Penyelesaian pembiayaan bermasalah melalui jalur hukum ini apabila upaya restrukturisasi/penyelesaian secara damai sudah diupayakan secara maksimal dan belum memberikan hasil atau debitur tidak menunjukkan itikat baik dalam menyelesaikan kewajibannya, maka penyelesaian dapat diajukan ke Badan Urusan Piutang Lelang Negara (BUPLN), Panitia Urusan Piutang Negara (PUPN) dan Pengadilan Negeri (PN).