• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. GAMBARAN UMUM PEMBINAAN HIDUP RELIGIUS PARA

B. Pembinaan Hidup Religius Yunior PRR dalam Tahun 2006 s/d 2007

2. Pembinaan yunior berkala tahun 2007

2. Pembinaan yunior berkala tahun 2007

Pertemuan yuniorat yang dilaksanakan pada tahun 2007 merupakan kelanjutan dari program yang telah direncanakan oleh pimpinan umum dan dewan pimpinan kongregasi PRR. Dengan pembinaan berkala, para suster yunior dapat belajar secara berkesinambungan demi membangun jati diri religius PRR yang tangguh dalam menghadapi tantangan zaman.

a. Jumlah peserta pertemuan tahun 2007

Pertemuan yuniorat pada tahun 2007 berjumlah dua puluh empat suster, sedangkan jumlah suster yunior secara keseluruhan dalam kongregasi PRR pada akhir tahun 2007 berjumlah seratus dua puluh tujuh suster. Penurunan keanggotaan suster yunior dalam kongregasi pada tahun 2007 disebabkan oleh banyaknya yunior meninggalkan kongregasi karena berbagai alasan (Kongregasi PRR, 2007: 2).

Jumlah peserta pembinaan yuniorat tahun 2007 terdiri dari enam angkatan yakni angkatan yang mengikrarkan kaul sementara tahun 2000 s/d 2005. Jumlah suster angkatan tahun 2000 berjumlah tujuh orang, angkatan tahun 2001 berjumlah tiga orang, angkatan tahun 2002 berjumlah satu orang, angkatan tahun 2003 berjumlah delapan orang, angkatan tahun 2004 berjumlah dua orang, angkatan 2005 berjumlah tiga orang [Lampiran 3: (3)].

Para suster datang dari berbagai komunitas seperti komunitas Tabanan berjumlah satu orang, komunitas Surabaya berjumlah dua orang, komunitas Cimanggis berjumlah delapan orang, komunitas Pademangan berjumlah dua orang, komunitas Cijantung berjumlah satu orang, komunitas Utan Kayu berjumlah empat orang dan komunitas Yogyakarta berjumlah enam orang [Lampiran 3: (3)].

Berdasarkan usia kelahiran setiap angkatan berbeda-beda. Suster yunior yang lahir antara tahun 1968 s/d 1972 berjumlah tiga orang, suster yang lahir antara tahun 1973 s/d 1977 berjumlah sembilan orang, suster yang lahir antara tahun 1978 s/d 1982 berjumlah tiga belas orang.

Bidang karya yang ditangani oleh setiap suster yunior cukup bervariasi yang meliputi bidang pastoral, bidang sosial, bidang pendidikan dan studi lanjut [Lampiran 3: (3)].

b. Latar belakang pendid ikan peserta tahun 2007

Tingkat pendidikan masing- masing peserta berijazah SMA, SMEA. Suster yang menyelesaikan pendidikan SMA berjumlah dua puluh tiga orang, suster yang menyelesaikan pendidikan SMEA berjumlah satu orang [Lampiran 3: (3)].

Para suster yang menempuh perkuliahan saat ini sebanyak tiga belas orang yakni suster yang menempuh perkuliahan di Jakarta berjumlah delapan orang antara lain, dua orang di fakultas Teologi, dua orang di fakultas kedokteran, dua orang di jurusan boga, satu orang di jurusan analis kesehatan, satu orang di jurusan informatika. Para suster yang menempuh perkuliahan di Yogyakarta sebanyak lima orang yakni dua orang di fakultas Teologi, satu orang di jurusan Fisika, tiga orang di prodi IPPAK serta satu orang menempuh perkuliahan di Semarang jurusan

sekretari. Suster yang telah berkarya berjumlah sebelas orang yakni tiga orang di bidang pastoral, tiga orang di bidang sosial, lima orang di bidang pendidikan [Lampiran 3: (3)].

c. Waktu pelaksanaan pembinaan tahun 2007

Pelaksanaan pekan yuniorat berkala selalu mengalami perubaha n baik tempat maupun waktu. Kebijakan ini ditentukan oleh pemimpin umum kongregasi bekerja sama dengan pemimpin komunitas dan pembina yunior yang telah ditunjuk oleh kongregasi. Kenyataan dalam pembinaan yuniorat di wilayah Jawa hanya dilaksanakan satu kali pada setiap akhir tahun. Pembinaan ini dilaksanakan selama empat hari berturut-turut terhitung tanggal 27 s/d 30 Desember 2007 bertempat di Klender, Jakarta (Kongregasi PRR, 2007: 3).

d. Materi pembinaan tahun 2007

Persiapan materi pembinaan dimaksudkan untuk membantu para suster yunior dalam menghayati panggilan hidup, memahami serta memperoleh wawasan baru. Tema umum dari pertemuan ini adalah komunikasi. Dari tema ini dijabarkan lagi kedalam beberapa sub tema yang kemudian disampaikan melalui materi- materi selama pertemuan berlangsung [Lampiran 3: (4)].

Tema pertama disampaikan oleh Suster Maria Gabriela, PRR tentang komunikasi Yesus. Dikatakan bahwa salah satu mutu kepribadian seseorang terletak pada kemampuan berkomunikasi. Dalam Injil mengisahkan bagaimana Yesus membangun relasi yang intim dengan Bapa dan para pengikut-Nya. Komunikasi yang dibangun oleh Yesus adalah komunikasi yang membangkitkan, membebaskan,

menyembuhkan, menyentuh hati banyak orang sehingga mereka terbebaskan dari belenggu penderitaan. Yesus memiliki kualitas komunikasi yang sempurna, suatu interaksi yang akrab antara Yesus dengan para pengikut-Nya. Oleh karena itu kita dipanggil untuk membebaskan dunia melalui cara kita membangun relasi yang baik dengan Tuhan dan sesama yang menjadi sasaran pelayanan kita. Untuk mendalami materi lebih lanjut pendamping memberikan pertanyaan penuntun yakni merefleksikan kembali pengalaman hidup sepanjang tahun 2007 dan mengenal tanda-tanda zaman yang mendukung maupun yang melemahkan etika komunikasi (Kongregasi PRR, 2007: 2-4).

Tema kedua disampaikan oleh Pater Petrus Tukan, SDB, tentang pembinaan diri melalui komunikasi. Dikatakan bahwa komunikasi memiliki aspek-aspek dalam berkomunikasi yakni aspek-aspek human menekankan kemanusiaan, aspek-aspek intelektual menekankan kebijaksanaan manusia dalam relasinya dengan sesama, aspek spiritual menekankan kesalehan manusia, aspek apostolik yang menekankan sikap hidup manusia yang berdaya guna. Empat aspek ini merupakan tingkatan kematangan yang integral dari pribadi yang utuh dalam pembinaan hidup religius (Kongregasi PRR, 2007: 5-6).

Tema ketiga disampaikan oleh Pater Remigius Sene, SVD, tentang komunikasi dalam komunitas. Dikatakan komunikasi adalah cara manusia berelasi dengan sesama baik langsung maupun tidak langsung. Dalam berkomunikasi membutuhk an disposisi batin yang membantu seseorang memahami arti keterbukaan dalam pengalaman hidup. Oleh karena itu dalam hidup berkomunitas harus menjaga kualitas komunikasi yang mampu memberi inspirasi bagi anggota lain dalam menumbuhkan panggilan (Kongregasi PRR, 2007: 7-8).

e. Pembina peserta tahun 2007

Pembinaan yuniorat di wilayah Jawa tahun 2007 dipercayakan kepada Suster Maria Gabriela, PRR sebagai pembina yunior. Suster ini memiliki banyak pengalaman seperti pernah menjadi pimpinan umum dan wakil pimpinan umum kongregasi, pemimpin komunitas, pemimpin kandidat dan novis, staf kursus pembina religius atau yang disingkat KPR, pernah menjadi sekretaris eksekutif KWI, tim pencari dana dan prokur misi kongregasi, dewan penasehat, promotores panggilan, pembimbing rohani serta pembina yunior.

Dalam pertemuan ini mengundang pula dua narasumber lain yakni Pater Petrus Tukan, SDB dan Pater Remigius Sene, SVD. Hal ini bertujuan untuk menambah wawasan akan pengetahuan dan pengalaman bagi suster yunior dalam hidup panggilan (Kongregasi PRR, 2007: 12-13).

f. Evaluasi pembinaan tahun 2007

Proses pembaharuan yang terus-menerus mengantar seseorang untuk semakin menyatuk an diri dengan Tuhan dan sesama. Oleh karena itu segala keprihatinan yang dihadapi oleh suster yunior perlu ditanggapi secara sungguh-sungguh. Adapun hal yang perlu diperjuangkan demi meningkatkan mutu hidup suster yunior PRR saat ini seperti penataan kembali kepribadian sebagai seorang PRR. Membangun visi dan misi hidup yang jelas melalui latihan rohani, menjadi cerdas dalam berkomunikasi melalui bacaan rohani, meningkatkan semangat dan daya juang, melatih diri hidup dihadirat Allah, kedisiplinan melakukan pemeriksaan batin sehingga mampu membuat pembedaan Roh, disiplin diri dan waktu, kesetiaan terhadap komitmen yang dibangun, ketaatan menghayati hidup dengan kebebasan

batin dan hidup dalam perijinan sebagai orang berkaul dan memberi hidup bagi orang lain (Kongregasi PRR, 2007: 14-15).

Dokumen terkait