HASIL DAN PEMBAHASAN
4.5. Rekomendasi Pola Pekarangan untuk Konservasi Keanekaragaman Hayati Pertanian di Hulu DAS Kalibekasi Hayati Pertanian di Hulu DAS Kalibekasi
4.5.2. Pembobotan Faktor Internal dan Eksternal serta Penentuan Orientasi Strategi
Dari pengamatan dan pembahasan, disusun 9 faktor strategis internal yang terdiri atas 6 faktor kekuatan (strength) dan 3 faktor kelemahan (weakness). Berdasarkan tingkat kekuatannya, faktor nilai indeks keragaman hayati pedesaan, struktur tanaman multilayer dan fungsi tanaman di pekarangan memenuhi 8 fungsi merupakan kekuatan yang sangat besar; kebiasaan budidaya ternak dan ikan di pekarangan dan ketersediaan sumber air di daerah atas berlimpah merupakan kekuatan yang besar pada faktor kekuatan. Selanjutnya, pada faktor kelemahan, fragmentasi lahan, anak-anak muda mencari pekerjaan ke kota dan lemahnya rasa
kebanggaan akan budaya tradisional merupakan kelemahan yang sangat berarti sedangkan menurunnya upacara adat yang memakai produk dari pekarangan dan menurunnya penggunaan bahan obat dari pekarangan merupakan kelemahan yang berarti (Tabel 20).
Tabel 20. Tingkat kepentingan faktor strategis internal di pekarangan hulu DAS Kalibekasi
Simbol Faktor Strategis Internal Tingkat Kepentingan Rating
Faktor Kekuatan (Strength)
S1 Struktur tanaman multilayer Kekuatan yang sangat besar
4 S2 Fungsi tanaman di pekarangan memenuhi 8
fungsi yaitu: penghasil pati, buah, sayur, bumbu, obat, industri, hias dan fungsi lain
Kekuatan yang sangat besar
4
S3 Terdapat beberapa jenis lokal tanaman Kekuatan yang sedang 2 S4 Kebiasaan budidaya ternak dan ikan di
pekarangan
Kekuatan yang besar 3 S5 Pemanfaatan hasil pekarangan sebagai
bahan makanan pelengkap atau subtitusi
Kekuatan yang sedang 2 S6 Ketersediaan sumber air di daerah atas
berlimpah
Kekuatan yang besar 3
Faktor Kelemahan (Weakness)
W1 Fragmentasi lahan Kelemahan yang
sangat berarti
1 W2 Anak-anak muda mencari pekerjaan ke kota Kelemahan yang
sangat berarti
1 W3 Menurunnya penggunaan bahan obat dari
pekarangan
Kelemahan yang berarti
2
Untuk faktor strategis internal, didapatkan 7 faktor yang terdiri dari 4 faktor peluang (opportunity) dan 3 faktor ancaman (threats). Berdasarkan tingkat kepentingannya, dibuka akses menuju pasar, tempat rekreasi dan kota besar merupakan peluang yang sangat tinggi; sedangkan terdapat tanaman introduksi yang dapat dibudidayakan untuk pendapatan, meningkatnya perhatian masyarakat kota terhadap
budaya dan upacara tradisional, kebutuhan produk segar dan produk organik dari masyarakat kota dan kebutuhan rekreasi alam bagi masyarakat kota merupakan peluang yang sedang pada faktor peluang. Selanjutnya pada faktor ancaman, terdapat fenomena urbanisasi pekarangan dengan munculnya perumahan modern dengan pola yang berbeda dengan pekarangan desa dan tanaman eksotis yang hanya berfungsi sebagai tanaman hias merupakan ancaman yang sangat besar; sedangkan penggunaan perkakas, perabotan dan alat rumah tangga dari buatan pabrik merupakan ancaman yang besar (Tabel 21).
Tabel 21. Tingkat kepentingan faktor strategis eksternal di pekarangan hulu DAS Kalibekasi
Simbol Faktor Strategis Eksternal Tingkat Kepentingan Rating
Faktor Peluang (Opportunity)
O1 Terdapat tanaman introduksi yang dapat dibudidayakan untuk meningkatkan pendapatan
Peluang yang sedang 2
O2 Terbukanya akses menuju pasar, tempat rekreasi dan kota besar
Peluang yang sangat tinggi
4 O3 Kebutuhan rekreasi dan meningkatnya
perhatian masyarakat kota terhadap budaya tradisional
Peluang yang sedang 2
O4 Kebutuhan produk segar dan produk organik dari masyarakat kota
Peluang yang sedang 2
Faktor Ancaman (Threats)
T1 Terdapat fenomena urbanisasi pekarangan dengan munculnya perumahan modern dengan pola yang berbeda dengan pekarangan desa
Ancaman yang sangat besar
1
T2 Tanaman eksotis yang hanya berfungsi sebagai tanaman hias
Ancaman yang sangat besar
1 T3 Penggunaan perkakas, perabotan dan alat
rumah tangga buatan pabrik
Ancaman yang besar 2
Rating yang didapatkan dengan menentukan tingkat kepentingan faktor-faktor internal dan eksternal di atas dimasukkan ke dalam formulir paired comparison (Kinnear and Taylor, 1991 cit. Puspita, 2011). Dari proses ini didapatkan bobot yang berbeda-beda dari setiap faktor sesuai dengan interaksinya dengan faktor-faktor lain (Tabel 22 dan 23).
Tabel 22. Pembobotan faktor internal di pekarangan hulu DAS Kalibekasi
Simbol S1 S2 S3 S4 S5 S6 W1 W3 W4 Total Bobot
S1 2 4 3 4 3 4 4 4 28 0,18 S2 2 4 3 4 3 4 4 4 28 0,18 S3 1 1 1 2 1 3 3 2 14 0,09 S4 1 1 3 3 2 4 4 3 21 0,13 S5 1 1 2 1 1 3 3 2 14 0,09 S6 1 1 3 2 3 4 4 3 21 0,13 W1 1 1 1 1 1 1 2 1 9 0,06 W2 1 1 1 1 1 1 2 1 9 0,06 W3 1 1 2 1 2 1 3 3 14 0,09 Jumlah 158 1,00
Tabel 23. Pembobotan faktor eksternal di pekarangan hulu DAS Kalibekasi
Simbol O1 O2 O3 O4 T1 T2 T3 Total Bobot
O1 1 2 2 3 3 2 13 0,14 O2 4 4 4 4 4 4 24 0,27 O3 2 1 2 3 3 2 13 0,14 O4 2 1 2 3 3 2 13 0,14 T1 1 1 1 1 2 1 7 0,08 T2 1 1 1 1 2 1 7 0,08 T3 2 1 2 2 3 3 13 0,14 Jumlah 90 1,00
Pembobotan yang dilakukan pada setiap faktor menunjukkan bahwa faktor strategis internal memiliki total rating 40 dengan jumlah skor faktor 2,83 (Tabel 24) sedangkan faktor strategis eksternal memiliki total rating 23 dengan jumlah skor 2,38 (Tabel 25). Jumlah skor yang didapatkan ini menentukan orientasi strategi yang akan diambil untuk memepertahankan keragaman hayati pertanian di pekarangan hulu DAS Kalibekasi.
Tabel 24. Skoring faktor strategis internal di pekarangan hulu DAS Kalibekasi
Simbol Faktor Strategis Internal Rating Bobot Skor
Faktor Kekuatan (Strength)
S1 Struktur tanaman multilayer 4 0,18 0,71
S2 Fungsi tanaman di pekarangan memenuhi 8 fungsi yaitu: penghasil pati, buah, sayur, bumbu, obat, industri, hias dan fungsi lain
4 0,18 0,71
S3 Terdapat beberapa jenis lokal tanaman 2 0,09 0,18 S4 Kebiasaan budidaya ternak dan ikan di
pekarangan
3 0,13 0,40 S5 Pemanfaatan hasil pekarangan sebagai bahan
makanan pelengkap atau subtitusi
2 0,09 0,18 S6 Ketersediaan sumber air di daerah atas
berlimpah
3 0,13 0,40
Faktor Kelemahan (Weakness)
W1 Fragmentasi lahan 1 0,06 0,06
W2 Anak-anak muda mencari pekerjaan ke kota 2 0,06 0,11 W3 Menurunnya penggunaan bahan obat dari
pekarangan
1 0,09 0,09
Tabel 25. Skoring faktor strategis eksternal di pekarangan hulu DAS Kalibekasi
Simbol Faktor Strategis Eksternal Rating Bobot Skor
Faktor Peluang (Opportunity)
O1 Terdapat tanaman introduksi yang dapat dibudidayakan untuk meningkatkan pendapatan
2 0,14 0,29 O2 Terbukanya akses menuju pasar, tempat rekreasi
dan kota besar
4 0,27 1,07 O3 Meningkatnya perhatian masyarakat kota
terhadap budaya tradisional
2 0,14 0,29 O4 Kebutuhan produk segar dan produk organik
dari masyarakat kota
2 0,14 0,29
Faktor Ancaman (Threats)
T1 Terdapat fenomena urbanisasi pekarangan dengan munculnya perumahan modern dengan pola yang berbeda dengan pekarangan desa
1 0,08 0,08
T2 Tanaman eksotis yang hanya berfungsi sebagai tanaman hias
1 0,08 0,08 T3 Penggunaan perkakas, perabotan dan alat rumah
tangga buatan pabrik
2 0,14 0,29
Total 14 1,00 2,38
Setelah disesuaikan pada matriks IE (Internal – Eksternal), maka pertemuan antara hasil skor faktor internal (IFE – Internal Factor Evaluation) dan hasil skor faktor eksternal (EFE – External Factor Evaluation) berada pada kolom V (Gambar 26). Seperti yang dikatakan oleh David (2003) cit. Puspita (2011), kolom V adalah berorientasi strategi untuk mempertahankan dan pelihara (hold and maintain). Dengan kata lain, strategi yang disusun adalah untuk mempertahankan keanekaragaman hayati di pekarangan hulu DAS kalibekasi.
Gambar 26. Orientasi strategi berdasarkan matriks IE untuk keragaman hayati di pekarangan hulu DAS Kalibekasi
Tabel 26. Matrik strategi SWOT untuk konservasi keanekaragaman hayati di pekarangan hulu DAS Kalibekasi
Faktor Eksternal
Faktor Internal
Peluang (Oportunity)
1. Terdapat tanaman introduksi yang dapat dibudidayakan untuk pendapatan.
2. Terbukanya akses menuju pasar, tempat rekreasi dan kota besar. 3. Kebutuhan rekreasi dan
meningkatnya perhatian
masyarakat kota terhadap budaya tradisional
4. Kebutuhan produk segar dan produk organik dari masyarakat kota Ancaman (Threat) 1. Terdapat fenomena urbanisasi pekarangan dengan munculnya perumahan modern dengan pola yang berbeda dengan pekarangan desa. 2. Tanaman eksotis yang
hanya berfungsi sebagai tanaman hias
3. Penggunaan perkakas, perabotan alat rumah tangga buatan pabrik.
Kekuatan (Strenght) 1. Struktur tanaman multilayer. 2. Fungsi tanaman pekarangan memenuhi 8 fungsi yaitu: penghasil pati, buah, sayur, bumbu, obat, industri, hias dan fungsi lain. 3. Terdapat beberapa
varietas tanaman lokal.
4. Kebiasaan budidaya ternak dan ikan di pekarangan 5. Pemanfaatan hasil
pekarangan sebagai bahan makanan. 6. Ketersediaan sumber
air di daerah atas berlimpah.
Strategi SO
1. Mempertahankan tanaman lokal yang memiliki 8 fungsi pada berbagai strata tinggi tanaman (S1,2,3; O3,4)
2. Mempertahankan pengunaan hasil tanaman dan ternak pekarangan sebagai bahan dan bumbu makanan tradisional dan membudidayakannya untuk dipasarkan (S4,5; O2,4) 3. Mengkonservasi sumber air di
daerah atas untuk budidaya ikan air tawar di pekarangan (S4,6; O2)
4. Menanam jenis-jenis tanaman tradisional yang dibutuhkan untuk upacara adat (S2;O2) 5. Meningkatkan produksi tanaman
organik untuk memasok kebutuhan produk segar ke kota (S5, O4) Strategi ST 1. Mempertahankan struktur tanaman multilayer dengan memperhatikan sisi estetikanya (S1; T1) 2. Mempertahankan varietas
tanaman lokal dan tidak menambah varietas eksotis (S3; T2)
3. Menanam tanaman yang multiguna dari jenis lokal selain untuk estetika juga berfungsi produktif (S2,3; T2)
4. Mencanangkan konsep hijau untuk menghindari produk tidak ramah lingkungan dan kembali ke konsep produk etnobotani (S2,3; T3) Kelemahan (Weakness) 1. Fragmentasi lahan 2. Anak-anak muda mencari pekerjaan ke kota. 3. Menurunnya penggunaan bahan obat dari pekarangan. Strategi WO
1. Meningkatkan budidaya tanaman di pekarangan bersama anggota keluarga yang berbeda rumah untuk menghindari fragmentasi lahan pekarangan (W1, O1) 2. Melebarkan luas tanaman pagar
sehingga dapat digunakan untuk tanaman budidaya (W1, O1) 3. Menggalakkan industri rumah
tangga yang memanfaatkan hasil pekarangan (W2: O2,3)
Strategi WT
1. Menghindari fragmentasi lahan, menghindari pembuatan pagar tembok seperti di perumahan modern, mempertahankan pagar tanaman (W1;T1) 2. Menghindari tanaman
eksotis sebagai tanaman pagar (W1,T2)
3. Mempertahankan
pengetahuan tanaman obat bagi masyarakat desa dan penyuluhan tanaman obat pekarangan bagi