• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembuatan Benang Sintetik Sintetik

Dalam dokumen smk10 TeknologiPembuatanBenangKain Abdul (Halaman 91-95)

Serat buatan mula-mula dibuat dengan jalan percobaan (di Eropa pada tahun 1857). Produksi secara komersil dimulai pada tahun 1910 (di Amerika). Jenis serat buatan diantaranya : rayon, asetat, poliester, acrilat dan lain-lain.

5.10.1 Pengolahan Serat

Buatan

Proses pemintalan serat buatan atau serat sintetis dikenal dalam tiga cara, yaitu :

• Pemintalan basah (wet spinning).

57

• Pemintalan kering atau larutan (dry or solvent spinning).

• Pemintalan leleh (melt spinning).

Ketiga cara tersebut diatas pada dasarnya adalah sama, karena prosesnya berdasarkan atas tiga tingkat, yaitu :

• Penghancuran dan pela rutan atau pelelehan bahan baku untuk membuat larutan.

• Penyemprotan larutan yang dihasilkan melalui spinneret untuk membentuk serat.

• Pemadatan serat dengan jalan pembekuan, penguap an atau pendinginan.

Spinneret adalah bagian peralatan yang sangat penting. Bentuk mulut pipa yang berlubang-lubang kecil sekali dan lebih kecil dari diameter rambut manusia. Spinneret tersebut dibuat dari pelatina atau logam sejenis yang tahan terhadap larutan asam dan tahan retak oleh larutan pada saat mengalir.

Bentuk serat yang dihasilkan ada tiga macam, yaitu :

Filamen, filamen tow dan stapel

• Serat filamen adalah serat yang dihasilkan dari spinneret yang mempunyai lubang ± 350 buah atau kurang, sesuai dengan diameter benang yang dihasilkan.

Jumlah lubang spinneret menunjukkan jumlah filamen

yang terdapat pada benang. Setiap serat yang keluar dari lubang spinneret setelah dipadatkan segera disatukan dengan memberi antihan dalam membentuk sehelai benang filamen yang kontinyu.

• Filamen tow adalah serat yang dihasilkan dari pemintalan filamen spinneret yang mempunyai lubang maksimum 3000 buah. Hasil produksi dari 100 buah spinneret atau lebih, dikumpulkan menjadi satu yang merupakan seutas tali yang besar, disebut filamen tow.

• Filamen tow yang dihasilkan tersebut kemudian dibuat keriting dan dijadikan stapel dengan jalan pemotongan dalam ukuran panjang tertentu. Panjang stapel biasanya disesuaikan dengan panjang serat kapas

atau wol. Selanjutnya stapel ini di pak menjadi bentuk bal dan kemudian dibawa ke pabrik pemintalan untuk dijadikan benang (spun yarn). Sistem pemintalannya sama dengan sistem

pemintalan kapas (conventional spinning system).

5.10.2 Pembuatan Benang dari Serat Buatan

Benang dalam arti yang umum adalah untaian serat yang tidak terputus-putus.

58

Saling berkaitan dengan antihan dan diameter tertentu.

Benang diklasifikasikan menjadi :

• Benang filamen (continuous filamen yarn), yaitu benang yang berasal dari serat filamen.

• Benang pintal (spun yarn), yaitu benang yang terbuat dari serat stapel baik serat alam maupun buatan.

• Benang filamen. Semua benang filamen kecuali sutera, dihasilkan dengan cara pemintalan kimiawi (chemical spinning). Pemintalan kimiawi meliputi

proses mulai dari penyemprotan serat dari lubang-lubang spinneret sampai pada penggulungan benang dalam bentuk cone atau cheese. Dari penggulungan ini dapat digunakan dalam proses

selanjutnya, seperti pertenunan atau perajutan.

Benang filamen ada yang diberi antihan dan ada yang tidak. Untuk dapat lebih menyempurnakan sifat-sifatnya, (sesuai dengan kegunaannya) dilakukan suatu proses sehingga letak setiap individu filamen tidak lagi dalam keadaan teratur, melainkan tidak beraturan dan hasilnya disebut texturized filament yarns. Texturized yarns dikenal dua macam :

• Benang ruwah/bulk. Untuk mendapatkan benang dengan pegangan yang empuk (soft), maka dibuat benang yang tidak padat, yang disebut benang bulk. Benang bulk ini dapat

dihasilkan dengan memberikan sedikit atau

tanpa antihan sama sekali terhadap benang filamen. Agar kelihatan sifat-sifat

ruwahnya, maka serat filamen tersebut dibuat keriting atau berbentuk seperti per dengan proses thermoplastis. Hasilnya, adalah benang yang mengembang dan tidak padat, karena masing-masing serat menempati volume yang besar. Benang ruwah ini sangat cocok untuk kain rajut, seperti jumper, kain Hi-Sofi dan sebagainya.

• Benang stretch (stretch yarn). Pembuatan benang stretch ini pada hakekatnya sama saja prinsipnya dengan benang ruwah. Hanya saja struktur masing-masing filamen dibuat sedemikian rupa sehingga dapat berfungsi seperti per, misalnya dengan dibuat keriting atau dibentuk seperti helix. Dengan demikian, apabila ditarik akan mudah mulur dan apabila tarikan dilepaskan akan kembali ke panjang semula. Ada beberapa cara yang dapat dipakai untuk pembuatan

59

benang stretch. Salah satu diantaranya ialah apa yang kita kenal dengan twist-untwist methode, yaitu dengan menggunakan mesin false-twister. Prinsip cara ini ialah benang filamen diberi antihan yang tinggi, kemudian dimantapkan antihannya dengan pemanasan. Karena sifat

thermoplastis dari serat sintetis, maka setelah pemanasan masing-masing serat akan tetap mempunyai struktur seperti helix, meskipun antihannya telah dibuka. Akibatnya benang akan mengembang dan mempunyai kemampuan mulur yang besar.

Benang strecth ini lazim digunakan untuk kaos kaki atau kain-kain rajut lain yang kemampuan mulur adalah yang diutamakan. Biasanya dipakai serat nylon poliakrilat dan sebagainya.

Gambar 5.16 Filamen Keriting

Gambar 5.17 Filamen Helix

- Proses dari tow menjadi top (two to top system)

Pada proses ini pengerjaan tow menjadi benang stapel

dilakukan dengan menggunakan mesin turbo

Stapler atau mesin Pasific Conventer. Pada mesin ini serat-serat filamen dari tow dipotong-potong menurut panjang yang diinginkan, dengan menggunakan pisau yang sangat tajam. Selanjutnya

ditampung, dikumpulkan menjadi bentuk sliver yang telah

sedikit mengalami peregangan yang disebut top. Untuk membuat benang, top ini selanjutnya di proses pada mesin drawing, roving dan spinning.

- Proses dari tow langsung menjadi benang (tow to yarn system).

Dalam proses ini pengerjaan benang filamen dari tow langsung menjadi benang stapel dapat dilakukan dengan menggunakan mesin Purlock. Pada mesin ini serat-serat filamen dari tow dilewatkan pada suatu sistem peregangan sehingga serat-serat filamen putus menjadi serat stapel dan kemudian dipintal menjadi benang.

5.10.3 Benang Pintal (Spun Yarn)

Benang pintal dapat dihasilkan dengan menggunakan sistem pemintalan konventional atau sistem pemintalan langsung.

60

• Sistem konventional, umumnya dikenal sebagai berikut :

Blowing – Carding – Combing – – Drawing – Roving – Spinning– – Winding

• Sistem pemintalan langsung Sistem ini dilaksanakan

dengan langsung memotong-motong serat

filamen sebelum dipintal menjadi benang.

Dalam dokumen smk10 TeknologiPembuatanBenangKain Abdul (Halaman 91-95)