• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembuatan blok synroc limbah

Dalam dokumen Pusat Sains dan Teknologi Akselerator BA (Halaman 117-123)

TATA KERJA Bahan dan Peralatan

1. Pembuatan blok synroc limbah

Pembuatan blok synroc titanat limbah, bahan prekursor oksida yang terdiri dari 5,4 g Al2O3; 5,6 g BaO; 11 g CaO; 71,4 g TiO2 ; 6,6 g ZrO2 dicampur sebagai bahan matriks synroc. Untuk tingkat muat limbah 30 %, dicampur 3,5 g bahan matriks synroc dengan 1,5 g limbah dan diaduk hingga homogen. Campuran tersebut dikeringkan pada suhu 100 oC, kemudian dikalsinasi dalam furnace pada suhu 750 oC selama 30 menit. Serbuk hasil kalsinasi lalu dicetak dan dipres dalam cetakan berbentuk pipa, hasil cetakan dilepas dari cetakan kemudian dilakukan proses sintering dengan variasi suhu (1000 -1400 oC) dan variasi waktu sintering (1-5 jam). Percobaan diulang untuk variasi tingkat muat limbah 10 – 60 % berat. Masing-masing blok limbah hasil proses imobilisasi dilakukan pengujian densitas, kuat tekan, dan laju pelindihan, sehingga diperoleh proses sintering yang optimum untuk mendapatkan kualitas blok synroc limbah yang terbaik. Selanjutnya dengan cara yang sama dibuat blok synroc fosfat menggunakan bahan prekursor oksida yang terdiri dari 5,4 g Al2O3; 5,6 g BaO; 11 g CaO; 71,4 g Ca3(PO4)2 ; 6,6 g ZrO2.

2.Pengujian blok synroc limbah

Pengujian densitas blok synroc limbah dilakukan dengan menentukan berat (dengan penimbangan) dan volume (dengan mengukur tinggi dan diameter) sampel blok limbah. Pengujian kuat tekan dilakukan dengan alat tekan Bullocks.

Pengujian laju pelindihan blok limbah dilakukan menurut Japan Industrial Standard (JIS), yaitu laju pelindihan dipercepat dalam medium air [11]. Metode penentuan laju pelindihan ini sama

limbah dimasukkan dalam basket dan dipasang pada alat soxhlet untuk direfluks dengan air suling pada suhu 100 oC dan tekanan 1 atmosfir selama 6 jam. Pengurangan berat sampel blok synroc limbah sebelum dan sesudah pelindihan ditentukan untuk menentukan laju pelindihan total. Selanjutnya konsentrasi uranium dalam air pelindih ditentukan dengan metode voltametri untuk mengetahui jumlah uranium yang terlindih. Laju pelindihan total dan laju pelindihan uranium dalam blok synroc limbah dihitung dengan persamaan [11, 12] :

(4)

L adalah laju pelindihan (g.cm-2.hari-1), Wo = berat sampel mula-mula (g), Wt = berat sampel setelah dilindih selama t hari (g), A = luas permukaan sampel (cm2), dan t = waktu pelindihan (hari). Untuk laju pelindihan uranium, Wo-Wt = jumlah uranium yang terlindih dalam air pelindih selama waktu pelindihan (g). Sedang untuk pelindihan total, Wo-Wt = selisih atau pengurangan berat sampel blok synroc limbah sebelum dan sesudah pelindihan (g).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Optimasi Suhu Sintering pada imobilisasi menggunakan bahan matriks Synroc

Hasil pengukuran densitas, kuat tekan, dan laju pelindihan pada sampel blok synroc titanat limbah dan blok synroc fosfat dengan tingkat muat limbah 30 % berat dan waktu sintering 3 jam untuk variasi suhu 1100-1300 oC ditunjukkan pada Gambar 2 dan Gambar 3.

Pada Gambar 2 menunjukkan bahwa semakin tinggi suhu sintering nilai densitas dan kuat tekan untuk kedua jenis blok synroc limbah tersebut makin meningkat. Hal ini karena semakin tinggi suhu berarti energi panas yang diberikan selama proses sintering semakin besar. Pemberian energi yang semakin besar menyebabkan terjadinya difusi dan pembentukan fase-fase mineral synroc, serta pertumbuhan dan pengaturan butir fase-fase mineral synroc juga semakin cepat dan makin sempurna, sehingga pori-pori antar butir semakin berkurang. Setelah proses sintering blok synroc limbah terjadi penyusutan volume karena terbentuk suatu keramik multi-fase yang padat dan kompak sehingga nilai densitasnya semakin meningkat dengan makin tingginya suhu sintering. Percobaan dihentikan sampai suhu 1300 oC, karena pada suhu ≥ 1400 oC blok synroc meleleh dan lengket dengan cawan. Selain itu menurut Stewart dinyatakan bahwa proses pembentukan optimal untuk synroc titanat dapat dicapai pada suhu ~ 1200 oC [11].

Gunandjar, dkk. ISSN 0216 - 3128 107

Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah – Penelitian Dasar Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir 2014 Pusat Sains dan Teknologi Akselerator - BATAN

Yogyakarta, 10 - 11 Juni 2014 fosfat diperoleh pada suhu sintering 1300 oC (waktu

sintering 3 jam) dengan harga densitas yaitu sebesar 2,48 g/cm3 dan kuat tekan 11,36 kN/cm2. Sedang kondisi optimum untuk blok synroc titanat diperoleh pada suhu sintering 1200 oC waktu sintering 3 jam dengan harga densitas yaitu sebesar 2,85 g/cm3, kuat tekan optimum 10,44 kN/cm2.

Gambar 2. Pengaruh suhu sintering terhadap densitas dan kuat tekan blok synroc limbah.

Pada Gambar 3 menunjukkan bahwa makin tinggi suhu sintering maka laju pelindihan total blok synroc limbah semakin menurun. Hal ini seiring dengan meningkatnya densitas dan kuat tekan blok synroc limbah karena pembentukan fase-fase mineral synroc semakin sempurna dan terbentuk suatu keramik multi-fase yang padat dan kompak sehingga unsur-unsur dalam limbah semakin terkungkung lebih kuat dan tidak mudah terlindih oleh air. Untuk blok synroc fosfat, harga laju pelindihan total antara 3,82x10-3 sampai 3,93x10-4 g.cm-2.hari-1, dan laju pelindihan uranium yaitu antara 5,46x10-5 – 2,70x10- 6 g.cm-2.hari-1. Sedang untuk blok synroc titanat, harga laju pelindihan total antara 1,57x10-4 sampai 5,15x10-4 g.cm-2.hari-1, dan laju pelindihan uranium yaitu antara 1,17x10-5 – 1,20x10-5 g.cm-2.hari-1. Laju pelindihan uranium untuk kedua jenis synroc tersebut menunjukkan harga yang sangat rendah berorde 10-5 -10-6 g.cm-2.hari-1, hal ini menunjukkan bahwa synroc fosfat dan synroc titanat sangat baik untuk imobilisasi uranium. Berdasar pengukuran densitas, kuat tekan, dan laju pelindihan tersebut di atas menunjukkan bahwa fase-fase penyusun synroc titanat dan synroc fosfat dapat membentuk struktur kristal yang stabil pada suhu sintering optimum masing-masing 1200 dan1300 oC.

Gambar 3. Pengaruh suhu sintering terhadap laju pelindihan total dan laju pelindihan uranium blok synroc limbah.

Optimasi Waktu SinteringBlok Synroc Limbah Hasil pengukuran pengaruh waktu sintering terhadap densitas, kuat tekan, dan laju pelindihan pada blok synroc limbah dengan tingkat muat limbah 30 % berat dan suhu sintering optimal (untuk synroc fosfat 1300 oC dan untuk synroc titanat 1200 oC) ditunjukkan pada Gambar 4 dan Gambar 5.

Fenomena yang terjadi pada parameter waktu sintering adalah sama seperti pada parameter suhu sintering. Proses terjadinya ikatan antar butir yang semakin kuat dan terbentuknya suatu keramik multi- fase yang padat dan kompak disertai pengurangan pori-pori dan penyusutan volume diperlukan energi yang besarnya tergantung pada suhu dan waktu sintering, sehingga densitas dan kuat tekan blok synroc limbah cenderung meningkat dengan bertambahnya suhu dan waktu sintering.

Gambar 4. Pengaruh waktu sintering terhadap densitas dan kuat tekan blok synroc limbah (tingkat muat limbah 30 % dan pada suhu sintering optimal).

108 ISSN 0216 - 3128 Gunandjar, dkk.

Gambar 5. Pengaruh waktu sintering terhadap laju pelindihan total dan laju pelindihan uranium (U) pada blok synroc limbah (tingkat muat limbah 30 % dan pada suhu sintering optimal)

Pada Gambar 4 ditunjukkan bahwa densitas dan kuat tekan blok synroc limbah yang optimum dicapai pada waktu sintering 3 jam (pada suhu sintering optimal untuk synroc fosfat 1300 oC dan untuk synroc titanat 1200 oC). Densitas dan kuat tekan optimal untuk synroc fosfat yaitu 2,48 g/cm3 dan 15,77 kN/cm2, sedang densitas dan kuat tekan optimal untuk synroc titanat yaitu 2,85 g/cm3 dan 10,44 kN/cm2. Setelah waktu sintering lebih dari 3 jam menunjukkan densitas dan kuat tekan untuk kedua blok synroc limbah tersebut relatif tetap.

Fenomena tersebut di atas juga memberikan pengaruh terhadap laju pelindihan (Gambar 5). Penambahan waktu sintering akan memberi kesempatan proses pembentukan fase-fase mineral synroc yang diikuti penangkapan unsur-unsur dalam limbah masuk ke dalam kisi-kisi fase mineral synroc, ikatan antar butir semakin kuat dan terbentuk suatu keramik multi-fase yang padat dan kompak sehingga laju pelindihan menurun. Hal ini dapat dilihat pada laju pelindihan total menurun sampai waktu sintering 3 jam, kemudian menurun mencapai nilai terendah setelah waktu sintering 3 jam yaitu sebesar 2,64x10-4 g.cm-2.hari-1 (untuk synroc titanat) dan 2,14x10-4 g.cm-2.hari-1(untuk synroc fosfat) Sedang untuk laju pelindihan uranium bernilai sangat rendah, bertambahnya waktu sintering terjadi penurunan yang kurang signifikan dan nilai terendah dicapai setelah waktu sintering 3 jam yaitu sebesar 3,26x10-6 g.cm-2.hari-1(untuk synroc titanat) dan 1,05x10-6 g.cm-2.hari-1(untuk synroc fosfat).

Optimasi Tingkat Muat Limbah (Waste loading) Hasil pengukuran pengaruh tingkat muat limbah (waste loading) terhadap densitas, kuat tekan, dan laju pelindihan blok synroc limbah pada suhu dan waktu sintering terbaik untuk synroc titanat (1200 oC,

selama 3 jam) dan untuk synroc fosfat (1300 oC, selama 3 jam) ditunjukkan pada Gambar 6 dan 7.

Gambar 6. Pengaruh tingkat muat limbah terhadap densitas dan kuat tekan blok synroc titanat (sintering pada 1200 oC selama 3 jam) dan synroc fosfat limbah (sintering pada 1300 oC selama 3 jam). Blok synroc limbah secara fisik (visual) semakin tinggi tingkat muat limbahnya, warnanya semakin tua dan semakin kuat. Pada Gambar 6 menunjukkan bahwa nilai densitas dan kuat tekan meningkat dengan meningkatnya tingkat muat limbah sampai titik optimum pada tingkat muat limbah 50 % (untuk synroc fosfat) dan pada tingkat muat limbah 30 % (untuk synroc titanat). Setelah sampai tingkat muat limbah optimum, densitas dan kuat tekan menurun, hal tersebut terjadi karena jumlah uranium dan unsur-unsur dalam limbah lebih besar daripada jumlah fase-fase mineral synroc sehingga sebagian unsur-unsur dalam limbah tidak terperangkap dalam kisi-kisi fase mineral dalam synroc dan terdistribusi ke dalam fase paduan yang bersifat lebih bebas. Fase paduan yang bersifat lebih bebas tersebut mengurangi terbentuknya suatu keramik multi-fase yang padat dan kompak sehingga densitas dan kuat tekannya menjadi menurun sampai tingkat muat 60 % berat.

Pada tingkat muat limbah ≥ 70 % berat blok synroc limbah mudah pecah, hal ini disebabkan karena jumlah matriks (prekursor) synroc pembentuk fase mineral synroc lebih kecil daripada jumlah limbah. Kondisi optimum blok synroc fosfat limbah diperoleh pada tingkat muat limbah 50 % berat dengan nilai densitas blok synroc limbah 2,48 g/cm3 dan kuat tekan 27,99 kN/cm2. Sedang kondisi optimum blok synroc titanat limbah diperoleh pada tingkat muat limbah 30 % berat dengan nilai densitas blok synroc limbah2,85 g/cm3 dan kuat tekan 10,99 kN/cm2.

Gunandjar, dkk. ISSN 0216 - 3128 109

Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah – Penelitian Dasar Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir 2014 Pusat Sains dan Teknologi Akselerator - BATAN

Yogyakarta, 10 - 11 Juni 2014 limbah mencapai titik terendah pada tingkat muat

limbah 40 % berat (untuk blok synroc fosfat limbah) dan 30 % berat (untuk blok synroc titanat limbah), kemudian naik lagi kemudian relatif tetap.

Gambar 7. Pengaruh tingkat muat limbah terhadap laju pelindihan total dan laju pelindihan uranium (U) dari blok synroc titanat limbah (sintering pada 1200 oC selama 3 jam) dan blok synroc fosfat limbah (sintering pada 1300 oC selama 3 jam).

Laju pelindihan uranium untuk blok synroc fosfat hampir tidak dipengaruhi oleh besarnya tingkat muat limbah dan nilainya sangat rendah yaitu antara 2,05x10-5 – 4,76x10-5 g.cm-2.hari-1. Sedang laju pelindihan uranium untuk blok synroc titanat pada tingkat muat 15-20 % berat nilainya sangat rendah berorde 10-6 (yaitu 3,26x10-6 dan 6,4x10-6 g.cm-2.hari-1), kemudian naik dengan naiknya tingkat muat limbah (kandungan uranium naik). Pada tingkat muat > 30 % berat, laju pelindihan uranium relatif turun lagi, hal ini disebabkan dengan naiknya tingkat muat limbah jumlah kandungan uranium naik dan terbentuk fase turunan dengan uranium sebagai penyusun fase yang lebih sulit terlindih.

Laju pelindihan uranium untuk blok synroc titanat nilainya sangat rendah antara 2,03x10-5 - 1,05x10-6 g.cm-2.hari-1 yang relatif lebih rendah daripada blok synroc fosfat. Walaupun demikian laju pelindihan uranium untuk kedua jenis blok synroc tersebut sangat relatif sangat rendah berorde 10-5-10-6 g.cm-2.hari-1, ini artinya fase-fase mineral pada kedua synroc tersebut mampu mengungkung uranium sampai tingkat muat limbah 60 % berat. Berdasar laju pelindihan total (dengan mempertimbangkan bahwa laju pelindihan uranium kedua jenis blok synroc limbah tersebut sangat rendah), maka tingkat muat limbah optimum untuk blok synroc titanat adalah 30 % berat (laju pelindihan total 2,64x10-4 g.cm-2.hari-1), sedang untuk blok synroc fosfat adalah

40 % berat (laju pelindihan total 5,25x10-4 g.cm- 2.hari-1).

Berdasarkan hasil uji karakteristik blok synroc limbah yaitu uji densitas, kuat tekan, dan laju pelindihan diperoleh kondisi proses sintering terbaik untuk blok synroc fosfat limbah pada suhu 1300 oC selama 3 jam, dan tingkat muat limbah optimum pada 50 % berat, dengan nilai densitas 2,48 g/cm3, kuat tekan 27,99 kN/cm2, laju pelindihan total 5,25x10-4 g.cm-2.hari-1 dan laju pelindihan uranium 1,05x10-6 g.cm-2.hari-1. Sedang kondisi proses sintering terbaik untuk blok synroc titanat limbah pada suhu 1200 oC selama 3 jam, dan tingkat muat limbah optimum pada 30 % berat, dengan nilai densitas 2,85 g/cm3, kuat tekan 10,98 kN/cm2, laju pelindihan total 2,64x10-4 g.cm-2.hari-1 dan laju pelindihan uranium 3,26 x10-6 g.cm-2.hari-1. Berdasar densitas dan laju pelindihan, kualitas blok synroc titanat lebih baik daripada blok synrocfosfat. Sebaliknya berdasar kuat tekan, kualitas blok synroc fosfat lebih baik daripada blok synroc titanat, walaupun demikian kualitas kedua jenis blok synroc limbah dengan proses sintering ini sesuai dengan kualitas hasil blok synroc limbah dengan proses pres-panas isostastik yang mempunyai densitas 2,1 – 3,4 g/cm3 [9] dan laju pelindihan uranium antara 5,0x10-4 – 6,0x10-6 g.cm-2.hari-1 [13,14]. Kualitas hasil blok synroc limbah tersebut juga memenuhi kualitas yang direkomendasikan oleh IAEA yaitu kuat tekan 2-5 kN/cm2 dan laju pelindihan 1,7x10-1 - 2,5x10-4 g.cm-2.hari-1 [15].

KESIMPULAN

Proses imobilisasi limbah sludge yang mengandung uranium menggunakan bahan matriks synroc fosfat diperoleh suhu dan waktu terbaik untuk proses sintering adalah 1300 oC selama 3 jam. Pada kondisi tersebut diperoleh tingkat muat limbah (waste loading) optimum adalah 50 % berat, dengan nilai densitas 2,48 g/cm3, kuat tekan 27,99 kN/cm2, laju pelindihan total 5,25x10-4 g.cm-2. hari-1 dan laju pelindihan uranium 1,05x10-6 g.cm-2.hari-1. Sedang kondisi proses sintering terbaik untuk blok synroc titanat limbah pada suhu 1200 oC selama 3 jam, dan tingkat muat limbah optimum pada 30 % berat, dengan nilai densitas 2,85 g/cm3, kuat tekan 10,98 kN/cm2, laju pelindihan total 2,64x10-4 g.cm-2.hari-1 dan laju pelindihan uranium 3,26 x10-6 g.cm-2.hari-1. Kualitas blok matriks synroc fosfat lebih baik daripada matriks synroc titanat, walaupun demikian kualitas dari kedua jenis hasil blok synroc limbah tersebut dengan proses sintering ini sesuai dengan kualitas hasil blok limbah synroc titanat dengan proses pres-panas isostastik dan memenuhi kualitas yang direkomendasikan oleh IAEA yaitu kuat tekan 2-5 kN/cm2 dan laju pelindihan 1,7x10-1 - 2,5x10-4 g.cm-2.hari-1.

110 ISSN 0216 - 3128 Gunandjar, dkk. DAFTAR PUSTAKA

1. Zainus Salimin, Gunandjar, dan Achmad Zaid (2009), Pengolahan Limbah Radioaktif Cair Organik Dari Kegiatan Dekomisioning Fasilitas Pemurnian Asam Fosfat Petrokimia Gresik Melalui Proses Oksidasi Biokimia, Seminar Nasional Teknologi Lingkungan VI, ITS, Surabaya.

2. Manson Benedict et.al,(1981), Nuclear Chemical Engineering, Second Edition, McGraw-Hill Book Company, New York.

3. Peraturan Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir No. 04 Tahun 2013 tentang Ketentuan Keselamatan Kerja Terhadap Radiasi, Jakarta. 4. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No.

Kep.02/MENLH/1988 Tentang Pedoman Penetapan Baku Mutu Lingkungan.

5. Peraturan Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir No. 07 Tahun 2013 Tentang Nilai Batas Tingkat Radioaktivitas Di Lingkungan.

6. E.R. Vance, (1999), “Status of Synroc Ceramics for HLW” , Proceedings of The 2nd Bianual Int. Workshop on HLRW Management”, Dep. of Nuclear Engineering, Fac. of Engeneering, Gadjah Mada Univ., Yogyakarta. 7. A.E. Ringwood, S.E.Kesson, N.G.Ware, W. Hibberson, and A.Mayor, (1979), Immobilization of High Level Nuclear Reactor Wastes in Synroc”, Nature, 278, 219-233. 8. A.E.Ringwood, S.E.Kesson, K.D.Reevw,

D.M.Levins, and E.J.Ramm, (1988), Radioactive, Wasteforms for the future”(Eds W.Lutze and R.C.Ewing), Elsevier, Amsterdam, 233-334. 9. DM. Levins and A. Jostsons, (1996), R&D in

Radioactive Waste Management at ANSTO, Regional Corporation in Asia, The 2nd Seminar on Radioactive Waste Management, Kuala Lumpur, Malaysia.

10. Ringwood A.E, Overby, V.M., Kesson, S.E., , (1981), “Synroc : Leaching Performance and Process Technology,” Proceedings of the International Seminar on Chemistry and Process Engineering for High Level Liquid Waste Solidification, Julich.

11. Steward M.W.A., (1994), Sintering of Synroc, Proc. Int. Ceramic Conference Austceram 94, Sydney, July 25-27, 1, p 301.

12. Martono H., (1988), Characterization of Waste Glass and Treatment of High Level Liquid Waste, Training Report on Treatment of HLLW and Characterzation of Waste Glass at Tokai Works, PNC, Japan.

13. Hespe, E.D., (1971), Leach Testing of Immobilized Waste Solids, A Proposal for a Standar Method., Atomic Energy Review, 9, 1- 12.

kan Bahan Matriks Synroc Titanat Dengan Proses Sintering Suhu Tinggi, Prosiding PPI- PDIPTN, PTAPB-BATAN Yogyakarta.

15. IAEA, (1997), Caracterization of Radioactive Waste Form and Packages, Technical Report Series No. 383, International Atomic Energy Agency, Vienna.

TANYA JAWAB

Sunardi

Kualitas terbaik blok synroc limbah pada tingkat muat limbah 30 % pada suhu sintering 1200 oC, padahal di Gambar 2 grafik garis warna ungu (blok synroc fosfat limbah) tingkat muat limbah sampai 50 % dan suhu proses sintering untuk blok synroc fosfat 1300 oC, kurva warna merah suhu 1300 oC ada kenaikkan sedikit. Mohon dijelaskan!

Gunandjar

- Pada Gambar 2 (kurva densitas dan kuat tekan versus suhu sintering), proses sintering untuk blok synroc titanat limbah (tingkat muat limbah 30 %) optimum pada suhu sintering 1200 oC, hal tersebut dapat ditunjukkan bahwa harga kuat tekan dan densitas memberikan harga yang optimum pada suhu 1200 oC, pada suhu lebih dari 1200 oC harga kuat tekan dan densitasnya realtif tidak berubah. Sedang proses sintering untuk blok synroc fosfat limbah (tingkat muat limbah 30 %) optimum pada suhu sintering 1300 oC, hal tersebut dapat ditunjukkan bahwa harga kuat tekan dan densitas memberikan harga yang optimum pada suhu 1300 oC, pada suhu tersebut harga densitas (kurva warna merah) dan harga kuat tekan menunjukkan arah naik, tetapi pada suhu tersebut variasi suhu sintering tidak dinaikkan lagi karena pada suhu lebih dari 1300 oC kedua blok synroc limbah (baik blok synroc fosfat maupun synroc titanat) terjadi pelelehan dan tidak diteruskan, sehingga untuk blok synroc fosfat optimum pada suhu 1300 oC dimana harga kuat tekan dan densitasnya maksimum. Pada Gambar 3, laju pelindihan total dan laju pelindihan uranium untuk kedua blok synroc limbah tersebut memperkuat dipilihnya suhu optimum 1200 oC untuk blok synroc titanat limbah dan 1300 oC untuk blok synroc fosfat limbah.

Gunandjar, dkk. ISSN 0216 - 3128 111

Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah – Penelitian Dasar Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir 2014 Pusat Sains dan Teknologi Akselerator - BATAN

Yogyakarta, 10 - 11 Juni 2014 pada tingkat muat limbah 50 % berat dimana

pada tingkat muat tersebut harga kuat tekannya maksimum. Sedang harga densitasnya relatif tidak ada peningkatan bila tingkat muatnya dinaikkan, begitu pula untuk laju pelindihan total dan laju pelindihan uranium (Gambar 7) memberikan harga yang relatif sangat rendah yaitu berorde 10-3 g.cm-2.hari-1 untuk laju pelindihan total dan 10-5 g.cm-2.hari-1 untuk laju pelindihan uranium dan telah memenuhi rekomendasi IAEA.

M.V.Purwani

− Satuan laju pelindihan atau laju reaksi

pelindihan (kimia) adalah

gmol/(volume.waktu) , bagaimana dengan satuan laju pelindihan g.cm-2.hari-1 ? Gunandjar

- Pengujian (penentuan) laju pelindihan yang digunakan dalam penelitian ini adalah berdasarkan metode standar yang direkomendasikan oleh IAEA (International Atomic Energy Agency) dan telah pula diadopsi oleh Japan Industrial Standard (JIS) [11,12] . Laju pelindihan dalam metode ini adalah laju pelindihan dipercepat dalam medium air, blok limbah dimasukkan dalam

basket dan dipasang pada alat soxhlet untuk direfluks dengan air suling pada suhu 100 oC dan tekanan 1 atmosfir selama 6-12 jam. Pengurangan berat sampel blok synroc limbah sebelum dan sesudah pelindihan ditentukan untuk menentukan laju pelindihan total. Selanjutnya konsentrasi uranium dalam air pelindih ditentukan dengan metode voltametri atau dengan spektrofotometri UV- VIS untuk mengetahui jumlah uranium yang terlindih. Laju pelindihan total dan laju pelindihan uranium dalam blok synroc limbah dihitung dengan persamaan (4), dimana satuan laju pelindihan adalah g.cm- 2.hari-1. Metode pengujian laju pelindihan dipercepat ini digunakan terutama untuk blok limbah dengan bahan matriks synroc dan gelas yang mempunyai ketahanan sangat tinggi terhadap pelindihan air, dimana laju pelidihan pada kondisi normal di fasilitas penyimpanan lestari sangat kecil dan tidak dapat (sulit) dideteksi. Maka dikembangkan metode pelindihan dipercepat pada suhu 100

o

C sebagai metode standar untuk menentukan kemampuan blok limbah hasil imobilisasi yang mempunyai ketahanan tinggi dari segi laju pelindihannya.

112 ISSN 0216 - 3128 Budi Setiawan, dkk

PREDIKSI DISPERSI DAN AKUMULASI ANAK LURUH Ra-

Dalam dokumen Pusat Sains dan Teknologi Akselerator BA (Halaman 117-123)