7 PiLiHan TeKnOLOgi drainaSe TerSier
7.2 Pemilihan Jenis Konstruksi Penampang Drainase Tersier
Konsep green infrastructure diterapkan pada beberapa jenis konstruksi penampang drainase tersier, yaitu sebagai berikut :
• Drainase tanpa perkerasan
• Drainase dengan perkerasan
• Drainase Swale
Pilihan teknologi ini akan disajikan pada halaman-halaman berikut. Pilihan teknologi tersebut juga dilengkapi dengan penjelasan tentang:
Deskripsi dasar
•
Tingkat aplkasi•
Tingkat pengelola•
Desain dan proses
•
Pemeliharaan
•
Aplikasi dan eisiensi
•
Pro dan kontra
•
Referensi
•
Keterangan simbol untuk tingkat aplikasi dan tingkat pengelola: (o) : tidak sesuai
(+) : terbatas (++) : sesuai/cocok
PILIHAN TEKNOLOGI DRAINASE TERSIER
129
Buku Referensi Opsi Sistem dan Teknologi Sanitasi7.2.1 drainaSe TanPa PerKeraSan
deskripsi dasar
Drainase jalan yang menggunakan perkerasan cenderung mengakumulasi aliran air dengan volume besar dan kecepatan aliran yang relatif tinggi. Terkait green infrastructure, desain drainase tanpa perkerasan diharapkan dapat lebih meningkatkan kemungkinan terjadinya iniltrasi air ke dalam tanah.
Tingkat aplikasi
Rumah Tangga : (o)
Lingkungan : (++) Kota : (o) Tingkat Pengelola Individual : (o) Komunal : (++) Publik : (++)
Desain dan Proses
Untuk meningkatkan proses iniltrasi, cek dam dapat dibangun pada arah melintang saluran.
Kriteria Desain :
• Kemiringan longitudinal < 4%, direkomendasikan antara 1–2%.
• Baik digunakan pada tanah yang memiliki kapasitas iniltrasi tinggi.
• Penampang saluran berbentuk trapesium, kemiringan lereng antara (1:1,5) hinga (1:3); Luas penampang basah minimum 0,5 m2. Untuk bentuk trapesium dengan kemiringan lereng (1:1,5), lebar dasar saluran adalah sekitar 0,4 m.
• Untuk kompleks perumahan, saluran didesain untuk menampung debit periode ulang 5 tahun.
• Dapat digunakan dengan baik pada permukiman dengan kepadatan rendah, tetapi sulit diaplikasikan untuk permukiman dengan kepadatan tinggi.
• Perbedaan antara elevasi dasar saluran dengan elevasi muka air tanah sebaiknya lebih dari 60 cm.
• Luas maksimum daerah tangkapan hujan sekitar 2 Ha. Pemeliharaan
• Pembersihan saluran dari sampah dan kotoran lainnya. • Ketinggian rumput perlu dipelihara sekitar 10 – 15 Cm. • Jika volume akumulasi sedimen telah mencapai 25% dari
total volume rencana, maka perlu pengerukan.
• Periksa kondisi rumput di sisi lereng, dan kemungkinan terjadi erosi.
• Periksa kemungkinan terjadinya erosi di dasar saluran. • Periksa kemungkinan penggunaan jenis vegetasi lain jika
rumput kurang memadai. Aplikasi dan Eisiensi
Drainase tanpa perkerasan akan lebih cocok untuk daerah rural di perkotaan. Sebab, air limpasan hujan tidak tercampur buangan rumah tangga, sampah dari daerah komersial, atau buangan industri kecil.
Pro dan Kontra
+ Merupakan kombinasi antara sistem untuk meminimalisir kuantitas aliran permukaan, sekaligus meningkatkan kualitas air limpasan hujan (runoff).
+ Biaya konstruksi lebih murah jika dibandingkan saluran dengan perkerasan.
+ Mengurangi kecepatan aliran permukaan.
- Biaya pemeliharaan lebih tinggi dibandingkan struktur saluran dengan perkerasan.
- Tidak dapat digunakan untuk area dengan kemiringan lahan yang curam.
- Memungkinkan terjadinya erosi dasar. Referensi
1. Tata Cara Pembuatan Rencana Induk Drainase Perkotaan (Ditjend Cipta Karya - Dept PU, Petunjuk Teknis No. CT/Dr/ Re-TC/001/98).
2. Tata Cara Pembuatan Detail Desain Drainase Perkotaan (Ditjend Cipta Karya – Dept PU, Petunjuk Teknis No. CT/ Dr/Re-TC/003/98).
PILIHAN TEKNOLOGI DRAINASE TERSIER
7.2.2 drainaSe dengan PerKeraSan
deskripsi dasar
Saluran drainase dapat dibuat dengan menggunakan perkerasan (batu kali, beton, dan lain-lain) atau tanpa perkerasan. Saluran drainase di komplek permukiman banyak dibuat bersamaan dengan drainase jalan.
Tingkat aplikasi
Rumah Tangga : (o)
Lingkungan : (++) Kota : (o) Tingkat Pengelola Individual : (o) Komunal : (++) Publik : (++)
Desain dan Proses
Dapat di desain dengan bermacam jenis penampang saluran, segi empat, trapesium atau setengah lingkaran di bagian dasarnya, dan lain-lain.
Kriteria Desain :
• Penampang saluran berbentuk persegi dapat digunakan pada lahan terbatas. Luas penampang basah minimum 0,5 m2. Bila berbentuk persegi, lebar dasar saluran adalah sekitar 1,0 m dan kedalaman saluran juga sekitar 1,0 m. • Dapat digunakan dengan baik pada permukiman dengan
kepadatan tinggi, dan pada lahan dengan kemiringan terjal.
Pemeliharaan
• Pembersihan saluran dari sampah dan kotoran lainnya. • Jika volume akumulasi sedimen telah mencapai 25% dari
total volume rencana, maka perlu pengerukan. Aplikasi dan Eisiensi
• Drainase tanpa perkerasan akan lebih cocok untuk daerah urban di perkotaan. Sebab, air limpasan hujan umumnya tercampur buangan rumah tangga, sampah dari daerah komersial, atau buangan industri kecil.
• Drainase dengan perkerasan baik digunakan pada tanah yang mudah tererosi.
Pro dan Kontra
+ Biaya pemeliharaan lebih murah dibandingkan saluran tanpa perkerasan.
+ Tidak perlu lahan luas dibandingkan dengan saluran
tanpa perkerasan.
- Biaya konstruksi lebih mahal dibandingkan saluran tanpa perkerasan.
- Kecepatan aliran tinggi, tidak memungkinkan adanya iniltrasi dari saluran, debit akumulasi air limpasan hujan (runoff) tinggi.
Referensi
1. Tata Cara Pembuatan Rencana Induk Drainase Perkotaan (Ditjend Cipta Karya - Dept PU, Petunjuk Teknis No. CT/Dr/ Re-TC/001/98).
2. Tata Cara Pembuatan Detail Desain Drainase Perkotaan (Ditjend Cipta Karya – Dept PU, Petunjuk Teknis No. CT/ Dr/Re-TC/003/98).
PILIHAN TEKNOLOGI DRAINASE TERSIER
131
Buku Referensi Opsi Sistem dan Teknologi Sanitasi7.2.3 drainaSe SWaLe
deskripsi dasar
Penggunaan media penyaring polutan adalah pembeda antara saluran drainase Swale dan konvensional. Media penyaring polutan ini biasanya diterapkan di daerah pantai, daerah berawa, atau daerah yang muka air tanahnya tinggi.
Tingkat aplikasi
Rumah Tangga : (o)
Lingkungan : (++) Kota : (o) Tingkat Pengelola Individual : (o) Komunal : (++) Publik : (++)
Desain dan Proses
Struktur Swale dilengkapi media penyaring untuk mengurangi kadar polutan dari air limpasan hujan, sehingga air yang mengalir setelah melalui struktur Swale diharapkan berkualitas lebih baik.
Kriteria Desain :
• Kemiringan longitudinal < 4%.
• Kemiringan lereng (1:2) atau lebih landai, direkomendasikan (1:4).
• Lebar dasar saluran 0,5–2,5 m.
• Didesain untuk menampung debit periode ulang 25 tahun dengan muka bebas (freeboard) sekitar 15 cm. • Dapat digunakan dengan baik pada permukiman dengan
kepadatan tinggi.
• Luas maksimum daerah tangkapan hujan sekitar 2,5 Ha. Pemeliharaan
• Pembersihan saluran dari sampah dan kotoran lainnya. • Ketinggian rumput perlu dipelihara sekitar 10–15 Cm. • Jika volume akumulasi sedimen telah mencapai 25% dari
total volume rencana, maka perlu pengerukan.
• Periksa kondisi rumput di sisi lereng, dan kemungkinan terjadi erosi.
• Perlu pencangkulan untuk meningkatkan laju iniltrasi, bila pada drainase Swale sistem kering genangan air tidak berkurang dalam waktu 48 jam.
• Bila rumput kurang memadai, periksa kemungkinan penggunaan jenis vegetasi lain.
Aplikasi dan Eisiensi
1. Saluran Drainase Swale sistem kering
Struktur ini berupa saluran yang diberi vegetasi (rumput)
dan lapisan penyaring di dasar saluran. Fungsinya untuk mencegah aliran air membawa lapisan tanah. Karena kondisinya yang hampir selalu kering, struktur ini baik digunakan di daerah permukiman.
2. Saluran Drainase Swale sistem tergenang
Struktur ini berupa saluran dengan vegetasi (rumput) pada daerah rawa, atau daerah yang memiliki elevasi muka air tanah yang tinggi. Jika muka air tinggi, maka struktur ini tergenang air; sebaliknya, jika muka air rendah, struktur ini kering.
Pro dan Kontra
+ Merupakan kombinasi antara sistem untuk meminimalisir kuantitas aliran permukaan, sekaligus meningkatkan kualitas air limpasan hujan (runoff).
+ Biaya konstruksi lebih murah dibandingkan saluran struktur perkerasan.
+ Mengurangi kecepatan aliran permukaan.
- Biaya pemeliharaan lebih tinggi dibandingkan saluran struktur perkerasan.
- Tidak dapat digunakan untuk area dengan kemiringan lahan curam.
- Memungkinkan terjadinya akumulasi sedimen.
- Memungkinkan timbulnya bau tidak sedap dan berkembangnya nyamuk (jika air selalu menggenang). Referensi
1. Tata Cara Pembuatan Rencana Induk Drainase Perkotaan (Ditjend Cipta Karya - Dept PU, Petunjuk Teknis No. CT/Dr/ Re-TC/001/98)
2. Tata Cara Pembuatan Detail Desain Drainase Perkotaan (Ditjend Cipta Karya – Dept PU, Petunjuk Teknis No. CT/ Dr/Re-TC/003/98).
Swale Sistem Kering
Swale Sistem Tergenang
PILIHAN TEKNOLOGI DRAINASE TERSIER