• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST)

Dalam dokumen Referensi Sistem dan Teknologi Sanitasi 2010 (Halaman 121-128)

6 PiLiHan TeKnOLOgi PengOLaHan SaMPaH

6.6 Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST)

Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) adalah fasilitas untuk memroses pengurangan volume sampah dan atau mengubah bentuk sampah menjadi bermanfaat atau tidak berbahaya. Antara lain dengan cara daur ulang, pengomposan dan insinerator. Pengolahan dapat dilakukan di sumber, di TPS, atau di TPA.

Jenis pengelolaan sampah di Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) adalah sebagai berikut :

• Daur Ulang (3R), Plastik;

• Daur Ulang (3R); Kertas;

• Daur Ulang (3R); Logam Besi;

• Unit Daur Ulang & Pembuatan Kompos (UDPK); dan

• Insinerasi untuk Rumah Sakit.

Pilihan teknologi ini akan disajikan pada halaman-halaman berikut. Pilihan teknologi tersebut juga dilengkapi dengan penjelasan tentang:

Deskripsi dasar

Tingkat aplkasi

Tingkat pengelola

Desain dan proses

Referensi

Keterangan simbol untuk tingkat aplikasi dan tingkat pengelola: (o) : tidak sesuai

(+) : terbatas (++) : sesuai/cocok

PILIHAN TEKNOLOGI PENGOLAHAN SAMPAH

111

Buku Referensi Opsi Sistem dan Teknologi Sanitasi

Desain dan Proses

Plastik dapat dilelehkan dan dicacah menjadi bijih plastik. Referensi

1. Tata cara teknik operasional pengelolaan sampah perkotaan (Puslitbangkim PU).

2. Modul Pelatihan Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat (ESP).

3. Engineering Technologies (Kiely 1997) Bab 14 Solid waste treatment.

4. Pedoman tata cara pengelolaan sampah 3R (Damanhuri, Ismaria et al. 2006).

6.6.1 daUr ULang (3r), PLaSTiK

deskripsi dasar

Daur ulang merupakan pengolahan isik dan kimia untuk mengubah sampah non organik menjadi material baru, yang dapat dimanfaatkan kembali. Termasuk sampah non organik yang dapat didaur ulang yaitu, kertas/kardus, plastik, gelas/kaca, dan logam.

Tingkat aplikasi

Rumah Tangga : (o)

Lingkungan : (+) Kota : (++) Tingkat Pengelola Individual : (o) Komunal : (+) Publik : (++) Sumber: ESP

PILIHAN TEKNOLOGI PENGOLAHAN SAMPAH

Desain dan Proses

Kertas dapat dicacah dan dibuat bubur kertas untuk dijadikan kertas daur ulang.

Referensi

1. Tata cara teknik operasional pengelolaan sampah perkotaan (Puslitbangkim PU).

2. Modul Pelatihan Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat (ESP).

3. Engineering Technologies (Kiely 1997) Bab 14 Solid waste treatment.

4. Pedoman tata cara pengelolaan sampah 3R (Damanhuri, Ismaria et al. 2006).

6.6.2 daUr ULang (3r), KerTaS

deskripsi dasar

Daur ulang merupakan pengolahan isik dan kimia untuk mengubah sampah non organik menjadi material baru, yang dapat dimanfaatkan kembali. Termasuk sampah non organik yang dapat didaur ulang yaitu, kertas/kardus, plastik, gelas/kaca, dan logam.

Tingkat aplikasi

Rumah Tangga : (o)

Lingkungan : (+) Kota : (++) Tingkat Pengelola Individual : (o) Komunal : (+) Publik : (++) Sumber: http://moiraracich.wordpress.com

PILIHAN TEKNOLOGI PENGOLAHAN SAMPAH

113

Buku Referensi Opsi Sistem dan Teknologi Sanitasi

Desain dan Proses

Logam Besi dapat didaur ulang dan digunakan sebagai bahan baku proses produksi.

Referensi

1. Tata cara teknik operasional pengelolaan sampah perkotaan (Puslitbangkim PU).

2. Modul Pelatihan Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat (ESP).

3. Engineering Technologies (Kiely 1997) Bab 14 Solid waste treatment.

4. Pedoman tata cara pengelolaan sampah 3R (Damanhuri, Ismaria et al. 2006).

6.6.3 daUr ULang (3r), LOgaM BeSi

(Magnetic Separator)

deskripsi dasar

Daur ulang merupakan pengolahan isik dan kimia untuk mengubah sampah non organik menjadi material baru, yang dapat dimanfaatkan kembali. Termasuk sampah non organik yang dapat didaur ulang yaitu, kertas/kardus, plastik, gelas/kaca, dan logam.

Tingkat aplikasi

Rumah Tangga : (o)

Lingkungan : (+) Kota : (++) Tingkat Pengelola Individual : (o) Komunal : (+) Publik : (++) Sumber: N/A

PILIHAN TEKNOLOGI PENGOLAHAN SAMPAH

Desain dan Proses

Sampah ditumpuk sesuai umur prosesnya dalam bentuk gundukan, lalu dibalik secara berkala untuk memungkinkan proses aerob. Kriteria pengomposan skala kawasan atau kota yaitu, rumah tangga, komersial, pasar dan institusi dalam suatu area yang menghasilkan 5-50 ton sampah organik per hari. Tata cara pembangunan UDPK dan pengoperasian UDPK dapat dilihat pada Petunjuk Teknis Dept PU (Ref no 4 dan 5). Sampah berukuran besar dan panjang seperti dari pertamanan harus dicacah lebih dulu. Agar lebih homogen (merata), beberapa jenis sampah organik (sampah dapur, taman, kotoran ternak, dan sebagainya) perlu dicampur lebih dulu. Sampah organik ditumpuk dalam bentuk gundukan memanjang. Tingginya 1 – 2 m dan lebar dasarnya 3-4 m.

Pengoperasian

Untuk memungkinkan proses aerob, maka tumpukan dibalik secara berkala (1-2 Kali seminggu). Pembalikan dapat dilakukan secara manual, dengan memindahkan tumpukan atau digulirkan. Tumpukan juga perlu disiram secara rutin untuk menjaga kelembaban proses, dengan menggunakan selang spray agar merata. Hentikan penyiraman untuk tumpukan yang telah berumur 5 minggu atau dua minggu sebelum panen. Pemantauan sangat penting, agar masalah yang timbul dapat diantisipasi sedini mungkin. Terutama terhadap suhu, tekstur, warna, bau, dan populasi lalat (detil pemantauan dapat dilihat pada referensi Modul Pelatihan Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakathal (ESP) hal. 42-43). Untuk kemudahan

penggunaan selanjutnya, produk kompos matang perlu diayak agar lebih halus (partikel ukuran 15-30 mm).

Aplikasi dan Eisiensi

• Pengomposan dilakukan di dalam ruangan yang terlindung dari hujan.

• Cocok untuk skala kawasan.

• Sudah diterapkan di Kota Malang, Jawa Timur. Pro dan Kontra

+ Mudah dioperasikan.

+ Dapat dibangun dan diperbaiki dengan material lokal yang tersedia.

+ Biaya investasi dan operasi moderat.

- Bila tidak dioperasikan dengan benar, dapat menimbulkan masalah bau dan lalat.

Referensi

1. Spesiikasi kompos dari sampah organik domestik (Badan Standardisasi Nasional).

2. Modul Pelatihan Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat (ESP).

3. Pengomposan sampah organik skala lingkungan (Puslitbangkim PU).

4. Petunjuk Teknis Nomor : CT/S/Ba-TC/002/98 Tata Cara Pembangunan UDPK.

5. Petunjuk Teknis Nomor : CT/S/Op-TC/003/98 Tata Cara Pengoperasian UDPK.

6. Engineering Technologies (Kiely 1997) Bab 14 Solid waste treatment.

6.6.4 UniT daUr ULang & PeMBUaTan KOMPOS

(UDPK)

deskripsi dasar

UDPK adalah pengelolaan sampah skala komunal untuk daur ulang dan pembuatan kompos. Metode pengomposan diterapkan dengan terowongan bambu (metode windraw), dengan kebutuhan lahan seluas sekitar 500 m2. Metode ini sangat efektif karena mudah dan murah diterapkan.

Tingkat aplikasi

Rumah Tangga : (o)

Lingkungan : (++) Kota : (++) Tingkat Pengelola Individual : (o) Komunal : (++) Publik : (++)

Sel Sampah Windraw

Bangunan Komposter Windraw

Alat Pengayak Sampah Alat Pencacah Sampah

Sumber: Dok. ISSDP Sumber: Referensi 6_4

PILIHAN TEKNOLOGI PENGOLAHAN SAMPAH

115

Buku Referensi Opsi Sistem dan Teknologi Sanitasi

Desain dan Proses

Insinerasi sangat mahal dan perlu teknologi tinggi, agar gas yang dihasilkan tidak berbahaya bagi lingkungan dan kesehatan manusia. Karena itu, insinerasi tidak cocok untuk tingkat RT atau RW. Jenis sampah yang cocok untuk pembakaran adalah yang mengandung kadar air rendah dan

heating value/kalor bakar yang tinggi. Pengoperasian

Panas hasil pembakaran yang dilakukan secara berkesinambungan (bukan terputus-putus) dapat dimanfaatkan untuk pembangkit tenaga listrik. Insinerator model baru, yang menawarkan konsep recovery energi ini, membutuhkan analisis kelayakan inansial sebelum diterapkan. Recovery energi dari sebuah insinerator biasanya baru dipertimbangkan bila kapasitasnya di atas 500 ton/hari.

Aplikasi dan Eisiensi

• Cocok untuk rumah sakit, terutama dipakai untuk pembakaran sampah B3 dan sampah bekas operasi. Pro dan Kontra

+ Mencegah buangan sampah B3 dan sampah bekas operasi dibuang ke TPA.

- Biaya investasi dan operasi tinggi Referensi

Environmental Engineering Technologies (Kiely 1997) Bab 14 Solid waste treatment.

6.6.5 inSineraSi UnTUK rUMaH SaKiT

deskripsi dasar

Insinerasi adalah pengolahan isik dengan membakar sampah pada temperatur tinggi (di atas 1000 derajat celcius), di mana sampah diubah menjadi energi (panas), gas, dan abu. Dengan begitu,volume sampah jadi sangat berkurang. Namun, insinerasi berpotensi sebagai sumber pencemar, khususnya jika tidak dilengkapi alat pengendali pencemar udara, dan tidak dioperasikan serta dikelola dengan baik.

Tingkat aplikasi

Rumah Tangga : (o)

Lingkungan : (++) Kota : (o) Tingkat Pengelola Individual : (o) Komunal : (o) Publik : (++) Sumber: http://tentanglimbah.iles.wordpress.com/2008/08/incenerator.jpg

PILIHAN TEKNOLOGI PENGOLAHAN SAMPAH

6.6.6 MaTriKS PeMiLiHan TeKnOLOgi

TPST - Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu

Simbol

Aplikasi dan Pengelola

o Tidak Sesuai + Terbatas

++ Sesuai/ Cocok

Pertimbangan operasional T Tinggi S Sedang

R Rendah TS Tidak Sesuai

D a u r U lan g P la s ti k 3 R D a u r U lan g K e rt a s 3 R D a u r U lan g L o g a m b e s i 3 R U n it D a u r U lan g d a n p e mbu a ta n K o mpo s – 3 R In s in e ra s i R u mah S a k it

Tingkat aplikasi Rumah tangga Lingkungan Kota o + ++ o + ++ o + ++ o ++ ++ o ++ o

Tingkat pengelola Individual Komunal

Publik, institusi, industri kecil

o + ++ o + ++ o + ++ o ++ ++ o o ++

Daur Ulang 3R kemudahan operasional biaya investasi biaya O&P dampak lingkungan R S R R S S S R T T S R S T S R

kondisi lingkungan kerja mendukung untuk 3R sampah mudah tercecer

S T S S T S S T R S T R

Pengelolaan Akhir umum T

Sampah B3 kondisi lingkungan kerja mendukung untuk 3R sampah mudah tercecer

S TS

PILIHAN TEKNOLOGI PENGOLAHAN SAMPAH

117

Buku Referensi Opsi Sistem dan Teknologi Sanitasi

Dalam dokumen Referensi Sistem dan Teknologi Sanitasi 2010 (Halaman 121-128)