• Tidak ada hasil yang ditemukan

Setelah semua data telah disusun, metode penafsiran data yang rasional dan obyektif diperlukan untuk memilih pohon yang akan tumbuh dengan bagus jika dijadikan sebagai spesies kerangka.

Proses ini dapat dilakukan dengan dua cara: i) menentukan spesies mana yang melebihi nilai standar minimum tertentu yang dilihat dari standar daya tahan pohon atau ii) menerapkan sistem penilaian terhadap parameter daya tahan pohon dan menghitung skor kesesuaian secara keseluruhan untuk masing-masing spesies.

Standar Minimum

Standar minimum dapat diterapkan ke data lapangan untuk menentukan spesies yang melebihi nilai minimum sebelum ditentukan dari parameter-parameter tersebut, yang menentukan sebuah spesies pohon kerangka yaitu memiliki daya tahan hidup dan tingkat pertumbuhan yang tinggi, menaungi gulma dll. Parameter-parameter tersebut bisa didasarkan pada ukuran pohon absolut yang dicapai dengan waktu tertentu (biasanya 18 bulan) setelah tanam (tinggi, RCD atau GBH) tingkat pertumbuhan, (RGR untuk tinggi dan / atau lingkar), lebar kanopi, penurunan skor tutupan gulma dll.

Penetapan nilai untuk standar minimum bersifat subyektif, meskipun nilai-nilai yang masuk akal biasanya dapat diputuskan melalui pemindaian kumpulan-kumpulan data dan mencari bagian-bagian yang mengatur spesies secara terpisah – khususnya nilai-nilai yang akan mengarah ke berhasilnya penutupan kanopi dalam jangka waktu yang diinginkan. Perlu diingat bahwa apakah spesies melebihi standar minimum atau tidak akan tergantung pada i) perlakuan silvikultur yang diterapkan, ii) variabilitas iklim (beberapa spesies dapat melebihi standar dalam satu tahun tetapi tidak untuk tahun berikutnya) dan iii) kondisi lokasi. Jadi suatu spesies tidak perlu ditolak jika gagal mencapai nilai standar pada saat satu percobaan dilakukan.

Proses tersebut biasanya menghasilkan tiga kelas spesies i) spesies yang yang gagal memenuhi sebagian besar atau semua standar setelah melewati waktu yang cukup lama (maka spesies ini ditolak); ii) spesies yang hanya melebihi beberapa standar (ditanam kembali dengan berbagai perlakuan silvikultur yang berbeda pada tahun-tahun berikutnya untuk studi lebih lanjut) dan iii) spesies yang jauh melampaui sebagian besar atau semua standar. Yang terakhir dapat dikategorikan sebagai spesies pohon kerangka yang "diterima" atau "sangat baik" setelah kemampuan spesies tersebut dalam menarik hewan penyebar benih ditentukan.

Setelah standar minimum telah diterapkan pada parameter kinerja lapangan yang bisa diukur, karakteristik spesies pohon kerangka yang paling subyektif yang mempunyai "daya tarik bagi satwa liar", perlu dipertimbangkan. Untuk mengetahui hal ini biasanya perlu waktu beberapa tahun setelah penanaman. Hal ini dapat melalui pengamatan langsung satwa liar yaitu jumlah individu / spesies pemakan buah burung (atau spesies lainnya) yang mendatangi pohon atau dengan kuantifikasi dampak dari kunjungan satwa liar di lokasi peremajaan alami yaitu angka individu / spesies dari calon spesies pohon yang tumbuh di bawah spesies pohon tersebut (tidak termasuk spesies yang tersebar melalui angin). Pendekatan lain yang bisa dilakukan adalah dengan menentukan usia spesies pohon mana yang pertama kali menghasilkan bunga atau buah (atau sumber daya lain untuk satwa liar misalnya sarang) dengan pengamatan teratur sepanjang FTPS.

Dalam prakteknya, tidak mungkin setiap jenis pohon akan memenuhi semua standar yang ditetapkan untuk sebuah spesies kerangka, tapi beberapa pohon mungkin bisa memenuhi mayoritas dari standar tersebut. Diantara campuran 20-30 spesies yang ditanam pada lokasi tertentu, semua karakteristik kerangka harus terwakili dengan baik.

Contoh standar yang diterapkan untuk mengevaluasi calon spesies kerangka untuk memperbaiki hutan hijau di atas ketinggian 1.000 meter di

Thailand Utara (Elliott et al, 2003.).

"Untuk menilai sejauh mana jenis pohon yang ditanam memenuhi kriteria spesies pohon kerangka, standar minimum yang bisa diterima telah diusulkan. Pohon-pohon ditanam pada awal musim hujan dan tumbuh pesat sampai November. Pada musim kemarau pertama setelah tanam (November - April), pertumbuhan melambat dan pohon-pohon yang gagal untuk bertahan hidup akhirnya mati karena kekeringan akibat gagal mengembangkan sistem akar yang memadai. Pada akhir musim hujan kedua, kita sudah bisa melihat keadaan pohon yang ditanam, apakah sudah tumbuh dengan baik atau malah sudah mati. Oleh karena itu, ini merupakan waktu yang optimal untuk menilai daya tahan pohon. Tingkat kelangsungan hidup yang bisa diterima untuk setiap spesies adalah 50% atau lebih pada akhir musim tanam kedua, tingkat kelangsungan hidup yang sangat baik adalah 70% atau lebih. Spesies dengan tingkat kelangsungan hidup 45-49,9% dinilai agak sulit diterima. Oleh karena itu, kami menganggap bahwa ketinggian rata-rata 1,5 meter atau lebih pada akhir musim tumbuh kedua dapat diterima, karena hal ini sebesar lebih dari dua kali lipat tinggi pohon dalam 17 bulan. Ketinggian rata-rata 2 meter atau lebih pada akhir musim tanam kedua digolongkan sebagai pertumbuhan yang luar biasa, sementara tinggi pohon 1,25-1,49 meter dianggap agak sulit diterima.

Penutupan kanopi merupakan tonggak penting dalam perbaikan hutan karena kanopi bisa menciptakan kondisi yang lebih teduh di permukaan hutan dan bisa mengurangi gulma, yang mendorong pembentukan bibit pohon hutan. Karena pohon yang ditanam berjarak 1,8 meter, lebar mahkota 1,8 meter atau lebih, pada akhir musim pertumbuhan kedua, harus bisa membuat pohon mendekati kanopi dengan tanaman-tanaman yang ada di dekatnya. Karena itu, kami menganggap lebar mahkota rata-rata 1,8 meter pada akhir musim tumbuh kedua setelah tanam sebagai sangat baik, 1,5-1,8 meter dianggap dapat diterima, 1,0-1,5 meter sebagai agak bisa diterima dan kurang dari 1,0 meter sebagai tidak dapat diterima.

Penurunan nilai tutupan gulma antara akhir musim tumbuh pertama setelah tanam dan akhir dari musim tumbuh kedua digunakan untuk membandingkan kemampuan spesies menekan pertumbuhan gulma yang merambat. Penurunan skor rata-rata gulma 1.0 atau lebih dianggap sangat baik, 0,5-1,0 bisa diterima, 0,40-0,49 agak sulit diterima dan kurang dari 0,40 tidak dapat diterima.

Standar tingkat ketahanan hidup setelah peristiwa kebakaran pada awal tahun 2000 diikuti standar bagi kelangsungan hidup secara keseluruhan: kelangsungan hidup 70% atau lebih dianggap menunjukkan ketahanan api yang sangat baik; 50-69,9% diterima; 45-49,9% marjinal dan kurang dari 45% tidak dapat diterima. "

Pengukuran sangat baik bisa diterima marjinal ditolak Daya tahan hidup (%) >70 50-69.9 45-49.9 <45

Tinggi (m) >2 1.5-1.99 1.25-1.49 <1.25

Lebar mahkota (m) >1.8 1.5-1.79 1-1.49 <1R

Penurunan tutupan

gulma (skor) >1 0.5-0.99 0.4-.49 <0.4

Daya tahan hidup setelah

Standar sistem yang sama bisa juga digunakan untuk perkembangbiakan pohon di lahan pembibitan: -

1 Waktu dari pengumpulan benih ke penanaman pohon dengan ukuran yang diinginkan di luar lahan pembibitan.

2 Dari pot ke tanggal penanaman optimal.

Beberapa hal yang bisa dilakukan jika terlalu sedikit spesies mencapai standar Jika sangat sedikit spesies yang memenuhi standar maka ada beberapa pilihan yang bisa dilakukan, yaitu: -

• Meningkatkan kualitas stok penanaman- menelaah data pembibitan dan melakukan pemeriksaan untuk melihat apakah ada sesuatu yang bisa dilakukan untuk meningkatkan ukuran, kesehatan dan kekuatan dari stok penanaman.

• Percobaan dengan peningkatan perlakuan silvikultur, khususnya jika Anda menganggap kondisi lokasi mungkin akan membatasi.

• Cobalah spesies baru - memperbarui dan memperluas daftar calon atau spesies kerangka yang potensial (Bab 3, Bagian 1) dengan meninjau informasi lebih lanjut dari database FORRU's, pengetahuan lokal (adat) dan literatur / web dan mulai mengumpulkan benih dari spesies yang belum diuji.

Sebuah sistem penilaian juga dapat digunakan untuk menetapkan “indeks kesesuaian" untuk masing-masing spesies yang diuji. Setelah itu spesies dapat diurutkan dalam urutan kesesuaian yang menurun untuk mengutamakan spesies tersebut yang paling mungkin bisa bertahan dengan perlakukan intensif di lahan pembibitan atau dengan perlakuan silvikultur.

Buat spreadsheet dengan nama spesies di bagian kiri kolom dan parameter yang bisa berkontribusi pada indeks kesesuaian pada baris teratas. Gunakan data lapangan dari akhir musim hujan kedua untuk menghitung skor masing-masing spesies. Masukkan nilai persentase tingkat kelangsungan hidup pohon. Cari spesies yang memiliki tinggi rata-rata tertinggi. Tetapkan nilai 100% untuk tinggi rata-rata maksimum dan konversikan ketinggian rata-rata dari semua spesies lain untuk persentase maksimum. Lakukan hal yang sama untuk lebar kanopi dan parameter kinerja kuantitatif lainnya yang Anda ingin mereka berkontribusi pada indeks kesesuaian, termasuk parameter kinerja di lahan pembibitan jika diperlukan (% perkecambahan / daya tahan hidup , TNT dll).

Penetapan skor untuk "daya tarik bagi satwa liar" bersifat lebih subjektif. Beri nilai positif yang tinggi (0-100) untuk spesies yang menghasilkan buah berdaging; skor yang lebih tinggi jika mereka juga memiliki bunga dengan nektar dan tingkatkan lagi skor jika pohon yang memilki daya tarik terhadap satwa liar dikonfirmasi oleh pengamatan di hutan. Jika Anda memiliki data pemantauan jangka panjang dari

plot-Pengukuran sangat baik bisa diterima marjinal

Perkecambahan % >80% 50-79% 30-49%

Total waktu di lahan pembibitan (TNT)1 <1 year 1-2 years >2 years Kelangsungan hidup semaian 2 >80 60-79 40-59

plot tersebut, maka Anda bisa meningkatkan skor tersebut. Peningkatan skor tersebut tergantung pada seberapa cepat spesies bunga / buah yang dihasilkan setelah tanam atau buat skor untuk jumlah individu / spesies pemakan buah yang mendatangi pohon berdasarkan pengamatan yang telah kita lakukan.

Selanjutnya, pertimbangkan kepentingan relatif dari masing-masing skor dan kalikan skor dengan faktor bobot. Sebagai contoh, pertumbuhan atau tutupan kanopi tidak relevan jika suatu spesies memiliki daya tahan hidup yang sangat rendah setelah ditanam, jadi kalikan skor daya tahan hidup dengan 2 atau lebih. Terakhir, jumlahkan semua skor dan kelompokkan spesies dalam urutan menurun dari skor total.