• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penanggulangan Kemiskinan dan Pengurangan Pengangguran

Dalam dokumen BAB I PENDAHULUAN Umum (Halaman 43-51)

AKUNTABILITAS KINERJA

B. ANALISIS PENCAPAIAN KINERJA

2. Penanggulangan Kemiskinan dan Pengurangan Pengangguran

2. Rasio jaringan irigasi 53,2 55 75 3. Prosentrase rumah tinggal bersanitasi 62,41% 63,66% 68,91 % 4. Rasio tempat pembuangan sampah 79,36 79.45/100. 000 pddk 80 5. Drainase dalam kondisi baik 70 buah 70 buah 100 buah 6. Luas irigasi kab. Dalam kondisi baik 98,53 98,53 100

Menyadari hal tersebut, pada tahun anggaran 2013 ini Pemerintah Provinsi Bali melalui Dinas PU mengalokasikan anggaran sebesar Rp. 164,96 Milyar untuk penanganan infrastruktur jalan.

Alokasi dana sebesar itu antara lain dimanfaatkan untuk pemeliharaan jalan provinsi sebesar Rp. 71,81 milyar lebih atau sebesar 43,53 persen, peningkatan jalan sebesar Rp. 88,01 milyar lebih atau 53,35 persen. Dana juga dialokasikan untuk perencanaan dan pengawasan tehnik jalan dan jembatan Rp. 4,54 milyar lebih serta koordinasi dan pemeliharaan peralatan sebesar Rp. 589,3 juta.

2. Penanggulangan Kemiskinan dan Pengurangan Pengangguran

Visi Bali Mandara Jilid II sebagai konsepsi pembangunan, yang menjadi pijakan program pembangunan daerah Bali memasuki jilid kedua. Evaluasi tengah pula dilaksanakan dalam berbagai bentuk secara komprehensif, sehingga secara gamblang ditemukan berbagai keunggulan dan kelemahan program dan penjabarannya di lapangan.

Tabel Pencapaian Sasaran Penanggulangan Kemiskinan dan Pengurangan Pengangguran No. Indikator Kinerja Capaian Tahun 2013 2014 Target akhir tahun renstra 2018 Capaian s/d 2013 trhdp 2018 (%) Target Realisasi % 1 2 3 4 5 6 7 8

1. Prosentase penduduk miskin 3,95% 3,90% 4,76% 0,77% 3,75% 2. Tingkat Pengangguran 2,11% 1,95% 1,76% 3. Rasio penduduk yang bekerja 98,11% 98,36% 99,5% 4. Tingkat partisipasi angkatan kerja 78,91% 80% 79% 5. Angka sengketa pengusaha-pengusaha 2,11% 2% 1% 6. Pencari kerja yang ditempatkan 64,79% 70% 100% Pelaksanaan 10 (sepuluh) prioritas pembanguan Bali yang diperjanjikan dalam Penetapan Kinerja Provinsi Bali Tahun 2014, diupayakan semakin menyentuh kebutuhan masyarakat. Kemiskinan menjadi perhatian serius dan fokus arah kebijakan Pemerintah Provinsi Bali.

Indikator Persentase Penduduk Miskin

Kemiskinan dapat dikatakan sebagai salah satu penyakit pembangunan yang paling sulit untuk dientaskan, terlebih di negara yang belum bisa dikatakan maju seperti Indonesia. Provinsi Bali sebagai bagian integral dari NKRI juga menghadapi masalah yang sama. Namun demikian, realita kemiskinan di Bali bisa dikatakan jauh lebih baik ketimbang daerah lain di Indonesia. Kondisi ini salah satunya tercermin dari rendahnya angka kemiskinan di Bali jika dibanding rata-rata nasional. Bali bahkan menjadi daerah dengan angka kemiskinan terendah kedua setelah DKI Jakarta. Kemiskinan merupakan muara dari beberapa permasalahan lainnya yang ada, seperti pendidikan dan kesehatan. Oleh karena itu ketiga ranah permasalahan tersebut harus ditangani secara simultan, tidak bisa sektoral dan terpisah. Salah program dan kegiatan utama yang dilaksanakan oleh pemerintah Provinsi Bali, antara lain :

a. Kegiatan Gerbangsadu dimulai tahun 2012, untuk mengakselerasi percepatan penanggulangan kemiskinan, peningkatan kualitas hidup, kemandirian dan kesejahteraan masyarakat.

Pemerintah Provinsi Bali untuk mengakselerasi percepatan pengentasan kemiskinan melalui pembangunan infrastruktur dan sosial ekonomi masyarakat diperdesaan dengan berbasis pada sumber daya lokal, mengangkat potensi desa, mengurangi kesenjangan antar wilayah dan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat Desa. Satu Desa dialokasikan dana pembangunan Rp 1 milyar 20 juta. menyasar 82 Desa dan di tahun 2013 menyasar 45 Desa, dan di tahun 2014 menyasar 50 Desa.

Gerbangsadu ini bertujuan :

Menumbuhkan kreativitas masyarakat dalam memanfaatkan sumber daya alam dan secara bertahap mampu membangun diri secara mandiri

Menyediakan prasarana dan sarana peningkatan usaha ekonomi Meningkatkan dan mengembangkan usaha ekonomi mikro untuk

mengurangi pengangguran

Meningkatkan kapasitas dan partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan ekonomi masyarakat.

Secara rinci Desa berdasarkan Kabupaten/Kota se Bali yang disasar program Gerbangsadu, sebagai berikut :

Program menyasar pada desa-desa dengan tingkat kemiskinan di atas 35%. Di Bali terdapat 82 desa dengan kondisi seperti kondisi tersebut. Satu Desa

dialokasikan dana

pembangunan Rp. 1 milyar, dengan kegiatan yang secara umum diarahkan pada :

1. Penyaluran Kredit dan Pembangunan Modal BUMDes.

2. Peningkatan dan Pengembangan Prasarana dan Sarana Pedesaan. Pada APBD Induk Tahun 2012, dialokasikan tahap pertama bantuan pada 5 desa sebagai pilot project.

Kegiatan yang boleh dibiayai :

Penyaluran kredit dan Pengembangan Modal BUMDes :

Masyarakat miskin yang menggunakan pinjaman dari BUMDes dikenakan bunga 1 % tanpa anggunan sedangkan,

Masyarakat yang tidak termasuk miskin, bunga yang dikenakan sesuai dengan kesepakatan masyarakat melalui musyawarah desa.

Bunga pinjaman yang dikenakan kepada masyarakat disesuaikan dengan kegiatan usaha yang dilaksanakan, contoh ;

Apabila dipergunakan untuk usaha penggemukan sapi masyarakat tidak dikenakan bunga bulanan akan tetapi bunga dan modal akan dibayarkan setelah sapi terjuali.

Masyarakat yang usahanya berpenghasilan harian akan dikenakan bunga bulan/reguler.

a. Infrastuktur Transportasi; jalan produksi, jembatan.

b. Peningkatan Produksi Pertanian; irigasi tersier diluar inventaris Dinas PU.

c. Peningkatan Pemasaran ; Pasar Desa, Gudang Produksi, dan lantai jemur ;

d. Air Bersih dan Sanitasi Lingkungan : Perpipaan bak penampungan air bersih, sumur pompa tangan, dan hidran umum; sedangkan untuk sanitasi, termasuk didalamnya adalah kamar mandi umum (Prasarana mandi, cuci, dan kakus MCK) dan drainase.

e. Pendidikan : Penyediaan Sarana Ruang Belajar Masyarakat (RBM) dan Teknologi Tepat Guna.

f. Kesehatan : Pembangunan/Rehabilitasi Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) dan

g. Pengadaan Sarana Pos Pelyanan Terpadu (Posyandu).

Kegiatan Gerbang Sadu Mandara yang direncanakan, dilaksanakan dan didanai dari APBD Perubahan Provinsi Bali melalui Bantuan Keuangan Khusus (BKK) GERBANG SADU MANDARA ke Desa dan Kelurahan sebesar Rp. 1.020.000.000,- (satu milyar dua puluh juta rupiah) untuk masing-masing desa dan kelurahan. Dana GSM dikelola/dipergunakan untuk membiayai Kegiatan Pembangunan Prasarana dan Sarana Dasar Perdesaan dan Kelurahan masksimal sebanyak Rp. 200.000.000,- (20 %) dan Pengembangan Usaha Perekonomian Masyarakat Perdesaan dan Kelurahan khususnya penduduk miskin sebesar Rp. 800.000.000,- (80 %) dan dana Rp. 20.000.000,- (dua puluh juta rupiah) untuk masing-masing desa dan kelurahan dipergunakan untuk dana operasional pelaksanaan kegiatan GSM. Tabel Pelaksanaan Alokasi Dana Gerbangsadu Tahun 2011-2014

Sumber : Bappeda Provinsi Bali, 2013 b. Bedah Rumah

Pemerintah Provinsi Bali, juga melaksanakan program pengentasan kemiskinan, yaitu melakukan Bedah Rumah. Bahwa masih banyak masyarakat Bali tinggal di rumah yang sangat tidak layak huni. Berangkat dari kenyataan tersebut, langsung menetapkan program bedah rumah sebagai

2009 2010 2011 2012 2013 GERBANGSADU Desa 82 45

PROGRAM SATUAN CAPAIAN PADA TAHUN

2009 2010 2011 2012 2013 2014 GERBANGSADU 5,10 78,54 102,00 53,79

salah satu yang mendapat etensi khusus untuk merehab sekitar 11 ribu rumah tak layak huni yang terdata pada tahun 2008.

Karena rumah merupakan salah satu faktor yang membuat sebuah rumah tangga bisa diketegorikan miskin. Bedah rumah merupakan salah satu upaya untuk mempercepat penanggulangan kemiskinan. Program ini bertujuan agar keluarga miskin bisa memiliki rumah yang layak huni sehingga dapat memenuhi kebutuhan dasarnya secara minimal.

Bedah rumah diprioritaskan bagi masyarakat yang memenuhi kriteria antara lain, masuk dalam daftar RTS (Rumah Tangga Sasaran), status tanah yang ditempati adalah hal milik serta kondisi fisik rumahnya tak layak huni. Untuk mempercepat penuntasan program bedah rumah, Pemerintah Provinsi Bali berharap agar semua komponen, termasuk orang Bali yang mampu secara ekonomi, ikut mengulurkan tangan guna membantu saudara-saudara kita. Sebab, Pemerintah Provinsi Bali tak mungkin bekerja sendiri dalam mempercepat penuntasan program bedah rumah ini. Dengan kemampuan APBD yang dimiliki, Pemerintah Provinsi Bali tak mungkin jalan sendiri dalam menyelesaikan program bedah rumah ini.

Untuk itu, dalam pelaksanaan program bedah rumah, Pemerintah Provinsi Bali bersinergi dengan pemerintah Kabupaten/Kota dan juga kalangan swasta melalui Corporate Social Responsibility (CSR). Melalui sinergi sejumlah komponen tersebut, sampai akhir tahun 2011, sebanyak 5.000 unit rumah tak layak huni berhasil direhab. Pada tahun 2012, 1.945 unit rumah yang diperbaiki, dan tahun 2013 terealisasi 1.669 unit rumah yang diperbaiki, dan di tahun 2014 sebanyak 1.537 rumah, dan sampai tahun 2014 ini secara total rumah tidak layak huni yang telah diperbaiki sebanyak 7.584 unit rumah dapat dilihat dalam tabel berikut.

Tabel Capaian Bedah Rumah Provinsi Bali 2010 – 2014 dan Alokasi Anggaran

Sumber : Bappeda Provinsi Bali, 2013

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa pelaksanan bedah rumah mendapat alokasi dana yang terus meningkat, kecuali tahun 2014 terjadi penurunan dibandingkan dengan capaian tahun 2013. Jika rumah masyarakat kurang mampu sudah diperbaiki, otomatis sejumlah faktor kemiskinan bisa dihapus. Pemerintah Provinsi Bali tetap berharap dukungan dari semua komponen masyarakat dalam menuntaskan program bedah rumah ini. Bahkan Pemerintah Provinsi Bali juga menggugah kepedulian masyarakat yang mampu untuk menyisihkan rejeki dalam program bedah rumah ini.

Indikator Tingkat pengangguran

Tingkat pengangguran di Provinsi Bali mengalami penurunan dari 41.820 orang atau 1,83 persen pada bulan Agustus 2013 menjadi 33.030 orang atau 1,37 persen pada Pebruari 2014. Penurunan ini menjadi prestasi yang baik bagi situasi ketenagakerjaan di Bali karena

2009 2010 2011 2012 2013 2014 BEDAH RUMAH 24,57 32,61 43,30 55,00 48,45

angka ini adalah terendah secara nasional yang mencapai 6,25 persen.

Untuk terus menekan angka pengangguran di Bali salah satunya melalui pelaksanaan kegiatan Job Fair. Pemerintah Provinsi Bali berkomitmen untuk menyiapkan sumber daya manusia atau tenaga kerja Bali yang siap bersaing dalam tataran global dan senantiasa mendorong perluasan lapangan kerja melalui peningkatan keberadaan wirausaha-wirausaha muda (enterpreneur), namun hal itu harus didukung semua pemangku kepentingan seperti Lembaga Pelatihan, Lembaga Pelatihan Kerja, Lembaga Sertifikasi serta pihak swasta. Lebih jauh disampaikan menjelang pelaksanaan AFTA (Asean Free Trade Area) tahun 2015 akan membuat persaingan kehidupan akan semakin ketat, terlebih dalam peluang persaingan kerja. Tidak dapat hindari, dengan pemberlakuan ini akan terjadi persaingan dengan naker-naker asing yang mungkin lebih berkualitas untuk bekerja didaerah kita, tantangan ini harus kita jawab dengan mempersiapkan diri melalui kompetensi kerja berbasis kepada penguasaan bahasa asing, iptek yang ditunjang oleh sertifikasi, sehingga tidak menjadi penonton dirumah kita sendiri, namun kegiatan ini perlu melakukan peningkatan kualitas layanan dan penyelenggaraan serta meningkatkan kuantitas kepesertaan perusahaan yang berpartisipasi dan seluruh lapisan masyarakat khususnya para generasi muda pencari kerja diharapkan dapat memanfaatkan kesempatan ini dengan sebaik-baiknya.

Job Fair ini diikuti 50 perusahaan berskala lokal maupun nasional dengan lokasi penempatan tenaga kerja regional Bali dan luar negeri. Kegiatan ini menyediakan lowongan kerja berbagai sektor lapangan usaha dengan kualifikasi tingkat pendidikan setingkat SMU/sederajat sampai sarjana berbagai disiplin ilmu. Dan pengujung yang menghadiri kegiatan ini sudah mencapai 800 orang.

Jumlah angkatan kerja di Provinsi Bali pada Februari 2013 mencapai 2.396,37 ribu orang, bertambah sebanyak 80,34 ribu orang dibanding angkatan kerja Agustus 2012 (2.316,03 ribu orang) atau bertambah sebanyak 88,82 ribu orang dibanding angkatan kerja Februari 2012 (2.307,55 ribu orang). Jumlah penduduk yang bekerja di Bali pada tahun 2013 mencapai 2.350,99 ribu orang, bertambah sebanyak 82,28 ribu orang dibanding

keadaan pada tahun 2012 (2.268,71 ribu orang) atau bertambah sebanyak 92,04 ribu orang dibanding keadaan Februari 2012 (2.258,95 ribu orang).

Dalam dokumen BAB I PENDAHULUAN Umum (Halaman 43-51)