• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sasaran : Investasi, Industri Kecil, Koperasi dan UMKM

Dalam dokumen BAB I PENDAHULUAN Umum (Halaman 75-79)

Pengemb. Buah2an (Ha)

2.4 Sasaran : Investasi, Industri Kecil, Koperasi dan UMKM

No. Indikator Kinerja Capaian Tahun 2013 2014 Target akhir tahun renstra 2018 Capaian s/d 2013 trhdp 2018 (%) Target Realisasi % 1 2 3 4 5 6 7 8 1. Jumlah Investor berskala Nasional (PMA dan PMDN) 6.033 Negara 4.180 negara 8.275 2. Jumlah Investasi Rp. 12,10 T Rp. 6,70 T 61,11 3. Persentase Koperasi Aktif 90,19% 91% 95% 4. Jumlah Koperasi yang berprestasi 5. Jumlah UMKM 262.000 Unit 270.000 Unit 5.000 unit 6. Jumlah Nasabah Jamkrida 5.759 Unit 6.000 Unit 10.000 unit Sumber :

Provinsi Bali masih tertinggal dibandingkan sejumlah daerah lain seperti Jatim, Jabar, NTB, Jateng dan NTT yang sudah mendahului menjadi Provinsi Koperasi. Pemerintah Provinsi Bali menjadi propinsi koperasi dalam 2011 ini dengan angka prosentase koperasi berkualitas di atas 61 persen. Tahun 2012 Bali menargetkan akan sudah menjadi Provinsi Koperasi.

Tetapi, masih ada kendala untuk mewujudkan Bali sebagai Provinsi Koperasi. Pencanangan Bali sebagai Provinsi Koperasi oleh Pemerintah Provinsi Bali bergulir sejak tahun 2009 dan ditargetkan tercapai tahun 2012.

Di Tahun 2012, 3 (tiga) koperasi di bali telah masuk daftar koperasi skala besar nasional. Selanjutnya pada tahun 2013, dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Bali kembali akan mengajukan 3 (tiga) koperasi untuk masuk ke tingkat nasional.

Gerakan-gerakan koperasi saat ini, predikat Provinsi Koperasi tercapai, hal ini dilihat dari terutama persyaratan yang paling prinsip adalah dari 9 (sembilan) Kabupaten/Kota di Bali, minimal 5 (lima) kabupaten sudah sebagai kabupaten penggerak koperasi.

Pada tahun 2011 Bali sudah memiliki 7 kabupaten penggerak koperasi. Yang belum hanya Tabanan dan Bangli. Bahkan, Badung sejak tahun 2007 sudah sebagai kabupaten penggerak koperasi. Syarat kedua, koperasi aktif di provinsi minimal 75 persen.

Pemerintah Provinsi Bali koperasi aktifnya sudah mencapai di atas 90 persen. Yang menjadi kendala adalah ada pada syarat ketiga, yakni minimal 50 persen koperasi harus berkualitas. Bali memiliki koperasi berkualitas hanya mencapai kualitas 45 persen, saat dinilai tim surveyor independen dari pusat tahun 2009-2010. Dari kendala itu, tahun 2010-2011 Pemerintah Provinsi Bali melanjutkan melakukan pemeringkatan Koperasi Berkualitas. Total tambahan pemeringkatan tahun 2011 diharapkan 563 Koperasi. Dengan adanya tambahan 563 Koperasi yang masuk pemeringkatan, Koperasi yang masuk kategori berkualitas 2.322 atau 61,66 persen.

Hal ini berkat antusiasme masyarakat lewat munculnya gerakan koperasi yang terus meningkat serta adanya keberpihakan pemerintah dengan fasilitas yang diberikan kepada koperasi seperti kredit tanpa agunan. Sebanyak 4.149 koperasi di Bali mampu mempekerjakan tak kurang dari 17 ribu orang. Melihat kondisi seperti ini, pertumbuhan dan kualitas koperasi harus terus ditingkatkan. Jika citra positif koperasi meningkat, akan tumbuh kepercayaan pada anggota dan masyarakat. Koperasi akan lebih meningkat lagi dan akan tumbuh terus sehingga mampu membuka lapangan kerja dan mensejahterakan anggota. Dengan Bali sebagai Provinsi Koperasi, akan tumbuh citra positif, citra positif menumbuhkan kepercayaan, kepercayaan menumbuhkan fanatisme untuk memanfaatkan koperasi.

Dalam mewujudkan Provinsi Koperasi tersebut terdapat tiga kendala pokok dalam koperasi yakni SDM, modal, dan pasar. Yang paling berkendala adalah masalah SDM. Disebabkan pula karena kebanyakan koperasi dikelola secara tradisional, belum memanfatkan administrasi yang profesional, masih mengedepankan sistem kekeluargaaan. Untuk itu, Pemerintah Provinsi,

Kabupaten/Kota, dan Kementerian, tiap tahun menyediakan dana pelatihan atau Bintek (bimbingan teknis) kepada anggota koperasi supaya bisa mengelola koperasi dengan profesional.

Terkait upaya menumbuhkan koperasi berkualitas, Dinas Koperasi Provinsi Bali telah melakukan koordinasi dengan seluruh dinas yang menangani koperasi Kabupaten/Kota se-Bali, bahwa di tahun-tahun mendatang, sebelum mengeluarkan izin koperasi, mereka wajib menyerahkan satu orang tenaga/SDM untuk diberikan pelatihan/bintek. SDM ini harus betul-betul sudah mendapatkan pendidikan koperasi dengan sertifikat. Setelah itu baru akan dikeluarkan izin koperasinya.

Di tahun 2012 Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Bali mencatat, sekitar 10 persen dari 4.407 koperasi di wilayah itu berkinerja kurang baik aktif atau dalam kondisi tidak sehat. Berdasarkan catatan sampai sekarang dari 4.407 koperasi, sebanyak 346 koperasi dinilai dalam kondisi tidak sehat. Saat ini sebanyak 90 persen di antaranya aktif dan hanya 10 persen yang tidak aktif. persentase melebihi rata-rata tingkat nasional yang mencapai 25 persen tidak aktif. Bahwa dari jumlah itu, 129 koperasi di antaranya merupakan binaan pemerintah provinsi yang juga semuanya berkinerja aktif. Sebelumnya 21 koperasi itu berkinerja tidak aktif dengan sembilan koperasi dibekukan karena tidak ada pengurus dan anggota, dua koperasi lain membubarkan diri, dan sembilan koperasi lainnya ingin beroperasi kembali.

Perkembangan peragaan koperasi tahun 2008 sampai dengan tahun 2012 untuk koperasi aktif maupun non aktif mengalami peningkatan tetapi jumlah anggota mengalami penurunan volume usahanya. Data tahun 2013 merupakan angka perkiraan/estimasi.

Tabel Perkembangan Keberadaan Koperasi di Provinsi Bali Tahun 2008 s.d. 2012 No Tahun Aktif (buah) Non aktif (buah) Anggota (orang) Karyawan (orang) Vol. Usaha (Rp.juta) 1 2008 3.248 256 849.781 13.902 3.646.021,22 2 2009 3.457 232 859.628 14.155 4.028.555,78 3 2010 3.766 383 892.292 17.635 6.707.331,90 4 2011 3.883 469 832.900 18.029 5.321.441,00

5 2012 4.066 448 843.287 18.813 5.177.256,64 Sumber : Bappeda Provinsi Bali, 2013

Melihat kondisi tersebut, Pemerintah Provinsi Bali telah membuat pedoman yakni izin pendirian koperasi belum bisa diproses tanpa adanya pelatihan bagi para manajer koperasi. Izin belum bisa diproses kalau mereka belum mengikuti pelatihan. Sehingga hal itu bisa menumbuhkan koperasi yang berkualitas. Usaha mikro kecil menengah (UMKM) dan koperasi di daerah bali dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan, dari data dinas koperasi dan UKM Provinsi Bali jumlah UMKM tahun 2011 mencapai 233.334 unit yang terdiri dari sector informal 169.119 unit dan sector formal 64.215 unit.

Tingginya pertumbuhan UMKM di Bali mempunyai dampak positif dari segi penyerapan tenaga kerja, pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya khususnya di bidang ekonomi dan peningkatan pendapatan domestic regional bruto. Walau sedemikian besar perannya, UMKM di Bali masih menghadapi berbagai kendala lemahnya jaringan pasar, rendahnya kualitas SDM yang dimiliki, masalah produksi dan teknologi serta masalah permodalan.

Mengatasi kendala dalam pemenuhan modal bagi UMKM pemerintah daerah Provinsi Bali mendirikan perusahaan penjaminan kredit daerah (Jamkrida Bali). Dengan dorongan dari BI cabang Denpasar dan dukungan pihak Legislatif maka pada tanggal 21 November 2010 berdirilah perusahaan penjaminan milik masyarakat Bali dengan nama PT Jamkrida Bali Mandara.

PT Jamkrida Bali Mandara ini diharapkan mampu mengatasi permasalahan kekurangan modal usaha bagi UMKM yang usahanya layak namun kesulitan mengakses kredit karena keterbatasan agunan.

Sampai pada akhir desember 2011 saham PT Jamkrida Bali mendapat dukungan yaitu:

 Pemda Prov Bali Rp. 50 Miliar

 Pemkab Karangasem Rp.75 juta

 Pemkab Bangli Rp.500 juta

 Pemkab Gianyar Rp. 500 juta

 Pemkot Denpasar Rp.500 juta

 Pemkab Badung Rp. 500 juta

 Pemkab Tabanan Rp. 100 juta

 Total Rp.52.175.000.000,-

Dengan asumsi UMKM yang dapat dijamin sebanyak 10.417 unit usaha dengan rata-rata kredit 50 juta/nasabah. Diharapkan akan mampu memberikan multiplier effect atau daya ungkit bagi perkembangan sector

usaha lain terkait dengan usaha yang menerima kredit dan mendapat penjaminan PT Jamkrida Bali Mandara tersebut.

Dalam upaya mengemban misi dari pihak-pihak yang berkepentingan, PT Jamkrida Bali Mandara telah menjalin kerjasama penjaminan dengan PT Bank Pembangunan Daerah Bali dan Lembaga Keuangan non Bank PT Sarana Bali Ventura. Persyaratan utama mendapat penjaminan adalah : UMKM harus visible atau layak mendapat kredit dari bank atau lembaga keuangan.

Produk jaminan yang diluncurkan PT Jamkrida Bali Mandara adalah sebagai berikut :

a. Penjaminan kredit mikro dan kecil : untuk membiayai sector usaha mikro dan kecil atau penjaminan kredit usaha produktif

b. Penjaminan kredit multiguna : untuk membiayai berbagai keperluan nasabah perorangan atau anggota koperasi pegawe atau koperasi karyawan yang berpenghasilan tetap dengan coverage resiko kemacetan kredit baik alas an kematian,PHK maupun kredit macet lainnya.

c. Penjaminan kredit konstruksi pengadaan barang dan jasa : untuk membiayai pekerjaan konstruksi atau pengadaan barang dan jasa atau pengadaan proyek yang dibiayai berdasarkan APBN,APBD, dana BUMN dan dana BUMD.

d. Penjaminan kredit linkage program : untuk penjaminan yang disalurkan kepada end user melalui kerja sama pola executing antara bank atau lembaga keuangan lainnya dengan BPR dan Koperasi sebagai pihak terjamin.

Tabel 3.25 Data Penjaminan sampai dengan 30 September 2013

Sumber : Bappeda Provinsi Bali, 2013

Dalam dokumen BAB I PENDAHULUAN Umum (Halaman 75-79)