• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENCEGAHAN Perlindungan pasif

Dalam dokumen MENARCHE (Halaman 97-118)

BAB IV HASIL PENELITIAN 21 BAB V PEMBAHASAN 43

X. PENCEGAHAN Perlindungan pasif

Gammaglobulin biasanya tidak efektif. Khasiat mumps immunoglobulin juga tidak jelas.

Imunisasi aktif

- Inactivated mumps virus vaccine tidak efektif

- Live attenuated mumps virus vaccine Jery Lin mulai digunakan 1968 di USA, tidak disertai demam.

- Suntikan subkutan, kira-kira 95% akan membuat mumps antibodies tetapi antibodinya jauh lebih rendah daripada diperoleh sesudah menderita mumps. Vaksinasi memberikan perlindungan yanhg bagus sekali paling sedikit 4 tahun. Tidak dianjurkan kepada:

· Anak dibawah 1 tahun yang alergi terhadap protein telur/neomycin · Yang mendapat obat-obatan immunosupresif

Ada kombinasi dengan vaksin morbili dan vaksin rubella. DAFTAR PUSTAKA http://oncejevuska.blogspot.com/2007/04/mumps-parotitis-epidemika.html BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Masa remaja adalah periode yang penuh dengan perubahan tubuh maupun perubahan mental. Secara umum, kaum remaja lebih terbuka menerima ide-ide baru dan lebih intensif mempergunakan teknologi baru untuk mencari informasi yang berkaitan dengan alat reproduksi. Kemudahan dalam mendapatkan

informasi tentang hal-hal yang menyangkut tentang organ reproduksi

merupakan salah satu faktor yang mempercepat seseorang menginjak masa pubertas.1)

Pubertas adalah suatu tahap dalam kehidupan remaja yang lebih dilandasi oleh pertumbuihan fisik yang kemudian dikaitkan dengan perkembangan kebutuhan psikologisnya2)

Baik anak laki-laki maupun perempuan akan mengalami masa pubertas, dalam masa kanak-kanak seorang anak perempuan indung telur nya dikatakan masih dalam keadaan istirahat belum menunaikan faalnya dengan baik. Baru jika mencapai pubertas (akil balig), maka terjadi perubahan-perubahan dalam ovoria yang mengakibatkan pula perubahan-perubahan besar pada seluruh tubuh

perempuan tersebut. Menurut Prof.Sulaiman sastra winata di dalam buku nya obstetri fisiologi memgatakan bahwa pubertas tercapai pada umur 12-16 tahun dan dipengaruhi oleh keturunan, bangsa, iklim dan lingkungan. Kejadian yang terpenting dalam pubertas ialah timbulnya haid yang pertama kali (Menarche). Walaupun begitu menarche merupakan gejala pubertas yang lambat. Gejala awal adalah terjadi nya pertumbuhan payudara (Thelarche), kemudian tumbuh rambut kemaluan (Pubarche), disusul dengan tumbuhnya rambut di ketiak. Barulah terjadi menarche, dan sesudah itu haid akan datang secara siklik 3) Haid (menstruasi) ialah perdarahan yang siklik dari uterus sebagai tanda bahwa alat kandungan menuaikan faalnya. Dalam pubertas anak akan tumbuh dengan cepat dan mendapatkan bentuk tubuh yang khas bagi jenisnya. Dengan

pubertas ini wanita masuk dalam masa produktif, artinya masa mendapat keturunan yang berlangsung kira-kira 30 tahun 3)

Kurangnya informasi tentang reproduksi khususnya menarche pada remaja putri dapat berdampak terhadap reaksi individual remaja putri pada saat menstruasi yang dapat berdampak negatif antara lain : depresi, rasa takut, gangguan konsentrasi, mudah tersinggung, gelisah sukar tidur, sakit kepala, perut kembung. Sedang dampak positif antara lain : seorang gadis mulai

menyesuaikan sikapnya, bahwa dirinya telah tumbuh dewasa. Dalam masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa remaja itu ia mulai keluar dari ketergantungan kepada keluarganya, mampu menentukan sikap dalam menghadapi konflik, mampu memutuskan beberapa norma yang harus

diambilnya dari luar, serta beberapa ajaran orang tuanya yang dia terima. Dan pada saat inilah ia merasakan adanya dorongan baru, sesuatu tarikan terhadap lawan jenis, serta telah berfungsinya organ reproduksi untuk mempersiapkan dirinya untuk menjadi seorang ibu. Dari uraian diatas dapat diketahui bahwa dampak dari menarche berbagai macam, ada baiknya remaja putri mengetahui pentingnya informasi tentang menarche, sehingga ia dapat betindak dengan baik dan benar, sehingga ia tahu apa yang harus dia lakukan pada saat mengalami menstruasi serta dampak negatif dari menstruasi dapat ditekan seminimal

mungkin. Pengetahuan tentang menstruasi dapat distimulus dari berbagai faktor diantaranya : sosial ekonomi, kultur, pendidikan, pengalaman. Angka kejadian haid yang pertama kali (menarche) banyak terjadi pada jenjang SLTP.4)

Menarche merupakan titik permulaan si gadis menginjak masa puber (masa kedewasaan), yang dipengaruhi oleh kelenjar hipofisis yang terletak persis dibawah otak, dibawah pengaruh jam biologis, memberi tanda pada indung telur untuk mulai memproduksi hormon esterogen dalam jumlah yang memadai untuk pembesaran payudara pematangan organ-organ seksual dan perubahan emosi. Rahim juga mengalami perubahan hormonal, yang memungkinkan terjadinya menstruasi dan sebagai persiapan untuk kehamilan. Sehingga bila seseorang telah mengalami menarche sangat beresiko jika melakukan hubungan sexual dapat berakibat kehamilan pranikah, aborsi ilegal yang berbahaya atau “Married-By-Accident”5)

Menarche, umumnya terjadi pada usia sekitae 13 tahun, meskipun bisa terjadi pada usia lebih dini, sekitar umur 9 tahun, atau bahkan agak lambat, pada usia 12 tahun.6)

Dari penelitian Tanner dan Eveleth dari tahun 1986-1990 tentang angka kejadian menarche di beberapa negara adalah sebagai berikut Amerika 12.8 tahun, Argentina 12.5 tahun, Australia 13.0 tahun, Perancis 13.0 tahun,

Denmark 13.0 tahun, Singapore 12.4 tahun, Japan 12.5 tahun, Somalia 13.1 tahun, Negeria 13.3 tahun, Kuba 13.0 tahun .7)

Hasil penelitian di beberapa tempat di indonesia bahwa rata-rata umur

menarche : Ujung pandang 14.29 tahun, Semarang 13.07 tahun, Jakarta 12.67, Klaten 14,63 tahun Yogyakarta 14.48 tahun, Surabaya 13.07 tahun, Palembang 13.90 tahun Kayu Agung 15.52 tahun.8)

Menurut data kesiswaan Tahun Pelajaran 2007/2008 terdapat siswa putri

dengan jumlah 143 anak. Dengan tahun kelahiran 1992 sebanyak 2 anak, tahun 1993 sebanyak 27 anak, tahun 1994 sebanyak 105 anak, tahun 1995 sebanyak 9 anak.9)

Berdasarkan latar belakang diatas peneliti tertarik untuk meneliti Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Tentang Menarche di SLTP Prambanan.

Rumusan Masalah

Bagaimana Tingkat Pengetahuan Remaja Putri tentang Menarche di SLTP N I Prambanan?

Tujuan Penelitian

Untuk mendapatkan gambaran Tingkat Pengetahuan Remaja Putri kelas VIII SLTP tentang Menarche di SLTP N I Prambanan Klaten ?

Manfaat Penelitian 1. Pihak Sekolah

Sebagai masukan dalam usaha peningkatan pengetahuan tentang sistem alat reproduksi.

2. Peneliti

Mendapat pengalaman langsung dalam penerapan teori metodologi penelitian dan memperoleh gambaran tingkat pengetahuan remaja putri kelas VIII SLTP tentang Menarche di SLTP N I Prambanan Klaten.

3. AKPER Panti Rapih

Menambah bahan bacaan bagi mata ajaran Maternitas. Ruang Lingkup

4. Keilmuan

Ruang lingkup keilmuan dalam penelitian ini adalah keperawatan maternitas. 5. Sasaran

Sasaran penelitian di fokuskan pada siswi/remaja putri kelas VIII SLTP N I Prambanan.

Lokasi penelitian di SLTP N I Prambanan Klaten. 7. Waktu

Penelitian dilaksanakan pada tanggal 10 Agustus 2007 – 12 Februari 2008. BAB II

TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Teori

1. Perkembangan Seksual Wanita

Pada waktu dilahirkan seorang bayi telah mengalami pembentukan organ

seksual. Bayi perempuan yang lahir cukup bulan pembentukan genetalia interna dan genetalia eksterna sudah terbentuk. Dalam perkembangan dan

pertumbuhan organ genetalia ini tidak lepas dari pengaruh hormon kelamin. Besar kecilnya pengaruh hormon kelamin tergantung pada masa kehidupan yang dialami wanita.

Pada masa kanak-kanak perangsang oleh hormon kelamin ini sangat kecil, sehingga pada masa ini alat-alat genitalia tidak memperhatikan pertumbuhan yang berarti, pada masa ini yang terlibat adalah pengaruh hormon hipofisis terhadap pertumbuhan badan.

Pengaruh hormon kelamin terlihat jelas pada masa pubertas. Pada masa ini seorang wanita mengalami pemasakan seksual untuk memasuki masa fertil, sehingga alat reproduksi mencapai kematangan dan siap untuk bereproduksi. Normal pubertas paling awal pada usia 9 tahun kemudian lengkap pada semua aspek selambat-lambatnya pada usia 16 tahun pada anak wanita.1)

2. Pubertas

Pubertas merupakan masa peralihan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa. Tidak ada batas yang tajam antara akhir masa kanak-kanak dan awal masa pubertas, akan tetapi dapat dikatakan bahwa pubertas mulai dengan berfungsinya ovarium. Pubertas berakhir pada saat ovarium sudah berfungsi dengan mantap dan teratur.

Secara klinis pubertas mulai dengan timbulnya ciri-ciri kelamin sekunder, dan berakhir kalau sudah ada kemampuan reproduksi. Pubertas pada wanita mulai kira-kira pada umur 8-14 tahun dan berlangsung kurang lebih selama 4 tahun. Awal pubertas jelas dipengaruhi oleh bangsa, iklim dan kebudayaan. Pada abad ini secara umum ada pergeseran permulaan pubertas ke arah umur yang lebih muda, yang diterangkan dengan meningkatnya kesehatan umum dan gizi. Kejadian penting dalam pubertas ialah pertumbuhan badan yang cepat,

timbulnya ciri-ciri kelamin sekunder, menarche, dan perubahan psikis. Apa yang primer menyebabkan mulainya pubertas diketahui. Yang diketahui ialah bahwa ovarium mulai berfungsi dibawah pengaruh hormon gonadotropin dari hipofisis, dan hormon ini keluarkan atas pengaruh Relasing factor dari hipotalamus. Dalam ovarium folikel mulai tumbuh dan walaupun folikel-folikel itu tidak sampai

menjadi matang karena sebelumnya mengalami atresia, namun folikel-folikel tersebut sudah sanggup mengeluarkan estrogen. Pada saat yang kira-kira bersamaan korteks kelenjar suprarenal mulai membentuk androgen, dan hormon ini memegang peranan dan pertumbuhan badan.

Pengaruh peningkatan hormon yang pertama-tama nampak ialah pertumbuhan badan anak yang lebih cepat, terutama ekstremitasnya, dan badan lambat laun mendapat bentuk sesuai dengan jenis kelamin. Walaupun ada pengaruh hormon Somatotropin, diduga bahwa pada wanita kecepatan pertumbuhan terutama disebabkan oleh estrogen. Estrogen ini pula yang pada suatu waktu

menyebabkan penutupan garis epifisis tulang-tulang sebingga pertumbuhan badan berhenti. Pengaruh estrogen yang lain ialah pertumbuhan genitalia interna, genitalia eksterna, dan ciri-ciri kelamin sekunder.Dalam masa pubertas genitalia interna dan genitalia eksterna lambat laun tumbuh untuk mencapai bentuk dan sifat seperti pada manusia dewasa 2)

3. Menarche

Menarche adalah haid yang pertama kali yang dialami oleh wanita yang berusia 10-16 tahun. Hal ini merupakan bagian dari proses reguler yang mempersiapkan tubuh wanita untuk kehamilannya.

Adanya faktor-faktor tertentu yang mempengaruhi umur menarche dari hasil statistik didapatkan bahwa usia menarche dipengaruhi faktor keturunan,

keadaan gizi, faktor tempat tinggal (lingkungan) adapun penjelasan dari faktor-faktor tersebut sebagai berikut :

Faktor Keturunan

Dari penelitian terdahulu ternyata didapatkan perbedaan rata-rata umur menarche pada beberapa negara. Perbedaan ini menurut beberapa peneliti merupakan manifestasi dari faktor genetik. Faktor genetik ini mempengaruhi umur menarche. Bahwa pengaruh ini datang dari ibu ke anak gadisnya, sehingga ada kolerasi baik antara usia menarche ibu dan anak, atau antara anak-anak dan saudara-saudara perempuan.

Faktor Tempat

Bahwa gadis-gadis atau remaja putri di kota mendapatkan haid yang pertama pada umur yang lebih muda atau awal jika dibandingkan dengan gadis-gadis

desa. Gadis-gadis di kota dapat menikmati berbagai macam sarana hiburan seperti novel, vidio, kaset, majalah hiburan, dan film. Hal ini memberikan stimulus pada otak untuk merangsang produksi hormon seksual lebih dini, sehingga menarche akan terjadi pada umur yang lebih dini.

Faktor Gizi

Gizi sangat berperan penting dalam pertumbuhan seksual. Bahwa nutrisi mempunyai pengaruh terhadap pemasakan seksual baik pada hewan maupun manusia, karena gizi mempengaruhi sekresi hormon gonadotropin dan respon terhadap LH (Luteinizing Hormone), hormon ini berfungsi untuk sekresi estrogen dan progesteron dalam ovarium sehingga tanda-tanda sex sekunder akan cepat muncul dibanding remaja putri yang kekurangan nutrisi 3)

Fisiologi Haid Cyclus menstruasi

Perubahan yang dialami uterus pada siklus menstruasi terjadi pada lapisan endomitrium. Selama ± 1 bulan dapat kita bedakan siklus menstruasi menjadi 4 masa (stadia) :

Stadium Menstruasi (desquamasi)

Hari pertama fase menstruasi ini adalah permulaan dari siklus menstrusi, yaitu terlepasnya lapisan fungsional dari endometrium bersama eritrosit, lekosit, kelenjar, kuman dan atau tanpa sel telur yang keluar pervaginan secara spontan. Fase ini lamanya 3-5 hari.

Stadium Post Menstruum (stadium regenerasi)

Oleh pengaruh estrogen yang dihasilkan sel-sel folikel pada lapisan endometrium yang sudah terlepas tadi mulai terjadi regenerasi epitel, memanjangnya kelenjar endometrium dan bertambahnya jumlah sel-sel jaringan ikat endometrium, lamanya fase ini 9 hari ( hari ke 5 sampai ke 14).

Stadium Intermenstruum (stadium proliferasi)

Pada masa ini endometrium tumbuh menjadi ± 3,5 mm. Kelenjar-kelenjar tumbuhnya lebih cepat dari jaringan lain hingga berkelok.

Stadium Praementruum (stadium sekresi)

Pada masa ini endometrium kira-kira tetap tebal tapi bentuk kelenjar berubah menjadi panjang dan berliku dan mengeluarkan getah. Dalam endametrium tertimbun glycogeen dan kapur yang kelak diperlukan sebagai makanan untuk telur memang maksud dari perubahan ini tidak lain dari pada mempersiapkan, endometrium untuk menerima telur.

Pada endometrium sudah dapat dibedakan lapisan atas yang padat (Stratum Compactum) yang hanya ditembus oleh saluran-saluran keluar dari

kelenjar-kelenjar, lapisan mampung (Stratum Spongiosium), yang banyak lubang-lubangnya karena disini terdapat rongga dari kelenjar-kelenjar dan lapisan bahwa yang disebut stratum basale.

Stadium sekresi ini berlangsng dari hari ke 14 – 28 kalau tidak terjadi kehamilan makan endometrium dilepaskan dengan perdarahan dan berulang lagi siklus menstruasi, pengeluaran darah menstrusi berlangsung antara 3-7 hari dengan jumlah darah yang hilang sekitar 50-60 cc tanpa bekuan darah. Dan disertai rasa nyeri pada bagian perut. 4)

Dismenore (Nyeri Haid)

Dismenore merupakan rasa nyeri saat menstruasi yang mengganggu kehidupan sehari-hari wanita dan mendorong penderita untuk melakukan pemeriksaan. Gangguan ini sifatnya subyektif, berat atau intensitasnya sukar dinilai, penyakit ini patogenesisnya belum dapat dipecahkan, istilah dismenore hanya dipakai jika nyeri haid demikian hebat sehingga tidak dapat melakukan aktivitas dalam beberapa jam/hari. Nyeri haid dibedakan menjadi 2 :

Dismenore Spasmodik (Kejang)

Kejang merupakan nyeri yang hebat, sukar ditahan, dan mencengkeram. Nyeri ini terasa di bagian bawah perut dan berawal tepat sebelum masa haid mulai. Nyeri ini dapat berlangsung setengah hari sampai lima hari dan acapkali nyeri berkepanjangan. Banyak wanita terpaksa harus berbaring karena terlalu menderita nyeri ini sehingga tidak dapat mengerjakan sesuatu apapun. Ada yang pingsan, mual muntah.

Dismenore Kongestif (Pegal Menyiksa)

Cara pasti untuk mengetahui apakah seseorang menderita nyeri ini adalah menanyakan bagaimana ia tahu datangnya masa haid. Orang yang menderita pegal yang menyiksa, anda mengetahui berhari-hari sebelumnya bahwa masa haid akan tiba

Tubuh anda mungkin pegal-pegal, buah dada mungkin sakit, dan perut anda kembung, tidak dapat merapikan pakaian anda dan beha anda terasa terlalu ketat, sakit kepala, mudah tersinggung.5)

Pengetahuan

a. Menurut Soekidjo Notoatmojo

Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu, dan sangat penting dalam pembentukan perilaku atau tindakan seseorang.

b. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia

c. Menurut Sutardjo Hadisusilo

Pengetahuan adalah pemahaman atau hal tahu akan sesuatu yang bersifat spontan tanpa mengetahui seluk beluk secara dalam. Penelitian Rogers pada tahun 1974 mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru, didalam diri orang tersebut terjadi proses :

Awareness atau kesadaran, dimana orang tersebut menyadari atau mengetahui lebih dulu terhadap stimulus.

Interest (tertarik) dimana orang mulai tertarik pada stimulus.

Evaluation atau menimbang terhadap baik atau tidaknya stimulus bagi dirinya. Trial atau mencoba, dimana orang mulai mencoba perilaku baru.

Adaptation dimana subyek berperilaku sesuai pengetahuan, kesegaran dan sikap terhadap stimulus.6)

Tingkat Pengetahuan a. Tahu (Know)

Yang termasuk dalam tingkat pengetahuan ini adalah mengingat kembali terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau

rangsangan yang telah diterima. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan,

mengidentifikasikan, menyatakan. b. Memahami

Memahami adalah suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar.

c. Aplikasi

Aplikasi adalah suatu kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada kondisi yang nyata.

d. Analisis

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau obyek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam stuktur organisasi dan ada kaitannya satu sama lain.

Kata kerja yang digunakan adalah misalnya dapat menggambarkan, memisahkan, membedakan, meng-kelompokkan.

e. Sintesis

Sintesis menujukkan kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Kata kerja yang dipakai seperti dapat menyusun, dapat meningkatkan, dapat merencanakan, dapat menyesuaikan.

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu meteri atau objek berdasarkan kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang materi yang akan diukur dari subyek penelitian.7)

Kerangka Teori

Menurut : BS. BLOOM

Sumber : W.S Winkel, Psikologi Pengajaran, Grasindo, Jakarta 1996 hal 245 Pertanyaan Penelitian

Bagaimana tingkat Pengetahuan Remaja Putri Kelas VIII SLTP tentang Menarche di SLTP N I Prambanan Klaten ?

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Gambaran Umum Tempat Penelitian

1. Letak Geografis SLTP N I Prambanan Klaten

SLTP N I Prambanan berada di desa Kongklangan, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah, yang mempunyai luas tanah 1200 meter persegi.

2. Keadaan Siswa a. Jumlah siswa

berjumlah 306 orang dan perempuan 411 orang. b. Jumlah siswa berdasarkan kelas

SLTP N I Prambanan terbagi menjadi 3 kelas yaitu kelas VII ada 6 kelas dari kelas A sampai F dengan jumlah siswa 240, sedangkan kelas VIII ada 6 kelas dari kelas A sampai kelas F dengan jumlah siswa 240 dan kelas IX juga ada 6 kelas dari kelas A sampai F dengan jumlah siwa 237.

Hasil Penelitian

Karakteristik Responden Tabel 1

Distribusi Responden Berdasarkan Umur di SLTP N I Prambanan, Kecamatan Prambanan, Klaten

Tahun 2007

No Umur Responden Jumlah % 1 Umur £ 12 tahun 9 6,30 ,2 Umur 13-14 tahun 132 92,30 3 Umur > 14 tahun 2 1,40 Jumlah 143 100

Sumber data : Primer Analisa Data :

Berdasarkan tabel di atas dari 143 responden, sebagian besar (92,30%)

responden berumur diantara 13-14 tahun, (6,30%) berumur kurang atau sama dengan 12 tahun berjumlah 9 orang, dan (1,40%) berumur lebih dari 14 tahun berjumlah 2 orang.

Tabel 2

Distribusi Responden Berdasarkan Menstruasi di SLTP I Prambanan, Kecamatan Prambanan, Klaten

Tahun 2007

No Status Menstruasi Jumlah % 1 Sudah 116 81,11

2 Belum 27 18,89 Jumlah 143 100 Sumber data : Primer Analisa Data :

Berdasarkan tabel di atas dari 143 responden, sebagian besar (81,11%) responden sudah mengalami menstruasi, dan sebagian kecil (18,89%) responden belum mengalami menstruasi.

Tabel 3

Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Pengertian Menarche Di SLTP N I Prambanan, Kecamatan Prambanan, Klaten

Tahun 2007

No Kriteria Jawaban Jumlah % 1 Benar 65 45.45

2 Salah 78 54.55` Jumlah 143 100 Sumber Data : Primer Analisa Data :

Berdasarkan tabel di atas bahwa dari 143 responden, lebih dari separuh (54.55%) responden tidak mengetahui tentang Menarche hal ini ditunjukan dengan jawaban yang salah, kurang dari separuh (45.45%) dari responden mengetahui pengertian Menarche hal ini ditunjukkan dengan jawaban yang benar.

Tabel 4

Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Hormon yang Mempengaruhi Ciri-ciri Kelamin Sekunder Pada Wanita Di SLTP N I Prambanan,

Kecamatan Prambanan, Klaten Tahun 2007

No Kriteria Jawaban Jumlah % 1 Benar 94 65,73

Jumlah 143 100 Sumber Data : Primer Analisa Data :

Berdasarkan tabel di atas bahwa dari 143 responden, lebih dari separuh

(65,73%) responden mengetahui tentang Hormon yang mempengaruhi ciri-ciri Kelamin Sekunder pada wanita hal ini ditunjukkan dengan jawaban benar, kurang dari separuh (34,27%) responden tidak mengetahui hormon yang

mempengaruhi ciri-ciri kelamin sekunder pada wanita hal ini ditunjukkan dengan jawaban yang salah.

Tabel 5

Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Tanda Pubertas Yang Nampak Paling Awal Pada Siswi Di SLTP N I Prambanan, Kecamatan Prambanan, Klaten

Tahun 2007

No Kriteria Jawaban Jumlah % 1 Benar 53 37,06

2 Salah 90 62,94 Jumlah 143 100 Sumber Data : Primer Analisa Data :

Berdasarkan tabel di atas bahwa 143 responden, lebih dari separuh (62,94%) responden tidak mengetahui tentang tanda pubertas yang nampak paling awal hal ini ditunjukkan dengan jawaban yang salah, kurang dari separuh (37,06%) responden mengetahui tentang tanda pubertas yang nampak paling awal hal ini ditunjukkan dengan jawaban yang benar.

Tabel 6

Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Tanda Pubertas Yang Nampak Paling Akhir Pada Siswi Di SLTP N I Prambanan, Kecamatan Prambanan, Klaten

No Kriteria Jawaban Jumlah % 1 Benar 33 23,07

2 Salah 110 76,93 Jumlah 143 100 Sumber Data : Primer Analisa Data :

Berdasarkan tabel di atas bahwa 143 responden, sebagian besar (76,93%) responden tidak mengetahui tentang tanda pubertas yang nampak paling akhir hal ini ditunjukkan dengan jawaban yang salah, sebagian kecil (23,07%)

responden mengetahui tentang tanda pubertas yang nampak paling akhir hal ini ditunjukkan dengan jawaban yang benar.

Tabel 7

Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Hormon Pertumbuhan Pada Siswi Di SLTP N I Prambanan, Kecamatan Prambanan, Klaten Tahun 2007

No Kriteria Jawaban Jumlah % 1 Benar 85 59.44

2 Salah 58 40.56 Jumlah 143 100 Sumber Data : Primer Analisa Data :

Berdasarkan tabel di atas bahwa 143 responden, lebih dari separuh (59.44%) responden mengetahui Tentang Hormon Pertumbuhan hal ini ditunjukkan dengan jawaban yang benar, kurang dari separuh (40.56%) responden tidak mengetahui Tentang Hormon Pertumbuhan hal ini ditunjukkan dengan jawaban yang salah.

Tabel 8

Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Normalnya Umur Menarche Di SLTP N I Prambanan, Kecamatan Prambanan, Klaten

Tahun 2007

No Kriteria Jawaban Jumlah % 1 Benar 134 93,70

Jumlah 143 100 Sumber Data : Primer Analisa Data :

Berdasarkan tabel di atas bahwa 143 responden, sebagian besar (93,70%) responden mengetahui Normalnya Umur Menarche hal ini ditunjukkan dengan jawaban benar, (6,30%) rsponden menjawab salah Tentang Normalnya Umur Menarche hal ini ditunjukkan dengan jawaban yang salah.

Tabel 9

Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Masa Subur Pada Seorang Wanita Di SLTP N I Prambanan, Kecamatan Prambanan, Klaten

Tahun 2007

No Kriteria Jawaban Jumlah % 1 Benar 128 89.51

2 Salah 15 10.49 Jumlah 143 100 Sumber Data : Primer Analisa Data :

Berdasarkan tabel di atas bahwa 143 responden, sebagian besar (89.51%) responden mengetahui tentang masa subur pada seorang wanita. Hal ini ditunjukkan dengan jawaban benar, dan sebagian kecil (10.49%) responden menjawab salah tentang masa subur pada seorang wanita.

Dalam dokumen MENARCHE (Halaman 97-118)

Dokumen terkait