• Tidak ada hasil yang ditemukan

Profil Penulis WUYUNGVH

Dalam dokumen MENARCHE (Halaman 140-167)

YOGYAKARTA, sleman, Indonesia NURSE

View my complete profile

ADSENSE

There was an error in this gadget

KARYA TULIS ILMIAH

TINGKAT KECEMASAN SISWA DALAM MENGHADAPI MENARCHE

DI SLTPN 2 GENTENG KECAMATAN GENTENG KABUPATEN BANYUWANGI

BAB 1

PENDAHULUAN

<!--[if !supportLists]-->A. <!--[endif]-->Latar Belakang

Dalam perjalanan hidup, normalnya wanita mengalami periode menstruasi atau haid mulai dari usia remaja hingga menopause Dra. Dini Kasdu, M. Kes, (2005 : 9) Haid atau menstruasi adalah proses keluarnya darah yang terjadi secara periodik atau siklik emdomestrium. Keluarnya darah dari vagina disebabkan luruhnya lapisan dalam rahim yang banyak mengandung pembuluh darah dan sel telur yang tidak dibuahi.

Siklus menstruasi terdiri atas perubahan-perubahan di dalam ovarium dan uterus. Menstruasi berlangsung kira-kira lima hari, selama masa ini epithelium permukaan lepas dari dinding uterus dan perdarahan pun terjadi pada usia remaja haid pertama kira-kira usia 12 hingga 16 tahun. Panjang masa siklus menstruasi rata-rata 28 hari 14 hari persiapan untuk ovulasi dan 14 hari selanjutnya. Pendapat Sriyono, (2008 : 57).

Memasuki masa puber, pada perempuan diawali dengan terjadinya menstruasi. Hal ini menandai bahwa organ reproduksi telah aktif, yaitu dengan telah

diproduksinya sel telur (ovum). Seseorang terjadi sejak awal menstruasi pada masa remaja sampai umur 40 atau 50 tahun.

Menarche adalah perdarahan secara periodik dan siklik dari uterus disertai pelepasan (deskuamasi ) endometrium. Sarwono, (2005 : 103).

Selanjutnya dijelaskan menarche ialah haid yang pertama terjadi yang

merupakan ciri khas kedewasaan seorang wanita yang sehat dan tidak hamil. Erna, F. P, (2005 : 69). Proses menarche pada seorang wanita dimulai pada usia 10 – 14 tahun. Saat itu kelenjar hipofisis mulai berpengaruh, kemudian ovarium mulai bekerja menghasilkan hormon estrogen dan progesteron. Hormon ini akan mempengaruhi uterus pada dinding sebelah kanan dan terjadilah proses

menstruasi. Maulana, (2009 : 15).

Premenarche adalah sekelompok gejala fisik maupun tingkah laku yang timbul pada pertengahan siklus menarche, dan disusul dengan periode tanpa gejala. Riset melaporkan Taylor, (1994) bahwa sekitar 10-30 % wanita produktif mengalami sindrom premenarche. Etiologi dan Perubahan sikap premenarche belum diketahui. Para peneliti beranggapan bahwa perubahan sikap

Perubahan sikap premenarche yang terjadi sebelum berlangsungnya masa menarche diantaranya cemas, ketegangan dan kegugupan, cepat marah, berat badan bertambah, edema pada ekstrimitas, payudara sakit, abdomen terasa penuh, nafsu makan, ingin makan yang manis, depresi, cepat lupa cepat menangis dan bingung. Baradero, (2007 : 10).

Penanganan yang efektif dalam mengatasi kecemasan pada siswa akan mempengaruhi prognosis. Oleh karena itu bidan atau paramedis perlu

memberikan konseling pada remaja tentang cara-cara mengatasi kecemasan saat menarche sehingga dapat mengurangi kecemasan pada remaja saat menarche selain itu untuk mengurangi kecemasan perlu mengatur pola yang memenuhi gizi seimbang dan olahraga.

Penelitian ini kecemasan dari siswa yang menghadapi menarche (premenarche) inilah yang perlu mendapatkan perhatian dari orang tua, oleh karena itu siswa premenarche diharapkan bersikap positif dalam menghadapi menarche agar tidak timbul masalah selama menarche. Oleh sebab itu penelitian ini ingin mengetahui tingkat kecemasan siswa dalam menghadapi menarche di SLTPN 2 Genteng Kecamatan Genteng Kabupaten Banyuwangi yang rata-rata siswa tersebut sudah mengalami menarche.

<!--[if !supportLists]-->B. <!--[endif]-->Pembatasan dan Rumusan Masalah Berdasarkan fenomena - fenomena yang terdapat pada asumsi - asumsi diatas peneliti tertarik mengadakan penelitian tentang tingkat kecemasan siswa dalam menghadapi menarche di SLTPN 2 Genteng, banyak faktor yang mempengaruhi tingkat kecemasan pada awal mengalami haid, maka peneliti merumuskan masalah dengan membatasi pada tingkat kecemasan siswa dalam menghadapi menarche seperti: “Bagaimana tingkat kecemasan siswa dalam menghadapi menarche ?”

<!--[if !supportLists]-->C. <!--[endif]-->Tujuan Penelitian Tujuan Umum

Untuk mengetahui tingkat kecemasan siswa dalam menghadapi menarche di SLTPN 2 Genteng Kabupaten Banyuwangi.

<!--[if !supportLists]-->D. <!--[endif]-->Manfaat Penelitian <!--[if !supportLists]-->1. <!--[endif]-->Bagi Peneliti

Sebagai pengalaman nyata dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah sebagai penerapan dari mata kuliah.

<!--[if !supportLists]-->2. <!--[endif]-->Bagi Institusi

Sebagai pedoman dalam penelitian yang akan dilakukan dan hasilnya nanti diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan pengembangan ilmu pengetahuan guna meningkatkan mutu pendidikan selanjutnya.

<!--[if !supportLists]-->3. <!--[endif]-->Bagi Responden

Untuk menembah pengalaman tentang menarche dan menangani keluhan - keluhan yang dirasakan.

<!--[if !supportLists]-->4. <!--[endif]-->Bagi Profesi

Sebagai masukan untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan kepada seluruh masyarakat.

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

<!--[if !supportLists]-->A. <!--[endif]-->Landasan Teori

<!--[if !supportLists]-->1. <!--[endif]-->Konsep Dasar Kecemasan <!--[if !supportLists]-->a. <!--[endif]-->Pengertian

Kecemasan adalah keadaan dimana seseorang mengalami perasaan gelisah dan aktifitas sistem saraf otonom dalam merespon terhadap ancaman yang tidak jelas, tidak spesifik.

<!--[if !supportLists]-->b. <!--[endif]-->Tingkat Kecemasan

Menurut Stuart dan Sundeen membagi tingkat kecemasan menjadi empat tingkatan yaitu :

<!--[if !supportLists]-->1) <!--[endif]-->Kecemasan Ringan

Berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan sehari-hari dan menyebabkan seseorang menjadi waspada dan meningkatkan lahan persepsinya.

<!--[if !supportLists]-->2) <!--[endif]-->Kecemasan Sedang

Memungkinkan seseorang untuk memusatkan pada hal yang penting dan mengesampingkan yang lain, sehingga seseorang mengalami perhatian yang selektif namun dapat melakukan sesuatu yang lebih terarah.

<!--[if !supportLists]-->3) <!--[endif]-->Kecemasan Berat

Sangat mengurangi lahan persepsi seseorang. Seseorang cenderung untuk memusatkan pada sesuatu yang terinci, spesifik dan tidak dapat berpikir tentang hal lain. Semua perilaku ditujukan untuk mengurangi ketegangan. Orang

tersebut memerlukan banyak pengarahan sehingga dapat memusatkan pada suatu objek lain.

Berhubungan dengan terperangah, ketakutan dan teror. Rincian terpecah dari proporsinya, karena mengalami kehilangan kendali. Orang yang mengalami panik tidak mampu melakukan sesuatu walaupun dengan pengarahan. Dengan panik, terjadi peningkatan aktivitas motorik, menurunnya kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain, persepsi yang menyimpang dan kehilangan pemikiran yang rasional. Tingkat kecemasan ini tidak sejalan dengan kehidupan, jika berlangsung terus dalam waktu lama maka terjadi kelelahan yang

berlebihan bahkan menyebabkan kematian.

<!--[if !supportLists]-->c. <!--[endif]-->Ciri-Ciri Kecemasan Menurut Brenda Goodner ciri-ciri kecemasan adalah : <!--[if !supportLists]-->1. <!--[endif]-->Kecemasan Ringan <!--[if !supportLists]-->- <!--[endif]-->Meningkatkan kesadaran

<!--[if !supportLists]-->- <!--[endif]-->Terangsang untuk melakukan tindakan <!--[if !supportLists]-->- <!--[endif]-->Termotivasi secara positif

<!--[if !supportLists]-->- <!--[endif]-->Sedikit mengalami peningkatan tanda-tanda vital

<!--[if !supportLists]-->2. <!--[endif]-->Kecemasan Sedang <!--[if !supportLists]-->- <!--[endif]-->Lebih tegang

<!--[if !supportLists]-->- <!--[endif]-->Menurunnya konsentrasi dan persepsi <!--[if !supportLists]-->- <!--[endif]-->Sadar, tapi fokusnya sempit

<!--[if !supportLists]-->- <!--[endif]-->Sedikit mengalami tanda-tanda vital

<!--[if !supportLists]-->- <!--[endif]-->Gejala-gejala fisik tidak berkembang : sakit kepala, sering berkemih, mual, palpitasi, letih.

<!--[if !supportLists]-->3. <!--[endif]-->Kecemasan Berat

<!--[if !supportLists]-->- <!--[endif]-->Persepsi menjadi terganggu

<!--[if !supportLists]-->- <!--[endif]-->Perasaan tentang terancam atau takut meningkat

<!--[if !supportLists]-->- <!--[endif]-->Komunikasi menjadi terganggu

<!--[if !supportLists]-->- <!--[endif]-->Mengalami peningkatan tanda-tanda vital lebih dramatis, diare, palpitasi, nyeri dada, muntah

<!--[if !supportLists]-->4. <!--[endif]-->Panik

<!--[if !supportLists]-->- <!--[endif]-->Perasaan terancam <!--[if !supportLists]-->- <!--[endif]-->Gangguan realitas

<!--[if !supportLists]-->- <!--[endif]-->Tidak mudah untuk berkomunikasi <!--[if !supportLists]-->- <!--[endif]-->Kombinasi dari gejala-gejala fisik yang disebutkan diatas dengan peningkatan tanda-tanda vital akan lebih awal dari tanda panik, tetapi akan lebih buruk jika intervensi yang dilakukan gagal. <!--[if !supportLists]-->- <!--[endif]-->Dapat membahayakan diri sendiri dan orang lain.

<!--[if !supportLists]-->d. <!--[endif]-->Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kecemasan

<!--[if !supportLists]-->1) <!--[endif]-->Umur

Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang berpikir dan bekerja. Semakin tua umur seseorang, makin konstruktiv dalam menggunakan koping terhadap masalah yang dihadapi Menurut Hurlock, yang dikutip oleh Nursalam, (2001 : 133).

<!--[if !supportLists]-->2) <!--[endif]-->Status Perkawinan

Seseorang yang telah menikah akan lebih mempunyai rasa percaya diri dan ketenangan dalam melakukan kegiatan (menurut Dartkows, yang dikutip oleh Nursalam, (2001 : 133).

<!--[if !supportLists]-->3) <!--[endif]-->Pendidikan

Makin tinggi tingkat pendidikan seseorang, makin mudah menerima informasi sehingga makin banyak pula pengetahuan yang dimiliki. Sebaliknya pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap nilai yang diperkenalkan menurut Brower, yang dikutip oleh Nursalam, (2001 : 133). <!--[if !supportLists]-->4) <!--[endif]-->Pendapatan

Penghasilan setiap bulannya juga berkaitan dengan gangguan pola psikiatri. Diketahui pula bahwa masyarakat yang berpenghasilan rendah prevalensi psikiatrinya lebih banyak. Jadi keadaan penghasilan yang rendah mempunyai peningkatan kecemasan Nursalam, (2001:133).

<!--[if !supportLists]-->e. <!--[endif]-->Cara Menilai Kecemasan

Pengukuran kecemasan dapat dilakukan secara langsung atau tidak langsung yang dapat dinyatakan bagaimana pendapat atau pernyataan responden terhadap suatu objek. Secara tidak langsung dapat dilakukan dengan pernyataan-pernyataan hipotesis, kemudian dinyatakan dengan pendapat responden. Notoadmojo, (2003 : 132) skala kecemasan disusun untuk

mengungkapkan sikap pro dan kontra positif dan negatif, setuju dan tidak setuju, sebagai obyek sosial. Dalam skala kecemasan, obyek sosial tersebut berlaku sebagai obyek kecemasan.

Kemudian data yang sudah terkumpul selanjutnya dianalisis dan disajikan dalam bentuk presentase menggunakan rumus. Untuk menilai tingkat kecemasan siswa

dalam menghadapi menarche menggunakan tingkat kecemasan Hars (Hamilton Anxiety Rating Scale) sebagai berikut :

<!--[if !supportLists]-->1) <!--[endif]-->Penilaian 0: Tidaka ada (tidak ada gejala sama sekali) 1: Ringan (satu gejala dari pilihan yang ada) 2: Sedang (separuh dari gejala yang ada)

3: Berat (lebih dari separuh dari gejala yang ada) 4: Sangat berat (semua gejala ada)

<!--[if !supportLists]-->2) <!--[endif]-->Penilaian Derajat Kecemasan Skor <6>

6-14 (kecemasan ringan) 15-27 (kecemasan sedang) >27 (kecemasan berat) Sumber : (Nursalam, 2008).

<!--[if !supportLists]-->2. <!--[endif]-->Konsep Dasar Siswa <!--[if !supportLists]-->a. <!--[endif]-->Arti Siswa

Siswa adalah wanita yang beranjak atau mulai dewasa. Cipta Karya, (2001 : 282).

Selanjutnya dijelaskan bahwa siswa ialah wanita yang mulai dewasa sudah sampai umur untuk kawin. Balai Pustaka, (2007 : 944).

Dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan variabel siswa yang berumur 12-16 tahun sesuai dengan pendapat Mirza Maulana yang mengatakan bahwa siswa menarche pertama kali pada usia 12-16 tahun. Maulana, (2009 : 18). <!--[if !supportLists]-->3. <!--[endif]-->Konsep Dasar Premenarche

Premenarche adalah sekelompok gejala fisik maupun tingkah laku yang timbul pada pertengahan siklus menarche, dan disusul dengan periode tanpa gejala. Baradero, (2007 : 10).

<!--[if !supportLists]-->4. <!--[endif]-->Konsep Dasar Menarche : <!--[if !supportLists]-->a. <!--[endif]-->Arti Menarche

<!--[if !supportLists]-->1) <!--[endif]-->Menarche adalah haid yang pertama kali yang baru datang setelah berumur 14 tahun. Siti, (2005 : 115).

<!--[if !supportLists]-->2) <!--[endif]-->Selanjutnya menurut Sarwono, (2005 : 103) menarche merupakan perdarahan secara periodik dan siklik dari uterus disertai pelepasan (deskuamasi) endometrium.

<!--[if !supportLists]-->3) <!--[endif]-->Begitu juga pendapat lain menjelaskan bahwa menarche ialah haid yang pertama terjadi yang merupakan ciri khas kedewasaan seorang wanita yang sehat dan tidak hamil. Erna, (2005 : 69). <!--[if !supportLists]-->4) <!--[endif]-->Menurut Maulana, (2009 : 19) menarche suatu proses pengeluran darah dari uterus disertai serpihan selaput dinding uterus pada wanita dewasa yang terjadi secara periodik.

<!--[if !supportLists]-->b. <!--[endif]-->Arti Siklus Menstruasi

<!--[if !supportLists]-->1) <!--[endif]-->Siklus menarche ialah suatu kejadian yang terjadi pada ovarium yang menghasilkan perubahan tidak hanya pada uterus, tetapi juga pada tubuh wanita secara keseluruhan. Sylvia, (2003 : 169). <!--[if !supportLists]-->2) <!--[endif]-->Referensi lain mengatakan bahwa siklus menarche adalah jarak antara tanggal mulainya haid yang lalu dan mulainya haid berikutnya. Sarwono, (2005 : 103).

Kemudian juga dijelaskan bahwa tujuan siklus menarche untuk melepas ovum dalam persiapan fertilisasi pada kira-kira jarak 4 minggu dan untuk

mempersiakan uterus dan seluruh tubuh wanita untuk menerima dan mengembangkan hasil fertilisas ini. Siklus ini diatur terutama oleh glandula pituitari anterior, tetapi faktor-faktor yang menyebabkan glandula tersebut

mengadakan stimulus (rangsangan) gonad pada saat pubertas belum seluruhnya dipahami.

Telah diketahui bahwa : 1). Terdapat pengendalian neurohormonal pada glandula pituitari anterior oleh hipotalamus dan siklus menarche tersebut dipengaruhi oleh faktor emosional, misalnya perubahan pekerjaan, berpindah dari tempat yang berbeda, kematian orang yang dicintai dan sebagainya. 2). Bila glandula pituitari anterior mengatur sekresi estrogen dan progesteron, maka glandula pituitari anterior itu sendiri diatur oleh kedua sekresi tersebut. Lamanya siklus menarche rata-rata adalah 28 hari. Verralls, (2003 : 169-170).

Panjang siklus haid yang normal atau dianggap sebagai siklus haid yang klasik ialah 28 hari, tetapi variasinya cukup luas saja, antara beberapa wanita tetapi juga pada wanita yang sama. Panjang siklus haid dipengaruhi oleh usia

seseorang. Rata–rata panjang siklus haid pada gadis usia 12 tahun ialah 25,1 hari pada wanita usia 43 tahun 27,1 hari. Dan pada wanita usia 55 tahun 51,9 hari. Jadi sebenarnya panjang siklus haid 28 hari itu tidak sering dijumpai. Dari pengamatan Hartman pada kera ternyata bahwa hanya 20% saja panjang siklus haid 28 hari. Panjang siklus yang biasa pada manusia ialah 25-32 hari, dan kira--kira 97% wanita yang berevolusi siklus haidnya berkisar antara 18-42 hari. Jika siklusnya kurang dari 18 hari atau lebih dari 42 hari dan tidak teratur biasanya siklusnya tidak berevolusi. Lama haid biasanya antara 3-5 hari. Ada yang 1-2 hari dikuti darah sedikit–sedikit kemudian ada yang sampai 7-8 hari. Pada setiap

wanita biasanya lama haid itu tetap. Jumlah darah yang keluar rata–rata 33,2 ± 16 cc. Pada wanita yang lebih tua biasanya darah yang keluar lebih banyak, pada wanita dengan anemi defisiensi besi jumlah darah haidnya juga lebih banyak. Jumlah darah haid lebih 80 cc dianggap patologik. Sarwono, (2005 : 103).

Pada tiap siklus haid dikenal tiga masa utama

<!--[if !supportLists]-->1) <!--[endif]-->Masa haid selama dua sampai delapan hari. Pada waktu itu endometrium dilepas, sedangkan pengeluaran hormon-hormon ovarium paling rendah (minimum).

<!--[if !supportLists]-->2) <!--[endif]-->Masa proliferasi sampai hari keempat belas. Pada waktu itu endometrium tumbuh kembali, disebut juga endometrium mengadakan proliferasi. Antara hari kedua belas dan keempat belas dapat terjadi pelepasan ovum dari ovarium yang disebut ovulasi.

<!--[if !supportLists]-->3) <!--[endif]-->Sesudahnya dinamakan masa sekresi. Pada ketika itu korpus rubrum menjadi korpus luteum yang mengeluarkan progesteron. Dibawah pengaruh progesteron ini, kelenjar endometrium yang tumbuh berkeluk-keluk mulai bersekresi dan mengeluarkan getah yang mengandung glikogen dan lemak pada akhir masa ini stroma endometrium berubah ke arah sel-sel desidual terutama yang berada di seputar pembuluh-pembuluh arterial. Sarwono, (2006 : 46).

4 Fase Endometrium Dalam Siklus Haid

<!--[if !supportLists]-->1) <!--[endif]-->Fase menstruasi atau deskuamasi, dalam fase ini endometrium dilepaskan dari dinding uterus disertai perdarahan. Hanya startum basale yang tinggal utuh. Darah haid mengandung darah fena dan anteri dengan sel-sel darah merah dalam hemolisis atau aglotinasi, sel-sel epitel dan stroma yang mengalami disentegrasi dan otolisis, dan sekret dari uterus, servik dan kelenjar-kelenjar vulva. Fase ini berlangsung 3 - 4 hari.

<!--[if !supportLists]-->2) <!--[endif]-->Fase pasca haid atau fase regenerasi luka endometrium yang terjadi akibat pelepasan sebagai besar berangsur– angsur sembuh dan ditutup kembali oleh selaput lendir yang baru tumbuh dari sel–sel epitel endometrium pada waktu ini tebal endomertium + 0,5 mm fase ini telah mulai sejak fase menarche dan berlangsung + 4 hari.

<!--[if !supportLists]-->3) <!--[endif]-->Fase Intermenstruum atau fase proliferasi dalam fase ini endometrium tumbuh menjadi setebal + 3,5 mm fase ini

berlangsung dari hari kelima sampai hari keempat belas dari siklus haid. Fase proliferasi dapat dibagi atas 3 subfase :

<!--[if !supportLists]-->a) <!--[endif]-->Fase Proliferasi Dini berlangsung antara hari ke-4 sampai hari ke-7, fase ini dapat dikenal dari epitel permukaan yang tipis dan adanya regenerasi epitel, terutama dari mulut kelenjar. Kelenjar-kelenjar kebanyakan lurus, pendek dan sempit bentuk Kelenjar-kelenjar ini merupakan ciri khas fase proliferasi sel-sel kelenjar mengalami mitosis. Sebagian masih

menunjukkan suasana fase menarche dimana terlibat perubahan-perubahan involusi dari epitel kelenjar yang berbentuk kuboit strama padat dan sebagian menunjukkan aktifitas mitosis, sel-selnya berbentuk bintang dan didepan

tonjolan-tonjolan, anestomosis nukleus sel stroma relatif besar sebab sitiplasma relatif sedikit.

<!--[if !supportLists]-->b) <!--[endif]-->Fase Proliferasi Madya berlangsung antara hari ke-8 sampai hari ke-10, fase ini merupakan bentuk transis dan dapat dikenal dari epitel permukaan yang berbentuk torok dan tinggi. Kelenjar

berkeluk-keluk dan bervariasi sejumlah stroma mengalami edema tampak banyak mitosis dengan inti berbentuk telanjang.

<!--[if !supportLists]-->c) <!--[endif]-->Fase Proliferasi Akhir berlangsung hari ke-2 sampai hari ke-14, fase ini dapat dikenal dari permukaan kelenjar yang tidak rata dan dengan banyak mitosis inti epitel kelenjar membentuk

pseudostratifikasi, stroma bertumbuh aktif dan padat.

<!--[if !supportLists]-->4) <!--[endif]-->Fase Prahaid atau Fase Sekresi berlangsung sesudah ovulasi dan berlangsung dari hari ke-14 sampai ke-28. Pada fase ini endometrium kira-kira tetap tebalnya, tetapi untuk kelenjar

berubah menjadi panjang berkeluk-keluk, dan mengeluarkan getah, yang makin lama makin nyata. Dalam endometrium telah tertimbun glikogen dan kapur yang kelak diperlukan sebagai makanan untuk telur yang dibuahi. Memang tujuan perubahan ini adalah untuk perubahan mempersiapkan endometrium menerima telur yang dibuahi.

Fase sekresi dibagi atas :

<!--[if !supportLists]-->a) <!--[endif]-->Fase Sekresi Dini, endometrium lebih tipis dari pada fase sebelumnya kerena kehilangan cairan.

Pada saat ini dapat dibedakan beberapa lapisan yaitu :

<!--[if !supportLists]-->(1) <!--[endif]-->Lapisan neometrium, yaitu lapisan ini tidak aktif, kecuali mitisis pada kelenjar.

<!--[if !supportLists]-->(2) <!--[endif]-->Stratum Sepongiosus, yaitu lapisan tengah berbentuk anyaman seperti spon ini disebabkan oleh banyaknya kelenjar yang melebar dan berkeluk-berkeluk dan sedikit stroma diantaranya.

<!--[if !supportLists]-->(3) <!--[endif]-->Stratum Kompaktum, yaitu lapisan atas yang padat saluran-saluran kelenjar sempit ilumennya berisi sekret, dan

stromanya edema.

<!--[if !supportLists]-->b) <!--[endif]-->Fase Sekresi Lanjut, Endometrium dalam fase ini tebalnya 5-6 mm. Dalam fase ini terdapat peningkatan dari fase sekresi ini. Dengan endometrium sangat banyak mengandung pembuluh darah yang berkeluk-keluk dan kaya dengan glikogen. Fase ini sangat ideal untuk nutrisi dan perkembangan ovum. Sitoplasma sel-sel stroma bertambah menjadi sel desidua jika terjadi kehamilan. Arwono, (2005 : 112).

<!--[if !supportLists]-->c. <!--[endif]-->Mekanisme menstruasi : Hormon Steroid estrogen dan progesteron mempengaruhi pertumbuhan endometrium dibawah pengaruh estrogen endometrium memasuki fase proliferasi, sesudah ovulasi, endomertium memasuki fase sekresi. Dengan menurunnya kadar estrogen dan progesteron pada akhir siklus haid, terjadi regresi endometrium yang kemudian diikuti oleh perdarahan. Mekanisme haid belum diketahui seluruhnya, akan tetapi sudah dikenal beberapa faktor, kecuali faktor hormonal, memegang peranan dalam hal ini yang penting ialah :

<!--[if !supportLists]-->1) <!--[endif]-->Faktor–faktor enzim dalam fase

proliferasi estrogen mempengaruhi tersimpanya enzim-enzim histologik dalam endometrium serta merangsang pembentukan glikogen dan asam-asam

mukopolisakarida. Zat-zat yang terakhir ini ikut serta dalam pembangunan endometrium khususnya dengan pembentukan stroma dibagian bawahnya pada pertengahan fase luteal sintesis mukopolisakarida terhenti, dengan akibat

mempertinggi permeabilitas pembuluh-pembuluh darah yang sudah

berkembang sejak permulaan fase proliferasi. Dengan demikian, lebih banyak zat-zat makanan mengalir ke stroma endometrium sebagai persiapan untuk implantasi ovum, apabila terjadi kehamilan. Jika kehamilan tidak terjadi, maka dengan menurunnya kadar progesteron, enzim-enzim hidrolitik dilepaskan dan merusakkan bagian dari sel-sel yang berperan dalam sintesis protein. Karena itu, timbul gangguan dalam metabolisms endometrium yang mengakibatakan

regresi endometrium dan pendarahan.

<!--[if !supportLists]-->2) <!--[endif]-->Faktor faktor muskular mulai fase proliferasi terjadi pembentukan sistim faskularisasi dalam lapisan fungsional endometrium. Pada pertumbuhan endomertium itu tumbuh pula arteria-arteria fena-fena dan hubungan antaranya, seperti digambarkan diatas dengan regresi endometrium timbul statis dalam fena-fena serta saluran-saluran yang

menghubungkan dengan arteri, dan akhirnya terjadi mekrosis dalam perdarahan dengan pembentukan hematom, baik dari arteri maupun dari fena. Sarwono, (2005 : 11).

<!--[if !supportLists]-->d. <!--[endif]-->Perubahan Masa Menstruasi. <!--[if !supportLists]-->1) <!--[endif]-->Perubahan Fisik

<!--[if !supportLists]-->a) <!--[endif]-->Ovarium

Perubahan-perubahan yang terdapat pada ovarium pada siklus haid ialah sebagai berikut. Dibawah pengaruh FSH beberapa folikel mulai berkembang, akan tetapi hanya satu yang tumbuh terus menjadi matang. Sarwono, (2005 : 110).

<!--[if !supportLists]-->b) <!--[endif]-->Endometrium

Hampir sepanjang siklus haid pembuluh-pembuluh darah menyempit dan melebar secara ritmis, sehingga permukaan endometrium memuncak dan berwarna merah karena penuh dengan darah, berganti-ganti. Bila tidak terjadi pembuahan korpus luteum mengalami kemunduran yang menyebabkan kadar

progesteron dan estrogen menurun. Penurunan kadar hormon ini mempengaruhi keadaan endometrium kearah regresi, dan pada satu saat lapisan fungsional endometrium terlepas dari stratu basale yang dibawahnya. Peristiwa ini

menyebabkan pembuluh-pembuluh darah terputus, dan terjadilah pengeluaran darah yang disebut haid. Sarwono, (2005 : 114).

<!--[if !supportLists]-->c) <!--[endif]-->Penambahan BB, payudara sakit, edema pada ekstrimitas, abdomen terasa penuh, nafsu makan bertambah, ingin makan yang manis-manis. Baradero, (2007 : 11).

<!--[if !supportLists]-->2) <!--[endif]-->Perubahan Psikologis : Cemas,

ketegangan dan kegugupan, cepat marah, depresi, cepat lupa, cepat menangis. Baradero, (2007 : 11).

<!--[if !supportLists]-->3) <!--[endif]-->Pengobatan Yang Tersedia :

<!--[if !supportLists]-->a) <!--[endif]-->Untuk rasa cemas, ketegangan dan kegugupan dan cepat marah kurangi asupan susu, keju, mentega dan gerak badan.

<!--[if !supportLists]-->b) <!--[endif]-->Untuk berat badan yang bertambah karena menarche, edema pada ekstrimitas, payudara sakit, abdomen terasa penuh, nafsu makan bertambah, ingin makan yang manis kurangi asupan garam, kopi, teh, cola, coklat, dan lemak hewan.

<!--[if !supportLists]-->c) <!--[endif]-->Untuk depresi, cepat lupa, cepat

menangis tingkatkan asupan vitamin B dan sayur–sayuran hijau. Baradero, (2007 : 11).

<!--[if !supportLists]-->d) <!--[endif]-->Gizi kurang atau terbatas selain akan mempengaruhi pertumbuhan, fungsi organ tubuh, juga akan menyebabkan terganggunya fungsi reproduksi, hal ini akan berdampak gangguan haid, tetapi akan membaik bila asupan gizinya baik. Seberapa jauh pengaruh status gizi terhadap terjadinya menarche belum ada, yang melakukan penelitian. Sebagai bahan perbandingan di bawah ini akan diuraikan tentang asupan energi total dan keragaman komponen diet. Asupan energi bervariasi sepanjang siklus haid, terjadi peningkatan energi pada fase luteal dibandingkan fase folikuler.

Peningkatan konsumen energi premenstruasi dengan ekstra penambahan 87-500 Kkal/ hari. Kesimpulannya bahwa estrogen mengakibatkan efek penekanan

Dalam dokumen MENARCHE (Halaman 140-167)

Dokumen terkait