• Tidak ada hasil yang ditemukan

Produktivitas ternak di daerah tropis termasuk di Indonesia sangat rendah sehingga tidak dapat memenuhi permintaan konsumennya. Salah satu penyebab utamanya adalah nutrisi yang kurang baik. Sebaliknya permintaan akan produk peternakan seperti telur, daging dan susu baik secara kuantitas maupun secara kualitas terus meningkat seiring dengan laju pertambahan penduduk, peningkatan kesejahteraan serta kesadaran masyarakat akan gizi.

Umumnya usaha peternakan sering menghadapi masalah, terutama dalam pemenuhan kebutuhan akan bahan pakan yang baik dan bermutu, seperti bahan pakan konsentrat sebagai sumber energi. Bahan pakan konsentrat ini sering diproduksi dari bahan-bahan seperti jagung dan kedelai, serta berbagai jenis biji-bijian lain. Padahal bahan tersebut masih merupakan bahan pangan yang hingga kini masih dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia dan sejumlah besar bahan-bahan tersebut masih diimport. Hal ini menyebabkan bahan pakan ini masih cukup mahal dan sulit dijangkau oleh peternak.

Pada usaha ternak ruminansia seperti sapi, kerbau, kambing dan domba, hijauan makanan ternak biasanya juga menjadi kendala utama. Hal ini disebabkan karena makin berkurangnya lahan yang digunakan untuk menanam rumput atau hijauan makanan ternak. Disamping itu pada daerah-daerah tertentu yang luasan daratannya sangat terbatas, ditambah pengaruh musim yang pada akhirnya bermuara pada keter-batasan hijauan makanan ternak sehingga suplai hijauan pakan ternak sering tidak mencukupi baik dari segi kuantitas maupun kualitasnya. Bagi ternak ruminansia hijauan makanan ternak merupakan sumber energi utama selain konsentrat. Energi merupakan komponen yang sangat esensial bagi kehidupan ternak karena diperlukan untuk hidup pokok, berproduksi dan bereproduksi. Sebaliknya energi juga merupakan komponen yang paling sering kekurangan dalam ransum ternak . Selain

itu untuk penggemukan diperlukan ransum yang tinggi akan energi, oleh karena itu perlu diusahakan mencari bahan pakan alternatif untuk mencukupi kebutuhan nutrisi yang befungsi sebagai sumber energi.

Minyak kelapa sawit kasar (Crude Palm Oil, CPO) dan miyak ikan merupakan bahan-bahan yang masih mengandung lemak cukup tinggi sehingga dapat dipakai sebagai bahan pakan ternak sumber energi. Disamping itu bahan-bahan ini juga diketahui masih mempunyai kandungan asam lemak poli tak jenuh (Polyunsaturated Fatty Acid, PUFA) cukup tinggi yang dapat digunakan dalam pakan ternak ruminansia sebagai sumber asam lemak poli tak-jenuh dalam upaya memperbaiki kualitas dagingnya. Penggunaan CPO dan minyak ikan dengan kandungan lemak yang tinggi dalam pakan ternak ruminansia perlu diwaspadai karena dapat memberikan efek negatif pada ternak terutama dalam proses fermentasi rumen, seperti : membatasi pencernaan serat, merupakan racun bagi bakteri selulolitik, menurunkan aktivitas enzim dan menurunkan absorpsi beberapa kation.

Mikroorganisma rumen juga dapat menghidrogenasi asam lemak poli tak-jenuh. Hidrogenasi asam lemak tidak jenuh oleh mikroorganisma rumen menyebabkan asam lemak yang masuk ke usus halus mengandung asam lemak bebas jenuh dalam proporsi yang tinggi dan sedikit monogliserida (Lloyd et al. 1978). Dengan adanya proses biohidro-genasi ini menyebabkan daging pada ternak ruminansia mempunyai kandungan asam lemak jenuh yang tinggi yang dapat meningkatkan kolesterol.

Akhir-akhir ini mutu atau kualitas dari produk peternakan seperti kadar lemak dan kolesterol juga sudah mulai dipertimbangkan. Hal ini disebabkan karena beberapa penelitian terakhir membuktikan bahwa kadar kolesterol dan low density lipoprotein (LDL) yang tinggi dalam darah merupakan faktor resiko utama terjadinya penyakit jantung koroner (Choronery Heart Disease, CHD). Kolesterol dapat menyebabkan penyempitan bahkan penyumbatan pembuluh darah yang disebut atherosclerosis menyebabkan pembekuan darah dan serangan jantung.

Sebaliknya asam lemak poli tidak jenuh dapat menurunkan kadar kolesterol darah. Tingginya kadar lemak dan kolesterol ini sering merupakan faktor pembatas bagi konsumen untuk mengurangi atau bahkan tidak sama sekali mengkonsumsi produk peternakan ini.

Fenomena demikian merupakan kondisi yang dilematis bagi pemerintah dalam menentukan kebijakan pangan, mengingat daging sebagai sumber protein hewani dengan asam-asam amino esensialnya masih sangat diperlukan bagi masyarakat Indonesia. Dari uraian ini maka penggunaan CPO dan minyak ikan yang mengandung lemak dengan asam lemak poli tak jenuh yang tinggi dalam pakan ternak ruminansia sebagai sumber energi alternatif serta melindunginya dari proses biohidrogenasi mikroorganisme rumen merupakan hal yang menarik untuk dikaji.

Parakkasi (1995) menyatakan bahwa sifat lemak ruminan dapat dipengaruhi bila dapat mengubah reaksi mikroba atau pemberian lemak yang tidak mendapat proses dalam rumen yaitu dengan mekanisme : rumen by pass. Lemak by-pass merupakan sumber energi yang tidak mempunyai efek terhadap fermentasi rumen dan siap diasimilasi oleh ternak dalam sistem pencernaannya dan lolos atau terpintas dari proses degradasi mikroba dalam retikulo rumen atau disebut lemak terlindung. Teknologi sabun kalsium (Ca-Soap) merupakan salah satu teknologi perlindungan lemak yang akhir-akhir ini banyak dikembangkan. Teknologi sabun kalsium adalah suatu proses kimiawi untuk menyabunkan bahan lemak dan alkali yang dikenal dengan proses saponifikasi, dan ditambah mineral Kalsium (Ca) dengan tujuan mengubah bentuk minyak ikan dan CPO menjadi bentuk padat yang dapat dicampur dengan pakan ternak.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan :

1. Mempelajari penggunaan teknologi sabun kalsium (Ca-soap) dengan bahan dasar minyak ikan lemuru dan minyak sawit kasar (CPO) sebagai sumber energi alternatif dan asam lemak esensial.

2. Mempelajari penggunaan teknologi sabun kalsium untuk melindungi asam lemak poli tak jenuh (PUFA) dari biohidrogenasi mikro-organisme rumen.

3. Mempelajari sejauh mana penggunaan sabun kalsium (Ca-soap) terhadap produksi daging pada ternak ruminansia baik secara kuantitas maupun secara kualitas.

Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi tambahan informasi ilmiah mengenai peran sabun kalsium dalam melindungi asam lemak poli tak jenuh dari biohidrogenasi rumen. Manfaat aplikatifnya adalah penemuan bahan dan formula ransum untuk meningkatkan kandungan asam lemak poli tak jenuh yang dapat menurunkan kandungan kolesterol daging pada ternak ruminansia sehingga dapat meningkatkan kualitas daging tersebut.

Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah bahwa penggunaan sabun kalsium (Ca-Soap) dalam ransum ternak ruminansia dapat melindungi asam lemak poli tak jenuh (PUFA) dari biohidrogenasi mikroorganisma rumen dan meningkatkan produksi dagingnya baik kuantitas maupun kualitasnya.

TINJAUAN PUSTAKA

Dokumen terkait