• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan

seseorang. Melalui pendidikan, seseorang dapat dipandang terhormat,

memiliki karir yang baik dan menjalankan norma-norma yang ada dan sesuai

di masyarakat. Pendidikan dapat diajarkan sejak seseorang tersebut berada di

dalam kandungan. Pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri

atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi

merupakan bagian dari pendidikan formal. Sedangkan pendidikan yang

terjadi di keluarga dan lingkungan masyarakat sekitar merupakan pendidikan

informal.

Dunia pendidikan saat ini sudah berkembang pesat seiring dengan

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Ilmu pengetahuan dan

teknologi yang berkembang pesat didukung juga oleh perkembangan

pendidikan yang berkualitas dan bermutu. Terwujudnya pendidikan yang

bermutu membutuhkan upaya yang terus menerus untuk selalu meningkatkan

kualitas pendidikan. Upaya peningkatan kualitas pendidikan memerlukan

upaya peningkatan kualitas pembelajaran karena muara dari berbagai

program pendidikan adalah terlaksananya program pembelajaran yang

berkualitas. Oleh karena itu, upaya meningkatkan kualitas pendidikan tidak

akan tercapai tanpa adanya peningkatan kualitas pembelajaran (Uno dan

Peningkatan kualitas pembelajaran sangat berpengaruh pada

aspek-aspek yang dapat menunjang keberhasilan pendidikan. Aspek-aspek-aspek tersebut

diantaranya kurikulum, sarana dan prasarana, guru, siswa, serta metode

pembelajaran yang digunakan. Keberhasilan pendidikan dalam proses belajar

mengajar yang dilakukan oleh guru dapat dilakukan dengan cara melakukan

perubahan antara lain dalam hal memperbaiki kondisi lingkungan belajar,

perubahan metode mengajar, maupun menggunakan media pembelajaran

yang menarik minat siswa dalam belajar di kelas. Keberhasilan guru dalam

mengajar tidak hanya tercermin dalam aspek kognitif atau kemampuan dalam

berpikir saja, namun ada aspek sikap atau afektif maupun psikomotor juga

harus dikembangkan siswa dalam proses pembelajaran tersebut. Hal ini

sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam

Undang-Undang No. 20 tahun 2003 pasal 3 menyebutkan “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta

peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan

bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi

manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga

negara yang demokratis serta bertanggungjawab”. Serta lebih lanjut mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia

seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang

kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta

rasa tanggungjawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

Biologi merupakan salah satu cabang sains yang ada dalam dunia

pendidikan. Namun kebanyakan siswa menganggap mata pelajaran Biologi

hanya teori saja. Hal ini menimbulkan berkurangnya minat terhadap mata

pelajaran tersebut. Dari hasil wawancara yang dilakukan dengan salah satu

guru Biologi di SMA Negeri 1 Prambanan Sleman Yogyakarta yaitu bahwa

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada mata pelajaran Biologi kelas XI

MIA yaitu 75 atau dalam penilaian yang sesuai dengan kurikulum 2013 yaitu

3,00. Di kelas XI MIA 1 terdapat sebanyak 64,52% siswa tidak mencapai

KKM 75 pada materi sistem imun. Selain itu, minat belajar siswa pada materi

sistem imun pun kurang. Berdasarkan hasil observasi di kelas XI MIA 1

terdapat beberapa siswa yang masih mengobrol dan bermain-main saat guru

sedang menerangkan. Minat yang kurang ini dapat menyebabkan hasil belajar

yang kurang pula. Minat yang kurang ini disebabkan karena pembelajaran

yang dilakukan guru masih menggunakan metode ceramah dan materi

tentang sistem imun merupakan materi yang terletak diakhir bab pada

semester genap di kelas XI MIA sehingga waktu yang tertinggal hanya cukup

untuk memberikan materi saja. Sehingga guru dalam melakukan evaluasi

terkait materi sistem imun memberikan ulangan diakhir semester (evaluasi

akhir).

Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang

dengan materi dan kondisi siswa tersebut. Seorang guru yang menggunakan

metode pembelajaran yang tepat dan dengan kondisi siswa yang tepat, maka

respon yang diberikan siswa dalam proses pembelajaran dapat berjalan

dengan baik. Hal ini berpengaruh terhadap hasil belajar siswa baik dari aspek

kognitif, afektif maupun psikomotorik. Sebaliknya jika guru memberikan

metode yang kurang tepat, maka respon siswa terhadap pembelajaran kurang

dan bahkan mengalami penurunan hasil belajar. Untuk itu guru diharapkan

dapat mengolah kelas dengan baik menggunakan metode pembelajaran yang

dapat menarik siswa sehingga proses belajar dapat berjalan dengan baik

sesuai dengan yang telah dirancang dalam rancangan pembelajaran.

Setiap guru dalam melakukan proses mengajar menggunakan metode

yang berbeda-beda. Bahkan guru yang mengampu mata pelajaran yang sama

namun mengajar di kelas yang berbeda bisa menggunakan metode yang

berbeda. Hal ini karena menyesuaikan materi dan kondisi siswa dalam

melaksanakan kegiatan belajar. Metode yang digunakanpun harus sesuai

dengan materi yang diajarkan agar dapat berjalan dengan baik. Metode

pembelajaran atau strategi pembelajaran merupakan salah satu komponen

utama di dalam kurikulum. Selain itu komponen lain dalam kurikulum yang

dapat menunjang proses pembelajaran yaitu tujuan pembelajaran, materi

pembelajaran, organisasi kurikulum dan evaluasi pembelajaran. Antara

komponen kurikulum yang satu dengan komponen kurikulum yang lain

Beberapa pemahaman mengenai kurikulum menurut para pakar

pendidikan yaitu (1) kurikulum dipandang sebagai suatu bahan tertulis yang

berisi uraian tentang program pendidikan suatu sekolah yang harus

dilaksanakan dari tahun ke tahun. (2) kurikulum dilukiskan sebagai bahan

tertulis untuk digunakan para guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai

pendidik. (3) kurikulum merupakan suatu usaha untuk menyampaikan

asas-asas dan ciri-ciri yang penting dari suatu rencana dalam bentuk yang

sedemikian rupa, sehingga dapat dilaksanakan guru di sekolah. (4) kurikulum

diartikan sebagai tujuan pengajaran, pengalaman-pengalaman belajar,

alat-alat pelajaran dan cara-cara penilaian yang direncanakan dan digunakan

dalam pendidikan. (5) kurikulum dipandang sebagai program pendidikan

yang direncanakan dan dilaksanakan untuk mencapai tujuan-tujuan

pendidikan. Dari pemahaman di atas, dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu

(1) kurikulum sebagai suatu rencana atau bahan tertulis yang dapat dijadikan

pedoman bagi para guru di sekolah. (2) kurikulum sebagai program yang

direncanakan dan dilaksanakan dalam situasi yang nyata di kelas (Siregar dan

Nara, 2010).

Kurikulum yang digunakan di SMA Negeri 1 Prambanan Sleman

Yogyakarta tetap menggunakan kurikulum 2013. Kurikulum 2013 sering

disebut juga dengan kurikulum berbasis karakter. Kurikulum 2013

merupakan sebuah kurikulum yang mengutamakan pada pemahaman, skill

dan pendidikan karakter di mana siswa dituntut untuk paham atas materi,

sopan santun dan sikap disiplin yang tinggi (Erick, 2014 dalam

http://www.gubuginformasi.com/2014/04/apa-itu-kurikulum-2013.html).

Kurikulum 2013 mempunyai tujuan agar siswa memiliki kompetensi sikap,

keterampilan dan pengetahuan yang lebih baik serta lebih kreatif, inovatif dan

kritis dalam memecahkan masalah yang ada sesuai dengan apa yang telah

dipelajari di sekolah dan mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Kurikulum 2013 menuntut siswa-siswi aktif dalam proses belajar di

kelas (student center) sedangkan guru hanya sebagai fasilitator dalam proses

belajar mengajar dan tetap pada tugas guru yaitu membimbing

siswa-siswinya dalam proses tersebut. Sehingga proses belajar dapat berjalan

dengan baik yakni guru menjalankan tugasnya dan siswa mendapatkan

haknya dalam belajar. Dalam proses belajar mengajar terkadang ada juga

siswa yang kurang paham dengan penjelasan yang diberikan oleh guru,

namun siswa lebih paham dengan penjelasan yang diberikan teman

sejawatnya. Sehingga dibutuhkan metode pembelajaran yang menarik minat

siswa dan dalam proses belajar mengajar tersebut ada suatu kegiatan yang

mengaktifkan siswa-siswinya.

Untuk mengatasi hal tersebut di atas, peneliti menggunakan metode

pembelajaran yang dapat membantu siswa dalam proses belajar dan

meningkatkan minat serta hasil belajar siswa khususnya pada materi sistem

imun. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

pembelajaran Dua Tinggal Dua Tamu (Two Stay Two Stray / TSTS). Dengan

disajikan oleh guru dalam proses belajar mengajar, melainkan siswa bisa juga

belajar dari siswa lainnya dan sekaligus mempunyai kesempatan untuk

mengajarkan kepada siswa yang belum paham bahkan kepada kelompok

lainnya. Sehingga akan lebih banyak lagi ilmu yang siswa informasikan ke

siswa lainnya.

Metode Two Stay Two Stray (TSTS) lebih berorientasi kepada

keaktifan, kemampuan berbicara atau bertanya siswa dapat ditingkatkan dan

siswa lebih berani dalam mengungkapkan pendapatnya. Dilihat dari kodisi

siswa selama observasi di kelas XI MIA 1, saat kegiatan berdiskusi kelompok

dapat berjalan dengan baik. Namun hanya siswa-siswi tertentu yang aktif dan

mengemukakan pendapatnya ketika presentasi maupun saat guru memberikan

pertanyaan. Oleh karena itu, dengan metode pebelajaran Two Stay Two Stray

(TSTS) kemampuan siswa dalam berbicara atau bertanya dan mengemukakan

pendapat dapat ditingkatkan.

Dengan demikian diasumsikan bahwa penerapan metode

pembelajaran Two Stay Two Stray mampu membuat suasana belajar di kelas

menjadi lebih aktif, partisipatif dan menyenangkan. Hal ini dikarenakan

siswa diberi kesempatan untuk berdiskusi dengan siswa lainnya dalam

membahas materi pelajaran khususnya sistem imun. Sehingga diharapkan

siswa akan memperoleh pemahaman pelajaran yang luas dalam berdiskusi

dengan teman sejawatnya.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, peneliti merumuskan

STAY TWO STRAY (TSTS) PADA MATERI SISTEM IMUN DALAM

MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI

MIA 1 SMA NEGERI 1 PRAMBANAN SLEMAN, YOGYAKARTA”.

B. Rumusan Masalah

Sesuai dengan uraian latar belakang masalah di atas, rumusan

masalah dalam penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut :

1. Apakah penerapan metode Two Stay Two Stray (TSTS) dapat

meningkatkan minat belajar siswa pada materi sistem imun di kelas XI

MIA 1 SMA Negeri 1 Prambanan Sleman, Yogyakarta?

2. Apakah penerapan metode Two Stay Two Stray (TSTS) dapat

meningkatkan hasil belajar siswa pada materi sistem imun di kelas XI

MIA 1 SMA Negeri1 Prambanan Sleman, Yogyakarta?

C. Batasan Masalah

Agar pengkajian masalah dalam penelitian ini tidak terlalu luas, maka

diperlukan adanya batasan masalah. Batasan masalah dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut :

1. Materi pokok yang akan digunakan dalam penelitian yaitu materi sistem

imun dengan kompetensi dasar 3.14 mengaplikasikan pemahaman

tentang prinsip–prinsip sistem imun untuk meningkatkan kualitas hidup manusia dengan kekebalan yang dimilikinya melalui program imunisasi

dasar 4.16 menyajikan data jenis-jenis imunisasi (aktif dan pasif) dan

jenis penyakit yang dikendalikannya.

2. Parameter keberhasilan yang diukur dalam penelitian ini adalah minat

dan hasil belajar. Hasil belajar yang akan diukur meliputi aspek kognitif

dan aspek afektif. Aspek kognitif diukur berdasarkan hasil post-test yang

diberikan setiap akhir siklus pembelajaran sedangkan aspek afektif diukur

berdasarkan hasil observasi selama proses pembelajaran berlangsung.

Sedangkan minat belajar siswa diukur dengan kuesioner atau angket yang

dibagikan pada akhir siklus II.

3. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan

pada semester 2 tahun ajaran 2014/2015, di kelas XI MIA 1 SMA Negeri

1 Prambanan Sleman, Yogyakarta.

D. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian tindakan

kelas ini adalah

1. Untuk mengetahui peningkatan minat belajar siswa pada materi sistem

imun di kelas XI MIA 1 SMA Negeri 1 Prambanan Sleman, Yogyakarta

melalui penerapan metode pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS).

2. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada materi sistem

imun di kelas XI MIA 1 SMA Negeri 1 Prambanan Sleman, Yogyakarta

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

a. Sebagai pengembangan pengetahuan tentang penelitian dalam

pembelajaran Biologi.

b. Peneliti dapat mengaplikasikan ilmu yang telah didapatkan di bangku

kuliah.

c. Penelitian ini bermanfaat untuk menyelesaikan tugas akhir untuk

memperoleh gelar sarjana pendidikan.

2. Bagi Guru

a. Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan metode

pembelajaran dengan tujuan agar dapat meningkatkan proses

pembelajaran khususnya mata pelajaran Biologi.

b. Sebagai bahan masukan untuk guru dalam pemilihan metode

pembelajaran yang kreatif dan inovatif dalam proses belajar mengajar.

3. Bagi Siswa

a. Sebagai wahana baru dalam proses meningkatkan minat dan hasil

belajar dalam pembelajaran Biologi.

b. Siswa dapat memahami pembelajaran Biologi dengan lebih baik.

4. Bagi Sekolah

a. Sebagai bahan masukan dalam upaya meningkatkan kualitas

11 BAB II

Dokumen terkait