• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. Latar Belakang Masalah

Sepakbola adalah salah satu cabang olahraga yang sangat digemari dan populer di dunia. Tujuan dari permainan sepakbola adalah masing-masing regu atau kelompok yaitu berusaha menguasai bola, memasukan bola ke dalam gawang lawan sebanyak mungkin, dan berusaha mematahkan serangan lawan untuk melindungi atau menjaga gawangnya agar tidak kemasukan bola. Permainan ini sering disebut sebagai kesebelasan karena setiap kelompoknya beranggotakan sebelas pemain.

Sejalan dengan perkembangan zaman, sepak bola tidak selalu dimainkan dilapangan terbuka. Faktor utama adalah lapangan/lahan yang semakin sedikit, terutama di kota-kota besar. Terbatasnya lapangan terbuka itulah mendorong futsal sebagai alternatif untuk menyalurkan hobi berolahraga. Futsal merupakan salah satu olahraga modifikasi dari permainan sepak bola yang berkembang menjadi permainan indoor. Menurut Jaya. A (2008: 1) futsal diciptakan di Montevideo, Uruguay pada tahun 1930 oleh Juan Carlos Ceriani saat piala dunia digelar di Uruguay.

Futsal adalah olahraga beregu. Yang masing-masing beranggotakan lima orang. Tujuannya adalah memasukkan bola ke gawang lawan, dengan permainan yang sangat cepat dan dinamis. Selain lima pemain utama, setiap regu juga diizinkan memiliki pemain cadangan. Tidak seperti permainan sepak bola dalam ruangan lainnya, lapangan futsal dibatasi garis, bukan net atau papan. Futsal

commit to user

adalah singkatan dari futbal (sepak bola) dan sala (ruangan) dari bahasa Spanyol atau futebol (Portugal/Brasil) dan Salon (Prancis). Olahraga ini membentuk seorang pemain agar selalu siap menerima dan mengumpan bola dengan cepat dalam tekanan pemain lawan. Dengan lapangan yang sempit, permainan ini menuntut teknik penguasaan bola tinggi, kerja sama antar pemain, dan kekompakan tim. Tenang, J. D (2008: 15).

Pada masa sekarang cabang olahraga futsal sangat digemari di kalangan pelajar ataupun mahasiswa. Berbagai daerah di Indonesia telah banyak diadakan kegiatan pertandingan antar pelajar dan antar mahasiswa. Pertandingan antar pelajar dan mahasiswa tersebut merupakan wadah atau tempat yang dimiliki oleh pelajar, khususnya dalam cabang olahraga futsal.

Tujuan lain diadakan pertandingan futsal antar pelajar dan mahasiswa, yaitu untuk memupuk rasa persaudaraan dan persatuan diantara sesama, memperoleh pengalaman yang berharaga menjauhkan pelajar dan mahasiswa dari tindakan yang tidak baik, sehingga diharapkan dengan adanya ajang pertandingan tersebut, siswa dapat mengisi waktu luang yang ada untuk kegiatan yang bermanfaat. Untuk pembinaan yang mengarah ke pengembangan prestasi diarahkan kepada siswa yang berminat pada satu atau beberapa cabang olahraga tertentu dan dapat dilakukan dalam kegiatan ekstrakurikuler, UKM pada mahasiswa maupun pada klub pembinaan olahraga futsal tingkat intermediate.

Prestasi pemain futsal khususnya pada tingkat intermediate tidak terlepas dari peranan seorang pelatih. Pelatih harus jeli dalam menentukan strategi permainan, seperti halnya pemain yang berada di lapangan. Salah satu syarat

commit to user

untuk dapat membaca jalannya suatu pertandingan adalah saat pelatih harus mampu melihat “situasi futsal” dengan segala masalah yang ada pada situasi tersebut.

Futsal identik dengan permainan total soccer. Jumlah pemain yang sedikit dalam sebuah tim futsal menjadi sangat krusial bagi seluruh pemain dalam bertahan dan menyerang menurut Tenang, J. D (2008: 20). Sesuai dengan tujuan futsal yaitu mencetak gol sebanyak-banyaknya ke gawang lawan, maka strategi penyerangan yang efektif akan sangat diperlukan dalam menghasilkan sebuah gol. Segi lapangan yang relatif kecil, hampir tidak ada ruangan untuk membuat kesalahan, maka strategi penyerangan harus benar-benar dikuasai saat latihan, sehingga ketika bertanding, sebuah tim sangat membutuhkan strategi penyerangan yang baik dan bervariasi sehingga tim lawan tidak bisa membaca permainan dari strategi yang telah diterapkan pelatih. Permainan futsal cenderung lebih dinamis dengan gerakan yang cepat, karena dalam futsal dibatasi ruang gerak yang sempit, dan bola akan bergulir dengan cepat dari kaki ke kaki pemain, maka pemain harus benar-benar bisa menjalankan strategi yang telah dikuasai/dipelajari selama latihan, baik dari aspek perencanaan pola formasi, gerakan rotasi pemain, penempatan pemain/pergerakan tanpa bola, penguasaan bola maupun kerjasama tim yang sesuai untuk menerapkan strategi tersebut.

Strategi yang kurang baik, akan berdampak buruk pada kondisi psikologis pemain dimana pemain akan merasa frustasi dan tidak akan menghasilkan gol apabila tidak memiliki perencanaan yang matang. Pertahanan yang baik adalah menyerang, diamana dengan kondisi lapangan futsal yang sempit, maka

commit to user

kemungkinan terjadi gol akan semakin besar, sehingga jika tim ingin memegang kendali selama pertandingan, sebuah tim harus mempunyai perencanaan strategi serangan futsal yang terkoordinasi saat latihan, sesuai dengan kondisi saat di lapangan/saat bertanding dan tentunya sudah disiapkan jauh sebelum bertanding.

Berdasarkan hasil wawancara atau interviu bebas terpimpin dengan pelatih-pelatih futsal di klub-klub futsal, yang membina atlet-atlet pada level pemula hingga intermediate yang ada di Kota Pontianak, rata-rata menjelaskan bahwa belum menerapkan model-model latihan strategi serangan dalam suatu program latihan. Dalam studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti pada tim futsal di Kota Pontianak terkait dengan kemampuan strategi serangan ditemukan beberapa masalah membutuhkan pemahaman dari segi tingkat penguasaan variasi serangan futsal tersebut. Peneliti dititik beratkan pada pemain futsal tingkat intermediate yang merupakan tingkat dimana pembinaan latihan difokuskan

secara penuh. Studi pendahuluan dilakukan dengan cara melakukan wawancara bebas dengan para pelatih futsal pada tim futsal di Kota Pontianak yang membina pemain futsal tingkat intermediate.

Pemain futsal putra tingkat intermediate di Kota Pontianak mempunyai kemampuan yang cukup dalam bermain futsal. Mereka mempunyai teknik dasar seperti passing, dribbling, crossing dan shooting yang baik. Ini karena kebanyakan dari mereka sudah pernah berlatih di club-club futsal di daerahnya masing-masing. Namun ada sedikit kekurangan yang perlu diperbaiki dari cara bermain mereka yaitu kemampuan menyerang dalam bermain futsal. Mereka

commit to user

kurang terlatih dalam pengorganisasian penyerangan dan kebanyakan dari mereka belum paham dengan variasi serangan futsal.

Selama ini pelatih lebih menekankan pada latihan teknik, fisik dan mental sedangkan latihan strategi jarang diajarkan terutama pada strategi serangan dalam permainan futsal. Hal ini akan berakibat kurang pahamnya pemain terhadap strategi serangan. Formasi yang sering digunakan adalah pola serangan 2-2 dan 4-0 dengan tanpa memperhatikan situasi tertentu dari pola serangan tersebut.

Hasil temuan melalui kegiatan wawancara tersebut, ditemukan permasalahan yaitu model Berdasarkan latihan strategi serangan futsal yang diterima oleh pemain futsal putra tingkat intermediate di Kota Pontianak masih kurang relevan dengan permainan saat di lapangan atau masih kurang sesuai dengan kondisi saat bertanding, sehingga peneliti ingin mengembangkan model latihan strategi serangan futsal putra tingkat intermediate di Kota Pontianak. Dengan adanya model-model latihan strategi serangan futsal, harapannya pemain bisa antusias menjalani latihan, tidak bosan dan mampu menerapkan strategi serangan futsal yang terorganisir dengan baik/efektif, sehingga dapat memperbesar peluang untuk menghasilkan gol dalam setiap strategi serangan. Untuk itu peneliti akan mengangkat judul “Pengembangan Model Latihan Strategi Serangan Dalam Permainan Futsal” (Studi pada Pemain Futsal Putra Tingkat Intermediate di Kota Pontianak).

commit to user

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas maka dapat diidentifikasikan maasalah sebagai berikut:

1. Prestasi futsal di Kota Pontianak pada pemain putra tingkat intermediate belum maksimal.

2. Prinsip menyerang belum betul yang sering dilakukan pemain futsal putra tingkat intermediate di Kota Pontianak.

3. Belum adanya model latihan strategi serangan yang diterapkan pelatih futsal tingkat intermediate di Kota Pontianak.

C. Pembatasan Masalah

Masalah utama yang diangkat dalam penelitian ini adalah mengenai pengembangan model-model latihan strategi serangan futsal. Kemampuan serangan futsal merupakan hal yang sangat penting dalam setaip pertandingan futsal dalam mencetak gol sehingga perlu penguasaan yang baik. Pengembangan model latihan hanya difokuskan pada variasi strategi serangan futsal. Mekanisme pelaksanaan penelitian akan ditinjau mengenai:

1. Pengumpulan informasi awal sebagai latar belakang permasalahan

2. Pembuatan produk yang dijadikan hasil dari pengembangan model latihan yang dalam hal ini adalah strategi serangan futsal.

3. Uji coba terhadap produk yaitu model latihan strategi serangan futsal kepada subyek uji coba.

commit to user

4. Peninjauan kembali produk yang dihasilkan yang dalam hal ini adalah pelaksanaan eksperimen tehadap subyek yang diperbandingkan.

5. Keterbatasan pengembangan ini terfokus pada pelatihan model-model latihan strategi serangan futsal yang berada pada tingkat intermediate.

D. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang di atas yang telah dipaparkan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini antara lain:

1. Produk model latihan strategi serangan futsal seperti apa yang baik untuk meningkatkan serangan pada pemain futsal putra tingkat intermediate di Kota Pontianak secara efektif dan efisien?

a. Produk model latihan strategi serangan seperti apa yang diduga dapat meningkatkan kemampuan serangan pada pemain futsal putra tingkat intermediate di Kota Pontianak?

b. Bagaimanakah hasil pelaksanaan uji coba terbatas dari penerapan produk pengembangan model latihan strategi serangan pada pemain futsal putra tingkat intermediate di Kota Pontianak?

c. Bagaimanakah hasil pelaksanaan uji coba lebih luas dari penerapan produk pengembangan model latihan strategi serangan pada pemain futsal putra tingkat intermediate di Kota Pontianak untuk peningkatannya?

commit to user

2. Seberapa besar efektifitas model latihan strategi serangan yang dihasilkan dalam meningkatkan kemampuan strategi serangan pemain futsal putra pada tingkat intermediate di Kota Pontianak?

a. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan kemampuan strategi serangan pada pemain futsal putra tingkat intermediate yang mengikuti latihan peningkatan strategi serangan futsal dengan pemain futsal putra yang melakukan latihan peningkatan strategi serangan secara konvensional?

b. Bagaimanakah perbandingan strategi serangan pada pemain futsal putra tingkat intermediate berdasarkan perbedaan skor posttest-pretest kelompok dengan model latihan peningkatan strategi serangan dan perbedaan skor posttest-pretest kelompok dengan latihan strategi serangan secara konvensional?

E. Tujuan Pengembangan

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini antara lain:

1. Menyusun model latihan strategi serangan futsal dan pelaksanaan uji coba model latihan seperti apa yang baik untuk meningkatkan serangan pada pemain futsal putra tingkat intermediate di Kota Pontianak secara efektif dan efisien?

a. Menyusun pembuatan produk model latihan strategi serangan seperti apa yang diduga dapat meningkatkan serangan pada pemain futsal putra tingkat intermediate di Kota Pontianak?

commit to user

b. Menyusun pelaksanaan uji coba terbatas dari penerapan produk pengembangan model latihan strategi serangan pada pemain futsal putra tingkat intermediate di Kota Pontianak?

c. Menyusun pelaksanaan uji coba lebih luas dari penerapan produk pengembangan model latihan strategi serangan pada pemain futsal putra tingkat intermediate di Kota Pontianak untuk peningkatannya?

2. Mengetahui hasil uji keefektifitas model latihan strategi serangan yang dihasilkan dalam meningkatkan strategi serangan pemain futsal putra pada tingkat intermediate di Kota Pontianak?

a. Mengetahui signifikansi perbedaan strategi serangan pada pemain futsal putra tingkat intermediate yang mengikuti latihan peningkatan serangan futsal dengan pemain futsal putra yang melakukan latihan peningkatan strategi serangan secara konvensional?

b. Memperoleh perbandingan strategi serangan pada pemain futsal putra tingkat intermediate berdasarkan perbedaan skor posttest-pretest kelompok dengan model latihan peningkatan strategi serangan dan perbedaan skor posttest-pretest kelompok dengan latihan strategi serangan secara konvensional?

F. Manfaat Penelitian

Model-model latihan variasi strategi serangan yang dalam hal ini merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam olahraga futsal karena merupakan usaha yang paling utama untuk melakukan serangan yang variatif

commit to user

dalam mencetak gol ke gawang lawan. Adapun beberapa manfaat yang dapat diperoleh dalam penelitian ini dijelaskan sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Penelitian pengembangan model latihan strategi serangan ini dilakukan untuk memberikan model latihan yang baru atau untuk menambah perbendaharaan model-model latihan-latihan yang sudah ada sebelumnya. Variasi-variasi model baru sangat diperlukan untuk peningkatan hasil penguasaan keterampilan serangan futsal. Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi baru tentang model-model latihan strategi serangan futsal, agar dapat digunakan secara maksimal. Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan panduan untuk pemberian latihan-latihan berikutnya pada tim-tim futsal yang membina atlet di Kalimantan Barat.

2. Manfaat Praktis a. Bagi peneliti

Penerapan teori yang didapat selama menempuh kuliah, penelitian ini juga dapat memberikan tambahan wawasan tentang olahraga futsal sacara menyeluruh sehingga dapat melakukan penerapan ilmu yang telah diperoleh dengan baik.

b. Bagi Klub atau Lembaga

Sebagai bahan pustaka dan tambahan model latihan yang bisa diterapkan dan tambahan referensi belajar utuk peningkatan prestasi futsal.

commit to user c. Bagi Pelatih Futsal

Sebagai bahan pustaka dan referensi tentang penerapan model-model latihan strategi variasi serangan futsal selanjutnya.

d. Bagi Program Studi Ilmu Keolahragaan Universitas Sebelas Maret Sebagai bahan pustaka dan tambahan referensi tentang model-model latihan variasi startegi serangan futsal. Serta dapat digunakan sebagai tambahan referensi metodologi penelitian agar lebih bervariatif dalam pembuatan penelitian dimasa mendatang.

G. Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan

Asumsi penelitian adalah suatu pemikiran awal tentang penelitian yang akan disusun dan merupakan acuan untuk melaksanakan penelitian. Menurut Winarno (2007: 11) “Asumsi penelitian adalah anggapan-anggapan dasar tentang suatu hal yang dijadikan pijakan berpikir dan bertindak dalam melaksanakan penelitian.” Asumsi penelitian terdiri dari dua jenis yaitu:

1. Asumsi substantive

Asumsi yang berhubungan dengan masalah penelitian. Dari masalah penelitian yang akan diungkap perlu diberikan suatu asumsi yang terkait masalah tersebut yang merupakan simpulan awal dari hasil atau tujuan dari penelitian yang dilakukan. Asumsi substantive ini juga akan terkait pentingnya penelitian ini dilakukan di suatu tempat tersebut. Pentingnya penelitian dilakukan tergantung pada studi pendahuluan yang dilakukan sebelumnya.

commit to user 2. Asumsi metodologis

Asumsi yang berhubungan dengan metodologi penelitian. Dari metodologi yang digunakan dalam penelitian dapat diberikan suatu rancangan metodologi awal guna membatasi atau menentukan rancangan dari hasil penelitian yang akan dilakukan. Prosedur yang dilakukan dapat dijelaskan terlebih dahulu untuk mempermudah dalam melakukan analisis data. Penelitian pengembangan perlu adanya keterbatasan pengembangan, untuk membatasi segala sesuatu hal yang nantinya berada diluar jalur penelitian atau yang akan menimbulkan suatu bias dalam penelitian. Keterbatasan pengembangan ini terfokus pada pelatihan model-model latihan strategi serangan futsal pada pemain futsal putra di Kota Pontianak yang berada pada level intermediate karena penelitian yang dilaksanakan adalah sebatas kemampuan variasi serangan futsal yang dalam hal ini adalah startegi serangan futsal. Perlunya keterbatasan dalam pengembangan ini juga pada nantinya akan terkait dengan efisiensi waktu yang digunakan untuk proses penelitian sehingga penelitian yang dilakukan tidak memerlukan waktu yang cukup lama untuk prosesnya serta efisiensi biaya yang dikeluarkan untuk penelitian ini.

commit to user 13

Dokumen terkait