• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN STRATEGI SERANGAN DALAM PERMAINAN FUTSAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN STRATEGI SERANGAN DALAM PERMAINAN FUTSAL"

Copied!
162
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN STRATEGI

SERANGAN DALAM PERMAINAN FUTSAL

(Studi pada Pemain Futsal Putra Tingkat Intermediate di Kota Pontianak)

TESIS

Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Magister Program Studi Ilmu Keolahragaan

Oleh

Zusyah Porja Daryanto A121108043

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

(2)

commit to user

ii

PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN STRATEGI

SERANGAN DALAM PERMAINAN FUTSAL

(

Studi pada Pemain Futsal Putra Tingkat Intermediate di Kota Pontianak)

LEMBAR PERSETUJUAN TESIS

Oleh

Zusyah Porja Daryanto A121108043 Komisi Pembimbing Pembimbing I Pembimbing II Nama Dr. Agus Kristiyanto, M. Pd NIP. 196511281990031001

Prof. Dr Muchsin Doewes, dr, AIFO NIP. 194805311976031001 Tanda tangan ... ... Tanggal ... ...

Telah dinyatakan memenuhi syarat Pada tanggal ...2013

Ketua Program Studi Ilmu Keolahragan Program Pascasarjana UNS

Dr. Agus Kristiyanto, M.Pd NIP. 196511281990031001

(3)
(4)

commit to user

iv

PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Zusyah Porja Daryanto

NIM : A121108043

Program/Jurusan : Ilmu Keolahragaan

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis berjudul “Pengembangan Model Latihan Srtategi Serangan dalam Permainan Futsal” adalah betul-betul karya

sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya, dalam tesis tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka.

Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan tesis dan gelar yang saya peroleh dari tesis tersebut.

Surakarta, Maret 2013 Yang membuat pernyataan

(5)

commit to user v MOTTO

Berangkat degan penuh keyakinan, Bejalan dengan penuh keikhlasan, Istiqomah dalam menghadapi cobaan.

(6)

commit to user

vi

PERSEMBAHAN

Tesis ini saya persembahkan untuk semua yang berarti bagi saya, terima kasih atas semua doa dan dukungan dari semua pihak. Dalam pencapaian ini tentunya banyak dukungan yang saya dapatkan, ada pun hasil karya saya yang jauh dari kesempurnaan ini saya sembahkan terutama kepada:

1. Allah SWT yang telah menemani di setiap nafas dan detik disetiap proses dalam penyelesaian tesis ini.

2. Orang tua saya yang slalu memberikan dukungan setiap susah maupun senang.

3. Istri dan anak saya tercinta yang selalu memberikan motivasi dan inspirasi akan terselesaikannya tesisi ini.

4. STKIP-PGRI Pontianak dimana tempat saya mengabdi dan memberikan kesempatan untuk melanjutkan studi.

5. Kepada dosen-dosen UNS Prodi Ilmu keolahraga PPs UNS yang telah membimbing dan memberikan masukan akan terselesaikannya tesis ini. 6. Kepada dosen-dosen STKIP-PGRI Pontianak yang telah membimbing dan

memberikan masukan akan terselesaikannya tesis ini.

7. Kepada teman-teman angkatan 2011 Prodi Ilmu Keolahragaan PPs UNS yang telah banyak memberikan masukan dan motivasi akan terselesaikannya tesis ini.

(7)

commit to user

vii

Zusyah Porja Daryanto. 2013. A121108043. Pengembangan Model Latihan

Strategi Serangan dalam Permainan Futsal. TESIS. Pembimbing I: Dr. Agus

Kristiyanto, M.Pd, II: Prof. Dr. Muchsin Doewes, dr, AIFO. Program Studi Ilmu Keolahragaan, Program Pascasarjana, Universitas Sebelas Maret Surakarta.

ABSTRAK

Latar belakang penelitian ini adalah belum adanya model-model latihan strategi serangan secara khusus yang diberikan pada pemain futsal putra tingkat intermediate di Kota Pontianak. Penelitian dititik beratkan pada pemain futsal putra tingkat intermediate yang merupakan tingkatan dimana pembinaan latihan difokuskan secara penuh. Tujuan penelitian ini adalah (1) untuk menyusun model latihan serangan yang baik, (2) pelaksanaan uji coba model latihan untuk meningkatkan kemampuan serangan pemain futsal putra tingkat intermediate di Kota Pontianak secara efektif dan efisien serta (3) mengetahui hasil uji keefektifan model latihan peningkatan kemampuan serangan pemain futsal putra tingkat intermediate.

Metode penelitian ini termasuk “metode penelitian pengembangan, (Research and Development)”. Penelitian ini dilakukan dengan 4 tahap yaitu, (1) tahap analisis kebutuhan (studi pendahuluan), (2) tahap pengembangan produk yang dalam hal ini model latihan strategi serangan futsal, (3) tahap uji coba produk untuk mengetahui keberterimaan dari produk yang dikembangkan, dan (4) tahap melakukan uji efektifitas terhadap produk hasil pengembangan. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik wawancara, angket, Tes, dan observasi.

Data hasil evaluasi para ahli yang telah dilakukan didapatkan skor rata-rata akhir 71,31%. Data hasil uji coba terbatas yang dilakukan didapatkan skor rata akhir 68,32%. Data hasil uji coba luas yang dilakukan didapatkan skor rata-rata akhir 82,04% dan diinterpretasikan bahwa rancangan produk pengembangan model latihan serangan untuk futsal tingkat intermediate bisa diuji cobakan pada tahap uji efektifitas. Data hasil uji efektifitas produk dengan membandingkan dua kelompok, satu kelompok diberi perlakuan produk pengembangan dan kelompok lain diberi perlakuan secara konfensional dengan penggunaan pre test dan post test desain. Nilai rata-rata untuk masing-masing kelompok berdasarkan tes adalah: efektifitas kelompok eksperimen lebih tinggi dari kelompok kontrol. Rata-rata efektifitas kelompok kontrol sebesar 68.7% dan kelompok eksperimen sebesar 84.4%. Rotasi pemain pada kelompok kontrol sebesar 62.5% dan kelompok eksperimen sebesar 87.5%. Pergerakan tanpa bola pada kelompok kontrol sebesar 62.5% dan kelompok eksperimen sebesar 87.5%. Penguasaan bola pada kelompok kontrol sebesar 75% dan kelompok eksperimen 87.5%. Kerjasama tim kelompok kontrol sebesar 62.5% dan kelompok eksperimen 75%. Berdasarkan data tersebut terlihat bahwa latihan dengan menggunakan model latihan strategi serangan dalam permainan futsal dapat meningkatkan rotasi pemain dari 62.5% menjadi 87.5%, pergerakan bola dari 62.5% menjadi 87.5%, penguasaan bola dari 75% menjadi 87.5% dan kerja sama tim dari 62.5% menjadi 75%.

Berdasarkan perbandingan nilai rata-rata tes tersebut peningkatan hasil tes untuk kelompok eksperimen lebih menunjukkan kenaikan yang signifikan

(8)

commit to user

viii

dibandingkan dengan kelompok kontrol. Tes akhir ini didapatkan setelah dilakukan penerapan program latihan pada masing-masing kelompok. Sebagai simpulan akhir dinyatakan bahwa produk terbukti efektif meningkatkan kemampuan strategi serangan pemain.

(9)

commit to user

ix

Zusyah Porja Daryanto. 2013. A121108043 Pengembangan Model Latihan

Strategi Serangan dalam Permainan Futsal. Thesis. Supervisor I: Dr. Agus

Kristiyanto, M.Pd, II: Prof. Dr. Muchsin Doewes, dr, AIFO. Sport Sience Program Study, Post Graduate Program of Sebelas Maret University, Surakarta.

ABSTRACT

The background of this study is the absence of the models of training on special attacking strategy given to intermediate level men’s futsal players in Pontianak. The research emphasizes on men’s futsal players in intermediate level on which coaching is fully focused. The purposes of this research are; (1) to organize a training program of a good attack training, (2) the implementation of try out practice model to improve the attack ability of male futsal player in intermediate level in Pontianak effectively and efficiently, (3) to find out the result of effectiveness test training model in improving the ability of attacking to male futsal player in intermediate level.

The method of this research is Research and Development. The research was conducted in 4 stages; (1) the need analysis stage (preliminary study). (2) Product development stage, in this case the strategy of training model of futsal attacking strategy, (3) Product try out stage to investigate the acceptance of developed product, and (4) performing of effectiveness test stage to the product of development result. The technique of data collecting was using interview, questionnaires, test and observation.

The result finding of evaluation data from the experts is 71.31%. The result finding of limited try out is 68.32%. The result finding of expansive try out is 82.04% and it was interpreted that the product design of attacking training model development to intermediate level can be tested to the effectiveness test stage. The result of effectiveness test product by comparing two groups; treatment group which using development product, and control group which using pretest and posttest design. Mean score of each group based on the test is the effectiveness of experiment group is higher than the control group. The effectiveness score of control group is 68.7% and experiment group is 84.4%. The player rotation in control group is 62.5% and experiment group is 87.5%. The movement without ball in control group is 62.5% and in experimental group is 87.5%. The ball control in control group is 75% and experiment group is 87.5%. Team work in control group is 62.5% and experiment group is 75%. Based on the data above it can be seen that the training by using attacking strategy training model in playing futsal can increase the player rotation from 62.5% into 87.5%, the ball control from 75% into 87.5% and team work from 62.5% into 75%.

Based on the comparison of those test results, the improvement of test result for the experiment group is increasing significantly than in the control group. The last test was obtained after the training program was implemented to each group. In conclusion, the product is profoundly effective in improving the player ability in attacking strategy.

(10)

commit to user x

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmaanirrahiim,

Dengan memanjatkan Puji dan Syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan berkat dan rahmat Nya, sehingga tesis ini dapat terselesaikan dengan baik. Tesis ini tidak mungkin dapat diselesaikan tanpa bimbingan dan bantuan serta dukungan dari semua pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini perkenankanlah saya menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang sedalam-dalamnya kepada :

1. Prof. Dr. Ravik Karsidi, M.S. sebagai Rektor Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti pendidikan di Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Prof. Dr. Ir. Ahmad Yunus, M.S. sebagai Direktur Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti pendidikan di Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Dr. Agus Kristiyanto, M.Pd. sebagai Ketua Program Studi Ilmu Keolahragaan Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta dan sekaligus sebagai pembimbing I yang telah memberikan arahan, waktu dan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti pendidikan di Program Studi Ilmu Keolahragaan Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.

(11)

commit to user xi

4. Prof. Dr. Muchsin Doewes, dr, AIFO. sebagai pembimbing II yang telah secara seksama dan dengan penuh kesabaran dalam mencurahkan pikiran, waktu, serta tenaga untuk memberikan bimbingan sampai tesis ini dapat selasai.

5. Ilham Surya fallo, M.Pd. sebagai ahli futsal yang telah memberikan masukan dan arahan demi kesempurnaan produk hasil penelitian serta dukunganya hingga terselesaikanya studi ini.

6. Iskandar, M.Pd. sebagai ahli futsal yang telah memberikan masukan dan arahan demi kesempurnaan produk hasil penelitian serta dukunganya hingga terselesaikanya studi ini..

7. Rahmad, S.Pd. sebagai ahli futsal dan pelatih tim yang telah memberikan masukan, arahan dan dukungan demi kesempurnaan produk hasil penelitian ini. 8. Para pemain Tim Futsal STKIP-PGRI Pontianak dan Tim Futsal Penjaskes Untan

yang telah membantu terselenggaranya penelitian ini.

9. Rekan-rekan program studi IOR angkatan 2011 yang telah membantu dalam proses penyelesaian penulisan tesis ini.

10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, atas bantuan baik moril atau materil sehingga dapat terselesaikan penulisan tesis ini.

(12)

commit to user xii

Semoga Allah SWT memberikan balasan atas semua kebaikan yang diberikan dengan tulus dan ikhlas. Penulis menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari sempurna, oleh sebab itu dengan segala kerendahan hati, penulis mengharap saran dan kritik yang bersifat membangun sebagai bekal demi kesempurnaan tesis ini.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Surakarta, Maret 2013

(13)

commit to user xiii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL TESIS ... . . i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... .. ii

HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI ... .. iii

HALAMAN PERNYATAAN ... .. iv MOTTO ... .. v PERSEMBAHAN ... .. vi ABSTRAK ... .. vii ABSTRACT ... .. ix KATA PENGANTAR ... .. x

DAFTAR ISI ... .. xiii

DAFTAR TABEL ... .. xvi

DAFTAR GAMBAR ... .. xviii

DAFTAR LAMPIRAN ... .. xx

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 6

C. Pembatasan Masalah ... 6

D. Rumusan Masalah ... 7

(14)

commit to user xiv

F. Manfaat Penelitian ... 9

G. Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan ... 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori ……….. 13

1. Permainan Futsal………. 13

a. Peraturan Permainan Futsal………... 15

b. Strategi Serangan………... 18

c. Komponen Strategi Serangan Futsal……….. 22

d. Prinsip Dasar Strategi Serangan……….... 31

e. Kondisi Fisik Futsal………... 33

2. Latihan………... 36

a. Definisi Latihan………... 36

b. Prinsip Latihan………... 36

c. Model Latihan Strategi Serangan………... 42

3. Tinjauan Aspek Belajar Gerak dan Perkembangan Gerak …. 43 a. Konsep Kemampuan Gerak………... 44

b. Komponen Gerak yang Efisien………. 50

c. Proses Belajar Gerak………. 51

d. Perkembangan Gerak……… 52

B. Kerangka Berpikir ……… 59

C. Penelitian yang Relevan ………... 62

D. Spesifikasi Produk yang Diharapkan dan Hipotesis Penelitian ….. 63

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 65

B. Jenis Penelitian ... 67

C. Sumber Data ... 77

D. Teknik Pengumpulan Data ... 79

(15)

commit to user xv

F. Jenis Data ... 86

G. Teknik Analisis Data ... 88

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Data Ringkasan Hasil Penelitian ……….. 95

B. Studi Pendahuluan ... 100

C. Pengembangan Produk ... 104

D. Uji Coba Produk ... 106

E. Uji Efektivitas Produk Pengembangan ... 113

F. Pembahasan Hasil Penelitian ... 125

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan ……….. 136

B. Implikasi ... 140

C. Saran ... 141

DAFTAR PUSTAKA ... 143

(16)

commit to user xvi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Perbedaan antara Sepak Bola dan Futsal ... 17

Tabel 2.2 Perbedaan antara Strategi dan Taktik... 33

Tabel 2.3 Berbagai Cabang Olahraga dan Sistem Energi Utama ... 38

Tabel 2.4 Patokan untuk Memperkirakan Intensitas ... 40

Tabel 2.5 Kegiatan Penelitian Pengembangan ... 63

Tabel 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ... 65

Tabel 3.2 Rancangan Uji Efektifitas Produk ... 75

Tabel 3.3 Persentase Hasil Evaluasi Subyek Uji Coba ... 94

Tabel 4.1 Gambaran Umum Pelaksanaan Penelitian ... 95

Tabel 4.2 Data Kuantitatif dari Evaluasi Ahli Futsal ... 107

Tabel 4.3 Persentase Hasil Evaluasi ... 107

Tabel 4.4 Hasil Uji Coba Kelompok Kecil dan Besar ... 111

Tabel 4.5 Persentase Hasil Evaluasi ... 112

Tabel 4.6 Rekapitulasi Data Hasil Pre Test Kelompok Eksperimen ... 113

Tabel 4.7 Rekapitulasi Data Hasil Pre Tes Kelompok Kontrol ... 114

Tabel 4.8 Rekapitulasi Data Hasil Post Test Kelompok Eksperimen ... 114

Tabel 4.9 Rekapitulasi Data Hasil Post Test Kelompok Kontrol ... 115

Tabel 4.10 Ringkasan Hasil Uji Normalitas Distribusi Frekuensi Pre Test ... 115

Tabel 4.11 Ringkasan Hasil Uji Normalitas Distribusi Frekuensi Post Test .. 116

Tabel 4.12 Ringkasan Hasil Uji Homogenitas Variansi Populasi ... 116

(17)

commit to user xvii

Tabel 4.14 Penilaian Efektivitas Kelompok Kontrol ... 119 Tabel 4.15 Penilaian Efektifitas Kelompok Eksperimen ... 120 Tabel 4.16 Perbandingan Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen ... 121

(18)

commit to user xviii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Ukuran Lapangan Futsal ... 14

Gambar 2.2 Operan Give and Go ... 20

Gambar 2.3 Dukungan dalam Serangan ... 20

Gambar 2.4 Tembakan Spekulasi ... 21

Gambar 2.5 Umpan Trobosan ... 21

Gambar 2.6 Cara Menerima dengan Kaki Bagian dalam ... 24

Gambar 2.7 Cara Menghentikan Bola dengan Punggung Kaki ... 24

Gambar 2.8 Cara Menghentikan Bola dengan Telapak Kaki ... 25

Gambar 2.9 Cara Menghentikan Bola dengan Paha ... 26

Gambar 2.10 Cara Menghentikan Bola dengan Dada ... 26

Gambar 2.11 Cara Menggiring Bola “Kura-Kura” ... 27

Gambar 2.12 Cara Menendang dengan Kaki Bagian dalam ... 27

Gambar 2.13 Cara Menendang dengan Punggung Bagian dalam ... 28

Gambar 2.14 Cara Menendang dengan Punggung Kaki ... 29

Gambar 2.15 Cara Menyundul Bola ... 30

Gambar 2.16 Formasi 2-2 ... 30

Gambar 2.17 Formasi 3-1 ... 31

Gambar 2.18 Formasi 4-0 ... 31

Gambar 2.19 Komponen-Komponen dari Gerak yang Efisien ... 50

Gambar 3.1 Bagan Prosedur Pengembangan ... 70

(19)

commit to user xix

Gambar 3.3 Bagan Pemeriksaan Keabsahan Data ... 91 Gambar 4.1 Histogram Hasil Pre-Test dan Post Test Kelompok Eksperimen 118 Gambar 4.2 Histogram Hasil Pre-Test dan Post Test Kelompok Kontrol ... 118 Gambar 4.3 Histogram Nilai Perbandingan antara Kelompok Eksperimen

(20)

commit to user xx

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Hasil Wawancara ... 147

Lampiran 2. Kisi-Kisi dan Kuesioner ... 150

Lampiran 3. Hasil Evaluasi dan Uji Coba ... 193

Lampiran 4. Produk Model Latihan Serangan dalam Permainan Futsal ... 210

Lampiran 5. Catatan Lapangan ... 301

Lampiran 6. Tabulasi Data Hasil Penelitian ... 314

Lampiran 7. Uji Prasyarat Analisis ... 317

(21)

commit to user

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Sepakbola adalah salah satu cabang olahraga yang sangat digemari dan populer di dunia. Tujuan dari permainan sepakbola adalah masing-masing regu atau kelompok yaitu berusaha menguasai bola, memasukan bola ke dalam gawang lawan sebanyak mungkin, dan berusaha mematahkan serangan lawan untuk melindungi atau menjaga gawangnya agar tidak kemasukan bola. Permainan ini sering disebut sebagai kesebelasan karena setiap kelompoknya beranggotakan sebelas pemain.

Sejalan dengan perkembangan zaman, sepak bola tidak selalu dimainkan dilapangan terbuka. Faktor utama adalah lapangan/lahan yang semakin sedikit, terutama di kota-kota besar. Terbatasnya lapangan terbuka itulah mendorong futsal sebagai alternatif untuk menyalurkan hobi berolahraga. Futsal merupakan salah satu olahraga modifikasi dari permainan sepak bola yang berkembang menjadi permainan indoor. Menurut Jaya. A (2008: 1) futsal diciptakan di Montevideo, Uruguay pada tahun 1930 oleh Juan Carlos Ceriani saat piala dunia digelar di Uruguay.

Futsal adalah olahraga beregu. Yang masing-masing beranggotakan lima orang. Tujuannya adalah memasukkan bola ke gawang lawan, dengan permainan yang sangat cepat dan dinamis. Selain lima pemain utama, setiap regu juga diizinkan memiliki pemain cadangan. Tidak seperti permainan sepak bola dalam ruangan lainnya, lapangan futsal dibatasi garis, bukan net atau papan. Futsal

(22)

commit to user

adalah singkatan dari futbal (sepak bola) dan sala (ruangan) dari bahasa Spanyol atau futebol (Portugal/Brasil) dan Salon (Prancis). Olahraga ini membentuk seorang pemain agar selalu siap menerima dan mengumpan bola dengan cepat dalam tekanan pemain lawan. Dengan lapangan yang sempit, permainan ini menuntut teknik penguasaan bola tinggi, kerja sama antar pemain, dan kekompakan tim. Tenang, J. D (2008: 15).

Pada masa sekarang cabang olahraga futsal sangat digemari di kalangan pelajar ataupun mahasiswa. Berbagai daerah di Indonesia telah banyak diadakan kegiatan pertandingan antar pelajar dan antar mahasiswa. Pertandingan antar pelajar dan mahasiswa tersebut merupakan wadah atau tempat yang dimiliki oleh pelajar, khususnya dalam cabang olahraga futsal.

Tujuan lain diadakan pertandingan futsal antar pelajar dan mahasiswa, yaitu untuk memupuk rasa persaudaraan dan persatuan diantara sesama, memperoleh pengalaman yang berharaga menjauhkan pelajar dan mahasiswa dari tindakan yang tidak baik, sehingga diharapkan dengan adanya ajang pertandingan tersebut, siswa dapat mengisi waktu luang yang ada untuk kegiatan yang bermanfaat. Untuk pembinaan yang mengarah ke pengembangan prestasi diarahkan kepada siswa yang berminat pada satu atau beberapa cabang olahraga tertentu dan dapat dilakukan dalam kegiatan ekstrakurikuler, UKM pada mahasiswa maupun pada klub pembinaan olahraga futsal tingkat intermediate.

Prestasi pemain futsal khususnya pada tingkat intermediate tidak terlepas dari peranan seorang pelatih. Pelatih harus jeli dalam menentukan strategi permainan, seperti halnya pemain yang berada di lapangan. Salah satu syarat

(23)

commit to user

untuk dapat membaca jalannya suatu pertandingan adalah saat pelatih harus mampu melihat “situasi futsal” dengan segala masalah yang ada pada situasi tersebut.

Futsal identik dengan permainan total soccer. Jumlah pemain yang sedikit dalam sebuah tim futsal menjadi sangat krusial bagi seluruh pemain dalam bertahan dan menyerang menurut Tenang, J. D (2008: 20). Sesuai dengan tujuan futsal yaitu mencetak gol sebanyak-banyaknya ke gawang lawan, maka strategi penyerangan yang efektif akan sangat diperlukan dalam menghasilkan sebuah gol. Segi lapangan yang relatif kecil, hampir tidak ada ruangan untuk membuat kesalahan, maka strategi penyerangan harus benar-benar dikuasai saat latihan, sehingga ketika bertanding, sebuah tim sangat membutuhkan strategi penyerangan yang baik dan bervariasi sehingga tim lawan tidak bisa membaca permainan dari strategi yang telah diterapkan pelatih. Permainan futsal cenderung lebih dinamis dengan gerakan yang cepat, karena dalam futsal dibatasi ruang gerak yang sempit, dan bola akan bergulir dengan cepat dari kaki ke kaki pemain, maka pemain harus benar-benar bisa menjalankan strategi yang telah dikuasai/dipelajari selama latihan, baik dari aspek perencanaan pola formasi, gerakan rotasi pemain, penempatan pemain/pergerakan tanpa bola, penguasaan bola maupun kerjasama tim yang sesuai untuk menerapkan strategi tersebut.

Strategi yang kurang baik, akan berdampak buruk pada kondisi psikologis pemain dimana pemain akan merasa frustasi dan tidak akan menghasilkan gol apabila tidak memiliki perencanaan yang matang. Pertahanan yang baik adalah menyerang, diamana dengan kondisi lapangan futsal yang sempit, maka

(24)

commit to user

kemungkinan terjadi gol akan semakin besar, sehingga jika tim ingin memegang kendali selama pertandingan, sebuah tim harus mempunyai perencanaan strategi serangan futsal yang terkoordinasi saat latihan, sesuai dengan kondisi saat di lapangan/saat bertanding dan tentunya sudah disiapkan jauh sebelum bertanding.

Berdasarkan hasil wawancara atau interviu bebas terpimpin dengan pelatih-pelatih futsal di klub-klub futsal, yang membina atlet-atlet pada level pemula hingga intermediate yang ada di Kota Pontianak, rata-rata menjelaskan bahwa belum menerapkan model-model latihan strategi serangan dalam suatu program latihan. Dalam studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti pada tim futsal di Kota Pontianak terkait dengan kemampuan strategi serangan ditemukan beberapa masalah membutuhkan pemahaman dari segi tingkat penguasaan variasi serangan futsal tersebut. Peneliti dititik beratkan pada pemain futsal tingkat intermediate yang merupakan tingkat dimana pembinaan latihan difokuskan

secara penuh. Studi pendahuluan dilakukan dengan cara melakukan wawancara bebas dengan para pelatih futsal pada tim futsal di Kota Pontianak yang membina pemain futsal tingkat intermediate.

Pemain futsal putra tingkat intermediate di Kota Pontianak mempunyai kemampuan yang cukup dalam bermain futsal. Mereka mempunyai teknik dasar seperti passing, dribbling, crossing dan shooting yang baik. Ini karena kebanyakan dari mereka sudah pernah berlatih di club-club futsal di daerahnya masing-masing. Namun ada sedikit kekurangan yang perlu diperbaiki dari cara bermain mereka yaitu kemampuan menyerang dalam bermain futsal. Mereka

(25)

commit to user

kurang terlatih dalam pengorganisasian penyerangan dan kebanyakan dari mereka belum paham dengan variasi serangan futsal.

Selama ini pelatih lebih menekankan pada latihan teknik, fisik dan mental sedangkan latihan strategi jarang diajarkan terutama pada strategi serangan dalam permainan futsal. Hal ini akan berakibat kurang pahamnya pemain terhadap strategi serangan. Formasi yang sering digunakan adalah pola serangan 2-2 dan 4-0 dengan tanpa memperhatikan situasi tertentu dari pola serangan tersebut.

Hasil temuan melalui kegiatan wawancara tersebut, ditemukan permasalahan yaitu model Berdasarkan latihan strategi serangan futsal yang diterima oleh pemain futsal putra tingkat intermediate di Kota Pontianak masih kurang relevan dengan permainan saat di lapangan atau masih kurang sesuai dengan kondisi saat bertanding, sehingga peneliti ingin mengembangkan model latihan strategi serangan futsal putra tingkat intermediate di Kota Pontianak. Dengan adanya model-model latihan strategi serangan futsal, harapannya pemain bisa antusias menjalani latihan, tidak bosan dan mampu menerapkan strategi serangan futsal yang terorganisir dengan baik/efektif, sehingga dapat memperbesar peluang untuk menghasilkan gol dalam setiap strategi serangan. Untuk itu peneliti akan mengangkat judul “Pengembangan Model Latihan Strategi Serangan Dalam Permainan Futsal” (Studi pada Pemain Futsal Putra Tingkat Intermediate di Kota Pontianak).

(26)

commit to user

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas maka dapat diidentifikasikan maasalah sebagai berikut:

1. Prestasi futsal di Kota Pontianak pada pemain putra tingkat intermediate belum maksimal.

2. Prinsip menyerang belum betul yang sering dilakukan pemain futsal putra tingkat intermediate di Kota Pontianak.

3. Belum adanya model latihan strategi serangan yang diterapkan pelatih futsal tingkat intermediate di Kota Pontianak.

C. Pembatasan Masalah

Masalah utama yang diangkat dalam penelitian ini adalah mengenai pengembangan model-model latihan strategi serangan futsal. Kemampuan serangan futsal merupakan hal yang sangat penting dalam setaip pertandingan futsal dalam mencetak gol sehingga perlu penguasaan yang baik. Pengembangan model latihan hanya difokuskan pada variasi strategi serangan futsal. Mekanisme pelaksanaan penelitian akan ditinjau mengenai:

1. Pengumpulan informasi awal sebagai latar belakang permasalahan

2. Pembuatan produk yang dijadikan hasil dari pengembangan model latihan yang dalam hal ini adalah strategi serangan futsal.

3. Uji coba terhadap produk yaitu model latihan strategi serangan futsal kepada subyek uji coba.

(27)

commit to user

4. Peninjauan kembali produk yang dihasilkan yang dalam hal ini adalah pelaksanaan eksperimen tehadap subyek yang diperbandingkan.

5. Keterbatasan pengembangan ini terfokus pada pelatihan model-model latihan strategi serangan futsal yang berada pada tingkat intermediate.

D. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang di atas yang telah dipaparkan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini antara lain:

1. Produk model latihan strategi serangan futsal seperti apa yang baik untuk meningkatkan serangan pada pemain futsal putra tingkat intermediate di Kota Pontianak secara efektif dan efisien?

a. Produk model latihan strategi serangan seperti apa yang diduga dapat meningkatkan kemampuan serangan pada pemain futsal putra tingkat intermediate di Kota Pontianak?

b. Bagaimanakah hasil pelaksanaan uji coba terbatas dari penerapan produk pengembangan model latihan strategi serangan pada pemain futsal putra tingkat intermediate di Kota Pontianak?

c. Bagaimanakah hasil pelaksanaan uji coba lebih luas dari penerapan produk pengembangan model latihan strategi serangan pada pemain futsal putra tingkat intermediate di Kota Pontianak untuk peningkatannya?

(28)

commit to user

2. Seberapa besar efektifitas model latihan strategi serangan yang dihasilkan dalam meningkatkan kemampuan strategi serangan pemain futsal putra pada tingkat intermediate di Kota Pontianak?

a. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan kemampuan strategi serangan pada pemain futsal putra tingkat intermediate yang mengikuti latihan peningkatan strategi serangan futsal dengan pemain futsal putra yang melakukan latihan peningkatan strategi serangan secara konvensional?

b. Bagaimanakah perbandingan strategi serangan pada pemain futsal putra tingkat intermediate berdasarkan perbedaan skor posttest-pretest kelompok dengan model latihan peningkatan strategi serangan dan perbedaan skor posttest-pretest kelompok dengan latihan strategi serangan secara konvensional?

E. Tujuan Pengembangan

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini antara lain:

1. Menyusun model latihan strategi serangan futsal dan pelaksanaan uji coba model latihan seperti apa yang baik untuk meningkatkan serangan pada pemain futsal putra tingkat intermediate di Kota Pontianak secara efektif dan efisien?

a. Menyusun pembuatan produk model latihan strategi serangan seperti apa yang diduga dapat meningkatkan serangan pada pemain futsal putra tingkat intermediate di Kota Pontianak?

(29)

commit to user

b. Menyusun pelaksanaan uji coba terbatas dari penerapan produk pengembangan model latihan strategi serangan pada pemain futsal putra tingkat intermediate di Kota Pontianak?

c. Menyusun pelaksanaan uji coba lebih luas dari penerapan produk pengembangan model latihan strategi serangan pada pemain futsal putra tingkat intermediate di Kota Pontianak untuk peningkatannya?

2. Mengetahui hasil uji keefektifitas model latihan strategi serangan yang dihasilkan dalam meningkatkan strategi serangan pemain futsal putra pada tingkat intermediate di Kota Pontianak?

a. Mengetahui signifikansi perbedaan strategi serangan pada pemain futsal putra tingkat intermediate yang mengikuti latihan peningkatan serangan futsal dengan pemain futsal putra yang melakukan latihan peningkatan strategi serangan secara konvensional?

b. Memperoleh perbandingan strategi serangan pada pemain futsal putra tingkat intermediate berdasarkan perbedaan skor posttest-pretest kelompok dengan model latihan peningkatan strategi serangan dan perbedaan skor posttest-pretest kelompok dengan latihan strategi serangan secara konvensional?

F. Manfaat Penelitian

Model-model latihan variasi strategi serangan yang dalam hal ini merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam olahraga futsal karena merupakan usaha yang paling utama untuk melakukan serangan yang variatif

(30)

commit to user

dalam mencetak gol ke gawang lawan. Adapun beberapa manfaat yang dapat diperoleh dalam penelitian ini dijelaskan sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Penelitian pengembangan model latihan strategi serangan ini dilakukan untuk memberikan model latihan yang baru atau untuk menambah perbendaharaan model-model latihan-latihan yang sudah ada sebelumnya. Variasi-variasi model baru sangat diperlukan untuk peningkatan hasil penguasaan keterampilan serangan futsal. Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi baru tentang model-model latihan strategi serangan futsal, agar dapat digunakan secara maksimal. Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan panduan untuk pemberian latihan-latihan berikutnya pada tim-tim futsal yang membina atlet di Kalimantan Barat.

2. Manfaat Praktis a. Bagi peneliti

Penerapan teori yang didapat selama menempuh kuliah, penelitian ini juga dapat memberikan tambahan wawasan tentang olahraga futsal sacara menyeluruh sehingga dapat melakukan penerapan ilmu yang telah diperoleh dengan baik.

b. Bagi Klub atau Lembaga

Sebagai bahan pustaka dan tambahan model latihan yang bisa diterapkan dan tambahan referensi belajar utuk peningkatan prestasi futsal.

(31)

commit to user c. Bagi Pelatih Futsal

Sebagai bahan pustaka dan referensi tentang penerapan model-model latihan strategi variasi serangan futsal selanjutnya.

d. Bagi Program Studi Ilmu Keolahragaan Universitas Sebelas Maret Sebagai bahan pustaka dan tambahan referensi tentang model-model latihan variasi startegi serangan futsal. Serta dapat digunakan sebagai tambahan referensi metodologi penelitian agar lebih bervariatif dalam pembuatan penelitian dimasa mendatang.

G. Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan

Asumsi penelitian adalah suatu pemikiran awal tentang penelitian yang akan disusun dan merupakan acuan untuk melaksanakan penelitian. Menurut Winarno (2007: 11) “Asumsi penelitian adalah anggapan-anggapan dasar tentang suatu hal yang dijadikan pijakan berpikir dan bertindak dalam melaksanakan penelitian.” Asumsi penelitian terdiri dari dua jenis yaitu:

1. Asumsi substantive

Asumsi yang berhubungan dengan masalah penelitian. Dari masalah penelitian yang akan diungkap perlu diberikan suatu asumsi yang terkait masalah tersebut yang merupakan simpulan awal dari hasil atau tujuan dari penelitian yang dilakukan. Asumsi substantive ini juga akan terkait pentingnya penelitian ini dilakukan di suatu tempat tersebut. Pentingnya penelitian dilakukan tergantung pada studi pendahuluan yang dilakukan sebelumnya.

(32)

commit to user 2. Asumsi metodologis

Asumsi yang berhubungan dengan metodologi penelitian. Dari metodologi yang digunakan dalam penelitian dapat diberikan suatu rancangan metodologi awal guna membatasi atau menentukan rancangan dari hasil penelitian yang akan dilakukan. Prosedur yang dilakukan dapat dijelaskan terlebih dahulu untuk mempermudah dalam melakukan analisis data. Penelitian pengembangan perlu adanya keterbatasan pengembangan, untuk membatasi segala sesuatu hal yang nantinya berada diluar jalur penelitian atau yang akan menimbulkan suatu bias dalam penelitian. Keterbatasan pengembangan ini terfokus pada pelatihan model-model latihan strategi serangan futsal pada pemain futsal putra di Kota Pontianak yang berada pada level intermediate karena penelitian yang dilaksanakan adalah sebatas kemampuan variasi serangan futsal yang dalam hal ini adalah startegi serangan futsal. Perlunya keterbatasan dalam pengembangan ini juga pada nantinya akan terkait dengan efisiensi waktu yang digunakan untuk proses penelitian sehingga penelitian yang dilakukan tidak memerlukan waktu yang cukup lama untuk prosesnya serta efisiensi biaya yang dikeluarkan untuk penelitian ini.

(33)

commit to user 13 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Permainan Futsal

Permianan futsal pada dasarnya merupakan permainan yang menyenangkan dan biasa dijadikan rekreasi diwaktu jenuh setelah melakukan aktivitas. Olah raga ini tidak hanya populer dikalangan pelajar atau mahasiswa, bagi para eksekutif muda olah raga ini juga sudah menjadi ajang melepas beban pikiran dan kejenuhan seusai kerja. Di Indonesia sendiri futsal sebenarnya sudah ada sejak tahun 1998. Namun, kepopulerannya menanjak memasuki tahun 2005.

Menurut Halim S (2009: 6), mengungkapkan bahwa futsal adalah permainan sejenis sepakbola yang dimainkan dalam lapangan yang berukuran lebih kecil. Sebagai penguat pengertian tentang futsal, Tenang, J. D (2008: 17) mengungkapkan juga bahwa futsal adalah suatu jenis olahraga yang memiliki aturan tegas tentang kontak fisik.

Sedangkan menurut wikipedia tahun 2007 menjelaskan pengertian futsal sebagai berikut.

Futsal adalah permainan bola yang dimainkan oleh dua regu, yang masing-masing beranggotakan lima orang. Tujuannya adalah memasukkan bola ke gawang lawan, dengan memanipulasi bola dengan kaki. Selain lima pemain utama, setiap regu juga diizinkan memiliki pemain cadangan. Tidak seperti permainan sepak bola dalam ruangan lainnya, lapangan futsal dibatasi garis, bukan net atau papan.

Menurut JC Barbero-Albarez (2012) menyatakan bahwa futsal adalah sebuah olahraga yang dilakukan jangka waktu tertentu yang menuntut para

(34)

pemainnya agar memiliki kemampuan fisik, teknik, dan taktik yang tinggi. Travassos et.al (2011) menyatakan bahwa futsal adalah permainan sepak bola yang dilakukan di dalam ruangan lima lawan lima yang diatur oleh FIFA yang dimainkam diatas lapangan yang memilki permukaan keras 40 X 20 m atau daerah yang diberi garis yang memiliki ukuran tertentu atau yang biasa di sebut pitch. Sama halnya dengan olahraga lainnya, pemain futsal bekerjasama dengan

anggota timnya dalam mencapai tujuan yang sama, yang terpenting adalah untuk mencetak gol pada saat menendang bola, dan untuk mencegah terjadinya gol bagi tim lawan pada saat tim lawan melakukan tendangan. Menjelang akhir pertandingan, strategi permainan yang biasa untuk tim yang sedang bertanding ketika sedang melakukan tendangan untuk menggantikan penjaga gawang pada seorang pemian tambahan, tahap pemain yang akan dituju adalah lima lawan empat ditambah penjaga gawang.

Gambar 2.1 Ukuran Lapangan Futsal (Sumber:

http//www.ibsa.es/eng/deportes/football/IBSA_Futsal_Rulebook_2009-2013.pdf; 2012)

(35)

commit to user

Dari pengertian yang telah dijabarkan maka yang dimaksud dengan fut-sal adalah permainan bola yang dimainkan oleh dua regu yang masing-masing beranggotakan lima orang, dimainkan di lapangan berbentuk persegi panjang dengan ukuran 25-42 meter dan lebar 15-25 meter, memiliki aturan tegas tentang kontak fisik dan mempunyai tujuan yaitu memasukkan bola ke gawang lawan dengan memanipulasi bola dengan kaki.

a. Peraturan Permainan Futsal

Sama halnya dengan permainan sepak bola pada umumnya, permainan futsal juga memiliki peraturan-peraturan baku mengenai luas lapangan, ukuran bola, tentang pemain, atau permainan yang sudah di atur oleh asosiasi persepak bolaan internasional atau yang disebut FIFA. Secara garis besar peraturan tersebut dapat di jabar kan sebagai berikut:

1) Lapangan Futsal

a) Ukuran: panjang 25-42 m x lebar 15-25 m

b) Garis batas: garis selebar 8 cm, yakni garis sentuh di sisi, garis gawang di ujung-ujung, dan garis melintang tengah lapangan; 3 m lingkaran tengah; tak ada tembok penghalang atau papan

c) Daerah penalti: busur berukuran 6 m dari setiap pos d) Garis penalti: 6 m dari titik tengah garis gawang

e) Garis penalti kedua: 12 m dari titik tengah garis gawang f) Zona pergantian: daerah 6 m (3 m pada setiap sisi garis

(36)

g) Gawang: tinggi 2 m x lebar 3 m

h) Permukaan daerah pelemparan: halus, rata, dan tak abrasive 2) Bola

a) Ukuran: 4

b) Keliling: 62-64 cm c) Berat: 390-430 gram

d) Lambungan: 55-65 cm pada pantulan pertama

e) Bahan: kulit atau bahan yang cocok lainnya (yaitu, tak ber-bahaya)

3) Jumlah Pemain

a) Jumlah pemain maksimal untuk memulai pertandingan: 5, salah satunya penjaga gawang

b) Jumlah pemain minimal untuk mengakhiri pertandingan: 2 c) Jumlah pemain cadangan maksimal: 7

d) Batas jumlah pergantian pemain: tak terbatas

e) Metode pergantian: “pergantian melayang” (semua pemain kecuali penjaga gawang boleh memasuki dan meninggalkan lapangan kapan saja; pergantian penjaga gawang hanya dapat dilakukan jika bola tak sedang dimainkan dan dengan persetujuan wasit)

4) Perlengkapan Pemian

Kaos bernomor, celana pendak, kaus kaki, pelindung lutut, dan alas kaki bersolkan karet.

(37)

commit to user 5) Lama Permianan

Lama: dua babak 20 menit; waktu diberhentikan ketika bola berhenti dimainkan. Waktu dapat diperpanjang untuk tendangan penalti.

a) Time-out: 1 per regu per babak; tak ada dalam waktu tamba-han

b) Waktu pergantian babak: maksimal 10 menit

(Sumber: http://www.thefa.com/Competitions. 2004)

Futsal merupakan cabang olahraga sepakbola. Teknik dasar yang digunakan baik dalam sepakbola ataupun futsal ialah sama. Perbedaan antara sepakbola dengan futsal kurang lebih dapat dijabarkan dalam tabel 2.1 berikut. Tabel 2.1 Tabel Pengembangan Perbedaan Antara Sepakbola dan Futsal

Sumber: Jurnal Iptek Olahraga, menurut Agus (2009: 144-156).

Sepakbola Futsal 1. Bola: Lingkaran bola 68-70 cm 2. Pemain: 11 pemain 3x pergantian pemain 3. Bola Mati:

Throw in (lemparan ke dalam) Tendangan gawang

4. Wasit:

Wasit & 2 asisten (linesman) 5. Waktu:

Waktu berjalan (running clock) 2 x 45 menit

6. Time Out:

Tidak ada time out

Tidak ada batas waktu untuk memulai kembali pertandingan 7. Peraturan umum:

Berlaku aturan offside

Kipper diberi waktu 6 detik

1. Bola: Lingkaran bola 62-68 cm 2. Pemain: 5 pemain Tidak dibatasi 3. Bola Mati:

Kick in (tendangan ke dalam) Lemparan gawang

4. Wasit:

Wasit dan 2 asisten ditambah pencatat waktu dan wasit 3. 5. Waktu:

Stoppedlock (dioperasikan oleh pencatat waktu

2 x 20 menit 6. Time Out:

Sekali time out tiap babak 4 menit untuk memulai lagi pertandingan

7. Peraturan umum:

Tidak berlaku offside

(38)

b. Strategi Serangan

Strategi serangan memerlukan latihan-latihan khusus yang telah terkoordinir secara matang saat menjalani latihan. Serangan yang baik tidak selamanya pasti menghasilkan gol, tetapi serangan yang baik akan menekan mental lawan dan mengakibatkan sistem pertahanan lawan akan semakin melemah dan dengan sendirinya akan mudah ditembus oleh lawan. Dalam permainan olahraga apapun, kerjasama atau teamwork sangatlah dibutuhkan untuk memenangkan suatu pertandingan. Menurut Jaya. A (2008: 59) kontrol bola merupakan kunci sukses dalam suatu penyerangan. Umpan-umpan bola serta kerjasama antar pemain dalam setiap tim merupakan element yang sangat penting dalam penyerangan. Pergerakan tanpa bola juga merupakan element penting lainnya. Sedangkan, menurut Tenang, J. D (2008: 87) mengemukakan bahwa dalam permainan olahraga apapun, kerja sama tim atau teamwork sangat penting sehingga selalu diutamakan. Jadi, ketika sebuah tim ingin bermain dengan baik atau ingin strategi serangannya berhasil diterapkan saat di lapangan/pertandingan, maka selain teknik dasar yang harus dikuasai oleh semua pemain, teamwork atau

melakukan tendangan gawang. Tak ada batasan untuk melakukan

back pass ke penjaga gawang Sepak pojok di area corner 8. Pelanggaran:

Tidak ada batasan pelanggaran Pemain yang diganjar kartu merah

tidak bisa diganti pemain lain Kontak fisik diperbolehkan

untuk melakukan lemparan gawang.

Sepak pojok di sudut corner Hanya sekali melakukan backpass ke penjaga gawang 8. Pelanggaran:

Ada batasan lima kali pelang-garan

Pemain yang diganjar kartu merah bisa diganti pemain lain setelah 2 menit atau tim lawan mencetak gol

(39)

commit to user

kerjasama tim juga harus dilatih. Latihan kerjasama tim bisa dimaksimalkan saat menjalani latihan dengan penerapan strategi serangan itu sendiri.

Menurut Jaya. A (2008: 72) dalam bukunya yang berjudul “futsal” mengungkapkan perbedaan antara sepakbola dengan futsal dilihat dari segi pola permainan dan pengaturan serangan sebagai berikut.

Perbedaaan yang mendasar antara sepakbola dengan futsal yakni dalam hal pola permainan dan pengaturan serangan. Pola permainan sepakbola cenderung didominasi dribling dan passing, sedangkan untuk pola permainan futsal banyak didominasi permainan dari kaki ke kaki (lebih banyak passing), maksudnya ialah, pengaturan dalam bertahan dan menyerang lebih banyak dilakukan dengan umpan-umpan pendek. Dengan pola seperti ini skill dan kekompakan tim terutama dalam mengolah bola, mengumpan, dan menyerang ke daerah lawan sangat diperlukan. Di dalam permainan futsal jarang sekali diterapkan umpan-umpan panjang, mengingat lapangan yang kecil dan ruang gerak yang sempit, disamping itu tidak akan mencerminkan permainan yang baik. Tentunya suatu tim futsal akan lebih memilih bermain dengan cara taktis, efisien dan efektif daripada menerapkan pola permainan yang menyita energi.

Selain itu Luxbacher (1998: 102), menyatakan bahwa dua strategi serangan yang penting adalah operan give and go dan dukungan. Give and go sering kita dengar dengan istilah lain yaitu ”wallpass” atau ”one-two”. Sedangkan dukungan merupakan upaya rekan se-tim menempatkan diri mereka untuk membentuk sudut yang lebar terhadap teman yang membawa bola diantara penjagaan lawan, tujuannya adalah untuk memudahkan teman yang membawa bola passing ke pemain dukungan atau menyulitkan upaya penjagaan lawan terhadap serangan kita. Dukungan juga merupakan upaya membuka ruang untuk melakukan tembakkan ke arah gawang.

(40)

1) Operan Give and Go (One-two/Wallpass)

X X’ X

Ket: = Lari Y = Umpan

Gambar 2.2 Operan Give and Go. (Sumber: Luxbacher, 1998: 104)

Situasi serangan yang menguntungkan terjadi saat dua penyerang melawan satu pemain bertahan (2 Vs 1), maka strategi operan give and go merupakan strategi utama yang efektif untuk digunakan.

2) Dukungan Dalam Serangan Y Ket: = Lari/menggiring = Umpan X Z

Gambar 2.3 Dukungan dalam Serangan (Sumber: Luxbacher, 1998: 104)

Merupakan hal yang penting bagi penyerang pertama untuk memiliki beberapa pilihan, pertama mengoper kepada teman yang posisinya tidak terjaga, kedua, mendapatkan ruang tembak untuk shooting ke arah gawang. Untuk memberikan dukungan yang memadai kepada teman yang membawa bola atau dalam hal ini penyerang, maka tergantung pada beberapa faktor: (a) jumlah pemain pendukung; (b) sudut dukungan (c) jarak dukungan.

(41)

commit to user

Selain itu terdapat lagi strategi untuk melakukan serangan yakni, tembakan spekulasi, umpan terobosan dan pergerakan posisi pemain

3) Tembakan Spekulasi

x

X gawang

Ket: = menggiring x = tembakan

Gambar 2.4 Tembakan spekulasi (Sumber: Luxbacher, 1998: 104)

Dalam melakukan tembakan spekulasi, penyerang yang akan melakukan tembakan harus mengetahui adanya celah/ruang tembakan. Karena lapangan permainan futsal yang sempit, maka ada beberapa faktor yang memungkinkan untuk membuka daerah pertahanan, antara lain yaitu: (a) pemain dukungan harus membuka di sisi lebar lapangan; (b) pemain dukungan bergerak silang untuk mengacaukan penjagaan dari pemain bertahan lawan.

4) Umpan Terobosan X

X

X’

Gambar 2.5. Umpan Terobosan (Sumber: Luxbacher, 1998: 105)

Futsal tidak mengenal istilah offside. Offside adalah suatu keadaan ketika bola di umpan ke pemain yang melakukan serangan, tetapi dia berada di belakang pemain bertahan lawan. Jadi, umpan terobosan dalam futsal merupakan strategi yang efisien saat melakukan penyerangan.

(42)

5) Pergerakan Posisi Pemain

Semua pemain futsal harus bisa bertahan sekaligus menyerang, jadi ketika permainan berlangsung tidak menuntut kemungkinan pemain bertahan akan banyak mencetak gol sedangkan pemain depan sering berada di daerah pertahanan. Hal ini merupakan bentuk strategi/strategi serangan dan hal ini bisa disiasati dengan pergerakan posisi pemain.

Luxbacher (1998: 102) menyatakan bahwa permainan individual yang luar biasa terkadang menghasilkan gol yang spektakuler, namun strategi serangan yang sukses adalah hasil dari koordinasi usaha dari dua pemain atau lebih.

c. Komponen Strategi Serangan Futsal

Ada beberapa aspek dasar yang menjadi element atau komponen dari pola penyerangan, menurut Jaya. A (2008: 72) diantaranya adalah Penguasaan terhadap bola, komposisi pemain, dan pola formasi permainan futsal.

Penguasaan terhadap bola meliputi latihan dribbling dan kontrol. Penguasaan bola/kontrol bisa dilatih dengan memfokuskan pada kekuatan dan kelincahan dalam pergerakan kaki.

Komposisi pemain dalam permainan futsal harus diperhatikan oleh seorang pelatih. Pelatih tersebut harus bisa mencermati skill tiap-tiap pemainnya dalam hal pengusaan bola, pengaturan serangan dan menyerang. Jaya. A (2008: 72) mengungkapkan bahwa lebih efisien dan efektif jika menempatkan pemain yang memiliki model pergerakan kaki yang rapat sebagai pemain bertahan dan sebaliknya tipe pergerakan kaki yang panjang lebih bisa dimanfaatkan sebagai penyerang. Komposisi pemain juga termasuk skill dan teknik yang harus dimiliki

(43)

commit to user

oleh seorang pemain. Ada beberapa macam skill dan teknik dasar yang harus dimiliki seorang pemain futsal jika ingin bermain futsal dengan baik, menurut Jaya. A (2008: 62-67), yaitu:

(1) Menendang (kicking), yang meliputi; (a) Menendang dengan kaki bagian dalam; (b) Menendang dengan punggung bagian dalam; (c) Menendang dengan punggung kaki. (2) Menerima/menghentikan bola/control, yang meliputi; (a) kontrol bola dengan kaki bagian dalam, (b) kontrol bola dengan punggung kaki, (c) kontrol bola dengan telapak kaki, (d) kontrol bola dengan paha, (e) kontrol bola dengan dada. (3) Menggiring Bola (dribbling), meliputi (a) menggiring dengan kaki bagian dalam, (b) menggiring dengan kaki bagian luar, (c) menggiring dengan punggung kaki. (4) Menyundul Bola (heading). (5) Tendangan ke Dalam (kick in. (6) Merampas bola (tackling). (7) Penjagaan gawang (goal keeper).

Sedangkan menurut Tenang, J. D (2008: 69-85) juga memaparkan skill dan teknik yang harus dimiliki oleh pemain futsal jika ingin bermain futsal dengan baik, yaitu: (1) Mengontrol dan menggiring bola, (2) Menendang (kicking), (3) Mengoper bola (passing), (4) shooting, dan (5) menyundul (heading). Secara umum, semua skill dan teknik yang telah dijabarkan sebelumnya baik dari Jaya. A maupun Tenang, J. D kurang lebih sama, hanya saja Jaya. A menambahkan teknik penjagaan gawang. Semua skill dan tenik tersebut menjadi bahan latihan pemain untuk dapat bermain futsal dengan lebih baik, akan tetapi tidak semuanya harus dikuasai, karena akan membutuhkan latihan yang cukup lama. Dalam melakukan strategi serangan futsal, maka pemain harus terlebih dahulu bisa menguasai teknik-teknik dasar dalam permainan futsal. Teknik yang bagus dan benar akan menunjang keberhasilan strategi yang diterapkan. Berikut akan dijabarkan tentang komponen-komponen yang ada dalam strategi serangan futsal, bagian pertama tentang penguasan terhadap bola (kontrol dan dribbling) dan diikuti oleh teknik dasar lainnya seperti shooting dan heading (menyundul).

(44)

1) Menerima bola dengan kaki bagian dalam.

, Gambar 2.6 Cara menerima dengan kaki bagian dalam (Sumber: Fuchs, Kruber, Jansen, 1981: 95)

Menerima bola bertujuan untuk mengatur tempo permainan, mengalihkan laju permainan dan mempermudah untuk passing. Analisis geraknya sebagai berikut:

(a) Posisi badan segaris dengan datangnya bola, (b) Kaki tumpu mengarah pada bola dengan lutut sedikit ditekuk, (c) Kaki penghenti diangkat sedikit dengan permukaan bagian dalam kaki dijulurkan ke depan segaris dengan datangnya bola, (d) Bola menyentuh kaki persis di bagian dalam, (e) Kaki penghenti bersama bola berhenti di bawah badan (terkuasai). (Jaya. A, 2008: 65)

2) Menghentikan bola dengan punggung kaki.

Gambar 2.7 Cara menghentikan bola dengan punggung kaki (Sumber: Fuchs, Kruber, Jansen, 1981: 11)

Cara menghentikan bola dengan punggung kaki biasanya digunakan untuk mempermudah membelokkan arah bola (open control). Berikut analisis gerakannya:

(45)

commit to user

(a) Posisi badan menghadap datangnya bola, (b) Kaki tumpu berada pada garis datangya bola dengan lutut sedikit ditekuk, (c) Kaki penghenti diangkat sedikit dan dijulurkan sedikit ke depan menjemput datangnya bola, (d) Bola menyentuh kaki persis di punggung kaki (Jaya. A, 2008: 65).

3) Menghentikan bola dengan telapak kaki.

Gambar 2.8 Cara menghentikan bola dengan telapak kaki (Sumber: Fuchs, Kruber, Jansen, 1981: 10)

Menghentikan bola dengan telapak kaki dilakukan jika pemain ingin menguasai bola secara utuh/sepenuhnya, karena hasil dari control dengan telapak kaki ini bola akan diam. Berikut analisis gerakannya:

(a) Posisi badan lurus dengan arah datangnya bola, (b) Kaki tumpu berada pada garis datangnya bola dengan lutut sedikit ditekuk, (c) Kaki penghenti diangkat sedikit dengan telapak kaki dijulurkan menghadap ke sasaran, (d) Pada saat bola masuk ke kaki, ujung kaki diturunkan sehingga bola berhenti di depan badan (Jaya. A, 2008: 65).

(46)

4) Menghentikan bola dengan paha.

Gambar 2.9 Cara menghentikan bola dengan paha (Sumber: Fuchs, Kruber, Jansen, 1981: 9)

Menghentikan bola dengan paha dilakukan apabila bola umpan berada di udara, dan ketinggian bola kurang lebih di sekitar pinggul pemain. Berikut analisi gerakannya:

(a) Posisi badan menghadap datangnya bola, (b) Kaki tumpu berada pada garis datangnya bola dengan lutut sedikit ditekuk, (c) Paha diangkat tegak lurus dengan badan ditekuk tegak lurus dengan paha, (d) Bola mengenai paha tepat pad tengah-tengah paha antara lutut dan pangkal paha (Jaya. A, 2008:65).

5) Menghentikan bola dengan dada.

Gambar 2.10 Cara menghentikan bola dengan dada (Sumber: Fuchs, Kruber, Jansen, 1981: 12)

Menghentikan bola dengan paha dilakukan apabila bola umpan berada di udara, namun ketinggian bola mencapai di atas kepala pemain. Berikut analisi

(47)

commit to user

(a) Posisi badan menghadap datangnya bola, (b) Kedua kaki dibuka selebar bahu dengan kedua lutut sedikit ditekuk, (c) Dada sedikit dibusungkan ke depan menghadap arah datangnya bola, (d) Perkenaan bola pada dada tepat di tengah-tengah dada (Jaya. A, 2008: 65).

6) Menggiring Bola (dribbling)

Jaya. A (2008: 66) Menggiring bola adalah menendang bola terputus-putus atau pelan-pelan. Menggiring bola bertujuan untuk mengatur alur bola, dan melewati lawan. Sedangkan untuk mengatur alur serangan, menggiring yang paling efektif adalah menggiring dengan kaki bagian luar atau punggung kaki atau istilah lain dalam sepakbola adalah menggiring dengan cara ”kura-kura”.

Gambar 2.11 Cara menggiring bola ”kura-kura” (Sumber: Fuchs, Kruber, Jansen, 1981: 29) 7) Menendang dengan kaki bagian dalam/sisi dalam sepatu

Gambar 2.12 Cara menendang dengan kaki bagian dalam (Sumber: Fuchs, Kruber, Jansen, 1981: 92)

(48)

commit to user

Pada umumnya menendang dengan kaki bagian dalam digunakan untuk mengoper jarak pendek (short passing). Analisis gerakannya adalah sebagai berikut:

(a) Badan menghadap sasaran di belakang bola, kaki tumpu berada di samping bola, lutut sedikit ditekuk, (b) Kaki tendang ditarik kebelakang dan ayunkan ke depan sehingga mengenai bola, (c) Perkenaan kaki pada bola tepat pada mata kaki dan tepat di tengah-tengah bola, (d) Setelah menendang kaki tetap mengayun ke depan mengikuti arah bola (Jaya. A, 2008: 62). 8) Menendang dengan punggung bagian dalam.

Gambar 2.13 Cara menendang dengan punggung bagian dalam (Sumber: Fuchs, Kruber, Jansen, 1981: 90)

Teknik menendang dengan punggung kaki bagian dalam digunakan untuk mengoper jarak jauh (long pass). Analisis gerakkannya sebagai berikut:

(a) Posisi badan berada di belakang bola, sedikit serong. Kaki tumpu diletakkan di samping bola, (b) Kaki tendang ditarik ke belakang dan ayunkan ke depan sehingga mengenai bola. Perkenaan kaki pada bola tepat di punggung kaki bagian dalam dan tepat pada tengah bawah bola dan pada saat kaki mengenai bola, pergelangan kaki ditegangkan, (c) Setelah menendang kaki tetap mengayun ke depan mengikuti arah bola (Jaya. A, 2008: 63).

(49)

commit to user 9) Menendang dengan punggung kaki.

Gambar 2.14 Cara menendang dengan punggung kaki (Sumber: Fuchs, Kruber, Jansen, 1981: 89)

Pada umumnya menendang dengan punggung kaki digunakan untuk menembak ke gawang (shooting at the goal). Bola berada saat di uadara. Analisis gerakkannya adalah sebagai berikut.

(a) Badan di belakang bola sedikit condong ke depan, kaki tumpu diletakkan disampung bola dengan ujung kaki menghadap ke sasaran, dan lutut sedikit ditekuk, (b) Kaki tendang berada di belakang bola dengan punggung kaki menghadap ke sasaran, (c) Kaki tendang tarik ke belakang dan ayunkan ke depan. Perkenaan kaki pada bola tepat pada punggung kaki penuh dan tepat pada tengah tengah bola. Setelah menendang kaki tetap mengayun ke depan mengikuti arah bola (Jaya. A, 2008:63).

10) Menyundul Bola (heading)

Tujuan menyundul bola dalam permainan sepakbola sama dengan tujuan dalam futsal yaitu untuk mengoper, mencetak gol dan mematahkan serangan lawan/membuang bola. Secara teknis, menyundul bola dapat dilakukan dengan berdiri maupun meloncat.

(50)

Gambar 2.15 Cara menyundul bola (Sumber: Fuchs, Kruber, Jansen, 1981: 42-43)

Selanjutnya akan dijabarkan mengenai komponen yang ketiga yakni pola formasi permainan futsal versi Tenang, J. D (2008: 88) yang dapat dijabarkan sebagai berikut.

 Formasi (Sistem 2-2)

Sistem ini memiliki ciri dengan dua pemain di area pertahanan dan dua pemain di area penyerangan. Sistem ini sangat sederhana dan pemain tidak perlu lagi banyak bergerak. Dua pemain belakang bertugas mengamankan area pertahanan, sementara dua pemain di depan bertugas menyerang.

Gambar 2. 16 Formasi 2-2

(Sumber gambar: Tenang, J. D, 2008: 87)

 Formasi (Sistem 3-1)

Sistem 3-1 memudahkan melakukan serangan dengan lebih vaiatif. di depan penjaga gawang ada tiga orang pemain bertahan, dua pemain kanan dan kiri menempati posisi sayap sedangkan satu di tengah fokus di area pertahanan.

(51)

commit to user

Sistem ini menuntut banyak pergerakan dari pemain dalam penguasaan bola. Terutama saat melakukan variasi serangan.

Gambar 2. 17 Formasi 3-1

(Sumber gambar: Tenang, J. D, 2008: 87)

 Formasi (Sistem 4-0)

Sistem ini memungkinkan permainan menjadi sangat rapat dan ketat sehingga sulit bagi lawan untuk bergerak dengan leluasa saat menyerang atau bertahan.

Gambar 2. 18 Formasi 4-0

(Sumber gambar: Tenang, J. D, 2008: 87)

d. Prinsip Dasar Strategi Serangan

Jaya. A, (2008: 62) dalam bukunya yang berjudul ”futsal” mengungkapkan sebagai berikut. ”Untuk dapat bermain futsal dengan baik seorang pemain harus dibekali dengan skill/teknik dasar yang baik, tidak hanya sekedar bisa menendang bola tapi juga diperlukan keahlian dalam menguasai atau mengontrol bola”. Kontrol bola merupakan kunci sukses dalam suatu penyerangan. Umpan-umpan bola diikuti dengan kerjasama tim yang bagus merupakan hal yang terpenting dalam strategi serangan. Pergerakan tanpa bola juga memegang peranan saat strategi dijalankan di lapangan. Variasi umpan yang cenderung bervariasi akan

(52)

menunjang penerapan strategi serangan, karena akan tidak mudah membaca arah serangan yang akan diterapkan. Mengutip saran dari Jaya. A, (2008: 59) yang ada hubungannya dengan prinsip dasar strategi serangan yang menyatakan ”janganlah bermain terlalu kaku, gunakan imajinasi, spontanitas, skill, dan kreativitas”. Kutipan tersebut merupakan usaha tim dalam taktik serangan saat dalam situasi permainan, bukan pada strategi serangannya. Strategi dan taktik sepintas terlihat sama, namun strategi dan taktik itu berbeda. Menurut Harsono (2004: 72) menyatakan bahwa strategi mengacu kepada konsep umum dalam mengorganisasi latihan atau pertandingan bagi atlet atau tim dalam persiapan menghadapi suatu pertandingan akbar, sedangkan taktik merupakan bagian intrinsik dari kerangka umum suatu strategi (saat action). Pengertian strategi menurut Depdiknas (2005: 1092) menyatakan bahwa strategi adalah rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus, sedangkan taktik menurut Depdiknas (2005: 1125) adalah rencana atau tindakan yang bersistem untuk mencapai tujuan; pelaksanaan strategi; siasat. Pengertian strategi menurut wikipedia (2009) yang menyatakan bahwa strategi adalah pendekatan secara keseluruhan yang berkaitan dengan pelaksanaan gagasan, perencanaan, dan eksekusi sebuah aktivitas dalam kurun waktu tertentu. Jika diambil sebuah sintesis maka pengertian strategi adalah rencana kegiatan dalam mengorganisasi latihan (perencanaan) untuk mencapai sasaran khusus atau persiapan untuk menghadapi pertandingan akbar dalam kurun waktu tertentu, sedangkan taktik adalah rencana bersistem untuk mencapai pelaksanaan strategi atau siasat.

(53)

commit to user Tabel 2.2Perbedaan Antara Strategi dan Taktik

Konsep Pembeda Strategi Taktik

1. Ruang lingkup Hal-hal yang luas (umum). Hal yang lebih sempit (khusus).

2. Waktu pelaksanaan Jauh sebelum bertanding (lama), saat latihan.

Saat bertanding (singkat)

3. Bahasan Lebih dari satu topik dalam

men-gidentifikasi faktor pendukung.

Fokus pada satu topik yang akan dirubah dari strategi.

4. Perencanaan Perencanaan ada di awal. Perencanaan lanjutan, setelah

melihat kondisi di lapangan.

Jadi, model latihan serangan yang dikembangkan oleh peneliti masuk dalam kategori strategi, karena beberapa alasan pertimbangannya sebagai berikut: (1) Model-model latihan serangan yang dikembangkan akan diaplikasikan melalui kegiatan latihan yang tidak hanya sekali latihan kemudian tim bisa menerapkan di lapangan (butuh waktu lama, tergantung intensitas dan kualitas latihan), (2) bahasan model serangan yang dikembangkan meliputi perencanaan awal pola formasi permainan tim (skema) dan pemilihan komposisi pemain (menurut skill dan teknik), (3) Pola serangan yang dikembangkan merupakan perencanaan awal tim dalam menyiasati suatu pertandingan.

e. Kondisi Fisik Futsal

Permainan futsal tidak hanya menguasai teknik dasar saja tetapi juga diperlukan kondisi fisik yang baik dalam melakukannya. Olahraga futsal merupakan olahraga yang mengerahkan kemampuan fisik yang tinggi dikarenakan gerakan-gerakannya sangat kompleks, sehingga menuntut kerja dari berbagai sistem yang terkait dengan fisik akan lebih berat. Ditinjau dari karakteristik geraknya yang membutuhkan koordinasi antara berbagai komponen fisik, maka tuntutan kondisi fisik yang baik akan sangat mendukung. Harsono

(54)

(1988: 153) “Jadi, sebelum diterjunkan ke dalam gelanggang pertandingan, seorang atlet harus sudah berada dalam suatu kondisi fisik dan tingkatan fitnes yang baik untuk menghadapi intesitas kerja dan segala macam stress yang bakal dihadapinya dalam petandingan.” Komponen kondisi fisik dalam futsal terdiri dari daya tahan, kekuatan, kecepatan, kelenturan, kelincahan, daya ledak, ketepatan, koordinasi, keseimbangan dan reaksi (Lhaksana. J 2012: 17). Dari sepuluh komponen fisik tersebut tidak seluruhnya harus dimiliki secara baik. Ada komponen yang menjadi pelengkap dari komponen yang lain. Melihat dari karakteristik cabang olahraga futsal dapat disimpulkan bahwa komponen yang harus lebih dominan dimiliki pemain futsal adalah daya tahan, kekuatan, kecepatan, dan tentunya tanpa minggalkan komponen fisik lain, yang akan dijabarkan sebagai berikut:

1) Daya tahan (endurance)

Daya tahan ini diperlukan untuk memberikan kemampuan dalam melakukan aktivitas yang relatif lama tanpa merasa lelah yang berlebihan baik itu dalam kinerja otot (daya tahan lokal) maupun kinerja jantung (daya tahan umum). Seperti yang diungkapkan Harsono (1988: 155) mengenai pengertian daya tahan adalah kemampuan bekerja (atau berlatih) dalam waktu yang lama.

2) Kekuatan (strength)

Kekuatan ini komponen fisik yang sangat diperlukan untuk kita bekerja (beraktivitas) ataupun berolahraga baik itu dalam waktu yang lama atau dalam waktu yang singkat, dan juga dengan kekutan otot ini kita dapat melakukan serangkaian gerakan dalam menghadapi beban yang sedikit

(55)

commit to user

maupun yang berat, dengan kata lain kekuatan otot menurut Hidayat. I (1997: 62) adalah kemampuan otot untuk melawan beban (load) atau tahanan (resistence).

3) Kecepatan (Speed)

Kecepatan adalah: “kemampuan untuk menempuh jarak tertentu terutama jarak pendek, dalam waktu yang sesingkat-singkatnya” (Sajoto, 1988: 54). Kecepatan dipengaruhi oleh waktu reaksi, yaitu waktu mulai mendengarkan aba-aba sampai gerakan pertama dilakukan, maupun waktu gerak, yaitu waktu dipakai untuk menempuh jarak. Waktu reaksi tergantung pada rangsangan syaraf pendengaran dan syaraf perintah.

Dengan demikian seluruh aspek fisik dalam olahraga sangat dibutuhkan dalam olahraga futsal. Namun pemanfaatan dari berbagai aspek fisik tersebutakan berbeda dengan cabang olahraga yang lain. Pemakaian kondisi fisik baik intensitas maupun frekuensinya akan bergantung pada karakteristik kecabangan olahraga yang terkait. Sehingga pemberian latihan kondisi fisik berbagai cabang olahraga dapat diatur sesuai dengan kebutuhannya.

Landasan dasar pembinaan prestasi akan selalu mengarah pada pembinaan kedua aspek tersebut, yaitu aspek teknik maupun aspek fisik. Kedua aspek tersebut merupakan bagian fundamental dalam pembinaan prestasi.

Gambar

Tabel 4.14 Penilaian Efektivitas Kelompok Kontrol ......................................
Gambar 3.3 Bagan Pemeriksaan Keabsahan Data ..........................................
Gambar 2.1 Ukuran Lapangan Futsal  (Sumber:
Tabel 2.1 Tabel Pengembangan Perbedaan Antara Sepakbola dan Futsal  Sumber: Jurnal Iptek Olahraga, menurut Agus (2009: 144-156)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Bila hendak membandingkan antara pendapatan dari investasi dengan suku bunga maka tidak boleh dilupakan bahwa barang-barang modal umumnya mempunyai penggunaan yang panjang dan

Tetilikan puniki matetujon (1) nelataranag pahan basita paribasa Bali ring album “Nasi Goreng Spesial” kekawian Widi Widiana, (2) nelatarang teges imba basita paribasa Bali

Hasil analisis data pada kondisi awal dapat dijelaskan bahwa kemampuan kepala sekolah dari 8 sekolah binaan masih rendah, hal tersebut dapat dilihat dari perolehan hasil

Berdasarkan hasil pengujian yang sudah dilakukan pada Gambar 5, maka pada saat mikrokontroler menerima ‘$11110000111100000’, maka mikrokontroler akan langsung

Sedangkan dalam UU ITE yang merupakan lex specilis dalam tindak pidana cybersex , terhadap pemilik website yang mengandung muatan pornografi dapat dikenakan Pasal 27 ayat

Sistem ini diharapkan mampu melakukan proses penciptaan kuis product knowledge dengan cepat dan sesuai kebutuhan bagian atau posisi, selain itu sistem juga harus

Hasil analisis menyimpulkan bahwa salah satu cara menanamkan kearifan lokal dalam pendidikan adalah melalui bahan ajar berbasis kearifan lokal kerajinan serat alam terintegrasi

Dapat dilihat pada gambar 11, saat saluran dobel sirkit antara Suralaya-Cilegon lepas pada hampir semua generator mengalami kemiripan respon yaitu ketika terjadi gangguan