• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

1. Permainan Futsal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Permainan Futsal

Permianan futsal pada dasarnya merupakan permainan yang menyenangkan dan biasa dijadikan rekreasi diwaktu jenuh setelah melakukan aktivitas. Olah raga ini tidak hanya populer dikalangan pelajar atau mahasiswa, bagi para eksekutif muda olah raga ini juga sudah menjadi ajang melepas beban pikiran dan kejenuhan seusai kerja. Di Indonesia sendiri futsal sebenarnya sudah ada sejak tahun 1998. Namun, kepopulerannya menanjak memasuki tahun 2005.

Menurut Halim S (2009: 6), mengungkapkan bahwa futsal adalah permainan sejenis sepakbola yang dimainkan dalam lapangan yang berukuran lebih kecil. Sebagai penguat pengertian tentang futsal, Tenang, J. D (2008: 17) mengungkapkan juga bahwa futsal adalah suatu jenis olahraga yang memiliki aturan tegas tentang kontak fisik.

Sedangkan menurut wikipedia tahun 2007 menjelaskan pengertian futsal sebagai berikut.

Futsal adalah permainan bola yang dimainkan oleh dua regu, yang masing-masing beranggotakan lima orang. Tujuannya adalah memasukkan bola ke gawang lawan, dengan memanipulasi bola dengan kaki. Selain lima pemain utama, setiap regu juga diizinkan memiliki pemain cadangan. Tidak seperti permainan sepak bola dalam ruangan lainnya, lapangan futsal dibatasi garis, bukan net atau papan.

Menurut JC Barbero-Albarez (2012) menyatakan bahwa futsal adalah sebuah olahraga yang dilakukan jangka waktu tertentu yang menuntut para

pemainnya agar memiliki kemampuan fisik, teknik, dan taktik yang tinggi. Travassos et.al (2011) menyatakan bahwa futsal adalah permainan sepak bola yang dilakukan di dalam ruangan lima lawan lima yang diatur oleh FIFA yang dimainkam diatas lapangan yang memilki permukaan keras 40 X 20 m atau daerah yang diberi garis yang memiliki ukuran tertentu atau yang biasa di sebut pitch. Sama halnya dengan olahraga lainnya, pemain futsal bekerjasama dengan

anggota timnya dalam mencapai tujuan yang sama, yang terpenting adalah untuk mencetak gol pada saat menendang bola, dan untuk mencegah terjadinya gol bagi tim lawan pada saat tim lawan melakukan tendangan. Menjelang akhir pertandingan, strategi permainan yang biasa untuk tim yang sedang bertanding ketika sedang melakukan tendangan untuk menggantikan penjaga gawang pada seorang pemian tambahan, tahap pemain yang akan dituju adalah lima lawan empat ditambah penjaga gawang.

Gambar 2.1 Ukuran Lapangan Futsal (Sumber:

http//www.ibsa.es/eng/deportes/football/IBSA_Futsal_Rulebook_2009-2013.pdf; 2012)

commit to user

Dari pengertian yang telah dijabarkan maka yang dimaksud dengan fut-sal adalah permainan bola yang dimainkan oleh dua regu yang masing-masing beranggotakan lima orang, dimainkan di lapangan berbentuk persegi panjang dengan ukuran 25-42 meter dan lebar 15-25 meter, memiliki aturan tegas tentang kontak fisik dan mempunyai tujuan yaitu memasukkan bola ke gawang lawan dengan memanipulasi bola dengan kaki.

a. Peraturan Permainan Futsal

Sama halnya dengan permainan sepak bola pada umumnya, permainan futsal juga memiliki peraturan-peraturan baku mengenai luas lapangan, ukuran bola, tentang pemain, atau permainan yang sudah di atur oleh asosiasi persepak bolaan internasional atau yang disebut FIFA. Secara garis besar peraturan tersebut dapat di jabar kan sebagai berikut:

1) Lapangan Futsal

a) Ukuran: panjang 25-42 m x lebar 15-25 m

b) Garis batas: garis selebar 8 cm, yakni garis sentuh di sisi, garis gawang di ujung-ujung, dan garis melintang tengah lapangan; 3 m lingkaran tengah; tak ada tembok penghalang atau papan

c) Daerah penalti: busur berukuran 6 m dari setiap pos d) Garis penalti: 6 m dari titik tengah garis gawang

e) Garis penalti kedua: 12 m dari titik tengah garis gawang f) Zona pergantian: daerah 6 m (3 m pada setiap sisi garis

g) Gawang: tinggi 2 m x lebar 3 m

h) Permukaan daerah pelemparan: halus, rata, dan tak abrasive 2) Bola

a) Ukuran: 4

b) Keliling: 62-64 cm c) Berat: 390-430 gram

d) Lambungan: 55-65 cm pada pantulan pertama

e) Bahan: kulit atau bahan yang cocok lainnya (yaitu, tak ber-bahaya)

3) Jumlah Pemain

a) Jumlah pemain maksimal untuk memulai pertandingan: 5, salah satunya penjaga gawang

b) Jumlah pemain minimal untuk mengakhiri pertandingan: 2 c) Jumlah pemain cadangan maksimal: 7

d) Batas jumlah pergantian pemain: tak terbatas

e) Metode pergantian: “pergantian melayang” (semua pemain kecuali penjaga gawang boleh memasuki dan meninggalkan lapangan kapan saja; pergantian penjaga gawang hanya dapat dilakukan jika bola tak sedang dimainkan dan dengan persetujuan wasit)

4) Perlengkapan Pemian

Kaos bernomor, celana pendak, kaus kaki, pelindung lutut, dan alas kaki bersolkan karet.

commit to user 5) Lama Permianan

Lama: dua babak 20 menit; waktu diberhentikan ketika bola berhenti dimainkan. Waktu dapat diperpanjang untuk tendangan penalti.

a) Time-out: 1 per regu per babak; tak ada dalam waktu tamba-han

b) Waktu pergantian babak: maksimal 10 menit

(Sumber: http://www.thefa.com/Competitions. 2004)

Futsal merupakan cabang olahraga sepakbola. Teknik dasar yang digunakan baik dalam sepakbola ataupun futsal ialah sama. Perbedaan antara sepakbola dengan futsal kurang lebih dapat dijabarkan dalam tabel 2.1 berikut. Tabel 2.1 Tabel Pengembangan Perbedaan Antara Sepakbola dan Futsal

Sumber: Jurnal Iptek Olahraga, menurut Agus (2009: 144-156).

Sepakbola Futsal 1. Bola: Lingkaran bola 68-70 cm 2. Pemain: 11 pemain 3x pergantian pemain 3. Bola Mati:

Throw in (lemparan ke dalam) Tendangan gawang

4. Wasit:

Wasit & 2 asisten (linesman) 5. Waktu:

Waktu berjalan (running clock) 2 x 45 menit

6. Time Out:

Tidak ada time out

Tidak ada batas waktu untuk memulai kembali pertandingan 7. Peraturan umum:

Berlaku aturan offside

Kipper diberi waktu 6 detik

1. Bola: Lingkaran bola 62-68 cm 2. Pemain: 5 pemain Tidak dibatasi 3. Bola Mati:

Kick in (tendangan ke dalam) Lemparan gawang

4. Wasit:

Wasit dan 2 asisten ditambah pencatat waktu dan wasit 3. 5. Waktu:

Stoppedlock (dioperasikan oleh pencatat waktu

2 x 20 menit 6. Time Out:

Sekali time out tiap babak 4 menit untuk memulai lagi pertandingan

7. Peraturan umum:

Tidak berlaku offside

b. Strategi Serangan

Strategi serangan memerlukan latihan-latihan khusus yang telah terkoordinir secara matang saat menjalani latihan. Serangan yang baik tidak selamanya pasti menghasilkan gol, tetapi serangan yang baik akan menekan mental lawan dan mengakibatkan sistem pertahanan lawan akan semakin melemah dan dengan sendirinya akan mudah ditembus oleh lawan. Dalam permainan olahraga apapun, kerjasama atau teamwork sangatlah dibutuhkan untuk memenangkan suatu pertandingan. Menurut Jaya. A (2008: 59) kontrol bola merupakan kunci sukses dalam suatu penyerangan. Umpan-umpan bola serta kerjasama antar pemain dalam setiap tim merupakan element yang sangat penting dalam penyerangan. Pergerakan tanpa bola juga merupakan element penting lainnya. Sedangkan, menurut Tenang, J. D (2008: 87) mengemukakan bahwa dalam permainan olahraga apapun, kerja sama tim atau teamwork sangat penting sehingga selalu diutamakan. Jadi, ketika sebuah tim ingin bermain dengan baik atau ingin strategi serangannya berhasil diterapkan saat di lapangan/pertandingan, maka selain teknik dasar yang harus dikuasai oleh semua pemain, teamwork atau

melakukan tendangan gawang. Tak ada batasan untuk melakukan

back pass ke penjaga gawang Sepak pojok di area corner 8. Pelanggaran:

Tidak ada batasan pelanggaran Pemain yang diganjar kartu merah

tidak bisa diganti pemain lain Kontak fisik diperbolehkan

untuk melakukan lemparan gawang.

Sepak pojok di sudut corner Hanya sekali melakukan backpass ke penjaga gawang 8. Pelanggaran:

Ada batasan lima kali pelang-garan

Pemain yang diganjar kartu merah bisa diganti pemain lain setelah 2 menit atau tim lawan mencetak gol

commit to user

kerjasama tim juga harus dilatih. Latihan kerjasama tim bisa dimaksimalkan saat menjalani latihan dengan penerapan strategi serangan itu sendiri.

Menurut Jaya. A (2008: 72) dalam bukunya yang berjudul “futsal” mengungkapkan perbedaan antara sepakbola dengan futsal dilihat dari segi pola permainan dan pengaturan serangan sebagai berikut.

Perbedaaan yang mendasar antara sepakbola dengan futsal yakni dalam hal pola permainan dan pengaturan serangan. Pola permainan sepakbola cenderung didominasi dribling dan passing, sedangkan untuk pola permainan futsal banyak didominasi permainan dari kaki ke kaki (lebih banyak passing), maksudnya ialah, pengaturan dalam bertahan dan menyerang lebih banyak dilakukan dengan umpan-umpan pendek. Dengan pola seperti ini skill dan kekompakan tim terutama dalam mengolah bola, mengumpan, dan menyerang ke daerah lawan sangat diperlukan. Di dalam permainan futsal jarang sekali diterapkan umpan-umpan panjang, mengingat lapangan yang kecil dan ruang gerak yang sempit, disamping itu tidak akan mencerminkan permainan yang baik. Tentunya suatu tim futsal akan lebih memilih bermain dengan cara taktis, efisien dan efektif daripada menerapkan pola permainan yang menyita energi.

Selain itu Luxbacher (1998: 102), menyatakan bahwa dua strategi serangan yang penting adalah operan give and go dan dukungan. Give and go sering kita dengar dengan istilah lain yaitu ”wallpass” atau ”one-two”. Sedangkan dukungan merupakan upaya rekan se-tim menempatkan diri mereka untuk membentuk sudut yang lebar terhadap teman yang membawa bola diantara penjagaan lawan, tujuannya adalah untuk memudahkan teman yang membawa bola passing ke pemain dukungan atau menyulitkan upaya penjagaan lawan terhadap serangan kita. Dukungan juga merupakan upaya membuka ruang untuk melakukan tembakkan ke arah gawang.

1) Operan Give and Go (One-two/Wallpass)

X X’ X

Ket: = Lari Y = Umpan

Gambar 2.2 Operan Give and Go. (Sumber: Luxbacher, 1998: 104)

Situasi serangan yang menguntungkan terjadi saat dua penyerang melawan satu pemain bertahan (2 Vs 1), maka strategi operan give and go merupakan strategi utama yang efektif untuk digunakan.

2) Dukungan Dalam Serangan Y Ket: = Lari/menggiring = Umpan X Z

Gambar 2.3 Dukungan dalam Serangan (Sumber: Luxbacher, 1998: 104)

Merupakan hal yang penting bagi penyerang pertama untuk memiliki beberapa pilihan, pertama mengoper kepada teman yang posisinya tidak terjaga, kedua, mendapatkan ruang tembak untuk shooting ke arah gawang. Untuk memberikan dukungan yang memadai kepada teman yang membawa bola atau dalam hal ini penyerang, maka tergantung pada beberapa faktor: (a) jumlah pemain pendukung; (b) sudut dukungan (c) jarak dukungan.

commit to user

Selain itu terdapat lagi strategi untuk melakukan serangan yakni, tembakan spekulasi, umpan terobosan dan pergerakan posisi pemain

3) Tembakan Spekulasi

x

X gawang

Ket: = menggiring x = tembakan

Gambar 2.4 Tembakan spekulasi (Sumber: Luxbacher, 1998: 104)

Dalam melakukan tembakan spekulasi, penyerang yang akan melakukan tembakan harus mengetahui adanya celah/ruang tembakan. Karena lapangan permainan futsal yang sempit, maka ada beberapa faktor yang memungkinkan untuk membuka daerah pertahanan, antara lain yaitu: (a) pemain dukungan harus membuka di sisi lebar lapangan; (b) pemain dukungan bergerak silang untuk mengacaukan penjagaan dari pemain bertahan lawan.

4) Umpan Terobosan X

X

X’

Gambar 2.5. Umpan Terobosan (Sumber: Luxbacher, 1998: 105)

Futsal tidak mengenal istilah offside. Offside adalah suatu keadaan ketika bola di umpan ke pemain yang melakukan serangan, tetapi dia berada di belakang pemain bertahan lawan. Jadi, umpan terobosan dalam futsal merupakan strategi yang efisien saat melakukan penyerangan.

5) Pergerakan Posisi Pemain

Semua pemain futsal harus bisa bertahan sekaligus menyerang, jadi ketika permainan berlangsung tidak menuntut kemungkinan pemain bertahan akan banyak mencetak gol sedangkan pemain depan sering berada di daerah pertahanan. Hal ini merupakan bentuk strategi/strategi serangan dan hal ini bisa disiasati dengan pergerakan posisi pemain.

Luxbacher (1998: 102) menyatakan bahwa permainan individual yang luar biasa terkadang menghasilkan gol yang spektakuler, namun strategi serangan yang sukses adalah hasil dari koordinasi usaha dari dua pemain atau lebih.

c. Komponen Strategi Serangan Futsal

Ada beberapa aspek dasar yang menjadi element atau komponen dari pola penyerangan, menurut Jaya. A (2008: 72) diantaranya adalah Penguasaan terhadap bola, komposisi pemain, dan pola formasi permainan futsal.

Penguasaan terhadap bola meliputi latihan dribbling dan kontrol. Penguasaan bola/kontrol bisa dilatih dengan memfokuskan pada kekuatan dan kelincahan dalam pergerakan kaki.

Komposisi pemain dalam permainan futsal harus diperhatikan oleh seorang pelatih. Pelatih tersebut harus bisa mencermati skill tiap-tiap pemainnya dalam hal pengusaan bola, pengaturan serangan dan menyerang. Jaya. A (2008: 72) mengungkapkan bahwa lebih efisien dan efektif jika menempatkan pemain yang memiliki model pergerakan kaki yang rapat sebagai pemain bertahan dan sebaliknya tipe pergerakan kaki yang panjang lebih bisa dimanfaatkan sebagai penyerang. Komposisi pemain juga termasuk skill dan teknik yang harus dimiliki

commit to user

oleh seorang pemain. Ada beberapa macam skill dan teknik dasar yang harus dimiliki seorang pemain futsal jika ingin bermain futsal dengan baik, menurut Jaya. A (2008: 62-67), yaitu:

(1) Menendang (kicking), yang meliputi; (a) Menendang dengan kaki bagian dalam; (b) Menendang dengan punggung bagian dalam; (c) Menendang dengan punggung kaki. (2) Menerima/menghentikan bola/control, yang meliputi; (a) kontrol bola dengan kaki bagian dalam, (b) kontrol bola dengan punggung kaki, (c) kontrol bola dengan telapak kaki, (d) kontrol bola dengan paha, (e) kontrol bola dengan dada. (3) Menggiring Bola (dribbling), meliputi (a) menggiring dengan kaki bagian dalam, (b) menggiring dengan kaki bagian luar, (c) menggiring dengan punggung kaki. (4) Menyundul Bola (heading). (5) Tendangan ke Dalam (kick in. (6) Merampas bola (tackling). (7) Penjagaan gawang (goal keeper).

Sedangkan menurut Tenang, J. D (2008: 69-85) juga memaparkan skill dan teknik yang harus dimiliki oleh pemain futsal jika ingin bermain futsal dengan baik, yaitu: (1) Mengontrol dan menggiring bola, (2) Menendang (kicking), (3) Mengoper bola (passing), (4) shooting, dan (5) menyundul (heading). Secara umum, semua skill dan teknik yang telah dijabarkan sebelumnya baik dari Jaya. A maupun Tenang, J. D kurang lebih sama, hanya saja Jaya. A menambahkan teknik penjagaan gawang. Semua skill dan tenik tersebut menjadi bahan latihan pemain untuk dapat bermain futsal dengan lebih baik, akan tetapi tidak semuanya harus dikuasai, karena akan membutuhkan latihan yang cukup lama. Dalam melakukan strategi serangan futsal, maka pemain harus terlebih dahulu bisa menguasai teknik-teknik dasar dalam permainan futsal. Teknik yang bagus dan benar akan menunjang keberhasilan strategi yang diterapkan. Berikut akan dijabarkan tentang komponen-komponen yang ada dalam strategi serangan futsal, bagian pertama tentang penguasan terhadap bola (kontrol dan dribbling) dan diikuti oleh teknik dasar lainnya seperti shooting dan heading (menyundul).

1) Menerima bola dengan kaki bagian dalam.

, Gambar 2.6 Cara menerima dengan kaki bagian dalam (Sumber: Fuchs, Kruber, Jansen, 1981: 95)

Menerima bola bertujuan untuk mengatur tempo permainan, mengalihkan laju permainan dan mempermudah untuk passing. Analisis geraknya sebagai berikut:

(a) Posisi badan segaris dengan datangnya bola, (b) Kaki tumpu mengarah pada bola dengan lutut sedikit ditekuk, (c) Kaki penghenti diangkat sedikit dengan permukaan bagian dalam kaki dijulurkan ke depan segaris dengan datangnya bola, (d) Bola menyentuh kaki persis di bagian dalam, (e) Kaki penghenti bersama bola berhenti di bawah badan (terkuasai). (Jaya. A, 2008: 65)

2) Menghentikan bola dengan punggung kaki.

Gambar 2.7 Cara menghentikan bola dengan punggung kaki (Sumber: Fuchs, Kruber, Jansen, 1981: 11)

Cara menghentikan bola dengan punggung kaki biasanya digunakan untuk mempermudah membelokkan arah bola (open control). Berikut analisis gerakannya:

commit to user

(a) Posisi badan menghadap datangnya bola, (b) Kaki tumpu berada pada garis datangya bola dengan lutut sedikit ditekuk, (c) Kaki penghenti diangkat sedikit dan dijulurkan sedikit ke depan menjemput datangnya bola, (d) Bola menyentuh kaki persis di punggung kaki (Jaya. A, 2008: 65).

3) Menghentikan bola dengan telapak kaki.

Gambar 2.8 Cara menghentikan bola dengan telapak kaki (Sumber: Fuchs, Kruber, Jansen, 1981: 10)

Menghentikan bola dengan telapak kaki dilakukan jika pemain ingin menguasai bola secara utuh/sepenuhnya, karena hasil dari control dengan telapak kaki ini bola akan diam. Berikut analisis gerakannya:

(a) Posisi badan lurus dengan arah datangnya bola, (b) Kaki tumpu berada pada garis datangnya bola dengan lutut sedikit ditekuk, (c) Kaki penghenti diangkat sedikit dengan telapak kaki dijulurkan menghadap ke sasaran, (d) Pada saat bola masuk ke kaki, ujung kaki diturunkan sehingga bola berhenti di depan badan (Jaya. A, 2008: 65).

4) Menghentikan bola dengan paha.

Gambar 2.9 Cara menghentikan bola dengan paha (Sumber: Fuchs, Kruber, Jansen, 1981: 9)

Menghentikan bola dengan paha dilakukan apabila bola umpan berada di udara, dan ketinggian bola kurang lebih di sekitar pinggul pemain. Berikut analisi gerakannya:

(a) Posisi badan menghadap datangnya bola, (b) Kaki tumpu berada pada garis datangnya bola dengan lutut sedikit ditekuk, (c) Paha diangkat tegak lurus dengan badan ditekuk tegak lurus dengan paha, (d) Bola mengenai paha tepat pad tengah-tengah paha antara lutut dan pangkal paha (Jaya. A, 2008:65).

5) Menghentikan bola dengan dada.

Gambar 2.10 Cara menghentikan bola dengan dada (Sumber: Fuchs, Kruber, Jansen, 1981: 12)

Menghentikan bola dengan paha dilakukan apabila bola umpan berada di udara, namun ketinggian bola mencapai di atas kepala pemain. Berikut analisi

commit to user

(a) Posisi badan menghadap datangnya bola, (b) Kedua kaki dibuka selebar bahu dengan kedua lutut sedikit ditekuk, (c) Dada sedikit dibusungkan ke depan menghadap arah datangnya bola, (d) Perkenaan bola pada dada tepat di tengah-tengah dada (Jaya. A, 2008: 65).

6) Menggiring Bola (dribbling)

Jaya. A (2008: 66) Menggiring bola adalah menendang bola terputus-putus atau pelan-pelan. Menggiring bola bertujuan untuk mengatur alur bola, dan melewati lawan. Sedangkan untuk mengatur alur serangan, menggiring yang paling efektif adalah menggiring dengan kaki bagian luar atau punggung kaki atau istilah lain dalam sepakbola adalah menggiring dengan cara ”kura-kura”.

Gambar 2.11 Cara menggiring bola ”kura-kura” (Sumber: Fuchs, Kruber, Jansen, 1981: 29) 7) Menendang dengan kaki bagian dalam/sisi dalam sepatu

Gambar 2.12 Cara menendang dengan kaki bagian dalam (Sumber: Fuchs, Kruber, Jansen, 1981: 92)

commit to user

Pada umumnya menendang dengan kaki bagian dalam digunakan untuk mengoper jarak pendek (short passing). Analisis gerakannya adalah sebagai berikut:

(a) Badan menghadap sasaran di belakang bola, kaki tumpu berada di samping bola, lutut sedikit ditekuk, (b) Kaki tendang ditarik kebelakang dan ayunkan ke depan sehingga mengenai bola, (c) Perkenaan kaki pada bola tepat pada mata kaki dan tepat di tengah-tengah bola, (d) Setelah menendang kaki tetap mengayun ke depan mengikuti arah bola (Jaya. A, 2008: 62). 8) Menendang dengan punggung bagian dalam.

Gambar 2.13 Cara menendang dengan punggung bagian dalam (Sumber: Fuchs, Kruber, Jansen, 1981: 90)

Teknik menendang dengan punggung kaki bagian dalam digunakan untuk mengoper jarak jauh (long pass). Analisis gerakkannya sebagai berikut:

(a) Posisi badan berada di belakang bola, sedikit serong. Kaki tumpu diletakkan di samping bola, (b) Kaki tendang ditarik ke belakang dan ayunkan ke depan sehingga mengenai bola. Perkenaan kaki pada bola tepat di punggung kaki bagian dalam dan tepat pada tengah bawah bola dan pada saat kaki mengenai bola, pergelangan kaki ditegangkan, (c) Setelah menendang kaki tetap mengayun ke depan mengikuti arah bola (Jaya. A, 2008: 63).

commit to user 9) Menendang dengan punggung kaki.

Gambar 2.14 Cara menendang dengan punggung kaki (Sumber: Fuchs, Kruber, Jansen, 1981: 89)

Pada umumnya menendang dengan punggung kaki digunakan untuk menembak ke gawang (shooting at the goal). Bola berada saat di uadara. Analisis gerakkannya adalah sebagai berikut.

(a) Badan di belakang bola sedikit condong ke depan, kaki tumpu diletakkan disampung bola dengan ujung kaki menghadap ke sasaran, dan lutut sedikit ditekuk, (b) Kaki tendang berada di belakang bola dengan punggung kaki menghadap ke sasaran, (c) Kaki tendang tarik ke belakang dan ayunkan ke depan. Perkenaan kaki pada bola tepat pada punggung kaki penuh dan tepat pada tengah tengah bola. Setelah menendang kaki tetap mengayun ke depan mengikuti arah bola (Jaya. A, 2008:63).

10) Menyundul Bola (heading)

Tujuan menyundul bola dalam permainan sepakbola sama dengan tujuan dalam futsal yaitu untuk mengoper, mencetak gol dan mematahkan serangan lawan/membuang bola. Secara teknis, menyundul bola dapat dilakukan dengan berdiri maupun meloncat.

Gambar 2.15 Cara menyundul bola (Sumber: Fuchs, Kruber, Jansen, 1981: 42-43)

Selanjutnya akan dijabarkan mengenai komponen yang ketiga yakni pola formasi permainan futsal versi Tenang, J. D (2008: 88) yang dapat dijabarkan sebagai berikut.

 Formasi (Sistem 2-2)

Sistem ini memiliki ciri dengan dua pemain di area pertahanan dan dua pemain di area penyerangan. Sistem ini sangat sederhana dan pemain tidak perlu lagi banyak bergerak. Dua pemain belakang bertugas mengamankan area pertahanan, sementara dua pemain di depan bertugas menyerang.

Gambar 2. 16 Formasi 2-2

(Sumber gambar: Tenang, J. D, 2008: 87)

 Formasi (Sistem 3-1)

Sistem 3-1 memudahkan melakukan serangan dengan lebih vaiatif. di depan penjaga gawang ada tiga orang pemain bertahan, dua pemain kanan dan kiri menempati posisi sayap sedangkan satu di tengah fokus di area pertahanan.

commit to user

Sistem ini menuntut banyak pergerakan dari pemain dalam penguasaan bola. Terutama saat melakukan variasi serangan.

Gambar 2. 17 Formasi 3-1

(Sumber gambar: Tenang, J. D, 2008: 87)

 Formasi (Sistem 4-0)

Sistem ini memungkinkan permainan menjadi sangat rapat dan ketat sehingga sulit bagi lawan untuk bergerak dengan leluasa saat menyerang atau bertahan.

Gambar 2. 18 Formasi 4-0

(Sumber gambar: Tenang, J. D, 2008: 87)

d. Prinsip Dasar Strategi Serangan

Jaya. A, (2008: 62) dalam bukunya yang berjudul ”futsal” mengungkapkan sebagai berikut. ”Untuk dapat bermain futsal dengan baik seorang pemain harus dibekali dengan skill/teknik dasar yang baik, tidak hanya sekedar bisa menendang bola tapi juga diperlukan keahlian dalam menguasai atau mengontrol bola”. Kontrol bola merupakan kunci sukses dalam suatu penyerangan. Umpan-umpan bola diikuti dengan kerjasama tim yang bagus merupakan hal yang terpenting dalam strategi serangan. Pergerakan tanpa bola juga memegang peranan saat strategi dijalankan di lapangan. Variasi umpan yang cenderung bervariasi akan

menunjang penerapan strategi serangan, karena akan tidak mudah membaca arah serangan yang akan diterapkan. Mengutip saran dari Jaya. A, (2008: 59) yang ada hubungannya dengan prinsip dasar strategi serangan yang menyatakan ”janganlah bermain terlalu kaku, gunakan imajinasi, spontanitas, skill, dan kreativitas”. Kutipan tersebut merupakan usaha tim dalam taktik serangan saat dalam situasi permainan, bukan pada strategi serangannya. Strategi dan taktik sepintas terlihat sama, namun strategi dan taktik itu berbeda. Menurut Harsono (2004: 72) menyatakan bahwa strategi mengacu kepada konsep umum dalam mengorganisasi latihan atau pertandingan bagi atlet atau tim dalam persiapan menghadapi suatu pertandingan akbar, sedangkan taktik merupakan bagian intrinsik dari kerangka umum suatu strategi (saat action). Pengertian strategi menurut Depdiknas (2005: 1092) menyatakan bahwa strategi adalah rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus, sedangkan taktik menurut Depdiknas (2005: 1125) adalah rencana atau tindakan yang bersistem untuk mencapai tujuan; pelaksanaan strategi; siasat. Pengertian strategi menurut wikipedia (2009) yang menyatakan bahwa strategi adalah pendekatan secara keseluruhan yang berkaitan dengan pelaksanaan gagasan, perencanaan, dan eksekusi sebuah aktivitas dalam kurun waktu tertentu. Jika diambil sebuah sintesis maka pengertian strategi adalah

Dokumen terkait