• Tidak ada hasil yang ditemukan

IV METODE PENELITIAN

3) Pendapatan dan R/C Rasio Usahatani Ubi Jalar

Analisis pendapatan merupakan hasil pengurangan dari total penerimaan dan total biaya yang dikeluarkan. Total penerimaan diperoleh dari hasil penjualan yaitu output dikalikan dengan harga, sedangkan total biaya diperoleh dari penjumlahan biaya tunai dan biaya diperhitungkan. Analisis pendapatan dihitung dengan rumus:

Л = TR – TC

Л Tunai = (Ytunai x Py) – (Biaya Tunai)

Л Total = (Ytotal x Py) – (Biaya Tunai + Biaya Diperhitungkan) Keterangan: Л = Pendapatan (Rp/musim tanam)

TR = Total penerimaan (Rp/musim tanam) TC = Total biaya (Rp/musim tanam)

Y = Produksi total yang diperoleh dalam usahatani (Kg) Py = Harga Y (Rp/kg)

41 Biaya penyusutan perlu diperhitungkan karena usahatani ubi jalar ini menggunakan peralatan pertanian dalam aktivitasnya. Biaya penyusutan peralatan pertanian diperhitungkan dengan menggunakan metode garis lurus, yaitu membagi selisih antara nilai pembelian dengan nilai sisa yang diperkirakan dengan lamanya modal dipakai. Metode garis lurus dirumuskan sebagai berikut :

Keterangan: Nb = Nilai pembelian (Rp) Ns = Perkiraan nilai sisa (Rp) n = Umur ekonomi alat (tahun)

Analisis R/C rasio merupakan perbandingan antara nilai output dan input atau perbandingan antara penerimaan usahatani dengan pengeluaran usahatani. Analisis ini dibedakan menjadi R/C rasio terhadap biaya tunai dan R/C rasio terhadap biaya total. Setelah diketahui keuntungan dari usahatani ubi jalar, kemudian keuntungan dibandingkan menggunakan R/C Rasio dengan rumus:

tunai TC tunai TR tunai rasio C R/  total TC total TR total rasio C R/  Keterangan: TR = Total Revenue (Rp) TC = Total Cost (Rp)

Kriteria penilaian dari hasil perhitungan R/C rasio sebagai berikut:

1. R/C rasio > 1, artinya menunjukkan bahwa dalam suatu usaha setiap satu rupiah biaya akan menghasilkan penerimaan yang lebih besar dari satu rupiah. Dengan kata lain usaha tersebut dapat dikatakan lebih efisien (menguntungkan).

2. R/C rasio = 1, artinya menunjukkan bahwa dalam suatu usaha setiap satu rupiah biaya akan menghasilkan penerimaan yang sama dengan satu rupiah.

Nb – Ns Biaya Penyusutan =

42 Dengan kata lain usaha tersebut dapat dikatakan efisien (tidak untung dan tidak rugi atau impas).

3. R/C rasio < 1, artinya menunjukkan bahwa dalam suatu usaha setiap satu rupiah biaya akan menghasilkan penerimaan yang lebih kecil dari satu rupiah. Dengan kata lain usaha tersebut dapat dikatakan tidak efisien (rugi).

R/C rasio merupakan besarnya penerimaan untuk setiap rupiah biaya yang dikeluarkan dalam usahatani ubi jalar. Semakin tinggi nilai R/C maka semakin menguntungkan usahatani tersebut.

Analisis pendapatan usahatani ubi jalar dilakukan pada petani yang menjadi responden, untuk mengetahui seberapa besar pendapatan yang diperoleh dari usahatani ubi jalar dan mengetahui keuntungan dari usahatani yang dijalankan. Secara sederhana, perhitungan analisis pendapatan dan R/C rasio dapat disajikan seperti pada Tabel 7.

Tabel 7. Perhitungan Analisis Pendapatan dan R/C Rasio Usahatani A Penerimaan tunai Harga x Hasil panen yang dijual (Kg) B Penerimaan yang

diperhitungkan Harga x Hasil panen yang dikonsumsi (Kg) C Total Penerimaan A + B

D Biaya Tunai

a. Biaya Sarana Produksi:

- Pupuk kandang, Urea, KCL, TSP b. Biaya tenaga kerja luar keluarga (TKLK) c. Pajak

E Biaya yang diperhitungkan

a. Biaya tenaga kerja dalam keluarga (TKDK) b. Penyusutan peralatan

c. Bibit

d. Lahan milik sendiri

F Total Biaya D + E

G Pendapatan atas biaya tunai A – D H Pendapatan atas biaya total C – F

I Pendapatan bersih H – bunga pinjaman (jika ada pinjaman) J R/C ratio atas biaya tunai A / D

43 4.6. Definisi Operasional

Variabel-variabel yang digunakan dalam menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi ubi jalar di lokasi penelitian, antara lain:

1. Produksi total ubi jalar adalah total produksi pada sebidang tanah dengan luasan tertentu dalam periode tanam dan diukur dalam satuan kilogram (kg). 2. Lahan adalah luas lahan yang diusahakan petani untuk membudidayakan ubi

jalar dan diukur dalam satuan hektar (ha).

3. Bibit adalah jumlah bibit ubi jalar yang digunakan oleh petani luasan lahan tertentu dalam satu periode tanam dan diukur dalam satuan kilogram (kg). 4. Pupuk kandang adalah jumlah pupuk kandang yang digunakan selama proses

produksi dalam satu periode tanam dan diukur dalam satuan kilogram (kg). 5. Pupuk urea adalah jumlah pupuk urea yang digunakan dalam proses produksi

dalam satu periode tanam dan diukur dalam satuan kilogram (kg).

6. Pupuk TSP adalah jumlah pupuk TSP yang digunakan dalam proses produksi dalam satu periode tanam dan diukur dalam satuan kilogram (kg).

7. Pupuk KCL adalah jumlah pupuk KCL yang digunakan dalam proses produksi dalam satu periode tanam dan diukur dalam satuan kilogram (kg).

8. Tenaga kerja merupakan jumlah tenaga kerja yang digunakan dalam proses produksi dalam satu periode tanam, baik yang berasal dari dalam keluarga maupun luar keluarga. Tenaga kerja yang digunakan diukur dalam satuan Hari Orang Kerja (HOK). Biaya tenaga kerja dianalisis berdasarkan tingkat upah per HOK yang berlaku di wilayah penelitian.

9. Biaya total adalah jumlah biaya yang dikeluarkan selama proses produksi, yang meliputi biaya tunai dan biaya diperhitungkan dan diukur dalam satuan rupiah (Rp).

10.Biaya tunai adalah besaranya nilai uang tunai yang dikeluarkan petani dan diukur dalam satuan rupiah (Rp).

11.Biaya diperhitungkan adalah biaya faktor produksi milik sendiri yang digunakan dalam usahatani. Biaya ini sebenarnya tidak dibayarkan secara tunai hanya diperhitungkan saja untuk melihat pendapatan petani bila faktor produksi milik sendiri dibayar dan dinyatakan dalam satuan rupiah (Rp). Biaya diperhitungkan terdiri dari biaya penyusutan, nilai tenaga kerja dalam keluarga dan sewa lahan yang diperhitungkan atas lahan milik sendiri.

44 12.Biaya penyusutan adalah biaya yang dikeluarkan karena adanya penyusutan alat-alat pertanian yang dihitung dengan metode garis lurus dan diperoleh dari nilai pembelian dibagi periode produksi serta umur ekonomis alat-alat pertanian dan dihitung dengan menggunakan satuan rupuah (Rp).

13.Harga produk adalah harga jual rata-rata ubi jalar yang diterima oleh petani dalam setiap kali panen dan diukur dalam satuan rupiah per kilogram (Rp/kg). 14.Harga input adalah harga rata-rata dari setiap faktor input yang diperoleh

petani. Input-input tersebut meliputi bibit (Rp/setek), pupuk kandang, urea, TSPdan KCL (Rp/kg).

15.Penerimaan tunai adalah nilai produksi ubi jalar yang dijual petani dalam satu kali panen yang dikalikan dengan harga jual ubi jalar yang diterima petani dan diukur dalam satuan rupiah (Rp).

16.Penerimaan diperhitungkan adalah nilai produksi ubi jalar yang digunakan petani tetapi tidak dijual dalam satu kali panen yang dikalikan dengan harga jual ubi jalar yang diterima petani dan diukur dalam satuan rupiah (Rp).

17.Pendapatan atas biaya tunai adalah selisih antara penerimaan usahatani dan biaya tunai usahatani ubi jalar dalam satuan rupiah (Rp).

18.Pendapatan atas biaya total adalah selisih antara penerimaan usahatani dan biaya total usahatani ubi jalar dalam satuan rupiah (Rp).