• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDIDIKAN ILMU ANESTESI DAN TERAPI INTENSIF - COMBINED DEGREE

Kurikulum inti Progam Studi Anestesiologi dan Reanimasi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana tahun 2016 mengacu pada Peraturan Konsil Kedokteran Indonesia Nomor 37 tahun 2015 tentang Standar Pendidikan Dokter Spesialis Anestesiologi dan Terapi Intensif serta Peraturan Konsil Kedokteran Indonesia Nomor 38 tahun 2015 tentang Standar Kompetensi Dokter Spesialis Anestesiologi dan Terapi Intensif.

Materi kurikulum 2016 dan panduan pelaksanaan kurikulum dapat dibaca dengan lengkap pada buku kurikulum dan buku panduan pelaksanaan kurikulum.

6.1. Standar Kurikulum Pendidikan 6.1.1. Model Kurikulum

Pendekatan dalam penyusunan kurikulum pendidikan didasarkan atas kompetensi (competency-based), cara belajar aktif, dan pendekatan keterampilan proses, baik dalam problem – problem pelayanan, pendidikan, maupun penelitian, sehingga diharapkan agar para lulusan mampu untuk belajar mandiri dan belajar berkembang sepanjang hayat (life-long education).

Model kurikulum berbasis kompetensi yang terintegrasi baik horizontal maupun vertikal. Integrasi horizontal adalah integrasi kelompok materi pendidikan dari satu tahap pendidikan. Integrasi vertikal adalah integrasi kelompok materi pendidikan dari materi akademik dan materi profesi.

6.1.2. Isi dan Garis Besar / outline Struktur Kurikulum

Isi kurikulum harus berorientasi pada rumusan capaian pembelajaran dengan pendekatan menguasai teori dan aplikasi bidang anestesiologi dan terapi intensif yang bersifat kumulatif dan/atau integratif. Kurikulum dituangkan kedalam bahan kajian yang distrukturkan dalam bentuk mata kuliah dan modul pembelajaran. Kurikulum harus bersifat interaktif, integratif, saintifik, kontekstual, tematik, efektif, kolaboratif, dan berpusat pada mahasiswa.

Isi kurikulum harus meliputi kedokteran perioperatif, anestesiologi, perawatan intensif, kedokteran gawat darurat, manajemen nyeri, dan metodologi penelitian.

Mengacu pada Peraturan Konsil Kedokteran Indonesia Nomor 37 tahun 2015, Kurikulum Pendidikan dokter spesialis Anestesi dilaksanakan dalam waktu 8 semester yang terdiri dari 88.8% kurikulum inti dari KKI dan Kolegium Anestesi dan Terapi Intensif ( KATI) serta 11.2% kurikulum institusional setempat. Kurikulum Program Studi Anestesiologi dan Reanimasi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana terdiri dari 46 mata ajaran untuk mencapai 3 kompetensi yang terbagi atas kompetensi umum, kompetensi dasar, dan kompetensi lanjut dengan beban studi total 135 SKS.

Buku Panduan Program Studi Anestesiologi dan Reanimasi FK Unud

23 6.1.3. Struktur, Komposisi dan Durasi Kurikulum

Struktur kurikulum meliputi tiga tahap, yaitu tahap I (pemahaman/adaptasi), tahap II (pendalaman) dan tahap III (pemantapan). Durasi kurikulum tahap I dilaksanakan 4 (empat) semester dengan beban studi 63 SKS, tahap II dilaksanakan 2 (dua) semester dengan beban studi 36 SKS, dan tahap III dilaksanakan 2 (dua) semester dengan beban studi 36 SKS. Total beban studi adalah 135 SKS yang harus diselesaikan dalam waktu 8 semester.

Beban studi ( SKS ) terdiri atas beban studi akademik dan beban studi profesi. Berdasarkan Standar Nasional Pendidikan Tinggi ( SNPT ) yang diatur dalam Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Nomor 44 tahun 2015, dipakai acuan penetapan sks sebagai berikut :

1) 1 sks akademik = 1 sks kuliah / lecture / tutorial, yang terdiri dari : a) tatap muka 50 menit/minggu/semester = 20 jam/semester/6 bulan

b) penugasan terstruktur 60 menit/minggu/semester = 24 jam/semester/6 bulan c) kegiatan mandiri 60 menit/minggu/semester = 24 jam/semester/6 bulan 2) 1 sks seminar atau sejenis yang terdiri dari :

a) tatap muka 100 menit/minggu/semester = 40 jam/semester/6 bulan, meliputi kegiatan laporan pagi, laporan siang, laporan kasus, journal reading, tinjauan pustaka b) kegiatan mandiri (presentasi ilmiah regional / nasional / international) 70

menit/minggu/semester = 28 jam/semester/6 bulan

3) 1 sks profesi = 1 sks praktikum, praktik lapangan, penelitian, pengabdian kepada masyarakat sebanyak 170 menit/minggu/semester = 68 jam/semester/6 bulan

Mata Ajaran dengan beban studi profesi dilakukan secara terintegrasi dengan melakukan stase / rotasi di subdivisi yang ada di Bagian Anestesi dan Terapi Intensif Fakultas Kedokteran Universitas Udayana – RS Sanglah Denpasar dan melakukan tugas jaga di luar jam kerja pagi. Kurikulum harus dilaksanakan dengan pendekatan/strategi SPICES (Student-centred, Problem-based, Integrated, Community-Problem-based, Elective, Systematic/Structured).

Kurikulum yang merupakan pedoman penyelenggaraan Program Studi Anestesiologi dan Reanimasi, memuat proses pembelajaran yang disusun pada setiap mata kuliah dan disajikan dalam rencana pembelajaran. Rencana pembelajaran yang dikembangkan oleh divisi bidang minat berbentuk modul. Mata kuliah inti yang dikembangkan pada setiap semester dan/atau tahap pendidikan wajib mengampu dari modul yang telah ditetapkan oleh KATI.

Buku Panduan Program Studi Anestesiologi dan Reanimasi FK Unud

24 Tabel 6.1.Garis Besar Struktur Kurikulum Program Studi Anestesiologi dan Reanimasi

Pendidikan Program Studi Anestesiologi dan Reanimasi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana dibagi dalam tiga tahap pendidikan, dengan masing-masing tahap mempunyai tujuan pendidikan yang utuh, dan dicapai melalui pengalaman belajar dari pendidikan tertentu. Tahap pendidikan yang dimaksud bukan merupakan pembagian berdasarkan tahun, melainkan merupakan tahapan atau pembagian tingkat perilaku yang dicapai:

 Tahap 1 (tahap pemahaman/adaptasi) selama 4 (empat) semester

 Tahap 2 (tahap pendalaman) selama 2 (dua) semester

 Tahap 3 (tahap pemantapan) selama 2 (dua) semester Jumlah beban studi peserta didik adalah 135 sks, dengan 44 modul.

Tahap 1 (Pemahaman/adaptasi): 4 (empat) semester; Semester 1, 2, 3 dan 4

Tahap ini merupakan tahap pertama dalam pendidikan Program Studi Anestesiologi dan Reanimasi. Dalam tahap ini, peserta program diharapkan mampu merubah pola pikir serta kemampuan sikap, pengetahuan dan keterampilannya agar dapat menjalani masa studi pada tahap-tahap pendidikan berikutnya.

Pencapaian pada tahap ini meliputi sebagian dari kompetensi utama, dan/atau kompetensi pendukung dan khusus/lain. Mata kuliah dalam tahap ini dapat berupa materi akademik dan/atau materi profesi. Tahap ini memiliki beban studi total 63 (enam puluh tiga) sks sebagai bagian dari kurikulum inti yang terbagi menjadi 4 (empat) semester.

Mata kuliah pada tahap I dapat terdiri dari :

1. MKDU (Mata Kuliah Dasar Umum): yaitu mata kuliah yang dirancang untuk memberikan dasar pengetahuan agar peserta program menjadi seorang ilmuwan, peneliti, pemikir yang berlandaskan etika kedokteran dan mempunyai hubungan antar manusia yang baik, serta memahami problema yang berkaitan dengan medikolegal. MKDU diberikan oleh tim dari TKP

Semester & Tahapan Beban Studi (SKS) Jumlah Akademik Profesi Semester 1 Tahap 1 28 sks 35 sks 63 sks Semester 2 Semester 3 Semester 4 Semester 5 Tahap 2 4 sks 32 sks 36 sks Semester 6 Semester 7 Tahap 3 9 sks 27 sks 36 sks Semester 8 Jumlah Keseluruhan 41 sks 94 sks 135 sks Persentase 30.37% 69.62% 100%

Buku Panduan Program Studi Anestesiologi dan Reanimasi FK Unud

25 PPDS-1 FK UNUD dengan beban studi sebanyak 9 sks.

2. MKDK (Mata Kuliah Dasar Keahlian): yaitu mata kuliah yang dirancang untuk memberikan pengetahuan dasar (basic sciences) yang diperlukan untuk spesialis anestesiologi dan terapi intensif, yang melandasi keterampilan yang dipersyaratkan.

3. Mata Kuliah Keahlian dan keterampilan (MKK) merupakan pengalaman belajar yang didapatkan dari teori, pengalaman klinis, dan pengalaman meneliti.

4. Mata Kuliah Lain : yaitu mata kuliah yang dirancang untuk mencapai kompetensi pendukung dan kompetensi khusus/lain.

5. Keterampilan Klinis Spesialis Dasar (KKSD) berupa keterampilan dalam mempertahankan patensi jalan nafas (dengan/tanpa alat), pemberian ventilasi buatan manual dan resusitasi jantung paru.

Pada tahap ini diajarkan pengetahuan dan keterampilan memberi penguasaan jalan nafas, kedokteran perioperatif, penanganan nyeri akut dan kronik, anestesi umum, anestesi regional, anestesi pada bedah ortopedi besar (tidak termasuk leher dan tulang punggung), THT, bedah darurat,obstetric ginekologi, Pediatri kasus toddler, post anesthesia care unit ( PACU ) , resusitasi, peripheral nerve block basic, anestesi bedah abdominal bawah dan atas (pada pasien tanpa kelainan endokrin), urologi sedang, onkologi sederhana, disertai dengan tatalaksana prabedah dan pascabedah, dan penyulit yang mungkin timbul. Semuanya diterapkan baik pada pembedahan elektif maupun darurat. Semuanya disertai dengan tata laksana pra dan pasca bedah. Penanganan kasus ICU tidak terlalu kompleks,pemberian nutrisi enteral dan parenteral (termasuk pemasangan CVC, PICC dan lain-lain), dan pengalaman dasar-dasar terapi intensif (tahap 1).

Ketentuan Dasar Keterampilan tahap 1 :

 Laringoskopi Intubasi :

o Tingkat 1.1-1.2. melakukan tindakan laringoskopi intubasi wajib menggunakan video laringoskopi tapi peserta didik meihat secara langsung ke mulut pasien, tanpa melihat layar monitor video laringoskopi. Tindakan wajib didampingi konsulen dan layar monitor diarahkan kepada konsulen.

o Tingkat 1.3. melakukan tindakan laringoskopi intubasi wajib menggunakan video laringoskopi, peserta didik melihat layar monitor videolaringoskopi. Tindakan wajib didampingi konsulen dan atau chief residen.

o Tingkat > 1.4. melakukan tindakan laringoskopi dengan menggunakan videolaringoskopi atau menggunakan laringoskopi klasik.

 Regional anestesi ;

o Tingkat 1.2. Melakukan tindakan anestesi regional blok spinal dengan jarum spinal penuntun dengan wajib didampingi konsulen

Buku Panduan Program Studi Anestesiologi dan Reanimasi FK Unud

26 o Tingkat > 1.3. Melakukan tindakan anestesi regional blok spinal dengan jarum

spinal penuntun dengan wajib didampingi konsulen atau chief residen

o Tingkat 1.3. melakukan tindakan anestesi blok saraf tepi dasar dengan menggunakan nerve stimulator, wajib didampingi oleh konsulen

o Tingkat 1.4. melakukan tindakan anestesi regional epidural / caudal, wajib didampingi oleh konsulen.

Pada awal tahap ini dilakukan evaluasi pre-test untuk mengetahui pengetahuan yang telah dimiliki peserta didik. Selama menjalani tahap ini, akan dilakukan bimbingan dan penilaian harian dengan sistem case based discussion ( CBD ) dan sebelum mengakhiri setiap rotasi stase sebagai pelaksanaan setiap tahap pendidikan akan dilakukan evaluasi Direct observational procedural skill ( DOPS ) dan Anesthesia Clinical Evaluation Exercise (A-CEX) yang akan disesuaikan dengan jadwal rotasi/stase peserta didik bersangkutan.

Setelah menyelesaikan pendidikan tahap 1, diharapkan peserta didik:

1. Mampu menjelaskan proses pembelajaran klinis multidisiplin dengan benar, filsafat ilmu dengan benar, metodologi riset dan statistik dengan benar, epidemiologi klinik dengan benar, biologi molekuler dengan benar dan imunologi dengan benar

2. Mampu melakukan komunikasi medis

3. Mampu menjelaskan prinsip anestesi elektif tingkat awal dengan benar dan melakukan keterampilan anestesi elektif tingkat awal

4. Mampu menjelaskan prinsip anestesi pada bedah emergency tingkat awal dengan benar dan melakukan prinsip anestesi pada bedah emergency tingkat awal dengan benar

5. Mampu menjelaskan prinsip bantuan hidup dasar dan lanjutan tingkat awal dengan benar, melakukan penatalaksanaan bantuan hidup dasar dan lanjutan tingkat awal dengan benar 6. Mampu menjelaskan perawatan intensif dasar dengan benar, melakukan perawatan intensif dasar dengan benar, menjelaskan dasar perawatan pasca henti jantung dengan benar dan melakukan perawatan pasca henti jantung

7. Mampu menjelaskan penatalaksanaan nyeri akut dan nyeri kronik perioperatif dan analgesia preemptif secara farmakologik, blok neuroaksial atau kombinasi, melakukan penatalaksanaan nyeri akut dan nyeri kronik perioperatif dan analgesia preemptif secara farmakologik dan, blok neuroaksial atau kombinasi.

8. Mampu menjelaskan anatomi, fisiologi dan farmakologi yang berkaitan dengan tindakan anestesi regional spinal, epidural/caudal dan blok saraf tepi dasar serta prinsip dasar anestesi

Peserta didik harus mendapatkan minimal 3 kali bimbingan skill dengan konsulen dan tercatat dalam buku log sebelum diijinkan untuk mengerjakan tindakan dengan

Buku Panduan Program Studi Anestesiologi dan Reanimasi FK Unud

27 regional dengan benar.

9. Mampu menjelaskan identifikasi dan penanganan dengan benar efek samping dan komplikasi anesthesia regional, antara lain total spinal, high block, Local Anesthetic systemic toxicity ( LAST )

10. Mampu membuat dan mempresentasikan karya ilmiah berupa 1 laporan kasus, 1 jurnal reading dan 1 publikasi ilmiah nasional / international minimal berupa poster ilmiah pada pertemuan ilmiah tingkat nasional/international.

11. Mampu melakukan prosedur berikut dengan baik yang akan dinilai dengan sistem Direct observational procedural skill ( DOPS ) :

I. GA IV nafas spontan II. GA- Face Mask III. GA – LMA

IV. GA – OTT mallampati 1-2, cormack I-II V. GA OTT-RSI

VI. RA-BSA non complicated ( Abdominal bawah dan ekstremitas ) VII. Pain Management PCA

VIII. PNB Basic

12. Mampu mencapai standar minimal kompetensi sebagai prasyarat kenaikan tingkat dengan mengerjakan kasus sebagai berikut :

 Jumlah semua tindakan anestesi bedah elektif dan darurat : 455 kasus

 Jumlah anestesi umum : 420 kasus

 Jumlah Anestesi / analgesi regional : 60 o Teknik anestesi / analgesi subarachnoid : 40 o Teknik anestesi / analgesi epidural / caudal : 10 o Teknik anestesi / analgesi blok saraf tepi dasar : 5

 Manajemen nyeri akut :100

 Manajemen nyeri kronik / kanker :20

Pada akhir tahap ini dilakukan evaluasi pembelajaran berupa ujian lokal dalam bentuk ujian tertulis dengan sistem computerized based test ( CBT ) dan ujian Objective Structure Clinical Examination (OSCE) yang dilakukan oleh tim kurikulum dan diawasi oleh Tim Pelaksana Penjamin Mutu (TPPM). Peserta didik dapat mengikuti ujian lokal kenaikan tingkat bila telah memenuhi semua persyaratan yang telah ditetapkan dan telah mendapatkan nilai pada mata ajar seminar anestesiologi dan terapi intensif I ( 1 laporan kasus + 1 jurnal reading + 1 poster ilmiah).

Ujian CBT dilakukan pada minggu ke-22 semester 4 dan ujian OSCE dilakukan pada minggu ke 23-24 semester 4. Peserta didik harus lulus ujian CBT terlebih dahulu baru diperkenankan mengikuti ujian OSCE. Peserta didik yang tidak lulus ujian CBT maupun OSCE akan diberikan kesempatan remedi 1x sebelum waktu pelaksanaan yudisium. Bila setelah remedi 1x tetap dinyatakan tidak lulus, maka peserta didik tersebut tidak boleh melanjutkan ke tahap

Buku Panduan Program Studi Anestesiologi dan Reanimasi FK Unud

28 pendidikan berikutnya dan diberikan waktu 1 bulan untuk remedi ke-2 / ke-3 ujian CBT dan OSCE sampai dinyatakan lulus. Setelah lulus ujian remedi CBT dan OSCE, akan dilakukan yudisium susulan dan peserta didik boleh melanjutkan ke tahapan pendidikan berikutnya. Peserta didik yang belum yudisium tidak diperkenankan naik ke tahap pendidikan selanjutnya. Evaluasi dan penilaian peserta didik menggunakan pola : Pretest ( 10% ), Multi Source Feedback/MSF ( 10% ), A-CEX / DOPS( 10% ), CBT ( 35% ), OSCE ( 35% ).

Pada akhir tahap ini juga akan dilakukan evaluasi nasional berupa ujian tulis nasional / Ujian Board.