• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDISTRIBUSIAN BAHAN BAKAR MINYAK DAN PENGANGKUTAN GAS BUMI MELALUI PIPA

PROGRAM PERCEPATAN 10.000 MW TAHAP I

PENDISTRIBUSIAN BAHAN BAKAR MINYAK DAN PENGANGKUTAN GAS BUMI MELALUI PIPA

Program tersebut bertujuan untuk mewujudkan pengaturan dan pengawasan penyediaan dan pendistribusian bahan bakar minyak dan pengangkutan gas bumi melalui pipa yang optimal. Program ini dilaksanakan oleh BPH Migas

*) diisi target selama 5 tahun (akumulatif), kecuali target tidak bisa diakumulasikan, maka diisi target pada tahun 2014

Program tersebut bertujuan untuk

menyediakan tenaga listrik dalam jumlah cukup, kualitas yang baik dan harga yang wajar serta meningkatnya pemanfaatan energi baru terbarukan dan penerapan konservasi energi.

Sesuai tugas dan fungsinya KESDM akan melakukan pengaturan dan pembinaan di sub sektor ketenagalistrikan dan pemanfaatan energi yang akan dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Listrik dan Pemanfaatan Energi. Dalam pengaturan dan pembinaan tersebut KESDM akan mendorong dan ikut melaksanakan pembangunan di bidang ketenagalistrikan dan energi baru terbarukan serta konservasi energi.

d) PROGRAM PEMBINAAN DAN PENGUSAHAAN MINERAL. BATUBARA. PANAS BUMI DAN AIR TANAH

Program tersebut bertujuan untuk pembinaan, pelayanan, dan pelaksanaan kegiatan pertambangan mineral, batubara dan panas bumi yang profesional.

Sesuai tugas dan fungsinya KESDM akan melakukan pengaturan dan pembinaan di sub sektor mineral, batubara dan panas bumi serta air tanah yang akan dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Mineral, Batubara, dan Panas Bumi. KESDM melaksanakan

pembinaan, pengaturan (?) dan pelayanan untuk mendorong pelaksanaan kegiatan

pertambangan mineral, batubara, dan panas bumi yang profesional.

e) PROGRAM PENELITIAN, MITIGASI DAN PELAYANAN GEOLOGI

Program tersebut bertujuan untuk Pengungkapan potensi geologi Indonesia untuk kesejahteraan dan perlindungan masyarakat.

KESDM mempunyai tugas antara lain melaksanakan penelitian dan pelayanan bidang geologi yang dilaksanakan oleh Badan Geologi. Identifikasi, survei, penyelidikan,

penelitian, serta eksplorasi potensi aspek geologi yaitu aspek sains geologi (

geo-science), sumber daya geologi (geo-resources), lingkungan geologi (geo-environment),

dan kebencanaan atau bahaya geologi (geo-hazards) merupakan kegiatan hulu dan

dasar dari pengelolaan sumber daya energi dan mineral, pengelolaan lingkungan, serta sebagian besar dari mitigasi bencana alam. Pengungkapan potensi geologi untuk kesejahteraan dan perlindungan masyarakat mengandung arti bahwa potensi sumber daya alam Indonesia yang berada di bawah permukaan tanah perlu diungkapkan dalam bentuk data dan informasi sehingga dapat bermanfaat bagi peningkatan

t

a

ESDMuntuk Kesejahteraan Raky

f) PROGRAM DUKUNGAN MANAJEMEN DAN PELAKSANAAN TUGAS TEKNIS LAINNYA DEWAN ENERGI NASIONAL

Program tersebut bertujuan untuk pemfasilitasian yang efektif dan efisien untuk menunjang ketahanan energi nasional.

Dalam pengelolaan energi nasional telah dibentuk Dewan Energi Nasional dengan tugas: a) merancang dan merumuskan kebijakan energi nasional, b) menetapkan rencana umum energi nasional, c) menetapkan langkah- langkah penanggulangan kondisi krisis dan darurat energi, d). mengawasi pelaksanaan kebijakan bidang energi lintas sektoral. Untuk mendukung pelaksanaan tugas DEN maka dibentuk Sekretariat Jenderal Dewan Energi Nasional dengan tugas memberikan dukungan teknis dan administrasi DEN dan fasilitasi kegiatan kelompok kerja.

g) PROGRAM DUKUNGAN MANAJEMEN DAN PELAKSANAAN TUGAS TEKNIS LAINNYA KESDM

Program tersebut bertujuan untuk mewujudkan tata kelola pemerintah yang baik di KESDM.

Untuk mendukung visi dan misi KESDM, diperlukan tata kelola pemerintahan KESDM

yang baik,. tTerwujudnya tata kelola pemerintahan yang baik antara lain:

 Penempatan pegawai sesuai dengan kompetensinya

 Opini BPK terhadap laporan keuangan KESDM yaitu WTP

 Penyelesaian terhadap rancangan perundang undangan yang telah ditargetkan

 Adanya perencanaan KESDM yang sinergis

 Tersedianya layanan data dan informasi yang handal

 Tersedianya sarana dan prasarana kerja yang sesuai standar

h) PROGRAM PENINGKATAN SARANA DAN PRASARANA APARTUR KESDM

Program tersebut bertujuan untuk menyediakan sarana dan prasarana kerja yang sesuai dengan standar untuk mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi KESDM

i) PROGRAM PENGAWASAN DAN PENINGKATAN AKUNTABILITAS APARATUR NEGARA KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

Program tersebut bertujuan untuk merwujudkan KESDM yang bersih, akuntabel dan transparan. Untuk mendukung visi dan misi yang telah ditetapkan, diperlukan kelembagaan dan aparatur yang bersih, akuntabel dan transparan. Terwujudnya KESDM yang bersih, akuntabel dan transparan ditandai dengan menurunkan praktek KKN, peningkatan efisiensi penggunaan anggaran, ketaatan terhadap peraturan

perundangan untuk mewujudkan good governancedan clean government, peningkatan

kinerja aparatur KESDM yang dititikberatkan pada jenis pengawasan Kinerja (3E),

pengawasan terhadap pelayan publik, pemberdayaan kegiatan partnering dan

konseling dan implementasi sistem AKIP serta peningkatan dan pemberdayaan pengendalian internal unit/satuan kerja.

j) PROGRAM PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ENERGI DAN SUMBER DAYA

MINERAL

Program tersebut bertujuan untuk mewujudkan peningkatan kualitas penelitian dan pengembangan teknologi sektor energi dan sumber daya mineral.

Tujuan terwujudnya peningkatan kualitas penelitian dan pengembangan teknologi sektor energi dan sumber daya mineral antara lain tersedianya teknologi, data dan informasi, hasil kajian kebijakan sektor ESDM untuk menunjang pemerintah, swasta dan industri serta meningkatnya PNBP melalui pelayanan jasa riset dan teknologi, konsultasi dan bantuan tenaga ahli.

k) PROGRAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN ENERGI DAN SUMBER DAYA

MINERAL

Program tersebut bertujuan untuk mewujudkan sumber daya manusia sektor ESDM yang profesional, berdaya saing tinggi dan bermoral.

Selaras dengan upaya pelaksanaan reformasi birokrasi di KESDM, maka sumber daya manusia juga menjadi fokus yang sangat penting dan karena SDM dipandang sebagai tulang punggung pelaksanaan tugas kementerian. Pewujudan kualitas SDM yang mumpuni di kaitkan dengan peningkatan penguasaan kompetensi teknis maupun non-teknis. Karena itu kriteria profesional, berdaya saing dan bermoral melibatkan bukan hanya penguasaan aspek teknis ke ESDM an tetapi juga aspek kematangan emosi dan spiritual.

t

a

ESDMuntuk Kesejahteraan Raky

ektor energi dan sumber daya mineral (ESDM) merupakan salah satu sektor ekonomi yang dapat diunggulkan untuk dapat mendukung pertumbuhan dan pemerataan ekonomi nasional. Hal ini mengingat kontribusi dan perannya yang signifikan dalam meningkatkan ke sejahteraan rakyat Indonesia sejak pembangunan nasional dirancang dan dilaksanakan secara terprogram dan sistematis, mulai dari Pelita I sampai sekarang, serta potensinya yang cukup besar dalam mendukung program pembangunan di masa-masa mendatang.

Sementara itu dalam sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, perencanaan strategis (Renstra) merupakan langkah awal yang harus dilakukan oleh instansi pemerintah agar mampu menjawab tuntutan dan perubahan lingkungan strategis. Dengan pendekatan Renstra yang jelas dan sinergis, instansi pemerintah lebih dapat menyelaraskan visi dan misinya dengan potensi, peluang, dan kendala yang dihadapi dalam upaya peningkatan akuntabilitas kinerjanya.

Mengingat Renstra merupakan salah satu subsistem dari sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, dan terkait dengan sistem lainnya seperti Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Pengelolaan Keuangan Negara dan UU No. 25/2004 tentang Sistem Perencanaan Nasional, maka penyusunan Renstra ke depan perlu dilaksanakan secara akurat, realistik, dan mengikuti acuan-acuan yang telah ditentukan.

Bertolak dari kondisi ini, maka Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, sebagai pemegang “hak” pengelolaan sektor ESDM berdasarkan undang-undang, dituntut untuk merumuskan kebijakan dan program, serta mengimplementasikan dan mengawasi pelaksanaannya, sehingga sektor ESDM benar-benar mampu menjadi motor penggerak (prime mover) bagi sektor riil dalam kerangka tatanan ekonomi nasional.

S