• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENEGMBANGAN INTELIGENSI GANDA DALAM E-LEARNING

PENGEMBANGAN INTELIGENSI GANDA & PERUBAHAN KONSEP

A. PENGEMBANGAN INTELIGENSI GANDA DALAM E-LEARNING erabad-abad manusia beranggapan bahwa, seseorang erabad-abad manusia beranggapan bahwa, seseorang

7. PENEGMBANGAN INTELIGENSI GANDA DALAM E-LEARNING

Belajar merupakan proses pembentukan/meng-konstruksi pengetahuan, sikap, dan keterampilan oleh diri seseorang, berhasil tidaknya proses mengkonstruksi pada diri seseorang ditentukan/ dipengaruhi oleh seberapa besar keterlibatan inteligensi dalam proses itu. Proses belajar seharusnya dapat memanfaatkan dan mengem-bangkan semua inteligensi yang dimilki setiap anak secara optimal. Mengingat inteligensi yang dimilki siswa satu sama lain telatif berbeda, maka dalam proses pembelajaran perlu variasi yang memungkinkan semua potensi inteligensi anak dapat dimanfaatkan dan dikembangkan. Keberhasilan proses pembelajaran pada hakekat adalah, seberapa jauh proses itu dapat memfasilitasi dan mewadahi pemanfaatan dan pengembangan semua jenis inteligensi siswa dalam mengkonstruksi pengetahuan, sikap, dan keterampilan.

Ada 9 jenis inteligensi yang dimiliki manusia, namun jenis inteligensi itu tidak merata untuk setiap orang, melainkan satu

145

sama lain selatif berbeda. Jenis inteligensi itu adalah Inteligensi Linguistik, Matematis-logis, Ruang-visual, Kinestetik-badani, Musikal, Interpersonal, Intrapersonal, Lingkungan, dan inteligensi Eksestensial. Inteligensi bersifat bawaan, dan independen namun dapat dikembangkan, karena itu suatu sistem pembelajaran

(e-learning) haruslah dirancang sedemikian rupa, sehingga dapat

mewadahi dan memfasilitasi perkembangan semua jenis inteligensi siswa.

Sistem e-learning yang visual dapat berfungsi sebagai media presentasi informasi dalam bentuk teks, grafik, gambar, tabel, simulasi, animasi, latihan-latihan, analisis kuantitatif, umpan-balik langsung, aktif, reaktif, instruksi yang bersifat individual sesuai dengan kemajuan belajar siswa, audio (musik latar), dialog maya, dan lain-lain. Karena itu sistem e-learning yang dikemas dalam CD dapat menjadi wadah bagi pemanfaatan dan perkembangan semua inteligensi siswa, pemanfaatan dan pengembangan semua jenis inteligensi dalam e-learning dapat diwujudkan, wujud pengembangan inteligensi ganda tersebut meliputi:

a. Inteligensi Linguistik; dikembangkan dengan cara banyak

mambaca, menulis, bercerita, dan lain sebagainya. Dalam sistem e-learning dapat diwujudkan dalam bentuk teks, grafik, simulasi, animasi, dan lain-lain. Contohnya

b. Inteligensi Matematis-logis; dikembangkan dengan cara

memberi siswa dengan berbagai masalah (problem solving) untuk melatih berfikir logis, nalar, abstak, sistematis, menggunakan sket, lambang, dan klain sebagainya. Dalam sistem e-learning dapat diwujudkan dalam bentuk teks, grafik, simulasi, animasi, latihan-latihan, analisis kuantitatif, dan lain-lain.

146

c. Inteligensi Musikal; pembelajaran dikemas dengan

menggunakan alat musik, siswa dilibatkan secara langsung. Dalam sistem e-learning dapat diwujudkan dalam bentuk suara.

d. Ruang-visual; dikembangkan dengan menggunakan warna,

bentuk design, pola, gambar, grafik, simbol, sketsa, dan lain sebagainya. Dalam sistem e-learning dapat diwujudkan dalam bentuk grafik, simulasi, animasi, table, simbol, dan lain-lain.

e. Inteligensi Kinestetik-badani; Sebaiknya proses belajar

dicobakan/ dirasakan secara fisik oleh siswa, karena pengalaman mencoba secara fisik akan sangat bermanfaat. Dalam sistem e-learning dapat diwujudkan dalam simulasi, animasi, yang dapat dipraktekkan siswa.

147

f. Inteligensi Interpersonal; dikembangkan suatu cara belajar

kelompok, siswa sebaiknya menyimpulkan pendapatnya berdasarkan hasil kerja kelompok. Dalam sistem e-learning dapat diwujudkan dalam bentuk, latihan-latihan kelompok, analisis kuantitatif, umpan-balik langsung, aktif, reaktif, instruksi yang bersifat kelompok, dan lain-lain.

masalah

1. Pada sudut elevasi berapakah peluru akan mencapai titik tertinggi dan terjauh

2. Kenapa gerak peluru dinamakan gerak parabola ?

3. Apakah yang mempengaruhi gerak peluru sepanjang lintasannya ? 4.Tunjukkanlah grafik v-t, x-t, dan y-t

g. Inteligensi Intrapersonal, dalam belajar guru harus dapat

mengembangkan kemampuan siswa untuk merefleksi, strategi berfikir, mengolah emosi, mengenal diri, melatihn konsentrasi. Dalam sistem e-learning dapat diwujudkan dalam bentuk teks, grafik, simulasi, animasi, latihan-latihan, analisis kuantitatif, umpan-balik langsung, aktif, reaktif, instruksi yang bersifat individual sesuai dengan kemajuan belajarnya, dan lain-lain.

Gambar Simulasi perbandingan jarak tempuh antara GBL dengan GLBB h. Inteligensi Lingkungan; sekolah/guru harus dapat memotivasi

siswa untuk menjadikan alam dan prilaku alam sebagai sarana belajar, “ alam terkembang jadi guru”. Dalam sistem e-learning dapat diwujudkan dalam, simulasi lingkungan, animasi, latihan-latihan, analisis kuantitatif.

148

Gambar Jawaban masalah Program e-learning

i. Inteligensi Eksestensial, suatu arahan dari sekolah untuk

menyadarkan siswa tentang keberadaan dirinya, dan untuk apa dirinya, sedikit mengarah ke filsafat. Dalam sistem

e-learning dapat diwujudkan dalam bentuk, simulasi, animasi,

latihan-latihan membandingkan, analisis kuantitatif / kualitatif, umpan-balik langsung, dan lain-lain.

Gambar Jawaban masalah Program e-learning

Dari data terlihat bahwa, hampir semua inteligensi siswa dapat terwadahi, dan terwujudkan dalam sistem e-learning, namun wujud yang ada pada sistm e-learning belum dapat secara tegas diperuntukkan pada jenis inteligensi tertentu. Karena memang tidak ada batasan yang tegas tentang jenis inteligensi seseorang, maksudnya seseorang dapat saja memiliki beberapa jenis inteligensi, tetapi tentu ada jenis inteligensi yang menonjol pada orang tersebut, yang jelas secara umum sistem e-learning dapat mewujudkan teori inteligensi ganda secara relatif mudah, efisien, efektif, indivualitas, dan murah, hal itu sesuai dengan temuan riset yang menyatakan

149

bahwa program e-learning berbasiskan ICT dapat memfasilitasi tumbuh-kembangnya intelegensi ganda pada kategori sangat berkontribusi dengan skor 4,11 (skala 1-5) (Mayub, A, 2018). Temuan ini sejalan dengan temuan ahli lainya. Pendayagunaan inteligensi ganda secara tepat dan ketat berdampak positif pada kegiatan e-learning sehingga elearning baik digunakan dalam pembelajaran (Mankad, K.B, 2015). Peneliti di Turki, menyimpulkan bahwa, beberapa kecerdasan dapat dilacak dan difasilitasi melalui analisis pembelajaran multimodal dalam mode online sehingga pendidikan online bersifat multimodal, memiliki kemampuan untuk mendukung multiliterasi. Tetapi diperlukan pelatihan guru online baik dalam implementasi teknologi maupun mengadaptasi teori

pendidikan agar tujuan pendidikan online dapat tercapai (Ayesha P,

2018). Agar potensi siswa di Afrika selatan dapat dimaksimalkan

maka elearning harus berbasiskan kecerdasan ganda multiple

intelligences (FE Gouws, 2008). Pada riset pembelajaran lain

ditemukan bahwa, siswa yang belajar di mode off-line ataupun di mode on-line melalui sistem E-Learning Cerdas Adaptif dan pembelajaran adaptif dapat mengelompokkan pembelajar secara

akurat dengan akurasi 85% (Bhaskaran at, al 2014).

agar kecerdasan ganda dapat tumbuh dan berkembang secara

optimal dapat dilakukan melaui Program e-Learning (Pappas. C, 2005). Untuk meminimalkan tingkat dropout pada kursus pembelajaran jarak jauh dan untuk mempromosikan keberhasilan siswa secara keseluruhan disarankan Sekolah dan Perguruan Tinggi

menggunakan model elearning (DeGennaro, 2010). Kecerdasan ganda

berpengaruh terhadap hasil pendidikan, pemahaman yang baik tentang dampak kecerdasan ganda pada berbagai kategori dapat membantu instruktur dan siswa menciptakan lingkungan belajar yang kondusif untuk memberikan hasil pendidikan yang bermanfaat, temuan ini menunjukkan adanya hubungan antara kecerdasan ganda

dan pendidikan online (Riha M, et al 2009). Para ahli di Thailan

menyimpulkan bahwa, model MILA (Multiple Intelligences Learning Activities) mempunyai faktor-faktor yang sesua dan sangat baik

digunakan dalam kegiatan belajar mengajar (Tangwannawit et al

2008). Sedangkan ahli lain di eropa menemukan bahwa; model pembelajaran terbuka dan jarak jauh yang menyediakan konsep

Kecerdasan Berganda Howard Gardner menyimpulkan bahwa,

beberapa pembelajaran terbuka dan jarak jauh berperan sebagai sarana untuk mencapai tingkat pemahaman dan kesadaran baru, yang mencerminkan peran pendidikan itu sendiri dan bukan sebagai alat untuk menyebarkan pendidikan,

150