• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penelitian, Karya Inovasi dan Pengabdian Masyarakat…. 45

Dalam dokumen RENCANA INDUK PENGEMBANGAN (RENIP) (Halaman 51-59)

BAB II PERKEMBANGAN INTERNAL (Evaluasi Diri)

B. Sarana Penunjang Pendidikan

B.7. Penelitian, Karya Inovasi dan Pengabdian Masyarakat…. 45

Aktivitas penelitian merupakan bagian penting sebuah perguruan tinggi. Kualitas penelitian akan menjadi tolak ukur kualitas dosen sebuah perguruan tinggi. Banyaknya penelitian yang dipublikasikan ke masyarakat akademik akan menjadi perhitungan tersendiri dalam mengangkat status perguruan tinggi. Sehingga tidak mengherankan kalau berkompetisi dalam menghasilkan karya penelitian merupakan sebuah impian yang didambakan oleh setiap perguruan tinggi. Sangat diharapkan penelitian tersebut menjadi sebuah karya yang mampu diwujudkan dan atau dipergunakan sebagai jawaban atas permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat maupun dalam pengembangan keilmuan. LPPM Untag Surabaya tetap berjuang untuk mendapatkan status lebih baik dari yang diperoleh saat ini yaitu binaan. Untuk mendapatkan status yang lebih tinggi tersebut perlu ada usaha yang lebih keras baik dari LPPM (lembaga) sendiri maupun dari dosen itu sendiri. Tentunya status tersebut tidak bisa dicapai dengan usaha yang ala kadarnya, sehingga harus ada kebersamaan sikap antara LPPM (lembaga) dengan semangat dosen-dosen.

Sejauh ini usaha yang dilakukan LPPM dan semangat yang dibangun oleh para dosen sudah cukup menggembirakan. Hasilnya dapat dilihat pada gambar 24 dibawah, bahwa penelitian hibah dikti dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Demikian pula pengabdian masyarakat yang dibiayai oleh Dikti dari tahun ke tahun semakin naik, walaupun secara prosentase tidak terlalu besar.

Gambar 24. Jumlah Penelitian dan Pengab Masyarakat dalam 3 tahun terakhir

Kalau dilihat jumlah penelitian dan pengabdian masyarakat dibandingkan dengan jumlah dosen yang dimiliki tentunya masih sangat minim. Rasio jumlah penelitian yang terjadi pada tahun 2015 adalah 9% dan pengabdian masyarakat 16,9%. Nilai ini tentunya masih sangat rendah bila kita ingin masuk ke level madya.

Melihat dari perkembangan penelitian yang dilakukan, dari data terlihat bahwa penelitian dengan pihak eksternal baru terjadi pada tahun 2015 yaitu sejumlah 14 penelitian.

Kondisi ini tentunya harus mendapatkan perhatian lebih dari LPPM (lembaga) sehingga kerjasama penelitian menjadi lebih banyak dan beragam dengan berbagai pihak baik dengan pihak swasta maupun dengan pemerintah.

b.7.1.1. Kekuatan

Melihat dari jumlah dosen, serta pendidikan dan jabatan akademik yang dimiliki tentunya peluang untuk membangun atmosphere penelitian terbuka lebar. Merupakan potensi yang sangat besar untuk menjadikan Untag Surabaya kuat dalam bidang penelitian dan pengabdian masyarakat, baik yang dibiayai oleh pemerintah (Dikti) maupun oleh pihak swasta lainnya. Dengan arus informasi yang cepat, pembangunan kerjasama penelitian dengan pihak luar akan menjadi mudah dan cepat. Demikian pula kemampuan Untag Surabaya

15 17 5 10 11 26 41 40 49 0 0 14 2013 2014 2015

Jumlah Penelitian dan Pengabdian Masyarakat yang

telah dilakukan selama 3 tahun terakhir

untuk mempromosikan kemampuan lembaga ke pihak luar akan semakin mudah dan cepat juga, sehingga kerjasama bisa dibanguna dengan cepat. Apalagi Untag Surabaya sudah memiliki Sistem Informasi Manajemen yang cukup baik akan sangat membantu proses tersebut.

b.7.1.2. Kelemahan

Belum banyaknya pengalaman penelitian yang dilakukan oleh dosen-dosen muda khususnya sehingga menjadi penghambat dalam merancang dan menjalankan penelitian secara mandiri. Perlunya peningkatan usaha pengayakan ilmu penelitian kepada seluruh dosen yang dikoordinir oleh LPPM, sehingga menjadikan dosen mampu mempersiapkan dan meracang penelitian dengan baik dan mandiri.

b.7.1.3. Rekomendasi Strategi Pengembangan

Melihat dari kondisi diatas, apabila tidak terjadi peningkatan yang signifikan dari sisi jumlah penelitian dan pengabdian masyarakat, maka LPPM untuk naik peringkat ke Madya akan sangat sulit. Untuk membantu mencapai level tersebut maka perlu usaha-usaha real yang harus dirancang dan dilakukan oleh LPPM selaku Koordinator dan Motivator dosen untuk melakukan penelitian dan pengabdian masyarakat. Perlu ada kegiatan pendampingan, membantu mencarikan bidang dan rekan penelitian dan pengabdian masyarakat secara cepat dan meyakinkan.

b.7.2. Karya Inovasi

Disamping nilai penelitian yang perlu ditingkatkan, maka wujud karya inovasi dari hasil penelitian perlu ditingkatkan. Sejauh ini, karya inovasi yang dihasilkan oleh dosen atau para peneliti masih sangat kecil, bahkan sampai tahun 2015, Untag Surabaya belum mampu menghasilkan karya inovasi yang nyata dan diakui oleh masyarakat luas. Karya inovasi tentunya bisa menjadi icon Untag Surabaya, yang dapat dijadikan tolak ukur kualitas penelitian yang dihasilkan oleh pada dosen.

Karya inovasi setidaknya harus dilindungi oleh lembaga dengan membantu pengurusan HAKI. Diharapkan dengan banyaknya karya inovasi

yang relevan dan dibutuhkan masyarakat umum maupun industri telah membangun kepercayaan dan ketergantungan stakeholders kepada Untag Surabaya. Ketergantungan yang saling membutuhkan (dan menguntungkan) akan memberikan manfaat dalam pengembangan lembaga.

b.7.2.1. Kekuatan

Dengan melihat dari jumlah dosen yang cukup besar, tentunya karya inovasi yang bisa dihasilkan juga cukup besar. Namun demikian, setidaknya ada keselarasan perkembangan antara karya inovasi dengan penelitian yang dilakukan. Sejauh ini, karya inovasi perlu didorong dan diberikan penyemangat dari LPPM (lembaga) agar dapat mulai tumbuh.

b.7.2.2. Kelemahan

Berbicara tentang kelemahan, tentunya untuk membawa penelitian dosen memiliki muara sebuah karya inovasi, perlu ada motivasi yang cukup besar dan kuat. LPPM perlu menerapkan secara baik Rencana Induk Penelitian Untag Surabaya, dan mengawal dengan baik dengan berbagai cara dan sarana sehingga mampu mendongkrak kualitas hasil penelitian maupun karya inovasi dosen.

b.7.2.3. Rekomendasi Strategi Pengembangan

Untag Surabaya tentunya perlu mendukung keinginan pemerintah Indonesia dalam meningkatkan hasil akhir berupa produk real dari penelitian yang dilakukan oleh dosen maupun mahasiswa. Oleh karenanya, LPPM (lembaga) perlu dengan tegas membuat garis Rencana Penelitian yang menjadi acuan penelitian dosen, yang memiliki hasil akhir sebuah produk penelitian yang mampu menyelesaian permasalahan-permasalahan ataupun kebutuhan-kebutuhan bangsa. Dengan adanya link and match antara penelitian dan kebutuhan masyarakat, baik berupa pengembangan teknologi maupun sain, diharapkan mampu mendorong jumlah hasil akhir penelitian yang dapat diaplikasikan (applicable).

b.7.3. Pengabdian Masyarakat

Pengabdian masyarakat merupakan wujud kepedulian insan pendidikan terhadap lingkungan dan masyarakat yang ada disekitarnya. Pengabdiam masyarakat diharapkan mampu membantu masyarakat sekitar kampus untuk bisa lebih mandiri dan meningkatkan kualitas kehidupan mereka. Dengan demikian program pengabdian masyarakat merupakan salah satu pembuktian akan kemanfaatan lembaga pendidikan terhadap masyarakat sekitarnya.

Sehubungan dengan kondisi tersebut, keberadaan atau eksistensi sebuah lembaga pendidikan (Untag Surabaya) juga sangat ditentukan oleh besar kecilnya perannya terhadap kepentingan ataupun kebutuhan masyarakat. Dikenal atau tidaknya perguruan tinggi juga tergantung dari sejauh mana masyakarat mengetahui, mendapatkan manfaatnya dan merasakan kedekatannya terhadap masyarakat tersebut. Masyarakat disini dapat dari kalangan masyarakat umum, dan juga dari kalangan industri. Oleh karena itu, besar kecilnya program pengabdian masyarakat yang dicanangkan akan mendongkrak kualitas eksistensi perguruan tinggi tersebut. Namun demikian, pengabdian masyarakat sebisa mungkin merupakan bentuk implementasi dari hasil penelitian yang dilakukan oleh para dosen maupun mahasiswa. Sehingga apa yang diberikan ke masyarakat bukan lagi sebagai usaha coba-coba (trial and error) tetapi sudah merupakan hasil yang siap diterapkan dan membawa manfaat.

Dana yang selama ini diperoleh untuk melakukan pengabdian masyarakat masih dari negara melalui Dikti dengan program IBM. Sedangkan dana dari Untag Surabaya masih belum ada. Selama 3 (tiga) tahun terakhir program pengabdian masyarakat mengalami peningkatan, dan pada tahun 2015 baru mencapai rasio jumlah pengabdian dengan dosen yaitu 16,9%. (lihat gambar 21). Nilai ini tentunya masih sangat kecil dan harus terus ditingkatkan serta mendorong keterlibatan Untag Surabaya dibidang pendanaan semakin besar.

b.7.3.1. Kekuatan

Jumlah dosen yang cukup besar dan kemampuan akademik yang sudah mumpuni diharapkan sebagai kekuatan untuk meningkatkan jumlah program

pengabdian masyarakat. Banyaknya pendanaan yang disediakan baik oleh pemerintah pusat (dalam bentuk hibah) maupun pemerintah daerah dengan melakukan kerjasama, juga menjadi peluang besar untuk membuat program pengabdian masyarakat secara lebih baik dan tepat sasaran. Keaktifan koordinasi dan kerjasama yang dilakukan oleh LPPM juga menjadi poin penting dalam mendorong untuk meningkatkan jumlah pengabdian masyarakat.

b.7.3.2. Kelemahan

Sejauh ini yang dijadikan keberhasilan program kerja LPPM dibidang pengabdian masyarakat adalah jumlahnya proposal yang berhasil dilaksanakan. Perlu ada usaha yang lebih kuat agar jumlah proposal yang dibuat oleh dosen semakin banyak. Melihat dari kondisi ini, kelemahan yang terlihat adalah masih rendahnya minat dosen untuk melakukan pengabdian masyarakat secara mandiri, dan tidak terlalu mengharapkan hanya sebagai anggota tim. Perlu ada batasan-batasan dan aturan yang dibuat oleh Untag Surabaya untuk bisa mendorong dan memacu semangat dosen dalam melakukan pengabdian masyarakat.

b.7.3.3. Rekomendasi Strategi Pengembangan

Untuk meningkatkan jumlah aktivitas pengabdian masyarakat, LPPM harus melakukan beberapa hal penting yaitu membangun desa atau wilayah binaan, dimana desa atau wilayah tersebut benar-benar membutuhkan pendampingan dalam rangka mengembangkan dan memajukan wilayah tersebut. Membangun banyak kerjasama dengan pemerintah yang memiliki banyak program pengembangan dan pembangunan wilayah. Dengan kerjasama dan memiliki desa binaan diharapkan topik dan permasalahan yang diselesaikan tersedia dengan mudah. Membantu menyediakan topik permasalahan akan mempermudah dosen untuk membuat proposal dan mendapatkan topik pengabdian masyarakat.

B.8. Kerjasama dalam dan luar negeri

Kerjasama dengan instansi lain, baik dalam dan luar negeri dapat membantu mempercepat pengembangan Untag Surabaya. Kerjasama ini juga

mampu memberikan masukan dan pandangan baru dalam menentukan strategi pengembangan. Adanya saling memberi masukan dan tukar informasi merupakan manfaat yang dapat diperoleh dari sebuah kerjasama. Oleh karena itu, kerjasama yang dilakukan harus benar-benar ditindaklanjuti dengan program nyata sehingga kerjasama tersebut berfungsi dan bermanfaat.

Jumlah kerjasama yang dilakukan belum stabil dan terkesan kerjasama yang dilakukan terkesan belum terencana dengan baik. hal ini dilihat dari tidak adanya peningkatan perkembangan yang semakin naik.

Gambar 25. Kerjasama instansi dalam negeri Gambar 26. Kerjasama PT luar negeri

Kerjasama dalam negeri, baik dengan instansi pemerintah maupun dengan perguruan tinggi yang dilakukan pada tahun 2015 cukup menggambarkan yaitu sebesar 15 bentuk kerjasama, lihat gambar 25. Namun dengan perguruan tinggi di luar negeri justru mengalami penurunan, gambar 26. Kerjasama juga dilakukan oleh fakultas sendiri-sendiri, yang tentunya hanya mengarah pada kompetensi fakultas masing-masing, gambar 27.

Sedangkan untuk LPPM, kerjasama yang dilakukan pada tahun 2015 mengalami peningkatan yang cukup baik yaitu sebesar 7 bentuk kerjasama, lihat gambar 28. Diharapkan kerjasama ini akan mampu membawa LPPM menjadi lembaga penelitian dan pengabdian masyarakat yang lebih diakui oleh masyarakat. 3 13 2 1 15 Th 2010 Th 2012 Th 2013 Th 2014 Th 2015

Jumlah Kerjasama

(MoU) dengan Institusi

Dalam Negeri

14

1 2

Th 2012 Th 2013 Th 2014

Kerjasama (MoU)

dengan Univ. Luar Negeri

Secara umum, kerjasama yang dilakukan hendaknya mampu membawa Untag Surabaya menjadi sebuah perguruan tinggi yang diakui kemampuannya oleh masyarakat dan pemerintah, sehingga Untag Surabaya benar-benar mampu dan pantas untuk dijadikan sebagai partner dalam pengembangan instansi mereka.

Gambar 27. Fakultas dengan instansi lain Gambar 28. LPPM dengan instansi lain

b.8.1. Kekuatan

Menyadari akan kemampuan yang dimiliki oleh Untag Surabaya, baik dari sisi kemampuan dosen dan sarana, sudah layak untuk menjadi modal dalam pembangunan kerjasama dengan pihak lain. Banyaknya alumni yang sudah tersebar di berbagai posisi juga menjadi kekuatan yang bisa meningkatkan jumlah kerjasama yang ingin dibangun.

b.8.2. Kelemahan

Kerjasama yang dibangun selama ini memang belum dimanfaatkan secara baik oleh Untag Surabaya. Masih adanya kerjasama yang belum ditindaklanjuti dengan program yang nyata. Adanya kerjasama ini juga belum dipahami dan diketahui secara luas oleh civitas akademika Untag Surabaya, sehingga persiapan diri dalam rangka mengisi program kerja untuk mencapai tujuan kerjasama belum berjalan dengan baik.

3

5

11

Th 2012 Th 2013 Th 2014

Kerjasama Fakultas

dengan instansi lain

7

Th 2015

Jumlah Kerjasama LPPM

terhadap Instansi lain

b.8.3. Rekomendasi Strategi Pengembangan

Peningkatan kerjasama dengan pihak lain harus terus dilakukan, dengan membuat rencana program secara baik. Diharapkan kerjasama ini mengalami peningkatan dari waktu ke waktu. Kerjasama harus diikuti dengan program kerja yang baik dan mampu untuk dilakukan sesegera mungkin oleh Untag Surabaya. Kerjasama harus menjadi wadah dan sarana dalam proses pengembangan Untag Surabaya kedepan. Kerjasama harus mampu memberikan masukan dan informasi terhadap kemungkinan perkembangan kedepan, dan mendapatkan gambaran strategi yang diambil untuk menjawab tantangan tersebut.

Dalam dokumen RENCANA INDUK PENGEMBANGAN (RENIP) (Halaman 51-59)

Dokumen terkait