• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi, yaitu tradisi riset kualitatif yang berakar pada filosifi dan psikologi, yang berfokus pada

pengalaman hidup manusia. Penelitimemilih metode kualitatif karena fokus kajian atau permasalahan yang diteliti bersifat kompleks, dinamis, dan penuh makna sehingga tidak mungkin bila data pada situasi sosial ini diperoleh dengan metodepenelitian kuantitatif. Selain itu, metode ini lebih mampu menemukan definisi situasi dan gejala sosial dari subjek, perilaku,motif-motifsubyektif,perasaandanemosiorangyang diamati, sehingga mampumendefinisikansituasisubyekyangditeliti.

MenurutBogdandanTaylor (1975),metodekualitatifadalahsebagai prosedurpenelitianyangmenghasilkan datadeskriptifberupakata-katatertulis ataulisandariorang-orangdanperilaku yangdapatdiamatidantujuanuntuk menyumbangpengetahuansecaramendalam mengenaiobjekpenelitian.Sedangkan menurutKirkdanMiller(1986) mendefinisikan penelitian kualitatif sebagai tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosialyang secarafundamentalbergantungpadapengamatanpada manusiadalam kawasannyasendiridanberhubungandenganorang-orangtersebut dalambahasanya dan dalamistilahnya (Lexy Moleong, 1994:3-5).

Apabila ditinjau dari jenisnya, penelitian ini merupakanpenelitian deskriptif-analitis yang dimaksudkan untukmengidentifikasifenomenasosial secara cermat melalui pengembangan konsep dan menghimpun fakta (data) empiris.Selainitu,apabiladitinjau daritempatkegiatannyamerupakankategori penelitian lapangan (field research) karena kegiatan penelitian ini dilakukan di lingkungan masyarakat yaitu bakul semanggi gendong di kota Surabaya dan pelanggannya.

MenurutStephenW. LittleJohn (2005),studi fenomenologi adalah motode penelitian yang beranggapan bahwa suatu fenomena bukanlah realitas yang berdiri sendiri. Fenomenayangtampakmerupakanobjekyang penuhdenganmaknayangtransedental. .Karakteristikpokokdaripendekatan kualitatifinimementingkanmakna, konteks, dan

padakeleluasaancakupanpenelitian.Dengandemikian,penelitianinilebihterfokus

kepadaduniapemaknaanatauduniakonseptualterutamaeksistensibakul semanggi gendong sertarasionalitasmacamapayangmelatarbelakangiterjadinyamigrasisirkuler yang dilakukannya.

Metodekualitatifdipakaisebagaipendekatandalam penelitianinikarena: "... metode ini untuk memahami realitas sosial sebagai realitas subjektif, memberi tekanan terbuka tentang kehidupan sosial". Jadi, yang dipandang penting dalam penelitian ini, bukanlahpadasoaljumlah atau angka-angka(howmuch),melainkanlebih kepadawhatis yang bersangkutan dengan eksistensi kuliner semanggi yang dilakukan oleh bakul semanggi gendong.Prosesobservasidanwawancaramendalam bersifatsangatutamadalam pengumpulan data. Dari observasi diharapkanmampumenggaliprakteksosial, kebiasaan,danungkapansehari-haridikalanganindividubakulgendongterhadapdirinya

sendiridankeluarga.

Pada langkah berikutnya observasi lebih ditekankan pada pemahaman lebih lanjutuntukmenemukanmaknadibalikapayangterjadidenganmelakukanwawancara yang mendalam, terutamakepada individu bakul semanggi gendongsebagai pelaku tindakansosial.

Metode kualitatif digunakan untuk mengkaji pengetahuan tentang pemahaman individu pedagang semanggi, makna migrasi bagi mereka sendiri, dalam arti terdapat

maknasosialbudayaapamerekamelakoni menjadi bakul semanggi gendong dan

bermigrasinonpermanen,bagaimanamaknamigrasi bagi individu-individu mereka. Pendekatan kualitatif,dalam bentukdata(BogdandanBiklen,1992),denganteknik wawancara terbuka,

panjang dan mendalam(Patton, 1991; Minichie,etal.,1995;FontanadanFrey,1994)sehinggaperanpenelitisebagaiinstrumenutamadala

Adapunyangmenjadifokuspenelitian ini adalahmaknabakulsemanggi gendong bagibakulgendongdanpelanggantentangeksistensidanmigrasisirkuleryang

khas.Subjekpenelitianiniadalahindividu-individubakulgendongsemanggiSurabaya

danpelanggansemanggidiKotaSurabaya.Selainsubjekpenelitianterdapatjugakey informan yang membantu penulis untuk memperjelas permasalahan yang sedang dihadapi.

Dalam penelitianiniselainmenggunakanpendekatankualitatif,juga menggunakanmetodefenomenologi.MenurutStephenW. LittleJohn (2005),studi fenomenologi adalah pendekatan penelitian yang beranggapan bahwa suatu fenomena bukanlah realitas yang berdiri sendiri. Fenomenayangtampakmerupakanobjekyang penuhdenganmaknayangtransedental.Dunia sosialkesehariantempatmanusiahidup senantiasa merupakan intersubjektif dan syarat dengan makna. Dengan demikian, fenomenayangdipahamiolehmanusiaadalah refeksidaripengalamantransendentaldan pemahaman tentang makna.

Fenomenologi memandang perilaku manusia, yang

dikatakandandilakukan,adalahsebagai produkbagaimanaorangmelakukantafsir terhadap dunia

mereka sendiri, dan untuk itu diperlukan apa yang disebut verstehen

(Weber)danFenomenologiHusserl(Collin, 1997),ataupemahaman empatik(merasa beradadalam dirioranglain),yangmemerlukankemampuanuntukmemproduksidiri dalam pikiranorang,perasaan,danmotifyangmenjadilatarbelakangkegiatannya.

PerspektiffenomenologimenurutHusserlialahcarapendekatan untukmemperoleh pengetahuan tentang sesuatu(objek)sebagaimanatampilnyadanmenjadipengalaman kesadarankita.Metodeyangdigunakandalam pendekatanfenomenologiterdiriatas tahap instuisi, analisis serta diskripsi, dan yang hasil keseluruhannyaberupadiskripsi fenomenologis (Fuad Hassan, 1999).

Perspektiffenomenologi memandangperistiwasejarahdapatdipahamidalam tiga proses,yaitu(1)memahamisudutpandangataugagasanparapelakuasli,(2)memahami

artiataumaknakegiatan-kegiatanmereka pada hal-hal yang secara langsung berhubungandenganperistiwasejarah,dan(3) menilai peristiwa-peristiwatersebut berdasarkangagasanyangberlakupadasaatsejarawanituhidup.Proses(1)dan(2) merupakan first order understanding dan proses (3) merupakan second order understanding (Santoso, 2002).

Perspektif fenomenologiuntukmemperoleh first order understanding

adalahmemintapenelitialiraniniuntukmenanyakankepadapihakyang diteliti guna mendapatkan penjelasan yang benar.

Berbagaiinformasitadibelumcukupuntukmenjawabpermasalahanpenelitian, proses selanjutnya peneliti melakukan rekonstruksidaninterpretasi agar informasi yang satudapatdijelaskandalam penilaiannyadenganinformasiyanglain,sehinggaakan diperolehsuatumaknabaru.Maknabaruinilahyangdisebutsecondorderunderstanding

dalamfenomenologi atau objektivasi menurut pemahaman Berger.

Diperlukan sikap terbuka dan siap menerima segala kemungkinan yang berbeda dengan dirinya. Pendekatan ini berusaha memahami makna peristiwadaninteraksimanusiadalam situasinyayangkhusus.Untukmemahami perilakuoranglainperlumemperhitungkanelemenperilakuyangbersifatsubjektifuntuk

menghindaribiasdalam "instrospeksi"tersebut.Iniberartitindakanseseoranghanya dapatdimengertimenurutartisubjektifnyasendiri, selalu beradadalam kesadaran, dianalisismenurutmaksud,motifdanperasaan aktor (Weber, 1968; Parsons, 1966). Konsep Weber tampak mengarah pada suatu tindakan bermotif tujuan yang hendak dicapaiatau

inordertomotive(Waters,1994;Campbell,1994).Pemahamanterhadap tindakansemacam itudiperlukanposisimasing-masingindividuyangproblematis

karenaiamempunyaipengetahuandanpengalamanberbeda(Berger,1994).Pemahaman makna secara fenomenologi inilah yang digunakan dalamanalisis ini.

Perrspektiffenomenologimenyatakanbahwa, manusia dan fakta (kenyataan) sosial terbentuk ketika perilaku manusia disatukan dengan makna (meaning) yang diperlihatkan oleh agen. Selain itu, makna tersebut membentuk fakta perilaku murni. Maknamenciptakantindakandanberperansebagaisuatukomponenatauaspek.Makna

adalahaspektindakanatauinner(batin)yangbersatudenganaspektindakan"eksternal" untuk membentuk suatu tindakan (Collin: 1997).

Penjelasantersebutdapatpenulissimpulkanbeberapakatakuncidalam fenomenologi,

yaitu : objek, makna, pengalaman dan kesadaran diri dari individu.

Semuahaltersebutsangatpentingmemainkanperanandalam studifenomenologi. Denganfenomenologi,penelitidapatmempelajaribentuk-bentukpengalamandarisudut

pandangorangyangmengalaminyasendiri.Fenomenologitidaksajamengklasifikasikan

setiaptindakansadaryangdilakukan,tetapi jugameliputiprediksiterhadaptindakan masamendatang, dilihat dari aspek-aspek yang terkait dengannya. Semua itu bersumber daribagaimanaseseorangmemaknaiobyekdanpengalamannya.Olehkarenaitu,tidaklah keliru apabila fenomenologi diartikan sebagai studi tentang makna, dimana makna itu pengertiannya lebih luasdari sekedarbahasa yang mewakilinya.

Penggunaan pendekatan fenomenologi untuk memahamibakul semanggil gendong sebagai realitas subjektif membutuhkan metode khusus, yaitu reduksi, yang menurut Husserl, adalahmengembangkansuatumetodeyangakuratsehinggamampumendorongpeneliti

mencapai"sesuatu itu sendiri"dan tujuanfilsafatnya adalah suatu filsafat tanpa adanya praduga-praduga.UngkapanyangterkenaldariHusserladalah "seseorangmengurung dunianya yang bersifat objektif”, dengan cara mengurung dunia yang bersifat objektif,

reduksi, dengan reduksi inimendorongkaumfenomenologiuntuk

mentransformasikandirinyasendirikedalam sosokpenelitiyangtidakberkepentingan (Zeitlin, 1998).

IntidaripemikiranHusserltentang reduksiiniadalahuntukmelampaui pemikiransampaidapatmelakukanrefleksi, dengan refleksi makasesuatu yang

sebelumnyasudahdiketahuimenjadidipertanyakankembali.Jikakajianmengenaibakul gendong selamaini telah diketahui faktor-faktorpenyebabnya,makamenjadi

dipertanyakankembalitentangbagaimanamaknabakulgendongbagidirinyasendiridan

pelanggannya,fakta-faktayangdulunyatidakdianggappenting,dalamprosesreduksimenjadisuatusikapyangtidakmem ilikikepentingan,sehinggamendapatkansesuatu makna bagi mereka.

Di saat peneliti mulai merefleksi dunia yang telah tereduksi maka

segeraakanmenemukanbahwaduniabukanlahbersifatpribadi,tetapisuatuduniamakna dan nilai yang telah diciptakan secara intersubjektivitas. Selanjutnya, bakul gendong dapat dilihat dari makna tindakan (Schutz), motif apa yang mendasari menjadi bakul gendong (in order to motive). Menurut konsep Weber, in order to motive tampak mengarah pada suatu tindakan bermotif tujuan yang hendak dicapai (Waters, 1994;

Campbell,1994),yaituuntukmelanjutkantradisikeluargadanmenjadimatapencaharian kaumperempuan generasi tua di sana.

Tesis tindakan rasional yangverstehen, dikatakan bahwa untuk memahami maknatindakanmanusiaitupastiterkaitdengankausalitasnya.Oleh karenamaknaitusendiri merupakan komponen kausal dari suatu tindakan (Weber, 1968: 4--6). Dengan demikian, bagaimana makna tindakan subjektif individu bakul gendong dapat dikaji melalui

tindakanbakulgendongsendiri.Kemudianmengkajimaknasubjektifbakulgendongdari konsep hubungan sebab akibat (because motive) atau motif karena atau sebab.