• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

3.8 Alur penelitian

Ibu hamil aterm

Subyek Penelitian yang direncanakan partus spontan pervaginam dan seksio

sesaria

Karakteristik ibu : - Umur

- Tingkat pendidikan - Paritas

- Dukungan - Pekerjaan

- Tingkat penghasilan - Pekerjaan suami - Status perkawinan - Rencana persalinan

Dilakukan pengukuran Skor kecemasan dengan kuesioner

HAM-A

Analisa data

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Karakteristik ibu hamil yang direncanakan Partus spontan pervaginam

Dari hasil penelitian, gambaran karakteristik responden ibu hamil yang direncanakan partus spontan pervaginam, dapat dilihat pada tabel berikut ini.

4.1 Tabel distribusi data karakteristik ibu hamil yang direncanakan Partus spontan pervaginam

KARAKTERISTIK

IBU N% Mean SD

UMUR

- < 20 Tahun 3 (5,5%) 18,67 ,577

- 20-35 Tahun 40 (72,7%) 27,75 4,343

- > 35 Tahun 12 (21,8%) 38,17 1,467

Total 55 (100%)

TINGKAT PENDIDIKAN

- SD 3 (5,5%)

- SLTP 19 (34,5%)

- SLTA 24 (43,6%)

- PT 9 (16,4%)

Total 55 (100%)

PARITAS

Grande 2 (3,6%)

Multi 27 (49,1%)

Primi 26 (47,3%)

Total 55 (100%)

DUKUNGAN

Ada 55 (100%) PEKERJAAN IBU

Bekerja 21 (38,2%)

Tidak bekerja 34 (61,8%)

Total 55 (100%)

PENGHASILAN

- < Rp. 1 juta 24 (43,6%) - > Rp. 2 juta 7 (12,7%)

- Rp. 1-2 juta 24 (43,6%)

Total 55 (100%)

PEKERJAAN SUAMI

Bekerja 52 (94,5%)

Tidak Bekerja 3 (5,5%)

Total 55 (100%)

STATUS PERKAWINAN

Menikah 55 (100%)

TINGKAT CEMAS

Tidak ada 48 (87,3%)

Ringan 7 (12,7%)

Total 55 (100%)

Tabel diatas menggambarkan bahwa karakteristik ibu hamil yang direncanakan Partus spontan pervaginam berdasarkan usia maka sebagian besar pada kelompok umur 20- 35 tahun (72,7%) dan yang paling sedikit adalah pada kelompok umur dibawah 20 tahun (5,5%). Berdasarkan tingkat pendidikan maka sebagian besar ibu hamil berpendidikan SLTA (43,6%) dan yang terendah adalah berpendidikan SD (5,5%). Berdasarkan paritas maka sebagian besar ibu hamil dengan multipara (49,1%) dan primipara (47,3%), sedangkan yang terendah adalah grande (3,6%). Seluruh ibu hamil mendapatkan dukungan dari keluarga (100%).

Berdasarkan pekerjaannya maka sebagian besar ibu hamil tidak bekerja (61,8%), sedangkan suami ibu hamil umumnya bekerja (94,5%) serta mempunyai penghasilan keluarga setiap bulannya sebesar kurang dari Rp 1.000.000,- dan berkisar Rp 1.000.000,- - Rp 2.000.000,- masing-masing (43.6%).

Seluruh ibu hamil dengan status perkawinan menikah (100%) dan umumnya tidak merasa adanya kecemasan dalam menghadapi persalinan (87,3%).

4.2. Karakteristik ibu hamil yang direncanakan Seksio sesaria

Dari hasil penelitian, gambaran karakteristik responden ibu hamil yang direncanakan seksio sesaria, dapat dilihat pada tabel berikut ini.

4.2 Tabel distribusi data karakteristik ibu hamil yang direncanakan Seksio sesaria

KARAKTERISTIK IBU N% Mean SD UMUR

- < 20 Tahun 0 (0%)

- 20-35 Tahun 44 (80%) 28,98 4,032

- > 35 Tahun 11 (20%) 38,91 3,048

Total 55 (100%)

TINGKAT PENDIDIKAN

- SD 1 (1,8%)

- SLTP 20 (36,4%)

- SLTA 24 (43,6%)

- PT 10 (18,2%)

Total 55 (100%)

PARITAS

Grande 2 (3,6%)

Multi 40 (72,7%)

Primi 13 (23,6%)

Total 55 (100%)

DUKUNGAN

Ada 46 (83,6%)

Tidak ada 9 (16,4%)

Total 55 (100%)

Pekerjaan ibu

Bekerja 14 (25,5%)

Tidak bekerja 41 (74,5%)

Total 55 (100%)

Penghasilan

- < Rp. 1 juta 22 (40%) - > Rp. 2 juta 8 (14,5%)

- Rp. 1-2 juta 25 (45,5%)

Total 55 (100%)

Pekerjaan suami

Bekerja 52 (94,5%)

Tidak Bekerja 3 (5,5%)

Total 55 (100%)

STATUS PERKAWINAN

Menikah 55 (100%)

TINGKAT CEMAS

Tidak ada 48 (87,3%)

Ringan 7 (12,7%)

Total 55 (100%)

Karakteristik ibu hamil yang direncanakan Partus secara Seksio sesaria berdasarkan usia maka sebagian besar pada kelompok umur 20 - 35 tahun (80%) dan tidak ada yang pada kelompok umur dibawah 20 tahun. Berdasarkan tingkat pendidikan maka sebagian besar ibu hamil berpendidikan SLTA (43,6%) dan yang terendah adalah berpendidikan SD (1,8%).

Berdasarkan paritas maka sebagian besar ibu hamil dengan multipara (72,7%) dan primipara (47,3%), sedangkan yang terendah adalah grande (3,6%).

Umumnya ibu hamil mendapatkan dukungan dari keluarga (83,6%).

Berdasarkan pekerjaannya maka sebagian besar ibu hamil tidak bekerja (74,5%), sedangkan suami ibu hamil umumnya bekerja (94,5%) serta mempunyai penghasilan keluarga setiap bulannya berkisar Rp 1.000.000,- - Rp 2.000.000,-

(45,5%) dan persentase terendah adalah dengan penghasilan diatas Rp 2.000.000,-(14,5%).

Seluruh ibu hamil dengan status perkawinan menikah (100%) dan umumnya tidak merasa adanya kecemasan dalam menghadapi persalinan (87,3%).

4.3. Analisa Bivariat.

Untuk mengetahui hubungan karakteristik ibu hamil dengan tingkat kecemasan maka dilakukan uji statistik dengan Chi-square dengan derajat kepercayaan 95%. Hasil uji statistik ditunjukkan pada tabel dibawah ini

4.3.1 Tingkat kecemasan ibu hamil aterm yang direncanakan partus spontan pervaginam berdasarkan faktor karakteristik

Karakteristik Tingkat kecemasan p-value

Tidak ansietas Ansietas ringan Umur

Pekerjaan ibu

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa hubungan umur ibu hamil yang direncanakan Partus spontan pervaginam dengan tingkat kecemasan secara uji statistik dengan chi-square didapatkan nilai p > 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna umur ibu hamil yang direncanakan Partus spontan pervaginam dengan tingkat kecemasan.

Hubungan tingkat pendidikan ibu hamil yang direncanakan Partus spontan pervaginam dengan tingkat kecemasan secara uji statistik dengan chi-square didapatkan nilai p> 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna tingkat pendidikan ibu hamil yang direncanakan Partus spontan pervaginam dengan tingkat kecemasan. Demikian juga hubungan pekerjaan

ibu hamil yang direncanakan Partus spontan pervaginam dengan tingkat kecemasan secara uji statistik dengan chi-square didapatkan nilai p>0,05. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna pekerjaan ibu hamil yang direncanakan Partus spontan pervaginam dengan tingkat kecemasan.

Sama halnya bahwa hubungan pekerjaan suami dan tingkat penghasilan keluarga ibu hamil yang direncanakan Partus spontan pervaginam dengan tingkat kecemasan secara uji statistik dengan chi-square didapatkan nilai p >

0,05. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna pekerjaan suami dan tingkat penghasilan keluarga ibu hamil yang direncanakan Partus spontan pervaginam dengan tingkat kecemasan

4.3.2 Tingkat kecemasan ibu hamil aterm yang direncanakan seksio sesaria berdasarkan faktor karakteristik

Karakteristik Tingkat kecemasan p-value

Tidak ansietas Ansietas ringan Umur

Tidak ada 7

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa hubungan umur ibu hamil yang direncanakan Partus secara Seksio Sesaria dengan tingkat kecemasan secara uji statistik dengan chi-square didapatkan nilai p>0,05. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna umur ibu hamil yang direncanakan Partus secara Seksio Sesaria dengan tingkat kecemasan.

Hubungan tingkat pendidikan ibu hamil yang direncanakan Partus secara Seksio Sesaria dengan tingkat kecemasan secara uji statistik dengan chi-square didapatkan nilai p > 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna tingkat pendidikan ibu hamil yang direncanakan Partus secara Seksio Sesaria dengan tingkat kecemasan. Demikian juga hubungan pekerjaan ibu hamil yang direncanakan Partus secara Seksio Sesaria dengan tingkat kecemasan secara uji statistik dengan chi-square didapatkan nilai p>0,05. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna pekerjaan ibu hamil yang direncanakan Partus secara Seksio Sesaria dengan tingkat kecemasan.

Sama halnya bahwa hubungan pekerjaan suami dan tingkat penghasilan keluarga ibu hamil yang direncanakan Partus secara Seksio Sesaria dengan tingkat kecemasan secara uji statistik dengan chi-square didapatkan nilai p>0,05.

Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna pekerjaan suami dan tingkat penghasilan keluarga ibu hamil yang direncanakan Partus secara Seksio Sesaria dengan tingkat kecemasan

4.4 Analisis perbedaan tingkat kecemasan ibu hamil aterm yang direncanakan partus spontan pervaginam dan seksio sesaria berdasarkan skor hamilton

Partus spontan 48

87,3%

Seksio sesaria 48

87,3%

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa umumnya ibu-ibu yang akan melahirkan baik secara Partus spontan maupun secara Seksio sesaria tidak merasa cemas. Secara statistik dengan uji Chi-square tidak menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna. Hal ini berarti Hipotesa penelitian yang menyebutkan adanya perbedaan tingkat kecemasan ibu hamil aterm yang direncanakan partus spontan pervaginam dan seksio sesaria berdasarkan skor Hamilton ditolak.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN

1. Umumnya ibu hamil yang direncanakan Partus spontan pervaginam maupun Seksio Sesaria tidak merasa adanya kecemasan dalam menghadapi persalinan (87,3%).

2. Berdasarkan hasil uji statistik dengan chi-square menunjukkan tidak ada hubungan yang bermakna umur, tingkat pendidikan, paritas, dukungan, pekerjaan ibu, pekerjaan suami dan tingkat penghasilan keluarga serta jenis persalinan ibu hamil yang direncanakan Partus spontan pervaginam maupun Seksio Sesaria dengan tingkat kecemasan.

3. Seluruh Hipotesis penelitian ini ditolak.

5.2 SARAN

Memberikan konseling dalam asuhan antenatal terhadap ibu hamil dan lebih berusaha terbuka mengenai hal-hal yang dirasakannya dalam menghadapi masa kehamilan terutama menjelang persalinan dengan baik, sehingga dapat mengantisipasi hal-hal yang dapat mengganggunya selama kehamilan dan persalinan.

DAFTAR PUSTAKA

1. Cunningham, FG, Gant,N.F, et al . Gangguan Neurologis dan psikiatrik, Wiliam Obstetrics, Edisi 22, Mc Graw-Hill, 2007

2. Winkjosastro H, Aspek psikologik pada kehamilan, persalinan, dan nifas.

Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirahardjo, Jakarta 2011

3. Hadijanto B. Aspek Psikiatrik pada kehamilan. Ilmu kedokteran fetomaternal. Edisi perdana.Himpunan Kedokteran fetomaternal Perkumpulan Obstetri dan ginekologi Indonesia, Surabaya, 2004

4. Winkjosastro H, Perubahan Anatomi dan Fisiologi Pada Perempuan Hamil. Yayasan bina Pustaka Sarwono Prawirahardjo, Jakarta 2011

5. Elizabeth B. Hurlock,Developmental Psychology: Psikologi Perkembangan, Suatu Pendekatan Sepanjang Rentan Hidup Edisi ke-8 , dalam alih bahasa Istiwidayanti dan Soedjarwo, Jakarta: Erlangga, 2005 6. Kartono K. Psikologi wanita, Jilid II, Edisi II, mengenal wanita sebagai ibu

dan nenek . penerbit. Mandar Maju, Bandung, 2005

7. Rita L Atkinson, Richard C. Atkinson, & Ernest R. Hilgard, Pengantar Psikologi Jilid II , Jakarta: Erlangga, 2003

8. Pitt, Brice . Kehamilan dan persalinan , Arcan , Jakarta, 2000

9. Kaplan, Harlold I, Benjamin J. Sadock, & Jack A. Grebb. Synopsis

Psikiatri Jilid II , Jakarta: Binarupa Aksara, 2002 10. Reeve, Alya, Recognizing and Treating Anxiety and Depression in

Adolescent Medical Clinic Of North America. 2000: 84; 895

11. Stuart, W. Gril. Principles & Practice Of Psychiatric Nursing. Fifth Ed.

Sundee. Mosby. 2000

12. Manuaba, IGB. Ilmu Penyakit Kebidanan dan Keluarga Berencana, EGC, Jakarta, 2002

13. Nolan M, Kehamilan dan Melahirkan, Arcan, Jakarta, 2004

14. Teixeira C, Figuiredo Barbara, Conde Ana, Pacheco Alexandra, Costa Raquel. Anxiety and Depression During Pregnancy in Women and Men, Journal of Affective Disorders, 119; 2009; 142-148

15. M.D Faruk U et al. Is Pregnancy Associated with Mood and Anxiety Disorders? Science Direct. 2009

16. Uguz F, Gezginc K, Is pregnancy ascociated with mood and anxiety disorders, Department of Psychiatry, Meram Faculty of Medicine,E pub 2010 Mar-Apr ; 32(2):213-5.

17. Teixeira Cesar, Journal of Affective Disorders, Anxiety and depression during pregnancy in women and men, 2009,142-148

18. D Da costa, J Larouche, M Dritsa, W brender, Variation in stress level over the course of pregnancy: factor associated with elevated Hassles, state anxiety and pregnancy specific stress. Source Department of Psychology, Dec 2008; 47(6) : 609-21.

19. www.CNSforum.com. M. Hamilton, The assessment of anxiety states by rating british Journal of medical Psycology. 2008. 32:50-55

20. Maramis, W. F. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya : Airlangga University Press. 2004

21. Hamilton rating Scale for Anxiety (HAM-A), RSUP Nasional dr Cipto Mangunkusomo, Departemen Psikiatri Universitas Indonesia, 2009.

22. en.wikipedia.org/wiki/stress_management

23. Caflan, RF stress, anxiety and depression in hospital consultans, general practitioners, and senior health service managers. BMJ Journal 1994;309:1261

24. Seminar dan workshop PDSKJI sumatera utara dan FK USU. 2010

25. Maharani I Triana, Relationship between social support and anxiety in dealing with labor in the third trimester pregnant women, Gunadarma University 2008

Dokumen terkait